UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI

PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN,

KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR,

KABUPATEN KARANGANYAR

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  Oleh:

  

ASRI NARISWARI HANYAJANI

NIM. 111 13 171

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : - Hal : Naskah Skripsi Saudari Asri Nariswari H.

  Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Asri Nariswari Hanjayani NIM : 111 13 171 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Judul :UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH NURUL YAQIIN KARANGANYAR

  Dengan ini kami mohon kepada Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga agar skripsi saudari tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 17 April 2017 Pembimbing Fatchurrohman, M. Pd.

  NIP. 19710309 200003 1001

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

  SKRIPSI UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR Disusun oleh ASRI NARISWARI HANJAYANI NIM: 111 13 171

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 5 Juni 2017 dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr.Budiyono Saputra, M. Pd. _______________________ Sekretaris Penguji : Dr. Fatchurrohman, M. Pd. _______________________ Penguji I : Imam Masarum, M. Pd. _______________________ Penguji II : Drs. Wahyudiyana, M. M.Pd. ______________________

  Salatiga, 5 Juni 2017 Dekan Suwardi, M. Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Asri Nariswari Hanjayani Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Judul : UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN KARANGANYAR

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karyaK saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 17 April 2017 Yang menyatakan,

  Asri Nariswari H NIM: 111 13 171

  

MOTTO

  • َناَد ْنَم ٌسْيَكْلا :َلَاق

  ِسْوَا ِنْبِداَّدَش َلْعي َ ِبَِا ْنَع ْمَلَسَو ِةْيَلَع ٌةَّللا َىلَص ِِّبًِّنلا نَع ُوْنَع ةَّللا َيِضَر )يِذِمِْتِلَا ُهاَوَر( ِةًّللا ىَلَع َنىََتََو ،اَىاَوَى ٌ وَسْفَ ن َعَبْ تَا ْنَم ُزِحَاعْلاَو ِتْوَمْلا َدْعَ ب َامِل َلِمَعَو ٌوَسْفَ ن

  (Nawawi, 1999: 95) “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu menjaga dirinya dari beramal untuk bekal sesudah mati, sedangkan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya tetapi ia mengharapkan berbagai harapan kepada Allah Swt” (Hr. Tirmidzi).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Ibuku ( Sutarti) dan ayahku ( Nafian) yang sangat saya cintai , sebagai wujud baktiku padanya yang senantiyasa mencurahkan kasih sayang dan doanya bagi penulis.

  2. Saudaraku tersayang, Hilda Afriyanti, Novel Al-Asqolani , yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.

  3. Bapak Fatchurrohman, M.Pd yang selalu membimbing dan memotivasi penulis.

  4. K.H Nasafi M.Pd, dan bu Nyai Asfiah selaku orang tua keduaku di pondok pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

  Suatu kebanggan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik- baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.

  Penulis banyak hambatan yang menghalang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri, kalaupun skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan bantuanya, khususnya kepada

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M. Pd selaku rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati , M. Ag selaku Ketua Jurusan PAI FTIK IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Fatchurrohman, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulis skripsi ini.

  5. Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan progam 6.

  Teman seperjuangan , PAI 2013, yang selama ini berjuang bersama 7. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman ( Nur Cahyo Andri B, Arifatul

  Fitriyah, Riza Fatmawati, Fahrudin Wisnu S, Abdin Nur Khaqiqi,) dan teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

  8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas jasa mereka , penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat

  Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangu dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini . Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  

ABSTRAK

  Hanjayani, Asri Nariswari. 2017. Upaya Pembinaan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar . Skripsi.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman. M. Pd.

  Kata Kunci: Kecerdasan, Spiritual

  Penelitian ini merupakan upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri yayasan ponndok pesantren As salafiyah Nurul Yaqiin Bejen, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar, 2) dampak kecerdasan spiritual santri terhadap akhlak santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar, dan 3) problem dan solusi dalam pembinaan kecerdasan spiritual santri pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil lokasi di Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan lebih dahulu memfokuskan pada data yang penting kemudian disajikan dalam teks yang bersifat deskriptif-analitik, dan ditarik kesimpulan dengan memaparkan secara deskriptif.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, diantaranya: membaca Al-

  Qur’an, shalat malam, melanggengkan wudhu, puasa senin kamis, mujahadah dengan dzikir qalbun salim. 2) dampak kecerdasan spiritual santri terhadap akhlak santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar, diantaranya: Akhlak santri lebih terjaga yaitu andap ashor, tawadhu, memiliki selera humor, mempunyai pribadi yang penuh pengabdian dan bertanggung jawab, senang menolong orang dan berbuat baik, Dapat memahami hidupnya, dalam keadaan apapun, dan rendah hati. 3) Problem dan solusi dalam pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqiin Bejen. Problemnya adalah: Tingkat kesadaran santri untuk dapat melaksanakan amar dari guru, karena santri berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan majemuk, kurang efektifnya guru pengajar dalam Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen, Tingkat kesadaran santri yang kadang lebih mengutamakan tugas sekolahnya. Sedangkan solusinya antara lain: Bermujahadah kepada Allah Swt dan berigstighozah meminta pertolongan kepada Allah Swt. Agar setiap masalah dalam meningkatan kecerdasan spiritual di Ridhoi oleh Allah Swt, melakukan pendekatan persuasif dan bekerjasama antara lurah pondok, ustaz dan pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO .............................................................................. .. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... . ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................. . v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ..................................................................................................... . x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 E. Penegasan Istilah .......................................................................... 5 F. Metode Penelitian ........................................................................ 6 G. Sistematika Penulisan ................................................................ 15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecerdasan Spiritual ................................................................... 18 B. Pembinaan Kecerdasan Spiritual ................................................ 36 C. Pondok Pesantren ....................................................................... 38 D. Kajian Pustaka Yang Relevan......................................................41 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITI A. Profil Lembaga ........................................................................... 44 B. Paparan Data .............................................................................. 51 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen ................................ 61 B. Dampak kecerdasan Spiritual Santri terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen ................... 69 C. Problem dan solusi dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqiin Bejen ....... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 74 B. Saran .......................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 :Daftar Nama dan Jumlah Santri ............................................................49Tabel 3.2 : Daftar nama dan jumlah Ustaz............................................................ 50Tabel 3.3 : Jadwal Pelajaran Santri........................................................................ 54Tabel 3.4 : Data Observasi Kecerdasan Spiritual Santri......................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Lembar Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Lembar Pedoman Observasi Lampiran 3 : Lembar Dokumentasi Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 6 : Surat Sudah Melakukan Penelitian Lampiran 7 : Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 8 : Nilai SKK Mahasiswa Lampiran 9 : Struktur Organisasi Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam yang

