MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

MODEL PEMBELAJARAN

  TAHFIDZUL QUR’AN DI

PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER

WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN

  

DEMAK TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

NUR IDA AFWA

NIM. 111-12-227

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

MODEL PEMBELAJARAN

  TAHFIDZUL QUR’AN DI

PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER

WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN

  

DEMAK TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

NUR IDA AFWA

NIM. 111-12-227

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  MOTTO ًَُّلَّهَػ َٔ ٌَ ْشُ ْن َىلَّهَؼَج ٍَْي ْىُ ُشَْٛ

  “Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al- Qur‟an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)

  ٍَِْٛن ِضًُُْلۡن ُشلَۡٛ َثََْ َٔ لٗا َس َ مُّي لٗا َضُُْي ُِْٙلۡن ِضََْ ِّ َس Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat." (QS. Al-

  Mu‟minun: 29) PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayah dan Ibuku tercinta, H.M. Riyadi dan Hj. Sri Lestari (almh) yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Para Masyayih-Masyayihku, khususnya Abah K.H. Mujahidin Mukhlas dan Ibu Nyai Hj. Maidah Al-Hafidzoh sebagai pencerah hatiku yang telah menunjukkanku ke pintu Rahmatullah.

  3. Bapak Abdullah Arif dan Bapak Fahsin M. Faal yang telah memberikan inspirasi untukku.

  4. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M. Ag. yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini.

  5. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.SI beserta istrinya yang telah memberikan motivasi, bantuan, dan doa kepadaku.

  6. Keluarga Besarku, mas Aula, mbak Nur, mas Taufiq, mbak Arum, mas Indri, mbak Ifa, mas Ratno, mbak Dwi, dek Fina, dek Iwan, dek Rizqi, dan dek Luqman, yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

  7. Untuk Mamahku (Mak Tun) dan Aby Abdullah yang telah memberikan kepercayaan penuh kepadaku.

  8. Keponakanku tersayang, dek Zakky, dek Rehan, dek Naila, dan dek Mira yang selalu menghiburku.

  9. Sahabat-sahabatku, Afi, eL, mbak Asiah, Ika, Halimah, Lina, Dania, mbak Ida, neng Zahir, mbak Ning, Nafi‟, mas Baidhowi, mas Alfiyan, mas Is, Rokha, Farid, Anwar, kang Mif, pak Jo, dan pak Tri yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  

   

Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

  Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kekuatan, petunjuk, dan perlindungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Model Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al- Wahid Putri Ben er Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun 2016”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Ibu Maslikhah, M.Ag., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Abah K.H. Mujahidin Mukhlas dan Ibu Nyai Hj. Maidah Al-Hafidzoh selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahid yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  7. Kedua orang tuaku, kakak-kakakku, dan adik-adikku yang telah memberikan doa, motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.

  8. Para Ustadz dan ustadzah, pengurus, santri, dan keluarga besar Pondok Pesantren Al-Wahid Bener, Weding, Bonang, Demak yang telah memberikan bantuan, informasi, serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan di bidang pendidikan kepada penulis.

  10. Staf Perpustakaan IAIN Salatiga memberikan ruang ilmu akademik sebagai sumber pengetahuan penulis.

  11. Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.

  12. Keluarga Besar PAI G Community yang telah melukis begitu banyak kenangan kepada penulis.

  13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012 IAIN Salatiga yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

  14. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

  Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 31 Agustus 2016

  

ABSTRAK

  Afwa, Nur Ida. 2016. Model Pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren

  Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami‟atul Islamiyah, M. Ag.

  Kata kunci: Pondok Pesantren, Model Pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

  Tujuan pendidikan pesantren adalah untuk mencetak muslim yang dapat menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam serta menghayati, dan mengamalkannya dengan ikhlas. Guna mencapai tujuan ini, pesantren mengajarkan pembelajaran Al-

  Qur‟an atau Tahfidzul Qur‟an, tafsir dan ilmu tafsir, serta pembelajaran kitab lainnya. Seperti halnya Pondok Pesantren Al- Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang memiliki berbagai pembelajaran kitab dan

  Tahfidul Qur‟an serta Qira‟ah Sab‟ah. Dengan

  demikian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an di Pondok

  Pesantren Al-Wahid Putri, faktor penunjang dan penghambat pembelajaran Tahfidzul Qur‟an serta cara mengatasinya.

  Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, model pembelajaran

  

Tahfidzul Qur‟an di pondok pesantren Al-Wahid ini sangat bervariasi, di

  antaranya adalah model

  muraja‟ah kelas, sorogan, sima‟an, tartilan, acakan, dan

Qira‟ah Sab‟ah. Kedua, faktor penunjang pembelajaran Tahfidzul Qur‟an yaitu

  adanya metode menghafal Al- Qur‟an yang mudah, bimbingan khusus santri kecil dalam menghafal Al-

  Qur‟an, tersedianya buku penilaian hafalan Al-Qur‟an, terdapat program

  muraja‟ah kelas, adanya laptop sebagai fasilitas pembelajaran

  tafsir, antusias santri yang tinggi dalam mempelajari tafsir dan

  Qira‟ah Sab‟ah,

  dan mayoritas santri berada dalam usia ideal untuk menghafal Al- Qur‟an. Ketiga, faktor penghambat pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an yaitu mayoritas pondok tidak

  boleh

  muraja‟ah hafalan ketika haid, kurang muraja‟ah saat di rumah, sebagian

  santri keberatan dengan program setoran

  muraja‟ah 5 juz, banyaknya tugas

  tambahan, minimnya ruangan kelas untuk tempat

  muraja‟ah, manajemen waktu, kebiasaan santri kecil bermain saat hafalan, dan tingkat kecerdasan yang beragam.

  Cara mengatasinya adalah boleh tetap

  muraja‟ah Al-Qur‟an dengan niat berdzikir,

  ada buku catatan khusus

  muraja‟ah di rumah, akan diselenggarakan program

  tartilan ¼ atau ½ juz, tugas tambahan diberikan khusus santri yang sudah khatam Al-

  Qur‟an, sementara menggunakan rumah kyai, menggunakan waktu seefektif mungkin, santri kecil harus ekstra didampingi guru pembimbing, dan volume hafalan untuk

muraja‟ah kelas itu sama yaitu satu halaman perhari.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................................v MOTTO...............................................................................................................vi PERSEMBAHAN ...............................................................................................vii KATA PENGANTAR ........................................................................................viii ABSTRAK ..........................................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xi DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................7 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................7 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................8 E. Penegasan Istilah .....................................................................................9 F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................12 G. Metode Penelitian ....................................................................................16 H. Sistematika Penulisan ..............................................................................23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an ...................................................25 1. Pengertian Model Pembelajaran .........................................................25

  2. Pengertian Tahfidzul Qur‟an ..............................................................33 3.

  Dasar Hukum dan Kaidah Penting Tahfidzul Qur‟an ........................35 4. Model Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an ..............................................39 5. Faktor Pendukung dan Penghambat Tahfidzul Qur‟an ......................43 B. Pondok Pesantren dan Karakteristiknya ..................................................57 1.

  Pengertian Pondok Pesantren .............................................................57 2. Jenjang Pendidikan Pondok Pesantren ...............................................60 3. Macam-Macam Pondok Pesantren .....................................................61 4. Model Pembelajaran Pondok Pesantren .............................................63 5. Pondok Pesantren dan Tahfidzul Qur‟an ............................................66

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Wahid Putri .............................68 1. Letak Geografis ..................................................................................68 2. Sejarah Berdirinya ..............................................................................69 3. Visi dan Misi ......................................................................................75 4. Struktur Kepengurusan .......................................................................75 5. Sarana dan Prasarana ..........................................................................76 6. Keadaan Ustadz dan Ustadzah ...........................................................78 7. Keadaan Santri ....................................................................................81 8. Kurikulum Pengajaran ........................................................................82 9. Jenjang Pendidikan .............................................................................84 10. Gambaran Informan .........................................................................85 B. Temuan Penelitian ...................................................................................86 1. Model Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri ...................................................................................................86 2. Faktor Penunjang Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri ..................................................................................95 3. Faktor Penghambat Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri dan Cara Mengatasinya ...........................................101

