Contoh Penelitian Kualitatif dalam Pendi

TINDAK PEMBELAJARAN GURU FISIKA DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSES KURIKULUM 2013

(STUDI KASUS DI KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SINGARAJA)

SKRIPSI OLEH I GEDE DANA SANTIKA NIM. 1113021077 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015

TINDAK PEMBELAJARAN GURU FISIKA DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSES KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SINGARAJA) SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Pendidikan Ganesha untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Fisika

OLEH I GEDE DANA SANTIKA NIM. 1113021077 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

JULI 2015

Tentang Penulis

Nama lengkap penulis adalah I Gede Dana Santika. Penulis berasal dari sebuah keluarga petani di sebuah dusun kecil di Pulau Nusa Penida, yaitu Banjar Metaki, Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida. Di masa kecilnya, penulis hobi memelihara burung kutilang dan menanam tanaman pangan. Penulis tidak pernah mengeyam pendidikan TK atau PAUD, padahal di daerah penulis saat itu sudah ada TK. Pada waktu itu, penulis lebih suka membantu orang tua mencari rumput untuk makanan sapi dibanding masuk TK. Pendidikan keras dari kakek saat itu merupakan modal kesuksesan penulis saat ini. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SDN 2 Klumpu. Penulis mendapat ranking 4 dari 14 siswa sejak kelas 1 sampai dengan kelas 4 SD. Baru setelah kelas 5 SD, penulis berhasil mendapat ranking 3. Pada saat Ujian Nasional SD, penulis mendapat NEM nomor 2 terbesar dari 14 siswa satu angkatannya. Karena prestasi itulah, orang tua penulis, ditengah keadaan ekonomi yang

serba kekurangan, berusaha merayakan hari ulang tahun penulis sebagai sebuah hadiah atas prestasi tersebut. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Nusa Penida. Pada saat itu, penulis tinggal di rumah kos. Hari pertama penulis jauh dari kedua orang tua, penulis menangis karena rindu. Penulis memasak sendiri makanan selama hidup di kos dengan menggunakan kompor minyak yang dibelikan oleh orangtua di awal semester. Untuk menuju ke SMPN 2 Nusa Penida, penulis harus mengayuh sepeda sejauh 10 km melewati jalan yang berbukit-bukit. Hari senin pagi sekitar pukul 5, penulis sudah siap dengan sepeda polygon pemberian paman dan bekal makanan yang telah disiapkan oleh ibu. Penulis mengayuh sepeda melewati jalan yang gelap tanpa ada penerangan. Semester pertama di kelas 7, penulis memperoleh juara 2 umum. Kemudian untuk semester selanjutnya, penulis selalu memperoleh juara 1 umum hingga lulus SMP. Pada saat SMP, penulis selalu mempersulit guru-guru IPA-nya dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkannya semalam sebelumnya. Bahkan pernah guru biologi penulis sampai harus bertanya ke seorang dokter karena tidak bisa menjawab pertanyaan penulis. Minat dan bakat penulis akan fisika mulai muncul sejak kelas 8 SMP. Penulis berhasil mengukir prestasi sebagai juara 3 olimpiade fisika tingkat SMP, yang diikuti oleh siswa dari 20 SMP di Kabupaten Klungkung. Karena kecintaannya akan fisika, penulis bahkan pernah meminta ijin guru untuk mengikuti pembelajaran fisika di kelas 7, padahal penulis saat itu sudah kelas 9.

Setelah lulus dari SMP, penulis melanjutkan

Ganesha, Singaraja, dengan studi di SMAN 1 Nusa Penida. Selama

Pendidikan

mendapatkan beasiswa BIDIKMISI penuh selama mengeyam pendidikan SMA, penulis mencetak

4 tahun. Pada masa kuliah, penulis rajin beberapa prestasi, diantaranya juara umum 1

mengikuti kegiatan ilmiah, seperti Program dari kelas 10 sampai kelas 12; juara 2 siswa

Kreativitas Mahasiswa (PKM). Setiap tahun, teladan tingkat Kabupaten Klungkung; juara 2

PKM penulis selalu lolos dan didanai DIKTI. lomba debat bahasa inggris tingkat Kabupaten

Tercatat ada sekitar 8 PKM penulis yang telah Klungkung, dan juara 1 olimpiade fisika tingkat

lolos dan didanai. Penulis juga aktif mengikuti Kabupaten Klungkung. Penulis juga pernah

organisasi kemahasiswaan, seperti Himpunan menjadi ketua OSIS SMAN 1 Nusa Penida. Sejak

