EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI RUANG MILIK JALAN (RUMIJA) UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOGOR EFFECTIVENESS OF RIGHT OF WAY (ROW) RETRIBUTION COLLECTION TO INCREASE THE LOCAL OWN REVENUE

EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI RUANG MILIK JALAN (RUMIJA) UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOGOR EFFECTIVENESS OF RIGHT OF WAY (ROW) RETRIBUTION COLLECTION TO INCREASE THE LOCAL OWN REVENUE

Tuti Tirwaningsih dan

Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana

T.N Syamsah

Universitas Djuanda Bogor Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720. E-mail : livinglaw@unida.ac.id Korespondensi : Tuti Tirwaningsih, Telp. e-mail :

Jurnal

Abstract : The Government of Bogor Regency make charges for Services as one of the

revenue sources of local revenue to meet the needs of government spending and Vol. 8, No. 2, regional development. The type of retribution for business service is retribution use of

Living Law,

Regional assets, with the object is the use of right of way (ROW). Identification of

hlm. 129-

problems in this study include the implementation of retribution Rumija, obstacles in 147 its implementation, and effectiveness of picking retribution of Rumija for increase

revenue. The research method used is normative juridical and sociological juridical approach method (empirical) to know the implication of Local Regulation Number 29 Year 2011 about Retribution of Business Service to increasing acceptance of Bogor Regency local revenue. Although the type of retribution, retribution object, structure and amount of retribution fare, procedure of payment of retribution, administrative sanction, expiry, and criminal provision have been regulated in Local Regulation Number 29 of 2011 on Business Service retribution, but in its management still not effective due to some Obstacles both internal and external, so to optimize the collection of ROW retribution then the Regional Government Bogor Regency should make some efforts both internal and external to the realization of revenue from the original revenue ROW retribution sector increased.

Keywords : Effectiveness, Right of Way, Local Revenue. Abstrak : Pemda Kabupaten Bogor menjadikan Retribusi Jasa Usaha sebagai salah

satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk memenuhi kebutuhan belanja dan pembangunan daerah. Jenis retribusi jasa usaha dimaksud

adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dengan objek yaitu pemakaian ruang milik jalan (rumija). Identifikasi masalah pada penelitian ini mencakup pelaksanaan pemungutan retribusi Rumija, hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya, serta upaya Pemda Kab. Bogor dalam optimalisasi pemungutan retribusi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif dan metode pendekatan yuridis sosiologis (empiris) untuk mengetahui implikasi Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha terhadap peningkatan penerimaan PAD Kabupaten Bogor. Walaupun retribusi telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2011, akan tetapi dalam

pengelolaannya masih belum efektif dikarenakan adanya beberapa hambatan baik yang bersifat internal maupun eksternal, sehingga untuk mengoptimalisasikan pemungutan retribusi Rumija, maka Pemda Kabupaten Bogor harus melakukan beberapa upaya baik yang bersifat internal maupun eksternal agar realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi Rumija mengalami peningkatan.

Kata Kunci : Efektifitas, Ruang Milik Jalan (Rumija), Pendapatan Asli Daerah.

130 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

PENDAHULUAN

(Undang-Undang Pemerintah Daerah) ditetapkan dengan maksud dan tujuan

Berlakunya Undang-Undang No.32

mempercepat terwujudnya Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

untuk

masyarakat. 3 Itulah sebagaimana telah diubah beberapa kali

kesejahteraan

sebabnya maka dengan diterbitkannya terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Pemerintah Daerah, Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah,

Undang-Undang

dinyatakan pada Pasal 15 ayat (1) huruf a, berdasarkan Pasal 18 Undang-Undang

sumber-sumber Dasar 1945

bahwa

pemberian

(UUD 1945) setelah keuangan untuk menyelenggaraan urusan

amandemen/perubahan kedua UUD 1945 pada tahun 2000, 1

pemerintahan yang menjadi kewenangan

ditetapkan dengan

pemerintah daerah. Kemudian lebih lanjut pertimbangan: 2 Pertama, bahwa dalam

dikatakan pada ketentuan ini bahwa rangka menyelenggarakan Pemerintahan

hubungan dalam bidang keuangan antar Daerah sesuai dengan amanat UUD Negara

pemerintah daerah yang meliputi bagi hasil Republik

pajak dan non pajak akan diatur dalam Pemerintah Daerah yang mengatur dan

peraturan perundang-undangan. mengurus sendiri urusan pemerintahan

Peraturan perundang-undangan ini menurut azas otonomi dan tugas

telah diterbitkan dengan Undang-Undang pembantuan,

diarahkan

untuk

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 mempercepat terwujudnya kesejahteraan

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, masyarakat,

melalui

peningkatan,

diundangkan pada tanggal 15 September pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

Negara Republik masyarakat, serta peningkatan daya saing

Lembaran

Indonesia Tahun 2009 Nomor 130. daerah dengan memperhatikan prinsip

Kemudian Peraturan Pemerintah Republik demokrasi,

pemerataan,

keadilan,

Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 tentang keistimewaan dan kekhususan suatu

Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Berdasarkan Penetapan Kepala daerah Republik Indonesia. Kedua, efisiensi dan

Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak, efektivitas penyelenggaraan pemerintahan

Lembaran Negara Republik Indonesia daerah perlu ditingkatkan dengan lebih

Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan memperhatikan aspek-aspek hubungan

Lembaran Negara Republik Indonesia antar susunan pemerintahan dan antar

Nomor 5179. Khususnya untuk jenis pemerintahan

daerah,

potensi dan

retribusi di Kabupaten Bogor, diterbitkan keanekaragaman daerah, peluang dan

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor tantangan persaingan global dengan

29 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa memberikan kewenangan yang seluas-

Usaha.

luasnya kepada daerah disertai dengan Adanya ketentuan hukum positif di

pemberian hak

dan

kewajiban

atas, maka timbul pertanyaan apa menyelenggarakan otonomi daerah dalam

penyelenggaraan kesatuan

daerah, khususnya pemerintahan negara.

pemerintahan

Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah Berdasarkan pertimbangan di atas

otonom di Provinsi Jawa Barat dalam hal tampak bahwa Undang-Undang Nomor 32

Apabila sepintas Tahun 2004 yang beberapakali diubah dan

retribusi

daerah.

dideskripsikan profile Kabupaten Bogor terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

maka secara umum dapat diuraikan Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah

sebagai berikut: 4

1 Bintan Regan Saragih, Perubahan, Penggantian dan Penetapan Undang-Undang Dasar di Indonesia ,

Bandung: Penerbit CV. Utomo, 2006, hlm. 174-175. 3 Bintan Regan Saragih, Loc.cit. 2 Marsono, Sejarah Pemerintahan Dalam Negeri,