  BAB IV PEMBAHASAN A. Model Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri .........................................................................................................111 B. Faktor Penunjang Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri ........................................................................................123 C. Faktor Penghambat Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Al-Wahid Putri dan Cara Mengatasinya .................................................129 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................137 B. Saran ........................................................................................................139 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................141 LAMPIRAN ........................................................................................................144

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1 struktur kepengurusan ..................................................................76 2.Tabel 3.2 sarana dan prasarana ....................................................................77 3.Tabel 3.3 data ustadz dan ustadzah ..............................................................79 4.Tabel 3.4 data santri .....................................................................................81 5.Tabel 3.5 ketentuan umum Muraja‟ah Tahfidz ...........................................84 6.Tabel 3.6 daftar nama informan ...................................................................86 7.Tabel 3.7 kesimpulan hasil penelitian ..........................................................109

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Transliterasi Arab - Latin 2. Tata Tertib Pondok Pesantren 3. Daftar Nilai SKK 4. Riwayat Hidup Penulis 5. Nota Pembimbing Skripsi 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 7. Lembar Konsultasi 8. Pedoman Wawancara 9. Verbatim Wawancara 10.

  Foto-foto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang keotentikannya

  dijamin dan dijaga oleh Allah SWT, juga menjadi satu-satunya kitab suci

  samawi yang masih murni dan asli. Sehingga Al-Qur'an yang ada sekarang ini

  masih asli dan murni sama seperti kitab suci Al- Qur‟an yang diajarkan oleh

  Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, hal itu karena Allah SWT yang menjaganya.

  Salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Qur'an yaitu melibatkan para hamba-Nya untuk ikut berperan dalam menjaga Al-Qur'an.

  Sebagai usaha nyata seorang hamba dalam proses pemeliharaan Al-Qur'an adalah menghafalkan Al- Qur‟an (Tahfidzul Qur‟an) pada setiap generasi umat Islam (Qardhawi, 1999: 189), sehingga dapat mencetak generasi muslim yang Qur‟ani. Sesuai dengan firman-Nya:

  ٩ ٌَُٕظِف ََٰ َن َُّن لََِّ َٔ َشلۡ ِّزن َُلۡنلَّضََ ٍُ لۡ ََ لََِّ

  Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan

  sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya

  ” (QS. Al-Hijr: 9). Menghafal Al-Qur'an (

  Tahfidzul Qur‟an) adalah salah satu cara untuk

  memelihara kemurnian Al-Qur'an. Adapun menjaga dan memelihara Al- Qur'an merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dimata Allah SWT.

  Seorang hamba yang diberi keistimewaan dapat menghafal Al- Qur‟an disebut dengan Hafidz (laki-laki) dan Hafidzah (perempuan). Sebagai seorang Hafidz atau Hafidzah mestinya selain dapat menghafalkan Al- Qur‟an juga harus bisa mempelajari, memahami, dan mengamalkan makna yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang dapat menjaga Al- Qur'an sekaligus juga menghafal, memahami, serta mengamalkan isi kandungan yang ada di dalam Al-

  Qur‟an dan dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan hadits Nabi SAW:

  

ُثْؼًَِس ٍذَث ْشَي ٍُْب ُةًََ ْهَػ ََِٙشَ ْ َ َل َق ُةَ ْؼُض ََُثلَّذَح ٍل َُِْٓي ٍُْب ُج لَّجَح ََُثلَّذَح

َُُّْػ ُ لَّللَّ َٙ ِضَس ٌَ ًَْثُػ ٍَْػ ًَِِّٙهمُّسن ًٍَِْحلَّشن ِذْ َػ ِٙبَ ٍَْػ َةَذَْٛ ُػ ٍَْب َذْؼَس

ًَُّلَّهَػ َٔ ٌَ ْشُ ْن َىلَّهَؼَج ٍَْي ْىُ ُشَْٛ َل َق َىلَّهَس َٔ َِّْٛهَػ ُ لَّللَّ ٗلَّهَ ِِّٙ لَُّن ٍَْػ

  Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal, telah

  menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Alqamah bin Martsad aku mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: Orang yang paling baik di antara kalian adalah

seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.