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Fisika SD sampai SMA, penulis tidak pernah

dan Kelompok Kerja Karya Ilmiah Mahasiswa berbelanja di kantin. Bekal mingguan yang

(POKJA KIM) sebagai wakil ketua. Penulis diberikan orang tua hanya cukup untuk makan

pernah menjadi pembuat soal olimpiade fisika di kos. Penulis sering memberikan jasa

SMP se-Bali yang pengerjaan tugas/PR kepada teman-teman

UNDIKSHA

tingkat

diselenggarakan oleh HMJ Pendidikan Fisika. SMA untuk mendapatkan uang tambahan.

Selama kuliah, penulis juga aktif mengajar les Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan studi

privat. Penulis lulus S1 dengan IPK 3,60 dan S1 di Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas

dengan predikat cumlaude.

Skripsi ini ku persembahkan kepada: SUMBER DARI SEGALANYA

puji syukur ku padamu untuk setiap nafas yang telah ku hembuskan

************ BAPAK DAN IBUKU TERCINTA

aku hidup di dunia ini adalah untuk membahagiakan kalian

************ UNTUK SEORANG PENEDUH HATI, ANUGERAH TERINDAH YANG PERNAH KU MILIKI

you are my definitely, kemanapun aku melangkah, kau yang menentukan arah

************ IBU ANGKATKU DI BRISBANE

thanks a million for the scholarship, the unlimited love, and the living thoughts

terimakasih atas ilmu yang telah kalian berikan semoga muridmu ini bisa menjadi guru yang sama baiknya dengan kalian

************ TEMAN-TEMAN KELAS 8A

terimakasih atas cerita persahabatan masa kuliah yang telah kalian tuliskan untukku

selalu semangat belajar dengan jujur, penuh kesadaran, dan penuh kebahagiaan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa karena atas berkah dan rahkmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Tindak Pembelajaran Guru Fisika dalam Implementasi Standar Proses

Kurikulum 2013 (Studi Kasus di Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja) ”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Ganesha.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya berkat kerja sama, motivasi, arahan, bantuan, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur dan hormat penulis, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Drs. Ida Bagus Putu Mardana, M.Si., selaku Pembimbing I, dan Putu Artawan, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing II yang telah berupaya dengan penuh kesabaran, pengertian, serta ketelitian untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, petunjuk, saran dan kritik kepada penulis di tengah-tengah kesibukan beliau, sejak awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

2. Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing serta memberi motivasi kepada penulis selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Fisika.

3. Dr. A.A. Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memfasilitasi serta mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak membantu, memfasilitasi, memberi motivasi, serta membelajarkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

ii

5. I Putu Eka Wilantara, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 1 Singaraja yang telah berkenan memfasilitasi penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

6. I Putu Mahardika, M.Pd., dan Ida Ayu Putu Surya Dewi, M.Pd., selaku guru bidang studi mata pelajaran fisika yang mengajar di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja atas segala bantuan dan kerja samanya selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja atas segala bantuan dan kerja samanya selama penulis mengadakan penelitian. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam tulisan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaannya. Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi perkembangan dunia pendidikan terutama pendidikan fisika dalam masa yang akan datang.

Singaraja, Juli 2015

Penulis

iii

TINDAK PEMBELAJARAN GURU FISIKA DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSES KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SINGARAJA)

Oleh

I Gede Dana Santika, NIM. 1113021077

Jurusan Pendidikan Fisika ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pemahaman guru tentang Standar Proses Kurikulum 2013, (2) mendeskripsikan tindak guru dalam perencanaan pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, (3) mendeskripsikan tindak guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, (4) mendeskripsikan tindak guru dalam evaluasi pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, dan (5) mendeskripsikan permasalahan dan kendala yang dihadapi guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013, serta upaya penyelesaiannya.