4 Berita Daerah Kabupaten Bogor, Evaluasi Hasil

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 131

Luas wilayah Kabupaten Bogor karena hal ini sejalan dengan laju +298.838.304 Ha dan secara administratif

pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor terbagi dalam 40 Kecamatan, 417 Desa dan

yang masih tinggi yaitu sebesar 3,15%

17 Kelurahan (434 Desa/ Kelurahan), sehingga jumlah penduduk Kabupaten 3.882 RW dan 15.561 RT. Jumlah penduduk

Bogor pada tahun 2010 sebanyak Kabupaten Bogor pata tahun 2011

4.771.932 jiwa. Fenomena ini menunjukan berdasarkan estimasi data Badan Pusat

bahwa penambahan jumlah penduduk, baik Statistik (BPS) berjumlah 4.992.205 jiwa.

sedikit maupun banyak, akan menaikan Jumlah

jumlah penduduk miskin. Penambahan mengalami

penduduk dalam hal ini bersumber dari dibandingkan dengan penduduk tahun

kenaikan

bilamana

penambahan penduduk alami (kelahiran 2010 yang berjumlah 4.771.392 jiwa, atau

dan kematian) atau migrasi masuk ke meningkat sebanyak 150.273 orang.

yang relatif Pertambahan penduduk tersebut sangat

Kabupaten

Bogor

tinggi.Sedangkan jumlah penduduk miskin dipengaruhi oleh pola pertumbuhan pada

pada tahun 2011 berjumlah 464,36 ribu wilayah sebagai pusat pengembangan

jiwa, lebih rendah dari tahun 2010 yang usaha industri dan permukiman.

berjumlah 477,10 ribu jiwa, berarti Kesejahteraan

mengalami penurunan sebanyak 36.731 ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun

dan

pemerataan

jiwa atau berkurang 0,55% dibanding 2011 relatif stabil bahkan mengalami

dengan tahun 2010.

peningkatan seiring dengan tumbuhnya Berdasarkan kondisi tersebut bagi beberapa sektor penggerak ekonomi dan

pemerintah daerah Kabupaten Bogor membaiknya

infrastruktur penunjang adalah merupakan suatu kewajiban yang ekonomi. 5 Pada tahun 2011, Pendapatan

masyarakatnya dan Daerah Rencana Belanja (PDRB) Kabupaten

mensejahterakan

keuntungan dan/atau Bogor atas dasar harga berlaku mencapai

memberikan

kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik, Rp. 82,699 trilyun, lebih tinggi dari nilai

sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Pendapatan Daerah Rencana Belanja

Undang Pemerintah Daerah, yaitu dalam (PDRB) pada tahun 2010 sebesar Rp.

rangka implementasi pada pengaturan 73,801 trilyun atau meningkat 12,06%.

pengelolaan keuangan daerah, bahwa Dengan meningkatnya PDRB Kabupaten

Bupati sebagai kepala daerah bertanggung Bogor maka pendapatan per kapita pun

jawab atas pengelolaan keuangan daerah akan meningkat, pada tahun 2010 menjadi

dari kekuasaan Rp. 6.816.201,42, kemudian pada tahun

sebagai

bagian

pemerintahan daerah.

2011 menjadi Rp. 6.984.438,33. Dalam ringkasan laporan realisasi

anggaran menurut urusan pemerintah tahun 2008, jumlah penduduk miskin

Berdasarkan data dari BPS, 6 pada

daerah Kabupaten Bogor, tahun anggaran Kabupaten Bogor berjumlah 491,40 ribu

2012 (sampai dengan tanggal 31 Desember jiwa kemudian menurun menjadi 446,04

2012), 7 belanja daerah anggaran realisasi ribu jiwa pada tahun 2009. Namun pada

pencapaian Rp. 97.405.408.000,- (Sembilan periode 2009-2010 secara jumlah terjadi

puluh tujuh milyar empat ratus lima juta kenaikan penduduk miskin, yaitu menjadi

empat ratus delapan ribu rupiah) dengan 477,10 ribu jiwa pada tahun 2010.

pendapatan 3.464.638.831.000,- (Tiga Meskipun demikian, secara persentase

trilyun empat ratus enam puluh empat terjadi penurunan jumlah penduduk,

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan , Pemerintah 7 Berita Daerah Kabupaten Bogor, Rancangan Tentang Daerah Kabupaten Bogor, Tahun 2013.

Pelaksanaan Anggaran 5 Ibid ., hlm. 4-5. Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 6 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten 2012 Buku II , Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor,

Pertanggungjawaban

132 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

milyar enam ratus tiga puluh delapan juta merupakan salah satu sumber pendapatan delapan ratus tiga puluh satu ribu rupiah).

asli daerah yang paling penting karena Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

setiap tahunnya retribusi daerah mampu (PAD) dari sektor retribusi menjadi fokus

memberikan sumbangan yang cukup besar pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas

bagi penerimaan daerah khususnya Pendapatan Daerah (Dispenda).Peraturan

Kabupaten Bogor.Pemerintah Daerah Daerah (Perda) Kabupaten Bogor Nomor

Kabupaten Bogor memberikan wewenang

29 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa kepada Badan Penanaman Modal dan Usaha menjadi kompetensi pemerintah

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupaten Bogor. Pemerintah Kabupaten

untuk mengelola retribusi daerah secara (Pemkab) Bogor juga telah melakukan

profesional dan transparan dalam rangka restrukturisasi

optimalisasi serta upaya peningkatan Keuangan dan Barang Daerah menjadi

Dinas

Pendapatan

pendapatan asli Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas

terhadap

daerah.Pengelolaan retribusi yang optimal Pengelolaan

Keuangan dan Barang diharapkan mampu mewujudkan otonomi sebagaimana diatur dalam Peraturan

daerah yang baik serta pembangunan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang

daerah yang merata sehingga dapat Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas

digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pendapatan Daerah.

Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pemerintah daerah diharapkan lebih

Nomor 29 Tahun 2011 tentang Retribusi mampu

Jasa Usaha, Pasal 3 menyatakan: dengan penerimaan keuangan, khususnya untuk

menggali

sumber-sumber

nama retribusi kekayaan daerah dipungut memenuhi

pembayaran atas pemerintahan dan pembangunan di

kebutuhan

pembiayaan

retribusi sebagai

pelayanan pemakaian kekayaan daerah. daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah

Selanjutnya pada Pasal 4 ayat (1) huruf b (PAD).Salah satu sumber pendapatan asli

menyatakan: objek retribusi pemakaian daerah yang dikelola oleh pemerintah

kekayaan daerah adalah pemakaian daerah berasal dari sektor retribusi daerah.

kekayaan daerah, meliputi pemakaian Retribusi daerah merupakan salah satu

Ruang Milik Jalan (Rumija). sumber penerimaan pemerintah daerah

jalan hanya atau pendapatan daerah yang digunakan

Ruang

manfaat

diperuntukkan bagi median, perkerasan untuk kepentingan pembiayaan rumah

jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tangga pemerintah daerah, salah satunya

tepi jalan, trotoar, lereng, ambang adalah membiayai pembangunan di daerah

pengaman, timbunan dan galian, gorong- yang bertujuan untuk dapat memajukan

gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan daerah dan ditempuh dengan kebijakan

Trotoar hanya pada penerimaan retribusi, di mana setiap

pelengkap

lainnya.

diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki. orang wajib membayar retribusi sesuai

Badan jalan hanya diperuntukkan bagi dengan

pelayanan lalu lintas dan angkutan perundang-undangan yang berlaku atas

jalan.Saluran tepi jalan hanya diperuntukan jasa yang disediakan atau diberikan oleh

bagi penampungan dan penyaluran air agar pemerintah kepada masyarakat.

badan jalan bebas dari pengaruh air. Setiap Kabupaten Bogor merupakan salah

orang dilarang memanfaatkan ruang publik satu daerah yang melaksanakan otonomi

kota yang mengakibatkan terganggunya daerah dan menjadikan retribusi daerah

fungsi jalan.

sebagai salah satu sumber pendapatan asli Peraturan daerah merupakan kerangka di daerahnya untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan belanja pemerintahan dan pembangunan

acuan

hukumdalam

otonomi daerah. Substansi peraturan daerah.Dari beberapa sumber Pendapatan

daerah seharusnya dapatmengakomodir Asli Daerah (PAD), retribusi daerah

kebutuhan masyarakat daerah dalam artian

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 133

Apabila jaminan tidak

dengan adanya peraturan daerah tersebut

kepastian hukum.

keamanan dan kepastian hukumnya daerah.Maka

tinggi/baik, dapat dipastikan parainvestor melakukanevaluasi

akan tertarik menanamkan modalnya ke adalah

peraturan

daerah

daerah-daerah, lebih-lebih bagidaerah yang kekurangannya.

mempunyai potensi sumber daya alam atau yangdisinyalir

Peraturan

daerah

memiliki potensi tawaryang prospektif dan menghambat masuknya investasi ke

bermasalah

serta

marketebel, seperti sektor pertambangan, daerah pentingdiketahui, karena dapat

pariwisata,kerajinan, berimplikasi

industri,

perdagangan, atau yang lain. Sebaliknya, investor yang hendak menanamkan

padamenurunnya

minat

jika jaminan keamanan dankepastian modalnya ke daerah-daerahbaik secara

hukumnya rendah, para investor akan langsung atau tidak langsung. Sebaliknya,

bahkan takut karakter

enggan

menanamkanmodalnya ke daerah tersebut. masuknya investasi ke daerah akan

peraturan

yangmendorong

Aset/barang milik daerah adalah membawa keberuntungan atau palingtidak

semua kekayaan daerah baik yang dibeli diharapkan dapat ikut meningkatkan

atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan

Pendapatan dan Belanja Daerah maupun Padahal,kunci keberhasilan pelaksanaan

yang berasal dari perolehan lain yang sah otonomi daerah berdasarkan Undang- baik yang bergerak maupun yang tidak Undang Nomor 12 Tahun 2008tidak hanya

bergerak beserta bagian-bagiannya atau semata-mata ditentukan oleh tingginya

pun yang merupakan satuan tertentu yang PAD. Namun, ada faktor-faktorlain yang

dapat dinilai, dihitung, diukur, atau ikut

ditimbang termasuk hewan dan tumbuh- demokratisasi daerah, kemandiriandaerah,

tumbuhan kecuali uang dan surat-surat dan kesejahteraan masyarakat daerah.

berharga lainnya. 8

sederhana pengelolaan kalangan

Diskursus tentang masalah di atas bagi

Secara

kekayaan (aset) daerah meliputi tiga fungsi (pebisnis/investor), juga tidak kalah

pelaku

ekonomi

utama, yaitu: (1) Adanya perencanaan yang penting dan menariknya. Sebab, realitas

tepat; (2) Pelaksanaan/pemanfaatan secara sosial dan ekonomimenunjukkan bahwa

efisien dan efektif; dan (3) Pengawasan para pebisnis/investor yang telah dan akan

(monitoring). 9

menanamkaninvestasinya

Namun demikian, hal lain yang tidak daerah selalu menjadikan aspek jaminan

ke

daerah-

kalah pentingnya untuk diperhatikan dari keamanan dankepastian hukum menjadi

ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas salah satu faktor pertimbangan utamanya.

dengan upaya Tolok ukuruntuk melihat ada atau tidaknya

adalah

berkenaan

pengelolaan atau jaminan keamanan dan kepastian hukum,

optimalisasi

pemanfaataan kekayaan daerah. Untuk itu, terletakpada

diperlukan strategi yang tepat dalam peraturan daerah, proses pembuatan dan

sejauhmana

substansi

pemanfaatan aset daerah. Sasaran strategis penerapannya telahmengindahkan dua

yang harus dicapai dalam kebijakan prasarat utama bagi peluang investasi

pengelolaan/pemanfaatan aset daerah tersebut.

antara lain: (1) Terwujudnya ketertiban Terhadap banyaknya peraturan daerah

administrasi mengenai kekayaan daerah yang bermasalah di lapangan dewasa ini

baik menyangkut inventarisasi tanah dan dapat dipastikanakan berimplikasi pada menurunnya minat para investor yang

8 Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan

telah dan akanmenanamkan investasinya

Keuangan Dan Aset Daerah, Sebuah Pendekatan

ke daerah. Ada korelasisignifikan antara

Struktural Manuju Tata Kelola Pemerintahan Yang

investasi dengan jaminan keamanan dan

Baik , Bandung: Fokusmedia, 2010, hlm. 158. 9 Ibid ., hlm. 151.