   (HR.

  Bukhori No. Hadits 4639). Al-

  Qur‟an merupakan kitab yang berfungsi sebagai sumber hikmah, cahaya mata dan akal, serta ketentraman hati bagi siapa saja yang ingin memikirkan, merenungkan, dan menghafalkannya. Selain itu, Al- Qur‟an juga merupakan undang-undang Allah yang kokoh dan dapat memberikan kebahagiaan bagi manusia yang menjadikan Al-

  Qur‟an sebagai pedoman dalam kehidupannya. Dengan demikian, salah satu sebab kebahagiaan umat Islam dan yang biasa hilang dari pandangan manusia saat ini adalah keterikatan mereka dengan Al-

  Qur‟an baik dalam memahami atau mengamalkan isi kandugan Al- Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten, khususnya bagi para penghafal Al- Qur‟an itu sendiri (Al-Munawar, 2002: 3).

  Indonesia sejauh ini telah memiliki perhatian yang tinggi terhadap masalah pendidikan

  Tahfidzul Qur‟an, yaitu mulai dari pendidikan tingkat

  dasar (SDIT Al-Azhar, SD Muhammadiyah Plus, dan sebagainya) sampai tingkat Perguruan Tinggi seperti UNSIQ Wonosobo, IIQ Jakarta, dan sebagainya. Tidak sedikit lembaga pendidikan formal yang telah berkembang dan berperan serta dalam mencetak anak bangsa yang cinta akan Al-

  Qur‟an. Selain dari pendidikan formal, banyak juga pendidikan non formal yang mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat dalam hal

  

Tahfidzul Qur‟an dan tetap memiliki eksistensi yang tinggi dalam kehidupan

  masyarakat Indonesia, baik yang bersifat tradisional maupun yang bersifat modern, salah satunya adalah lembaga pendidikan pondok pesantren.

  Pesantren sebagai bentuk lembaga pendidikan non formal yang mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia dan merupakan salah satu pendidikan di Indonesia yang bersifat tradisional. Sejarah pendidikan menyebutkan bahwa pesantren merupakan bukti awal kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan, sehingga pesantren juga disebut dengan lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia (Depag RI, 2003: 1).

  Pesantren yang ada di Indonesia telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim dan mampu menampung berjuta santri. Oleh karena itu, pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

  Selain itu, tujuan pendidikan pesantren adalah untuk mencetak muslim yang dapat menguasai ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin) secara mendalam serta menghayati, dan mengamalkannya dengan ikhlas semata-mata ditujukan untuk pengabdiannya kepada Allah SWT. Guna mencapai tujuan ini, pesantren mengajarkan Al-

  Qur‟an atau Tahfidzul Qur‟an, Tafsir dan ilmu Tafsir, Hadits beserta ilmu Hadits, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tauhid, Tarikh, Akhlaq dan Tasawuf, Nahwu, Sharaf, serta ilmu Manthiq kepada para santrinya (Depag RI, 2003: 21). Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran untuk para santri dengan berbagai macam materi tersebut, maka dibutuhkan juga berbagai macam model pembelajaran yang ada di pesantren baik untuk pembelajaran Tahfidzul Qur‟an maupun pembelajaran kitab.

  Seiring perkembangan zaman yang telah memasuki era globalisasi pada saat ini, men jadikan pemikiran para ulama‟ Islam khususnya kyai untuk selalu menjaga eksistensi pondok pesantren. Untuk mengimbangi perkembangan dunia, maka banyak didirikan pondok pesantren modern (khalaf) yaitu pesantren dengan sistem sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan klasik (Depag RI, 2003: 8). Ada juga pondok pesantren salaf yang tetap melestarikan unsur-unsur utama pesantren dan masih mampu menjaga eksistensi pesantrennya, melalui kegiatan pendidikannya berdasar pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab dengan metode pembelajaran tradisional (Depag RI, 2003: 7).