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru fisika yang mengajar di kelas

XI MIA SMAN 1 Singaraja, yang dipilih secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara semiterstruktur, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan secara periodik selama dan setelah pengumpulan data melalui tiga tahapan, yaitu (1) reduksi data, (2) paparan data, serta (3) penarikan simpulan dan verifikasi. Keabsahan data ditentukan melalui uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut. (1) Guru memahami bagian-bagian Standar Proses Kurikulum 2013 dari workshop kurikulum dan teks Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Guru menilai bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik bukan merupakan hal yang baru karena dalam Kurikulum 2006, guru sering menerapkan model pembelajaran kooperatif yang juga memuat kegiatan 5M. (2) Pada perencanaan pembelajaran, guru menyiapkan RPP, LKS, dan media pembelajaran. Kompenonen RPP yang dibuat sebagian besar masih mengikuti sistematika RPP Kurikulum 2006. (3) Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebagian besar telah sesuai dengan Standar Proses Kurikulum 2013, yaitu memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan menanya didominasi oleh guru. Pertanyaan siswa tidak hipotetik, sehingga aspek-aspek pendekatan saintifik yang dilakukan siswa seolah-olah terpisah (4) Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru sebagian besar telah sesuai dengan Standar Proses Kurikulum 2013, yaitu penilaian hasil belajar aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, program remedial, dan pengayaan. Namun demikian, sebagian besar penilaian tidak dapat dilakukan secara periodik. (5) Sebagian besar permasalahan dan kendala yang dihadapi guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013 disebabkan oleh ketidaksesuaian antara banyaknya tugas guru dengan alokasi waktu pembelajaran yang tersedia.

Kata-kata kunci: tindak guru, pembelajaran fisika, Kurikulum 2013 iv

THE TEACHING ACTIONS OF PHYSICS TEACHERS IN THE IMPLEMENTATION OF STANDARD PROCESS OF CURRICULUM 2013 (A CASE STUDY IN GRADE XI SCIENCE CLASS OF SMAN 1 SINGARAJA)

I Gede Dana Santika, NIM. 1113021077

Physics Education Department, the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Ganesha University of Education E-mail: mola.mola.manta@gmail.com ABSTRACT

This research aimed at: (1) describing the understanding of physics teachers towards the Standard Process of Curriculum 2013, (2) describing the teaching actions of physics teachers in implementing the teaching planning of Standard Process of Curriculum 2013, (3) describing the teaching actions of physics teachers in implementing the teaching process of Standard Process of Curriculum 2013, (4) describing the teaching actions of physics teachers in implementing the learning evaluation of Standard Process of Curriculum 2013, and (5) describing the problems and difficulties found by physics teachers in the implementation of Standard Process of Curriculum 2013 and the solutions.

This research was conducted over four months in the second semester of the Academic Year 2014/2015. Qualitative case study method was used. The subjects of this research were two physics teachers who taught in the grade XI science class of SMAN 1 Singaraja. The subjects of the research were determined by purposive sampling. The data were collected by participative observation, semi-structured interview, and document study. The interactive analysis model of Miles & Huberman was applied to analyze the data. The validity of the data was determined by Moleong's four techniques, namely credibility, transferability, dependability, and confirm ability.

The results reveal as follows. (1) The teachers understand all parts of the Standard Process of Curriculum 2013 from the school curriculum workshop and the soft copy of Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. The teachers claim that the scientific approach is not a new learning approach since in the Curriculum 2006, the teachers have implemented various kind of cooperative learning model that also provide scientific learning activities. (2) In the teaching planning, the teachers prepare the lesson plan, the student worksheet, and the teaching media. The components of the lesson plan are mostly still Curriculum 2006-based. (3) The teaching processes delivered by the teachers are mostly in accordance with the Standard Process of Curriculum 2013. However, the questioning activities are dominated by the teachers. The students’ questions are not hypothetical, so that the other aspects of scientific approach are not integrated well. (4) The learning evaluation delivered by the teachers is mostly in accordance with the Standard Process of Curriculum 2013. It is including the assessment of student’s attitude, knowledge, and skill, the remedial program, and the enrichment. However, most of the assessment cannot be done periodically. (5) The teachers ’ problems and difficulties in the implementation of the Standard Process of Curriculum 2013 are mostly caused by the mismatch between the demands of the Standard Process of Curriculum 2013 and the time allocation provided.

Keywords: the teaching actions, physics learning, and Curriculum 2013 v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 5496/C/KR/2014, menetapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan salah satu kurikulum yang diberlakukan pada Tahun Pelajaran 2014/2015 (Kemendikbud, 2014b). Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2006. Menurut Kemendikbud (2013a), penyempurnaan tersebut dikarenakan selama ini pembelajaran hanya terfokus pada pengembangan aspek pengetahuan, sehingga dinilai menjadi penyebab berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Persoalan yang dimaksud adalah (1) degradasi citra bangsa; (2) dekadensi moral; (3) degradasi karakter bangsa; (4) degradasi kepemimpinan nasional; (5) perkelahian antar pelajar; (6) narkoba; (7) korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN); (8) plagiatisme; dan (9) kecurangan dalam ujian. Sebagai bentuk revisi dari hal tersebut, maka tujuan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ditekankan pada pengembangan empat Kompetensi Inti (KI), yaitu KI-1 yang berhubungan dengan sikap spiritual, KI-2 yang berhubungan dengan sikap sosial, KI-3 yang berhubungan dengan aspek pengetahuan, dan KI-4 yang berhubungan dengan aspek keterampilan (Kemendikbud, 2014a).