134 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

bangunan, sertifikasi kekayaan daerah, langkah-langkah yang sistematis. Dalam penghapusan dan penjualan aset daerah,

uraian metode penelitian ini dimuat sistem pelaporan kegiatan tukar menukar,

dengan jelas metode penelitian yang hibah, dan ruislag; (2) Terciptanya efisiensi

digunakan oleh peneliti, yaitu dengan dan efektifitas pembangunan aset daerah;

menggunakan metode berimplikasi kepada (3) Pengamanan aset daerah; dan (4)

teknik pengumpulan dan analisis data serta Tersedianya data informasi yang akurat

kesimpulan penelitian.

mengenai jumlah kekayaan daerah. 10

Salah satu efektifitas

barang

PEMBAHASAN

daerah/aset daerah yang dapat dilakukan agar

A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

tidak membebani anggaran

pendapatan dan belanja daerah, bahkan

Rumija Di Kabupaten Bogor

meningkatkan PAD

yaitu

melalui:

1. Peraturan Daerah Yang Mengatur

perjanjian sewa menyewa, kerjasama

pemanfaatan, Bangun Guna Serah, dan

Tentang Retribusi Rumija

Bangun Serah

Guna.

Terhadap

Proses pelaksanaan pemberian ijin pemanfaatan

pemanfaatan Ruang Milik Jalan (Rumija) di dikenakan retribusi daerah sebagai

Kabupaten Bogor diatur dalam Peraturan pembayaran atas jasa yang disediakan

Daerah Kabupaten Bogor Nomor 29 Tahun pemerintah

2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. memperoleh keuntungan yang layak sesuai

Demikian pula dengan penetapan besarnya dengan harga pasar. Pengenaan retribusi

tarif retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija), atas pemanfaatan kekayaan daerah

masing-masing sudah ditetapkan dalam merupakan

perwujudan

kegotong

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor royongan masyarakat untuk ikut serta

29 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa dalam melaksanakan pembangunan di

Usaha.

daerah, sehingga tujuan otonomi daerah Untuk memperoleh ijin pemanfaatan untuk

meningkatkan

kesejahteraan

Rumija, maka para pemohon mengajukan masyarakat dapat terwujud.

permohonan ijin pemanfaatan Rumija Dari uraian latar belakang tersebut di

kepada Badan Penanaman Modal dan atas, dapat diidentifikasi permasalahan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten sebagai berikut:

Bogor. Kemudian Badan Penanaman Modal

1. Bagaimana

pelaksanaan

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pemungutan retribusi Rumija di Kabupaten

verifikasi terhadap Bogor?

melakukan

persyaratan/data pemohon yang telah

2. Bagaimana

hambatan-hambatan

ditetapkan, serta melakukan koordinasi dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

dan mengundang Dinas/Instansi terkait Rumija di Kabupaten Bogor? untuk melakukan kegiatan peninjauan

lapangan ke lokasi yang diminta pemohon. Daerah

Dalam hal ini, Dinas Bina Marga dan mewujudkan

efektifitas

pemungutan

Pengairan Kabupaten Bogor sebagai Dinas retribusi Rumija untuk meningkatkan PAD

Teknis yang mengelola jalan, bagian-bagian Kabupaten Bogor?

jalan beserta bangunan pelengkap lainnya,

METODE PENELITIAN

mempunyai

kewenangan untuk

rekomendasi apakah Metode penelitian adalah prosedur

memberikan

terhadap lokasi dimaksud bisa diberikan atau tata cara memperoleh pengetahuan

ijin pemanfaatan Rumija atau tidak, yang benar atau kebenaran melalui

rekomendasi diberikan terhadap tanah yang telah memiliki Ijin Penggunaan dan

10 Ibid ., hlm. 154-155.

Peruntukkan

Tanah

(IPPT) yang

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 135

dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang dan membebani, karena sebenrnya tarif yang Pertanahan Kabupaten Bogor. Selain itu

dikenakan cenderung kecil, bahkan tidak Dinas Bina Marga dan Pengairan

seimbang dengan resiko terganggunya Kabupaten Bogor juga memberikan

dan/atau terjadinya kerusakan yang rekomendasi

ditimbulkan terhadap fungsi Rumija yang pemanfaatan Rumija yang selanjutnya

perhitungan

luasan

pemberian ijin dipakai oleh Badan Penanaman Modal dan

diakibatkan

oleh

pemanfaatan Rumija tersebut. Pelayanan Terpadu satu Pintu Kabupaten

Dengan demikian dapat disimpulkan Bogor untuk penghitungan besaran nilai

bahwa pelaksanaan pemungutan retribusi retribusi yang dikenakan. Rekomendasi

Ruang Milik Jalan (Rumija) dan tarif yang tersebut

dikenakan kepada para pengguna Ruang Penanaman Modal dan Pelayanan Satu

Milik Jalan (Rumija) memang sudah sesuai Pintu Kabupaten Bogor sebagai bahan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor pertimbangan pemberian ijin Rumija.

Nomor 29 Tahun 2011 tentang Retribusi Setelah semua syarat terpenuhi

Jasa Usaha dan sesuai dengan kemampuan barulah Badan Penanaman Modal dan

para pengguna Ruang Milik Jalan (Rumija) Pelayanan Satu Pintu Kabupaten Bogor

sehingga pengguna Ruang Milik Jalan mengeluarkan ijin pemanfaatan Rumija

(Rumija) tidak terbebani dan menganggap beserta besaran retribusi yang harus

tarif tersebut masih dalam batas dibayarkan oleh pemohon ijin pemanfaatan

perlu adanya Rumija dalam 1 tahun, untuk kemudian

kewajaran.

Namun

monitoring dan pengawasan lebih ketat terhadap ijin pemanfaatan Rumija tersebut

jalannya penggunaan ijin dapat

terhadap

pemakaian Rumija dilapangan karena dimohonkan kembali dalam tahun-tahun

rentan akan terjadinya kecurangan, berikutnya.

misalnya perubahan dimensi atau luasan Pemohon ijin pemanfaatan Rumija

ijin pemanfaatan Rumija yang dilakukan membayar besaran retribusi tersebut

pemohon sehingga dimensi/luasan yang secara langsung kepada Bank yang telah

dimohonkan diatas kertas ternyata ditentukan,

yang ada di Kabupaten

lapangan/lokasi.

dibayarkan melalui Bank Jabar Banten Sebagai salah satu sumber penerimaan (BJB) Cabang Cibinong. Retribusi tersebut

PAD, maka terhadap retribusi Rumija, oleh Bank Jabar Banten (BJB) Cabang

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Cibinong dialirkan kepada pengelola

Bogor sebagai Dinas yang berwenang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

untuk mengelola PAD Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor yaitu kepada Dinas

telah menetapkan target penerimaan Pendapatan

retribusi Rumija dalam setiap tahunnya. Kabupaten Bogor.