  Jika kita lihat secara umum dari pola pembelajaran yang ada di pondok pesantren, apabila pesantren tersebut untuk

  Tahfidzul Qur‟an berarti

  di dalamnya tidak ada pembelajaran kitab. Begitu juga sebaliknya, apabila pesantren itu menggunakan pola pembelajaran kitab maka di dalamnya juga tidak ada pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an. Akan tetapi, berbeda dengan

  Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Hal ini terbukti di salah satu pesantren yang berada di kawasan kabupaten Demak, yaitu Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang tetap mempertahankan predikatnya sebagai pondok pesantren yang masih menerapkan model-model pembelajaran yang bersifat salafiyah seperti model pembelajaran sorogan, muhafadzah (hafalan), musyawarah (diskusi), dan lain sebagainya.

  Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak adalah salah satu pondok pesantren yang ada di provinsi Jawa Tengah, tepatnya terletak di sebelah utara Masjid Agung Demak ± 8 km dari pusat kota Demak, yaitu berada di daerah Bener, Desa Weding, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Pondok pesantren tersebut di depannya terdapat sungai besar yang bermuara sampai ke Pantai Moro Demak, sehingga lokasi pondok pesantren ini terpisah dari rumah pemukiman warga sekitar. Sedangkan di bagian belakang pondok pesantren terlihat amat sangat luas tanah pesawahan masyarakat. Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang diasuh langsung oleh Bapak Kyai H. Mujahidin Mukhlas dan Ibu Nyai Maidah Al-Hafidzah. Pondok Pesantren Al-Wahid ini terbagi menjadi dua asrama yaitu asrama putra dan putri dengan pola bimbingan, pengajaran, dan pembelajaran yang sama. Adapun materi pendidikannya adalah mengaji kitab-kitab kuning dan menghafal Al-

  Qur‟an mulai dari usia anak-anak (± di atas usia 6 tahun) sampai dewasa.

  Salah satu perbedaan dan keunikan yang ada di Pondok Pesantren Al- Wahid dengan pondok pesantren lainnya adalah pondok pesantren ini menerapkan serta memadukan antara pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an dengan

  kajian kitab yakni berupa kajian kitab tafsir dan

  Qira‟ah Sab‟ah. Arti Qira‟ah

Sab‟ah itu sendiri adalah kitab yang berisi uraian tentang perbedaan-

  perbedaan

  qira‟at (pembacaan Al-Qur‟an) menurut tokoh-tokoh yang

  terkenal dengan sebutan “bacaan Imam yang tujuh” dan yang menjadi pegangan untuk bidang pembacaan Al- Qur‟an pada tingkat tinggi (Depag RI, 2003: 42).

  Dengan demikian, salah satu aspek yang bisa menjadi acuan dan tolak ukur dalam mengahafal Al- Qur‟an di lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren adalah dengan adanya model pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an yang

  dipadukan dengan kajian kitab tafsir,

  Qira‟ah Sab‟ah dan sebagainya yang

  disesuaikan dengan kemampuan para santri. Berdasarkan inilah penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR‟AN DI PONDOK PESANTREN AL-WAHID PUTRI BENER WEDING KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016”.

B. Rumusan Masalah

  Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana model pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak? 2. Apa saja faktor penunjang pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok

  Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak? 3. Apa saja faktor penghambat pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok

  Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak dan cara mengatasinya? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus penelitian di atas, sasaran hasil atau tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui model pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

  2. Untuk mengetahui faktor penunjang pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

  3. Untuk mengetahui faktor penghambat pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak dan cara mengatasinya.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penulisan skripsi ini di antaranya adalah:

  1. Secara Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah khasanah keilmuan terutama dalam ilmu pendidikan dan pengajaran

  Tahfidzul Qur‟an, khususnya di pondok pesantren Al-Wahid Bener

  Weding Bonang Demak dan lembaga pendidikan tahfidz pada umumnya.

  b.