Terdapat empat komponen dari delapan komponen Standar Pendidikan Nasional yang disempurnakan dalam Kurikulum 2013 (Sutrisno, 2013). Salah satu komponen tersebut adalah standar proses pembelajaran. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran (Kemendikbud, 2013d). Perencanaan pembelajaran dalam Standar Proses Kurikulum 2013 meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang secara umum memuat indikator pencapaian hasil belajar siswa, materi pembelajaran, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran, serta penyiapan media dan sumber belajar (Kemendikbud, 2013d). RPP dibuat dengan mengacu pada silabus. Dalam Kurikulum 2013, pengembangan silabus merupakan kewenangan pemerintah pusat, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, dalam Kurikulum 2013, guru tidak perlu lagi mengembangkan silabus karena telah disiapkan oleh pemerintah pusat dan sama untuk seluruh sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.

Pelaksanaan pembelajaran dalam Standar Proses Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah ilmuwan dalam melakukan penelitian. Pendekatan saintifik terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013d). Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dalam Standar Proses Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah ilmuwan dalam melakukan penelitian. Pendekatan saintifik terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013d). Pelaksanaan pembelajaran

Penilaian hasil belajar siswa dalam Kurikulum 2013 dilakukan melalui penilaian autentik. Hal ini merupakan solusi dari permasalahan penilaian hasil pembelajaran pada Kurikulum 2006 yang lebih dominan pada aspek pengetahuan. Penilaian autentik merupakan metode penilaian yang menilai keseluruhan proses pembelajaran, mulai dari masukan (input), proses (process) dan hasil (output) pembelajaran, serta mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan (Kemendikbud, 2013d). Teknik penilaian ini relevan dengan proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik karena dapat menilai kemampuan peserta didik dalam proses serta hasil pembelajaran.

Penilaian hasil pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengacu pada teknik ketuntasan belajar (Kemendikbud, 2013a). Jika peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 dengan nilai lebih dari atau sama dengan 2,66, maka peserta didik tersebut dinyatakan sudah tuntas. Jika nilai peserta didik berada di bawah nilai tersebut, maka peserta didik dinyatakan belum tuntas dan harus mengikuti program remedial. Sedangkan penilaian kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2), dilakukan dengan melihat profil sikap peserta didik secara umum pada semua mata pelajaran, jika nilainya berkategori baik (B), maka siswa dinyatakan lulus. Tetapi, jika nilai siswa di Penilaian hasil pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengacu pada teknik ketuntasan belajar (Kemendikbud, 2013a). Jika peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 dengan nilai lebih dari atau sama dengan 2,66, maka peserta didik tersebut dinyatakan sudah tuntas. Jika nilai peserta didik berada di bawah nilai tersebut, maka peserta didik dinyatakan belum tuntas dan harus mengikuti program remedial. Sedangkan penilaian kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2), dilakukan dengan melihat profil sikap peserta didik secara umum pada semua mata pelajaran, jika nilainya berkategori baik (B), maka siswa dinyatakan lulus. Tetapi, jika nilai siswa di

Kesuksesan implementasi Standar Proses Kurikulum 2013 terletak pada peran profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa, sehingga memberikan pengaruh langsung terhadap keberhasilan pembelajaran siswa. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kesiapan, kompetensi, komitmen, kesungguhan, dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013. Kompetensi yang dimaksud tidak hanya pada penguasaan bahan ajar, tetapi guru juga harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan menantang bagi siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus mampu memberikan peluang bagi siswa untuk mengoptimalkan keterampilan proses, sehinga siswa menjadi aktif dalam belajar.