Daerah

(DISPENDA)

Berdasarkan pada perolehan realisasi Proses pelaksanaan pemberian ijin

pendapatan penerimaan retribusi Ruang pemanfaatan Rumija sudah berlangsung

Milik Jalan (Rumija) pada tahun Anggaran dengan tertib sebagaimana yang telah

2011-2015, walaupun sudah mencapai diatur oleh undang-undang dan kebijakan

target akan tetapi pada realisasinya pemerintah

mengalami fluktuasi yang merupakan Sosialisasi pentingnya ijin pemanfaatan

penurunan di tahun anggaran 2012 sekitar Rumija terhadap wajib retribusi telah

21%. Hal yang mempengaruhi adanya dilaksanakan.

penurunan realiasasi yaitu karena belum dikenakan kepada para pengguna Ruang

koordinasi antara Milik Jalan (Rumija) sudah sesuai dengan

terciptanya

Dinas/Instansi terkait dengan pihak kemampuan para pengguna Ruang Milik

ketiga/para pemohon, serta kurangnya Jalan

(Rumija)

dan

tidak terlalu

SDM yang berkualitas dan kompeten dalam

136 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

bidang retribusi ijin pemanfaatan Rumija memahami dan memenuhi kewajiban sehingga pengawasan dan monitoring

retribusinya.

terhadap pelaksanaan ijin pemakaian Salah satu cara yang menjadi tolak Ruang Milik Jalan (Rumija) di wiayah

ukur untuk melihat kesiapan daerah dalam Kabupaten Bogor belum terpantau dengan

pelaksanaan otonomi daerah adalah baik dan menyebabkan target penerimaan

seberapa besar retribusi dari sektor Rumija tidak tercapai.

dengan

mengukur

kemampuan keuangan suatu daerah untuk Oleh karena itu, dalam pencapaian target

otonomi daerah. realisasi penerimaan retribusi Ruang Milik

menyelenggarakan

Berdasarkan Penjelasan Umum Undang- Jalan (Rumija) setiap tahunnya belum

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang melebihi target yang ingin dicapai. Maka

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang dalam pencapaian target realisasi untuk

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Keuangan penerimaan retribusi Ruang Milik Jalan

Daerah disebutkan “Daerah diberikan hak (Rumija) ini dapat dikatakan belum

untuk mendapatkan sumber keuangan berhasil.

yang antara lain berupa: kepastian Terjadinya penurunan penerimaan

tersedianya pendanaan dari Pemerintah retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) di

sesuai dengan urusan pemerintah yang Kabupaten Bogor pada tahun anggaran

diserahkan; kewenangan memungut dan 2012 salah satunya disebabkan oleh

mendayagunakan pajak dan retribusi kurangnya SDM yang dimiliki baik secara

daerah dan hak untuk mendapatkan bagi kualitas maupun secara kuantitas. Secara

hasil dari sumner-sumber daya nasional kualitas, SDM yang ada harus memiliki

yang berada di daerah dan dana pengetahuan teknis lebih dibidang jalan

perimbangan lainnya; hak untuk mengelola beserta bagian-bagiannya dan bangunan

kekayaan Daerah dan medapatkan sumber- pelengkap lainnya agar dapat memberikan

sumber pendapatan lain yang sah serta rekomendasi yang baik terhadap proses

sumber- sumber pembiayaan.” pemberian ijin pemanfaatan Rumija di

Dengan pengaturan tersebut, dalam hal Kabupaten Bogor. Secara kuantitas, SDM

ini pada dasarnya Pemerintah menerapkan yang dimiliki jumlahnya sangat kurang dan

prinsip “uang mengikuti fungsi”, sebagai tidak seimbang dengan luasan wilayah

salah satu sumber pendanaan yang sangat Kabupaten Bogor, sehingga pelaksanaan

prospektif dalam pembiayaan seluruh kegiatan pengawasan dan monitoring

kegiatan pembangunan di Indonesia terhadap yang proses penggunaan ijin

khususnya di daerah Provinsi, Kabupaten, pemanfaatan Rumija dilapangan menjadi

dan Kota adalah Retribusi, sehingga seiring terganggu, hal ini dapat memberi peluang

dengan diberlakukannya otonomi daerah kepada para pemohon ijin pemanfaatan

di seluruh Provinsi, termasuk Provinsi Jawa Rumija untuk berlaku curang di lapangan,

hal tersebut sangat yang pada akhirnya akan menyebabkan

Barat, maka

mempengaruhi Keuangan Daerah. kerugian terhadap negara.

Kemudian Undang-Undang Nomor 32 Retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija)

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang merupakan salah satu jenis retribusi

Pasal 157 menegaskan bahwa sumber daerah sesuai dengan potensi yang ada,

pendapatan daerah terdiri dari: dapat memberikan sumbangan yang cukup

daerah yang berarti bagi Pendapatan Asli Daerah

a. Pendapatan

asli

selanjutnya di sebut PAD, yaitu: Kabupaten Bogor untuk dapat membiayai

1) Hasil pajak daerah kegiatan Pemerintah, pembangunan dan

2) Hasil retribusi daerah pembinaan kepada masyarakat, untuk itu

3) Hasil pengelolaan kekayaan retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija)

daerah yang di pisahkan pengelolaannya perlu diatur sebaik-

4) Lain-lain PAD yang sah baiknya sehingga wajib retribusi dapat

b. Dana Perimbangan

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 137

c. Lain-lain pendapatan yang sah pamong Praja Kabupaten Bogor berwenang Namun pada kenyataannya bahwa

melakukan tindakan eksekusi terhadap mulai dari tahun 2011 sampai pada tahun

pelanggaran tersebut setelah terlebih 2015, penerimaan retribusi dari sektor

melaksanakan tindakan Ruang Milik Jalan (Rumija) di Kabupaten

dahulu

penyelidikan dan disertai bukti-bukti yang Bogor

cukup untuk melakukan tindakan eksekusi. sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

masih mengalami

fluktuasi,

Namun hal ini jarang terjadi karena bahwa penerimaan retribusi Ruang Milik

mungkin tindakan penertiban terhadap Jalan (Rumija) pada tahun 2012, dimana

pelanggaran Rumija bukan merupakan hal target penerimaan retribusi Ruang Milik

yang berat. Disinilah aturan tentang Jalan (Rumija) mengalami penurunan dari

tindakan penertiban terhadap pelanggaran tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.