  Memberikan informasi yang baru bagi masyarakat luas (pembaca) tentang model pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an yang dipadukan dengan

  kajian kitab tafsir dan

  Qira‟ah Sab‟ah, sehingga dapat digunakan

  sebagai rujukan bagi pondok pesantren atau instansi-instansi lain yang berkecimpung dalam menghafal Al- Qur‟an.

  2. Secara Praktis a.

  Bagi Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak:

  1) Untuk mengetahui manfaat atas model pembelajaran Tahfidzul Qur‟an yang selama ini telah diterapkan.

  2) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an melalui pendidikan bagi guru/ustadz, untuk kemudian dicarikan solusi terbaik. b.

  Bagi lembaga pondok pesantren, dapat mengambil contoh model pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an yang dinilai efektif untuk kemudian

  diterapkan oleh kyai/ustadz kepada santri sehingga mencetak generasi penghafal Al- Qur‟an yang cerdas.

  c.

  Bagi masyarakat luas, dapat mengetahui pentingnya pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an bagi generasi umat Islam. Khususnya untuk para

  penghafal Al-Qu r‟an agar terbiasa dalam membaca, menghafal, dan mengamalkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al- Qur‟an. Sehingga dapat menjadi generasi yang Qur‟ani sesuai dengan harapan masyarakat, agama, dan bangsa.

  d.

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang mengadakan penelitian berikutnya, baik meneruskan maupun mengadakan riset baru. Sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian tentang model pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an.

E. Penegasan Istilah 1. Model Pembelajaran

  Model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 964). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar (Depdiknas, 2007: 17).

  Menurut Soekamto, dkk. mengemukakan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Ahmadi dan Amri, 2011: 8).

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebuah pola atau kerangka konsep yang disusun secara sistematis yang dapat dijadikan prosedur belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, mengarah pada berbagai pola atau model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Tahfidzul

  Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Tahun 2016.

2. Tahfidzul Qur’an

  Istilah Tahfidzul Q

  ur‟an merupakan gabungan dari dua kata yang

  berasal dari bahasa Arab, yaitu tahfidz dan Al- Qur‟an. Kata tahfidz merupakan bentuk isim mashdar dari fiil madhi ( ) yang

   اًظْيِفْحَت ُظِّفَحُي َظَّفَح – – artinya memelihara, menjaga, dan menghafal (Munjahid, 2007: 73).

  Sedangkan Al- Qur‟an secara bahasa berarti “bacaan”. Secara istilah, Al- Qur‟an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat jibril, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah (Ash-Shabuuny, 1991: 15).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa

  Tahfidzul Qur‟an adalah kegiatan

  menghafal Al- Qur‟an dengan maksud beribadah yang dimulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas agar ayat-ayat Al-

  Qur‟an dapat dijaga, dihafal, dan diingat dalam diri dan pikiran seseorang.

3. Pondok Pesantren

  Pondok yang digunakan dalam bahasa Jawa berarti madrasah dan asrama sebagai tempat mengaji dan belajar agama Islam (Purwadarminto, 2006: 906).

  Pesantren adalah tempat murid-murid dari berbagai daerah tinggal bersama-sama untuk menuntut ilmu di bawah pimpinan seorang atau beberapa orang guru (Saerozi, 2013: 27).

  Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren merupakan sebuah asrama atau tempat tinggal santri-santri yang sedang menuntut ilmu agama kepada kyai atau ustadz di lingkungan kediaman rumah kyainya. Pada asrama itulah para santri tinggal selama beberapa tahun untuk belajar langsung keilmuan yang dimiliki oleh kyainya. Sehingga memberi kemudahan bagi kyai untuk pemantauan perkembangan pembelajaran santri.

  Dari keterangan di atas, dapat dipahami maksud dari penelitian ini adalah berbagai pola atau ragam cara dalam menghafal Al- Qur‟an yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak tahun 2016.