Kurikulum 2013 membawa perubahan mendasar terhadap peran guru dalam pembelajaran. Secara administratif, pemerintah pusat telah menyiapkan silabus, sehingga penyusunan silabus bukan lagi menjadi salah satu tugas administrasi yang harus dilengkapi guru. Namun demikian, guru dituntut berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran, yang memberikan siswa pengalaman belajar ilmiah berbasis pendekatan saintifik. Disamping itu, guru juga dituntut melakukan berbagai jenis penilaian untuk mengukur ketercapaian pengembangan aspek pengetahuan, afektif, dan psikomotor siswa (Alawiyah, 2014). Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi para guru karena tidak semua guru memiliki kompetensi tersebut. Sejak diterapkan pada Juli 2014, banyak permasalahan yang dihadapi guru dalam menerapkan Standar Proses

Kurikulum 2013. Permasalahan yang terjadi bersifat kompleks, mulai dari pemahaman guru tentang konsep pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013, sampai dengan permasalahan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa hasil penelitian yang berhasil mengklarifikasi hal tersebut.

Pertama , Kustijono dan Wiwin (2014), dalam penelitiannya tentang pandangan guru SMK di kota Surabaya terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika berhasil mengungkap bahwa (1) guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip pembelajaran, terutama yang terkait dengan perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan ilmiah, perbedaan pembelajaran parsial dengan pembelajaran terpadu, perbedaan pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal dengan pembelajaran yang membutuhkan jawaban multi dimensi, perbedaan pembelajaran verbalisme dengan pembelajaran yang aplikatif, dan pembelajaran yang berprinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas, (2) guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip penilaian, diantaranya cara menilai kompetensi sikap, cara menilai keterampilan, dan menyusun instrumen penilaian yang sesuai kaidah, (3) guru berpandangan penyusunan RPP masih terkendala, terutama pada sumber belajar, media pembelajaran yang bervariasi, media yang sesuai dengan materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran saintifik, penilaian autentik, penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi, dan pedoman penskoran, (4) guru berpandangan masih belum dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses, yaitu guru belum terbiasa menyampaikan kompetensi yang akan dicapai kepada siswa, belum melaksanakan Pertama , Kustijono dan Wiwin (2014), dalam penelitiannya tentang pandangan guru SMK di kota Surabaya terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran fisika berhasil mengungkap bahwa (1) guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip pembelajaran, terutama yang terkait dengan perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan ilmiah, perbedaan pembelajaran parsial dengan pembelajaran terpadu, perbedaan pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal dengan pembelajaran yang membutuhkan jawaban multi dimensi, perbedaan pembelajaran verbalisme dengan pembelajaran yang aplikatif, dan pembelajaran yang berprinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas, (2) guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip penilaian, diantaranya cara menilai kompetensi sikap, cara menilai keterampilan, dan menyusun instrumen penilaian yang sesuai kaidah, (3) guru berpandangan penyusunan RPP masih terkendala, terutama pada sumber belajar, media pembelajaran yang bervariasi, media yang sesuai dengan materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran saintifik, penilaian autentik, penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi, dan pedoman penskoran, (4) guru berpandangan masih belum dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses, yaitu guru belum terbiasa menyampaikan kompetensi yang akan dicapai kepada siswa, belum melaksanakan

Kedua , Wardani et al (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “analisis kesesuaian kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik dengan tujuan

pembelajaran di SMAN Mojokerto” memperoleh data bahwa dari 22 RPP guru biologi yang dianalisis, terdapat 3 RPP yang tidak mengembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Analisis lanjutan terhadap sisa 19 RPP tersebut menunjukkan bahwa kesesuaian kegiatan mengamati dengan tujuan pembelajaran adalah sebesar 81,81 dengan kategori sesuai. Sementara kesesuaian kegiatan menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi data, serta mengkomunikasi dengan tujuan pembelajaran adalah sebesar 57,58; 68,18; 65,15; dan 68,18 dengan kategori kurang sesuai.

Ketiga , kendala guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. Data hasil survei Hotline Pendidikan Jawa Timur menunjukkan bahwa setelah hampir satu semester implementasi Kurikulum 2013, masih terdapat kebingungan guru dalam melaksanakan penilaian sesuai tagihan Kurikulum 2013 (Malinda & Susanto, 2014). Data lain dari Jawa Pos Metropolis (dalam Malinda & Susanto, 2014) menunjukkan sebanyak 64,59% guru belum dapat membuat RPP sesuai Ketiga , kendala guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. Data hasil survei Hotline Pendidikan Jawa Timur menunjukkan bahwa setelah hampir satu semester implementasi Kurikulum 2013, masih terdapat kebingungan guru dalam melaksanakan penilaian sesuai tagihan Kurikulum 2013 (Malinda & Susanto, 2014). Data lain dari Jawa Pos Metropolis (dalam Malinda & Susanto, 2014) menunjukkan sebanyak 64,59% guru belum dapat membuat RPP sesuai