ijin pemanfaatan Rumija perlu diatur 210.177.951,00,

dengan lebih jelas dan tegas. dipresentasekan sebesar 21%.

yang

apabila

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor Wajib

telah menetapkan sanksi administrasi pengguna/pemohon

retribusi

atau

kepada wajib retribusi tertentu yang tidak Rumija adalah orang dan/atau Badan

ijin pemanfaatan

membayar tepat pada waktunya atau Hukum yang mendapat manfaat dari

kurang membayar berupa denda 2% dari adanya jasa pelayanan Rumija, dimana

setiap bulan retribusi yang terutang yang orang/badan hukum tersebut walaupun

tidak atau kurang membayar dan ditagih sudah mengantongi ijin pemanfaatan

dengan menggunakan surat tagihan Rumija akan tetapi dalam pelaksanaannya

retribusi daerah (STRD). tetap harus menjaga fungsi Rumija. Hal

Sanksi administrasi merupakan sanksi tersebut menjadi salah satu sasaran atau

yang akan diterima oleh wajib retribusi tujuan dari diadakannya sosialisasi tentang

apabila tidak membayar tepat pada ijin pemanfaatan Rumija yang diadakan

waktunya atau kurang membayar tarif oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

retribusi

ditagihkan dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi

yang

2. Pelanggaran Terhadap Peraturan

Daerah (STRD), yang merupakan surat

Daerah Yang Mengatur Tentang

untuk melakukan tagihan rertibusi, begitu

Retribusi Rumija

juga dengan sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Semuanya telah

Apabila terjadi pelanggaran yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten dilakukan oleh pemohon/pengguna ijin

Bogor Nomor 29 Tahun 2011 tentang pemanfaatan Rumija, maka Dinas Bina

Retribusi Jasa Usaha, dimana petunjuk Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor

pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis hanya melakukan tindakan pelaporan

(Juknis) tata cara pelaksanaan pemungutan secara tertulis kepada Dinas/Instansi

retribusi daerah ditetapkan oleh Kepala terkait yang berwenang dalam hal

Daerah.

penertiban, yaitu kepada Kantor Polisi

Pamong Praja Kabupaten Bogor, kalaupun

B. Hambatan-hambatan Dalam

Dinas Bina Marga dan Pengairan

Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

Kabupaten Bogor melakukan tindakan

Rumija Di Kabupaten Bogor

peneguran baik lisan maupun tertulis kepada pemegang ijin pemanfaatan Rumija

pelaksanaan pemungutan yang melakukan pelanggaran, itu semata- terhadap retribusi Ruang Milik Jalan mata hanya karena ada kewajiban moral

Dalam

(Rumija) masih mengalami berbagai untuk melakukannya terkait kegiatan

hambatan, baik hambatan yang bersifat pengawasan dan monitoring yang telah

intern atau hambatan yang berasal dari dilakukan. Untuk selanjutnya Kantor Polisi

dalam institusi, maupun hambatan yang

138 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

pembayaran dan berasal dari luar institusi.

bersifat ekstern atau hambatan yang

penundaan

permohonan keberatan oleh wajib retribusi.

1. Hambatan Internal

Dengan melihat ketentuan pada Pasal Dalam

43 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) di

pelaksanaan

pemungutan

Nomor 29 Tahun 2011 tentang Retribusi Kabupaten Bogor menemui berbagai

Jasa Usaha, mengenai kedaluwarsa dalam hambatan, salah satunya adalah hambatan

melakukan penagihan retribusi, ketentuan normatif, yaitu hambatan yang berkaitan

dari pasal tersebut dapat menjadi dengan peraturan perundang-undangan.

hambatan dalam pemungutan retribusi Hambatan normatif dalam melaksanakan

Ruang Milik Jalan (Rumija) di Kabupaten pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

Bogor.

retribusi menjadi terdapat dalam Pasal 43 Peraturan Daerah

(Rumija) di Kabupaten Bogor salah satunya

Penagihan

kedaluwarsa apabila melampaui waktu Kabupaten Bogor Nomor 29 Tahun 2011

selama tiga tahun terhitung saat tentang Retribusi Jasa Usaha, mengenai

terutangnya retribusi, kecuali jika wajib kedaluwarsa adalah sebagai berikut:

retribusi melakukan tindak pidana di (1) Hak untuk melakukan penagihan

bidang retribusi dan hanya dapat retribusi menjadi kedaluwarsa

ditangguhkan dengan diterbitkanya surat setelah melampaui waktu 3(tahun)

teguran dan surat pengakuan utang terhitung

retribusi dari wajib retribusi, baik langsung retribusi, kecuali jika wajib

saat

terutangnya

maupun tidak langsung.

retribusi melakukan tindak pidana Pengakuan utang retribusi dari wajib di bidang retribusi.

retribusi baik langsung maupun tidak (2) Kedaluwarsa penagihan retribusi

langsung tergantung dari kesadaran pada sebagaimana dimaksud pada ayat

diri wajib retribusi, karena apabila wajib (1) tertangguh jika:

retribusi dengan kesadaranya menyatakan

a. diterbitkan surat teguran; atau masih mempunyai utang retribusi dan

b. ada pengakuan utang retribusi belum melunasi kepada pemerintah daerah dari wajib retribusi, baik

serta wajib retribusi dapat diketahui dari langsung

pengajuan permohonan angsuran atau langsung;

maupun

tidak

penundaan pembayaran dan permohonan (3) Dalam hal diterbitkanya surat

keberatan oleh wajib retribusi, maka teguran sebagaimana dimaksud

kedaluwarsa penagihan retribusi dapat pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa

ditangguhkan.

dihitung sejak tanggal diterimanya Hal itu dapat menjadi penyebab surat teguran tersebut.

upaya pelaksanaan (4) Pengakuan utang retribusi secara

terhambatnya

pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan langsung sebagaimana dimaksud

(Rumija) di Kabupaten Bogor dalam rangka ayat (2) huruf b, adalah wajib

mengoptimalkan penerimaan Pendapatan retribusi dengan kesadaranya

Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor dari menyatakan masih mempunyai

sektor retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija). utang

Begitupun sebaliknya berdasarkan melunasi

ketentuan Pasal 43 Peraturan Daerah daerah.

kepada

pemerintah

Kabupaten Bogor Nomor 29 Tahun 2011 (5) Pengakuan utang retribusi secara

tentang Retribusi Jasa Usaha, apabila wajib tidak

retribusi tidak diterbitkan surat teguran dimaksud pada ayat (2) huruf b

langsung

sebagaimana

dan tidak ada pengakuan utang retribusi dapat diketahui dari pengajuan

dari wajib retribusi, baik langsung maupun permohonan

angsuran

atau

tidak langsung maka dapat terjadi

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 139

penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa

retribusi Rumija apabila setelah melampaui waktu selama

b. Pengelolaan

melibatkan beberapa Dinas/Instansi, tiga tahun terhitung saat terutangnya

diantaranya yaitu Dinas Pendapatan retribusi.