F. Tinjauan Pustaka

  Tinjauan pustaka merupakan telaah terhadap karya penelitian terdahulu. Pada tinjauan pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan karya penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun penelitian-penelitian tersebut di antaranya adalah:

  1. Skripsi Maidatul Faizah (STAIN Salatiga, 2012) yang berjudul “Metode

  Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Pondok Pesantren Daarul Qur‟an (Santri Usia Sekolah Menengah Pertama Colomadu Karanganyar Tahun 2012)

  ”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diterapkan dalam tahfidzul Qur'an adalah metode wahdah, metode

  sima‟i, metode menghafal per hari satu

  halaman, metode pengulangan umum. Implementasi metode tersebut secara global terbagi dua waktu yakni ba‟da Subuh dan ba‟da Isya‟. Untuk kelebihan dan kekurangan, selama ini tidak ada kekurangan yang terlihat jelas. Hal itu terlihat dari hasil pembelajaran yang selalu melampaui target.

  2. Skripsi Siti Nurhalimah (STAIN Salatiga, 2012) yang berjudul “Efektivitas

  Sistem Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an (Di Pondok Pesantren Roudlotu „Usysyaaqil Qur‟an Rowosari, Rowopolo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2012)

  ”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas sistem pendidikan

  Tahfidzul Qur‟an di pondok pesantren RUQ Desa

  Rowosari tahun 2012 berada pada kategori sangat baik. Kurikulum dan sistem pengajaran tersusun dengan baik, sehingga proses belajar mengajar penghafalan Al- Qur‟an dan pengkajian kitab terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Sistem pendidikan

  Tahfidzul Qur‟an di pondok

  Roudlotu „Usysyaaqil tersebut sangat efektif, sehingga target yang telah ditentukan dengan menghafal Al- Qur‟an selama 5-6 tahun bisa tercapai.

3. Skripsi Arif Rahman Hakim (STAIN Salatiga, 2013) yang berjudul

  “Metode Tahfidzul Qur‟an di Sekolah Dasar Islam Tahfidzul Qur‟an

  (SDITQ) Al-Irsyad Desa Butuh Kecamatan Tengaran Tahun 2013 ”. Jenis

  penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa metode tahfidzul qur‟an yang digunakan di SDITQ adalah metode Pakistani, jenis metode ini meliputi di antaranya adalah

  Sabak, Sabki dan Manzil. Tujuan metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam menghafal dan menjaga hafalannya. Media yang digunakan yaitu Al-

  Qur‟an, buku iqro‟, buku tajwid, handphone MP3, Al-Qur‟an digital, alat tulis, formulir hafalan siswa. Langkah-langkah pelaksanaan metode ini pada umumnya tidak jauh berbeda dengan pelajaran umum, hanya saja metode dan media yang digunakan berbeda dengan yang lainnya. Peranan guru sangat dibutuhkan karena perlu perhatian yang banyak, kesabaran, konsentrasi serta komitmen dalam membina hafalan siswa. Sedangkan peranan siswa merupakan sebagai pembelajaran lansung dan aktif, hasil penggunaan metode ini cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan jumlah hafalan siswa dan prestasi lomba. Kelebihan dari metode ini adalah kegiatan hafalan siswa menjadi terprogram, faktor pendukung bagi siswa di asrama dan non asrama antara lain proses menghafal dipantau lansung oleh ustadz, suasana kondusif, sarana dan prasarana yang memadai, memiliki teman-teman yang sama-sama menghafal, terkondisikan oleh jadwal. Faktor Penghambat bagi siswa asrama dan non asrama adalah malas, kurang memuraja‟ah hafalan, tidak berbakat menghafal, mengantuk, lupa, banyak bermain. Motivasi yang diberikan yaitu, memberikan reward voucer belanja, hadiah berupa perlengkapan alat tulis, memberikan perhatian kasih sayang, nasehat serta tausiyah mengenai keutamaan menghafal. Cara mengatasi faktor di antaranya memberikan pembinaan kepada siswa, mengevaluasi kendala yang ditemui, memberikan motivasi dan nasehat kepada siswa agar senantiasa rajin menghafal, berkerja sama dengan pihak wali siswa dalam mengatasi kendala tersebut serta memberikan hukuman yang mendidik bagi siswa melanggar ketika kegiatan tahfidz.