SMA Negeri 1 Singaraja merupakan salah satu sekolah pengembangan Kurikulum 2013 di Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. Studi pendahuluan berupa observasi awal yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas XI MIA 6 SMA Negeri 1 Singaraja menemukan bahwa pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi, presentasi, dan tanya jawab, di mana siswa duduk berkelompok, mendiskusikan masalah dari LKS, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Sebelum diskusi dimulai, guru mengulas kembali pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, memberikan apersepsi, dan menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat diskusi berlangsung, siswa aktif mencari informasi dari berbagai buku dan internet, serta aktif bertanya kepada guru. Guru aktif menuntun setiap kelompok memecahkan permasalahan yang diberikan dengan cara mengaitkan permasalahan tersebut dengan konsep yang telah dipelajari, serta fenomena fisis yang mudah dipahami

oleh siswa. Guru juga sering memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” kepada siswa. Setelah diskusi berakhir, guru meminta perwakilan setiap kelompok menyampaikan jawaban dari permasalahan yang termuat pada LKS. Guru meminta tanggapan kelompok lain terhadap jawaban kelompok tersebut. Terakhir, guru menyampaikan jawaban dari setiap permasalahan yang sedang dibahas. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dilanjutkan dengan pemberian pekerjaan rumah dan penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Temuan tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar standar proses pelaksanaan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 telah dilaksanakan dalam pembelajaran fisika di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja. Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa komponen mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam pendekatan saintifik sudah terlaksana. Namun demikian, masih terdapat beberapa bagian Standar Proses Kurikulum 2013 yang belum dilaksanakan secara maksimal, yaitu sebagai berikut. (1) Aspek mengamati dan menanya dalam pendekatan saintifik belum diupayakan dengan baik. Kegiatan mengamati dilakukan siswa hanya dengan membaca buku. Guru tidak menampilkan gambar, animasi, atau video yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dinilai menjadi salah satu penyebab siswa tidak menyampaikan pertanyaan investigatif, sehingga kegiatan menanya cenderung didominasi oleh guru. (2) Guru tidak menggunakan media pembelajaran, sehingga beberapa siswa terlihat bingung dengan konsep pembelajaran yang abstrak. Deskripsi konsep-konsep fisis yang abstrak dilakukan guru melalui analogi fenomena fisis sederhana. Secara teori, hal tersebut dapat membantu siswa “membayangkan” konsep fisis yang diberikan. Namun demikian, guru juga harus memahami bahwa kemampuan kognitif siswa beranekaragam, sehingga tidak semua siswa terbantu dengan analogi tersebut. Terhadap materi pembelajaran yang abstrak, guru seharusnya menggunakan media pembelajaran riil untuk membantu siswa memahami materi tersebut. (3) Guru tidak terlihat melakukan penilaian selama pembelajaran. Padahal, penilaian observasi harus dilakukan oleh guru secara berkesinambungan. Hal ini mungkin dikarenakan guru lebih memprioritaskan pada pencapaian materi pembelajaran.

Secara umum, tindak pembelajaran guru merupakan bentuk terjemahan pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013 itu sendiri. Dengan demikian, kualitas pemahaman yang rendah akan memberikan hasil implementasi kurikulum yang rendah pula. Disamping itu, kompetensi guru juga sangat menentukan kesuksesan pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013. Namun demikian, bukan berarti bahwa tindak pembelajaran guru dan semua permasalahan serta kendala pembelajaran dipengaruhi oleh rendahnya kompetensi dan pemahaman guru tentang Standar Proses Kurikulum 2013. Faktor eksternal lain, seperti manajemen sekolah, kondisi fisik sekolah, kondisi siswa, ketersediaan alokasi waktu, kewajiban guru di luar jam pembelajaran, dan manajemen pengawasan akademik juga berpotensi mempengaruhi tindak serta permasalahan guru dalam pembelajaran. Lebih ekstrim lagi, permasalahan tersebut mungkin disebabkan oleh tingginya tuntutan Standar Proses Kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran, sehingga guru tidak mampu memenuhi semua tuntutan tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut, tindak pembelajaran guru dalam implementasi Standar Proses Kurikulum 2013 perlu diteliti untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013, tindak guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013, permasalahan dan kendala guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013, serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya. Gambaran tersebut akan menunjukkan seberapa jauh Standar Proses Kurikulum 2013 telah dilaksanakan dan apa permasalahan guru serta kekurangan Standar Proses Kurikulum 2013 di lapangan. Gambaran tersebut dapat dijadikan sebagai acuan oleh pemerintah Berdasarkan paparan tersebut, tindak pembelajaran guru dalam implementasi Standar Proses Kurikulum 2013 perlu diteliti untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013, tindak guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013, permasalahan dan kendala guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013, serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya. Gambaran tersebut akan menunjukkan seberapa jauh Standar Proses Kurikulum 2013 telah dilaksanakan dan apa permasalahan guru serta kekurangan Standar Proses Kurikulum 2013 di lapangan. Gambaran tersebut dapat dijadikan sebagai acuan oleh pemerintah