Daerah Kabupaten Bogor sebagai Dinas Analisis terhadap ketentuan Pasal 43

yang mengelola target dan realisasi Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor

penerimaan PAD di Kabupaten Bogor,

29 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Dinas Bina Marga dan Pengairan Usaha, selain kesadaran dari wajib

Kabupaten Bogor sebagai Dinas Teknis retribusi

yang mengelola infrastruktur jalan, pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

dalam

mengoptimalkan

Penanaman Modal dan (Rumija), ketegasan bagi pemerintah

Badan

Terpadu Satu Pintu daerah dalam membuat Peraturan Daerah

Pelayanan

Kabupaten Bogor sebagai Badan yang mengenai retribusi Ruang Milik Jalan

mengelola dan menerbitkan perijinan, (Rumija) sangat diperlukan, agar tidak

serta Kantor Polisi Pamong Praja memberikan celah bagi para wajib retribusi

Kabupaten Bogor sebagai Kantor yang untuk tidak membayar retribusi tepat pada

kewenangan untuk waktunya

mempunyai

tindakan penertiban kewajibanya sebagai wajib retribusi.

pelanggaran Perda di Berdasarkan hasil wawancara dengan

terhadap

Kabupaten Bogor, sehingga apabila Kepala Seksi Retribusi Dinas Pendapatan

antara Dinas/Instansi Daerah Kabupaten Bogor, Kepala Seksi

koordinasi

terkait pengelolaan retribusi Rumija Pengendalian Jalan dan Jembatan Dinas

kurang baik akan menyebabkan Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

terhambatnya penyebaran informasi Bogor, dan Kepala Sub Bidang Penerbitan

tentang perkembangan pengelolaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

retribusi Rumija di Kabupaten Bogor. Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor,

c. Masih terdapat beberapa hal yang dalam melaksanakan pemungutan retribusi

belum cukup diatur dalam Peraturan Ruang Milik Jalan (Rumija) di Kabupaten

Daerah Kabupaten Bogor Nomor 29 Bogor menemui berbagai hambatan yang

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa bersifat internal, yaitu hambatan yang

Usaha, sehingga dianggap perlu adanya bersumber

revisi perda terutama dalam hal Dinas/Instansi terkait yang mengelola

pungutan retribusi retribusi Rumija, maka menurut penulis

besaran/nilai

rumija beserta denda keterlambatan hambatan yang bersifat internal antara lain

pembayaran yang dianggap terlalu meliputi:

kecil, dan pengaturan sanksi yang tidak

a. Terbatasnya Sumber Daya Manusia tegas yang berakibat pada lemahnya yang berkualitas dan kompeten dalam

perda sehingga bidang pengelolaan retribusi Rumija,

penegakkan

pelanggaran seringkali terjadi. terutama dalam bidang pengendalian

Walaupun terhadap Rumija telah ada dan pengawasan pelaksanaan ijin

ijin pemanfaatan tertentu, namun fungsi pemanfaatan

Rumija harus tetap terjaga, tidak saling Pegawai yang ada belum memadai

Rumija

dilapangan.

menggangu antara kepentingan yang satu dalam

yang lainnya, retribusi Rumija di Kabupaten Bogor,

terutama tidak mengganggu kepentingan sehingga

utama dari Rumija itu sendiri sebagaimana efektifitas

dapat

mempengaruhi

yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Rumija

pemungutan

retribusi

maupun oleh Peraturan pemerintah, berpengaruh

diantaranya yaitu untuk penggunaan penerimaan Pendapatan Asli Daerah

terhadap

tingkat

perluasan jalan umum.

(PAD) Kabupaten Bogor.

140 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

2. Hambatan Eksternal

dan pembaharuan Ruang Milik Jalan Hambatan

(Rumija). Karena apabila penggun Rumija hambatan yang besumber dari luar

eksternal

merupakan

menunggak dalam institusi Dinas/Instansi terkait pengelolaan

terlambat

atau

kewajibanya sebagai wajib retribusi untuk retribusi Rumija, dengan kata lain

membayar tidak tepat pada pada hambatan

waktunya, akan menghambat dalam masyarakat atau pengguna Ruang Milik

rencana pengelolaan dan penataan Ruang Jalan (Rumija) sebagai wajib retribusi

Milik Jalan (Rumija) yang lebih baik lagi. Ruang Milik Jalan (Rumija).

Begitupun sebaliknya apabila pengguna Berdasarkan hasil wawancara dengan

Rumija membayar retribusi Ruang Milik Kepala Seksi Retribusi Dinas Pendapatan

Jalan (Rumija) tepat pada waktunya maka Daerah Kabupaten Bogor, Kepala Seksi

akan mendukung dalam pemungutan Pengendalian Jalan dan Jembatan Dinas

retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) juga Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

untuk memajukan Ruang Milik Jalan Bogor, dan Kepala Sub Bidang Penerbitan

(Rumija) tersebut dan dalam rangka Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

mendapatkan Pendapatan Asli Daerah Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bogor,

(PAD) untuk kepentingan masyarakat di maka menurut penulis telah ditemukan

Kabupaten Bogor.

hambatan yang bersifat eksternal, antara lain meliputi:

C. Upaya

Pemerintah Daerah

a. Kesadaran masyarakat

pengguna

Kabupaten

Bogor Dalam

Rumija sebagai wajib retribusi untuk

Mewujudkan

Efektifitas

membayar retribusi ijin pemanfaatan

Pemungutan

Retribusi Rumija

Ruang Milik Jalan (Rumija).

Untuk

Meningkatkan PAD

b. Peran serta masyarakat untuk turut

Kabupaten Bogor

serta mengawasi dan menjaga agar fungsi utama Rumija tetap terpelihara

mengoptimalisasikan dengan baik.

