16 Hasil Analisis Regresi

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi

Nama Variabel

n Regresi

Signifika n

Konstanta Modal Jam berdagang Pengalaman Usaha Jumlah Tenaga Kerja Produk Yang Dijual

F hitung F sign

R 2 Adj R 2

Sumber: Print out computer Hasil analisis regresi diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

596822,4 - 3,95606,8 Dm +

Berdasarkan hasil regresi diatas akan dilakukan uji statistik yang meliputi uji t (uji tiap-tiap individu secara variabel) dan uji F (secara bersama-sama). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Uji Statistik

a. Uji t

Salah satu uji statistika adalah uji t, yaitu untuk menguji apakah tiap- tiap variable independen secara individual berpengaruh/signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini menggunakan tingkat signifikan (α) 0,05 dan df = 72.

a) Hipotesis statistik

H 0 : β 1 = 0 (variabel modal tidak signifikan mempengaruhi besarnya keuntungan)

H a : β 1 ≠ 0 (variabel modal signifikan mempengaruhi

besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 2.983

(Tabel 4.16) Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 2.983 > 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (2.983) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H 0 ditolak dan H a diterima. Kesimpulannya variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh pedagang .

2). Pengujian terhadap β 2 (variabel jam berdagang) 2). Pengujian terhadap β 2 (variabel jam berdagang)

H 0 : β 2 = 0 (variabel jam berdagang tidak signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

H a : β 2 ≠ 0 (variabel jam berdagang signifikan mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -0.121

(Tabel 4.16) Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 -0.121 1.658

Gambar 4.3 Uji t untuk variabel jam berdagang

d) Kesimpulan : t hitung < t tabel atau -0.121 < 1.658 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (-0.121) lebih kecil dari t tabel

(1.658), maka H 0 diterima dan H a ditolak. Kesimpulannya variabel jam berdagang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

3). Pengujian terhadap β 3 (variabel pengalaman usaha) 3). Pengujian terhadap β 3 (variabel pengalaman usaha)

H 0 : β 3 = 0 (variabel pengalaman usaha tidak signifikan mempengaruhi besarnya keuntungan)

H a : β 3 ≠ 0 (variabel pengalaman usaha signifikan

mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t Nilai t hitung = 2.958 (Tabel 4.16) Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1,658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak

Ho ditolak

Ho diterima

-1.658 1.658 2.958 Gambar 4.4 Uji t untuk variabel pengalaman usaha

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 2.958 > 1.658 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (2.958) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H 0 ditolak dan H a diterima. Kesimpulannya variabel pengalaman usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

4). Pengujian terhadap β 4 (variabel tenaga kerja)

a) Hipotesis statistik

H 0 : β 4 = 0 (variabel tenaga kerja tidak signifikan

H a : β 4 ≠ 0 (variabel tenaga kerja signifikan mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = 3.184

(Tabel 4.16) Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak

Ho ditolak

Ho diterima

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel tenaga kerja

d) Kesimpulan : t hitung > t tabel atau 3.184 > 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (3.184) lebih besar dari t tabel

(1.658), maka H 0 ditolak dan H a diterima. Kesimpulannya variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

5 ). Pengujian terhadap β 5 (Variabel dummy produk yang dijual)

a) Hipotesis statistik

H 0 : β 4 = 0 (variabel produk yang dijual tidak signifikan

H a : β 4 ≠ 0 (variabel produk yang dijual signifikan mempengaruhi besarnya keuntungan)

b) Menentukan derajat signifikan α = 0,05

c) Perhitungan uji t

Nilai t hitung = -0,892

(Tabel 4.16) Nilai t tabel = t 0,05/2 ; df : 72 = 1.658 (Tabel Distribusi t)

Ho ditolak

Ho ditolak

Ho diterima

Gambar 4.5 Uji t untuk variabel produk yang dijual

d) Kesimpulan : t hitung < t tabel atau -0,892 < 1.658

Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05. Karena t hitung (-0.892) lebih kecil

dari t tabel (1.658), maka H 0 diterima dan H a ditolak. Kesimpulannya variabel produk yang dijual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diterima oleh pedagang.

b. Uji F

Uji F atau analisis varian digunakan untuk menguji tingkat signifikan hubungan antara variabel independen secara bersama – sama atau serentak dengan variabel dependen. Adapun langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1). Hipotesis

H 0 : β 1 =β 2 =β 3 =β 4 = β 5

(tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel modal, jam berdagang, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja, dan produk yang dijual dengan besarnya keuntungan usaha)

H a : β 1 ≠β 2 ≠β 3 ≠β 4 ≠β 5

(terdapat hubungan yang signifikan antara variable modal, jam berdagang, pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja, dan produk yang dijual dengan besarnya keuntungan usaha)

2). Menentukan derajat signifikan dengan α = 0,05 3). Perhitungan uji F

Nilai F hitung = 18.730

(Tabel 4.16)

F tabel = F 0,05 ; (72 – 6) ; (6 – 1) = 2.29 (Tabel Distribusi F)

Ho diterima Ho Ditolak

Gambar 4.6 Uji F

Jadi F hitung (23.285) lebih besar daripada F tabel (2,45), maka

H 0 ditolak dan menerima H a . Sehingga kesimpulannya semua variabel independen secara bersama – sama signifikan pada tingkat signifikan (α) 5%. Ini berarti faktor modal, jam berdagang,

pengalaman usaha, jumlah tenaga kerja dan produk yang dijual. secara bersama-sama berpengaruh terhadap keuntungan pedagang di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan.

c. Koefisien Determinasi ( R 2 )

R² merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Berdasarkan tabel 4.16, nilai R 2 didapat 0,586 Ini berarti sekitar 58,6% variasi variabel dapat dijelaskan dalam model dan sisanya sekitar 41,4% dijelaskan oleh variabel diluar model.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar variabel independen. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas salah satunya dengan

metode Klein, yaitu dengan membandingkan R 2 (koefisien determinasi) regresi awal dengan r 2 parsial (koefisien korelasi antar

Dengan kriteria pengujian:

1). Jika nilai r 2 >R 2 maka ada masalah multikolinearitas 2). Jika nilai r 2 <R 2 maka tidak ada masalah multikolinearitas

Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.

Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas

Model

Nilai

R 2 Kesimpulan

Bebas multikolinearitas

R 2 x2 0,096

Bebas multikolinearitas

R 2 x3 0,363

Bebas multikolinearitas

R 2 x4 0,167

Bebas multikolinearitas

2 R Dm 0,481

Bebas multikolinearitas

Sumber: Print out komputer

Karena nilai R 2 x1, x2, x 3, x4, Dm lebih kecil dari R 2 model pertama, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dalam model atau variabel independen tidak saling berkorelasi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (tetapi masih tetap bias dan konsisten).

Salah satu cara untuk mendeteksi Heteroskedastisitas adalah dengan uji white-heteroskedasticity yang diperoleh dalam program Eviews.

Tabel 4.18 Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test: F-statistic

1.982441 Probability

0.050927 Obs*R-squared

17.65998 Probability

Sumber: Print out computer Kesimpulan:

X 2 = (df = 10, α = 5%) = 18,307 > Obs*R 2 berarti disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Watson yang bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara variable gangguan sehingga penaksir menjadi tidak efisien. Dari hasil perhitungan olah data didapat nilai Durbin-Watson test sebesar 1,807 (tabel 4.18). Sedangkan nilai Durbin-Watson test pada α = 5% (N =

72, k = 5) diperoleh nilai

= 1,49 dan nilai

Auto ragu-ragu ragu-ragu auto Korelasi tidak ada autokorelasi korelasi Positif

Gambar 4.7 Uji Durbin-Watson

Kesimpulan : Nilai Durbin-Watson terletak pada kritik pengujian dl > Durbin- Watson hitung du < dw < 4-du, 1,77 < 1,87 < 2.23, berarti tidak terjadi autokorelasi.

3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

a. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda model linear diketahui t statistik dari variabel modal 2,983, berdasarkan hasil uji t untuk taraf signifikansi 5% diketahui bahwa faktor modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.005, hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan jumlah modal sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan kenaikan keuntungan sebesar Rp 4.505,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hubungan antara variabel modal dengan variabel keuntungan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara modal dengan keuntungan pedagang di Pasar Setono Pekalongan. Karena sebagian besar modal berasal dari modal sendiri diharapkan pedagang menambah modal yang berasal dari sumber lain. Dalam mengahadapi persaingan, pedagang diharapkan meningkatkan promosi menjadi lebih intensif untuk menarik konsumen dan a. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda model linear diketahui t statistik dari variabel modal 2,983, berdasarkan hasil uji t untuk taraf signifikansi 5% diketahui bahwa faktor modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.005, hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan jumlah modal sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan kenaikan keuntungan sebesar Rp 4.505,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hubungan antara variabel modal dengan variabel keuntungan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara modal dengan keuntungan pedagang di Pasar Setono Pekalongan. Karena sebagian besar modal berasal dari modal sendiri diharapkan pedagang menambah modal yang berasal dari sumber lain. Dalam mengahadapi persaingan, pedagang diharapkan meningkatkan promosi menjadi lebih intensif untuk menarik konsumen dan

b. Pengaruh Jam Berdagang Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel jam berdagang -0,121 dengan taraf signifikan 5%, maka dapat diketahui bahwa faktor jam berdagang tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar -28487, artinya jika jam berdagang bertambah 1 jam lamanya maka akan berakibat pada keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan sebesar Rp 28.487,- dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Karena dengan penambahan jam berdagang tanpa diimbangi dengan penjualan, hanya akan menambah biaya yang dikeluarkan seperti biaya listrik, biaya makan. hal ini akan mengakibatkan penurunannya menurun.

c. Pengaruh Pengalaman Usaha Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel pengalaman usaha 2,983 dengan taraf signifikan 5%, maka dapat diketahui bahwa faktor pengalaman usaha mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 88757, Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel pengalaman usaha 2,983 dengan taraf signifikan 5%, maka dapat diketahui bahwa faktor pengalaman usaha mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang . Dengan nilai koefisien regresi sebesar 88757,

d. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel jumlah tenaga kerja 3.184, berdasarkan hasil uji t untuk taraf signifikansi 5% diketahui bahwa faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang. Dengan nilai koefisien regresi sebesar 59682, semakin banyak pedagang menggunakan faktor tenaga kerja, akan mempengaruhi keuntungan pedagang. Hubungan antara variabel tenaga kerja dengan variabel keuntungan sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja dengan keuntungan pedagang. Sebagian pedagang Pasar Setono Pekalongan, tenaga kerja yang digunakan adalah keluarga pedagang dan pedagang sendiri.

e. Pengaruh Produk Yang Dijual Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Setono Pekalongan.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui t statistik dari variabel produk yang dijual -0,892 berdasarkan hasil uji t untuk taraf tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa faktor produk yang dijual tidak mempunyai pengaruh terhadap besrnya keuntungan yang diperoleh pedagang. Dengan nilai koefisien regresi sebesar -39560, hal ini berarti bahwa produk yang dijual tidak menjamin berhasil tidaknya pedagang dalam menjalankan usahanya, termasuk juga dalam memperoleh keuntungan yang meningkat atau dengan kata lain tidak ada perbedaan keuntungan antara pedagang yang bervariasi menjual barang dagangannya.