Berdasarkan hal tersebut, digagas sebuah penelitian yang berjudul “Tindak Pembelajaran Guru Fisika dalam Implementasi Standar Proses Kurikulum

2013 (Studi Kasus di Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja) ”.

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada tindak pembelajaran guru fisika dalam implementasi Standar Proses Kurikulum 2013 di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Singaraja. Tindak guru yang dimaksud adalah pemahaman guru tentang konsep pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013; perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis Standar Proses Kurikulum 2013 yang dilakukan guru; problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013; serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013?

2) Bagaimana tindak guru dalam perencanaan pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013?

3) Bagaimana tindak guru dalam pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013?

4) Bagaimana tindak guru dalam evaluasi pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013?

5) Problematika apa yang dihadapi guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013?

6) Upaya apa yang telah dilakukan untuk mengatasi problematika guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan pemahaman guru terhadap Standar Proses Kurikulum 2013.

2) Mendeskripsikan tindak guru dalam perencanaan pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013.

3) Mendeskripsikan tindak guru dalam pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013.

4) Mendeskripsikan tindak guru dalam evaluasi pembelajaran fisika berbasis Standar Proses Kurikulum 2013.

5) Mendeskripsikan problematika guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013.

6) Mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi problematika guru dalam penerapan Standar Proses Kurikulum 2013.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang rinci mengenai tindak pembelajaran guru fisika dalam implementasi Standar Proses Kurikulum 2013, yang meliputi praktik-praktik baik pembelajaran yang dilakukan guru, serta permasalahan dan kendala penerapan Standar Proses Kurikulum 2013 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang rinci mengenai tindak pembelajaran guru fisika dalam implementasi Standar Proses Kurikulum 2013, yang meliputi praktik-praktik baik pembelajaran yang dilakukan guru, serta permasalahan dan kendala penerapan Standar Proses Kurikulum 2013

1.4.2 Manfaat Praktis

A. Bagi Guru Hasil penelitian ini merupakan data emperis tentang praktik-praktik baik yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, serta kendala-kendala penerapan Standar Proses Kurikulum 2013 yang dihadapi guru. Data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan refleksi personal oleh guru. Praktik-praktik baik yang dilakukan guru dalam pembelajaran dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan kendala-kendala penerapan Standar Proses Kurikulum 2013 dapat diatasi dengan solusi yang tepat.

B. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dalam

mengembangkan model-model pelatihan Standar Proses Kurikulum 2013 yang tepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2006. Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Terdapat empat komponen dari delapan komponen Standar Pendidikan Nasional yang disempurnakan dalam Kurikulum 2013, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian (Sutrisno, 2013).

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup kompetensi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu (Kemendikbud, 2013b). SKL diimplementasikan ke dalam pembelajaran melalui Kompetensi Inti (KI). KI merupakan tingkat kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik dalam suatu jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti memuat 4 aspek, yaitu (1) spiritual, (2) sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Melalui aspek-aspek tersebut, peserta didik diharapkan memiliki sikap beriman, rendah hati, mulia, menggunakan ilmunya untuk bangsa dan negara, serta memiliki kreativitas.

Standar Isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tertentu (Kemendikbud, 2013c). Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Mata pelajaran tingkat SMA/MA terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib terdiri dari mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Mata pelajaran kelompok A terdiri dari tujuh mata pelajaran yang dikembangkan oleh pusat dan berorientasi pada kompetensi pengetahuan dan sikap. Mata pelajaran kelompok B terdiri dari tiga mata pelajaran yang dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi oleh daerah. Kelompok mata pelajaran peminatan terdiri dari Matematika dan Sains, Ilmu Sosial dan Bahasa. Selain itu, dalam Kurikulum 2013, peserta didik juga dapat mengikuti mata pelajaran lintas minat.