Untuk

pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

c. Masih ada beberapa obyek dan subyek (Rumija) di Kabupaten Bogor, maka retribusi yang belum terdeteksi oleh

pengelolaan retribusi Ruang Milik Jalan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

(Rumija) harus berjalan secara efektif dan Kesadaran pengguna Ruang Milik Jalan

efisien, karena dengan pengelolaan yang (Rumija) atau masyarakat akan pentingnya

baik akan menghasilkan pemungutan membayar retribusi Ruang Milik Jalan

retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) yang (Rumija) sangat berpengaruh dalam

optimal sebagai akibat dari efisiensi dan mengoptimalkan pemungutan retribusi

efektifitas pengelolaan retribusi Ruang Ruang Milik Jalan (Rumija) di Kabupaten

Milik Jalan (Rumija) tersebut, sehingga Bogor, sebaliknya, rendahnya pemahaman

target penerimaan retribusi Ruang Milik pengguna Ruang Milik Jalan (Rumija) atau

Jalan (Rumija) dapat terealisasi. Untuk masyarakat akan pentingnya membayar

mewujudkan hal itu maka Pemerintah retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) akan

Daerah Kabupaten Bogor dapat melakukan berdampak

beberapa upaya, baik berupa upaya secara peenerimaan Pendapatan asli Daerah

pada

meningkatnya

internal maupun berupa upaya secara (PAD) Kabupaten Bogor dari segi Retribusi

eksternal.

Rumija. Rendahnya

pemahaman

para

pengguna Rumija terhadap retribusi yang

yang harus dibayar sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang akan

berdampak pada pengelolaan, penataan

Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2015 141

1. Upaya Secara Internal.

terlaksana dengan efektif, hal ini didasarkan pada data realisasi penerimaan

Sebagaimana yang dikemukakan oleh PAD Kabupaten Bogor dari sektor retribusi Kepala

Rumija tahun 2011 sampai dengan tahun Kabupaten Bogor bahwa: 11 2015 mengalami flukuasi, walaupun

pengelola retribusi Rumija telah berusaha pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi (Rumija) di Kabupaten Bogor secara

penunjang utama efektifnya pemungutan pribadi saya katakan sudah optimal,

retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija). karena kita lihat bahwa setiap tahun

Selain itu target penerimaan retribusi penerimaan retribusi Ruang Milik Jalan

Jalan (Rumija) yang (Rumija) itu meningkat meskipun belum

Ruang Milik

ukur realisasi mencapai target yang di inginkan, tetapi

merupakan

tolak

penerimaan tahunan yang harus dicapai kalau

dalam realisasi penerimaan retribusi retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) di

Ruang Milik Jalan (Rumija) di Dinas Kabupaten Bogor dapat dikatakan belum

Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, yaitu optimal, karena salah satu tolak ukur

proses penentuan target penerimaan optimalnya pemungutan retribusi itu

Retribusi Ruang Milik Jalan (Rumija) yang adalah tercapainya target setiap tahun... ”

ingin dicapai dalam satu tahun anggaran, Selain itu ia menambahkan bahwa: 12 yaitu terhitung mulai dari 1 Januari sampai

“…namun kami selaku petugas

31 Desember.

pengelola retribusi Ruang Milik Jalan Selanjutnya, Kepala Dinas Pendapatan (Rumija) telah mencoba melakukan yang

daerah kabupaten Bogor menambahkan terbaik terutama dalam hal pelayanan ”.

bahwa: 14

“Harusnya untuk penentuan target Pendapatan

retribusi Rumija pada setiap tahun bahwa:

Daerah

menambahkan

hendaknya didasarkan pada potensi yang “Kalau mau dikatakan optimal,

dimiliki, maksudnya dalam penentuan pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

target ini harus disesuaikan berapa jumlah (Rumija) di Kabupaten Bogor memang

pengguna Ruang Milik Jalan (Rumija) yang belum optimal, tetapi sudah mendekati

masuk dalam objek retribusi dan dengan optimal, buktinya pada tahun 2013

melihat realisasi yang dapat dicapai tiap sampai 2015 mengalami kenaikan yang

tahunnya, itulah yang menjadi acuan untuk dapat dilihat dari realisasi penerimaan

menetapkan target penerimaan retribusi PAD Kabupaten Bogor dari sektor

Ruang Milik Jalan (Rumija) pertahun”. retribusi Rumija, meskipun pada tahun

Dari hasil wawancara di atas, penulis 2012 sempat mengalami penurunan,

dapat menyimpulkan bahwa penetuan selain itu kami juga telah berupaya

target penerimaan retribusi Ruang Milik bagaimana caranya agar pemungutan

Jalan (Rumija) tidak didasarkan pada retribusi ini mampu mencapai target.” 13 potensi yang ada, sehingga realisasi

Dari hasil wawancara tersebut di atas penerimaan PAD Kabupaten Bogor dari penulis menyimpulkan bahwa saat ini

sektor retribusi Rumija belum mencapai pemungutan retribusi Ruang Milik Jalan

diharapkan. Hal ini (Rumija) di Kabupaten Bogor belum

target

yang

banyak spekulasi, diantaranya soal lemahnya prediksi potensi

memunculkan

11 Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendapatan

penerimaan atau tingginya target yang

Daerah Kabupaten Bogor, pada tanggal 21 Oktober

ditetapkan Pemda Kabupaten Bogor. Jadi

2015. 12 Ibid.

untuk penetapan target penerimaan PAD

13 Hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, pada tanggal

14 Ibid.

142 Tuti Tirwaningsih et. al. Efektivitas Pemungutan Retribusi ...

langsung dan yang ada, dalam hal ini khususnya pada

seharusnya disesuaikan dengan potensi

dengan pengawasan

pengawasan tidak langsung, dimana jumlah pengguna Ruang Milik Jalan

pengawasan langsung dilakukan oleh Dinas (Rumija) yang ada di wilayah Kabupaten

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor.

Bogor sebagai Dinas Teknis yang mengelola Selain itu, fungsi manajemen yang

jalan, sedangkan pengawasan tidak diangkat penulis merupakan fungsi

langsung dilakukan oleh Dinas Pendapatan manajemen

Daerah Kabupaten Bogor sebagai Dinas pengawasan (controlling), fungsi tersebut

yang mengelola target dan realisasi menyangkut

penerimaan PAD Kabupaten Bogor. dilaksanakan oleh pihak manajer atau

Sebagaimana yang dikatakan oleh pemimpin dalam upayanya memastikan

Kepala Seksi Pengendalian Jalan dan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil

Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan yang direncanakan. Pengawasan yang

Kabupaten Bogor, bahwa: 15 dimaksudkan

“Kami telah melaksanakan kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh tim

pengawasan langsung di lapangan, akan pengelola retribusi Ruang Milik Jalan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

GROUP POSITIVE PSYCHOTHERAPY UNTUK MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING REMAJA DENGAN ORANG TUA TKI

2 103 9