4. Skripsi Mukhamad Iskandar (Universitas Muhammadiyah Surakarta,

  2013) yang berjudul “Penerapan Metode Al-Qasimi dalam menghafal Al-

  Qur‟an di Pondok Pesantren Baitul Qur‟an Garut, Dawung, Sambirejo Sragen Tahun 2012-2013 ”. Jenis penelitian skripsi ini adalah kualitatif.

  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa yang pertama yaitu penerapan metode Al-Qasimi dalam menghafal Al- Qur‟an di pesantren Baitul Qur‟an

  Sambirejo Sragen telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pesantren, yaitu mencetak generasi Qur‟ani yang mandiri berprestasi.

  Kedua, penggunaan metode Al-Qasimi dapat berjalan cukup baik serta

  efektif. Variasi metode ini yaitu talaqqi dan muraja ‟ah, muraja‟ah individu, muraja‟ah dengan ustadz, muraja‟ah kelompok. Ketiga, faktor pendukung penerapan metode Al-Qasimi yaitu menggunakan satu mushaf, tempat yang tenang, lancar membaca Al-

  Qur‟an, dan manajemen waktu. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu belum mampu membaca Al-

  Qur‟an dengan baik, banyak ayat serupa namun tak sama, dan ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi.

5. Skripsi Miss Kadaria Waenalai (UIN Sunan Kalijaga, 2009) yang berjudul

  “Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an di Ma‟had Nahdhotul „Ulum Yala

  Thailand Selatan Tahun 2009

  ”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kalitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa metode yang dipakai adalah metode Tahfidz dan Takrir. Dan untuk pelaksanaannya, yaitu setiap hari kecuali hari minggu, dilak sanakan setelah Maghrib, Isya‟, dan Subuh. Untuk faktor penghambatnya adalah karena tidak dapat konsentrasi, sedangkan faktor penunjangnya adalah karena metode yang digunakan efektif.

  Berdasarkan temuan penelitian di atas, penulis ingin mengemukakan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan ini memiliki perbedaan yang mendasar dengan penelitian sebelumnya dan belum ada yang mengulasnya, yang membedakan adalah fokus kajian serta tempat dari penelitian ini, yakni model pembelajaran dan faktor penunjang serta penghambat pembelajaran

  

Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan

  Bonang Kabupaten Demak Tahun 2016. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa penelitian ini layak diangkat.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).

  Penelitian lapangan adalah suatu tindakan penelitian yang dilakukan di tempat penelitian yang dipilih untuk menyelidiki gejala objektif yang terjadi di lokasi penelitian (Fathoni, 2006: 96). Penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini (Muhadjir, 2002: 38).

  Untuk melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Moloeng menjelaskan penelitian kualitatif adalah prosedur data penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2011: 4).

2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti sebagai pengamat, dalam hal ini tidak sepenuhnya berperan dalam proses pembelajaran tetapi masih melakukan fungsi pengamatan (Moleong, 2007: 77). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi Pondok Pesantren Al-Wahid Putri Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak dan terlibat secara langsung dalam aktivitas santri, terutama dalam usahanya untuk memperoleh data dan berbagai informasi. Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada bulan April sampai Mei tahun 2016.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang difokuskan pada asrama putri. Peneliti memilih lokasi ini karena sebelumnya belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang model pembelajaran Tahfidzul

  Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Wahid Bener Weding Kecamatan Bonang

  Kabupaten Demak, sebagai satu-satunya pondok pesantren yang dapat memadukan pembelajaran

  Tahfidzul Qur‟an dengan kajian kitab tafsir dan Qiro‟ah Sab‟ah yang ada di daerah tersebut.

  4. Sumber Data

  Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, penulis mengambil dan mengumpulkan data dari sumber data primer (utama) dan sumber data sekunder (pendukung).

  a.

  Sumber Primer Sugiyono (2010: 308-309) mengatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data. Dalam penelitian ini, data primernya adalah kyai, pengurus, ustadz/ustadzah, dan santri.

  b.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 136

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 124