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan (Kemendikbud, 2013d). Pada Kurikulum 2013, tugas guru adalah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan memaksimalkan proses pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran yang mengadopsi langkah- langkah ilmuwan dalam melakukan penelitian. Pendekatan saintifik terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Semua kegiatan tersebut difasilitasi oleh guru dalam pembelajaran agar dapat dilakukan oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran daalm Kurikulum 2013 tidak berpusat pada guru, melainkan pada peserta didik dengan harapan dapat Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan (Kemendikbud, 2013d). Pada Kurikulum 2013, tugas guru adalah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan memaksimalkan proses pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran yang mengadopsi langkah- langkah ilmuwan dalam melakukan penelitian. Pendekatan saintifik terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Semua kegiatan tersebut difasilitasi oleh guru dalam pembelajaran agar dapat dilakukan oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran daalm Kurikulum 2013 tidak berpusat pada guru, melainkan pada peserta didik dengan harapan dapat

Pada Kurikulum 2013, dikembangkan pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, dijelaskan bahwa pembelajaran langsung adalah kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dalam RPP. Sedangkan pembelajaran tidak langsung merupakan imbas dari pembelajaran langsung, tetapi tidak direncanakan dalam RPP. Pembelajaran langsung berkenaan dengan KI-3 dan KI-4 yang berturut-turut memuat kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Sedangkan pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan KI-1 dan KI-2 yang memuat kompetensi sikap spiritual dan sosial. Kedua pembelajaran ini terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.

Standar Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Kemendikbud, 2013e). Proses penilaian pada Kurikulum 2013 dilakukan dalam bentuk penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang menilai keseluruhan proses pembelajaran, mulai dari masukan (input), proses (process) dan hasil (output) pembelajaran, yang mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dalam paparan materi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada Press Workshop di Pondok Cabe, 14 Januari 2014 (Kemendikbud, 2014e), menyatakan bahwa perbedaan konsep Kurikulum 2013 dengan KBK dan Kurikulum 2006 adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KBK dan Kurikulum 2006 Kurikulum

No KBK 2004 Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

diturunkan dari kebutuhan

2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Standar Isi diturunkan dari Tujuan Mata Pelajaran (Standar

Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) melalui Kompetensi Inti yang yang dirinci menjadi Standar

bebas mata pelajaran Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus pembentuk sikap, pembentuk

berkontribusi terhadap keterampilan, dan pembentuk

pembentukan sikap, pengetahuan

keterampilan, dan pengetahuan

4 Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari pelajaran

kompetensi yang ingin dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran diikat oleh yang lain, seperti sekumpulan mata

kompetensi inti (tiap kelas) pelajaran terpisah

Sumber: Kemendikbud (2014g)

Disamping memaparkan perbedaan konsep Kurikulum 2013 dengan kurikulum seblumnya, Kemendikbud juga memaparkan perbedaan mata pelajaran Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Perbedaan Mata Pelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006

No Kurikulum 2006 Kurikulum 2013

1 Materi disusun untuk Materi disusun seimbang mencakup memberikan pengetahuan kompetensi sikap, pengetahuan, dan kepada siswa.

keterampilan.

2 Pendekatan pembelajaran Pendekatan pembelajaran berdasarkan adalah siswa diberitahu

pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,

tentang materi yang harus penalaran, dan penyajian hasilnya melalui dihafal (siswa diberi

pemanfaatan berbagai sumber-sumber tahu).

belajar (siswa mencari tahu).

3 Penilaian pada Penilaian otentik pada aspek kompetensi pengetahuan melalui

sikap, pengetahuan, dan keterampilan ulangan dan ujian.

berdasarkan portofolio.

Sumber: Kemendikbud (2014g)

2.2 Standar Proses Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, prinsip pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah (1) dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari pembelajaran verbalisme menuju

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso ), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik (Kemendikbud, 2013d). Berdasarkan prinsip pembelajaran tersebut, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran (supervisi akademik).

2.2.1 Perencanaan Pembelajaran

Menurut Kemendikbud (2013e), perencanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyiapan media dan sumber belajar, serta penyiapan perangkat penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, Menurut Kemendikbud (2013e), perencanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyiapan media dan sumber belajar, serta penyiapan perangkat penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,