  lainya. Ditinjau dari segi historisnya, pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan berkembang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya. Pendidikan pesantren di dalamnya meliputi pendidikan Islam, Dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainya yang sejenis. Tujuan pondok pesantren adalah untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran- ajaran islam dan mencetak kader- kader Ulama dan Dai.

  Pesantren dan santri merupakan subkultur (sub-culture) Islam Indonesia dan menjadi penjaga keilmuan dan intelektual Islam yang berasal dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan Hadist. Santri adalah orang yang mendalami agama Islam dengan berguru di tempat pesantren dan beribadat dengan sungguh-sungguh agar menjadi orang yang sholeh.

  Jadi dalam hal ini kecerdasan spiritual harus dimilki oleh seorang santri, agar mepunyai akhlak yang arif dan bijak. Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan manusia dalam memberi makna. Dalam kondisi yang sangat buruk dan tidak di harapkan, kecerdasan manusia dapat menuntun menemukan makna. Manusia dapat memberi makna melalui dari berbagai macam keyakinan. Agama (Religi) dapat mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan pandangan yang lebih jauh. Bermakna di hadapan tuhan (Kurniyasih, 2010: 28).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang di laksanakan di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Kelurahan Bejen, Kecamatan beberapa informasi yang menarik, yaitu santri kurang mendapatkan pembelajaran agama di keluarga (Broken Home), santri yang di titipkan karena kesalahan di dalam pergaulan (Narkoba, minuman keras), santri mengalami kegelisahan, dan kecemasan dalam hidup, baik disebabkan oleh masalah-masalah duniawi maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan kehausan spiritual. Santri yang berasal dari keluarga broken home dan kesalahan dalam pergaulan kurang lebih 10% dari jumlah 24 santri.

  Untuk mengatasi hal-hal di atas, Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin, Kelurahan bejen, Kabupaten Karanganyar, mempunyai upaya pembinaan yang menitikberatkan pada pengembangan kecerdasan spiritual. kecerdasan spiritual baru bisa dilihat ketika seseorang tersebut melakukan sesuatu. Visi pembelajaran tersebut yaitu santri wajib melanggengkan wudhu baik keadaan mau shalat atau tidak, membaca Al- Quran,bermutolaah dengan guru, melakukan shalat malam secara berjamaah, khusus setiap malam Rabu dan malam Jumat di pimpin oleh bapak kyai, Puasa Sunnah Senin dan kamis, dan mujahadah dengan dzikir qalbun salim.

  Semua orang mempunyai instink untuk menghidupkan kecerdasan spiritual, sebagai hakikat manusia yang terdalam hati selalu berada di sisi tuhan. Demikian sebaliknya tuhan berada dalam hati orang-orang yang suci. Hati menjadi elemen yang penting dalam kecerdasan spiritual.

  Bahkan sumber kecerdasan spiritual justru terletak pada suara hati nurani ( kita yang tak bisa ditipu oleh siapapun termasuk diri kita sendiri dan suara hati fitrah akan sama dirasakan oleh manusia di seluruh dunia.

  Dari Latar belakang yang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian mengenai UPAYA

  PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR.

B. Rumusan Masalah

  Dari Latar Belakang Masalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang nantinya akan pembantu penulis dalam pokok bahasan yang lebih terarah baik dalam penelitian maupun penyusunan skripsinya.

1. Apa upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri di Pondok

  Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen? 2. Apa dampak Pembinaan Kecerdasan Spiritual santri terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen?

  3. Apa problem dan solusi dalam pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  2. Untuk mengetahui dampak pembinaan kecerdasan spiritual santri terhadap akhlak santri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

3. Untuk mengetahui problem dan solusi dalam pembinaan Kecerdasan spiritual di pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis a.

  Dengan adanya tulisan ini, diharapkan dapat menulis salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  b.

  Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kecerdasan Spiritual.

2. Secara Praktis a.

  Bagi Penulis Untuk mengetahui upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  b.

  Bagi Santri Agar santri memiliki hati Nurani yang baik, tawadhu terhadap Kyai dan orang tua. Bisa memaknai hidup dengan baik dan mampu menyayangi dan menghargai yang lebih tua. Serta santri lebih mudah untuk dibina dan diarahkan.

  c.

  Bagi Pondok Pesantren Agar bisa menerapkan visi, misi dan tata tertib yang sudah di sepakati bersama dan membina santri dengan kajian kitab-kitab nya yang di lakukan secara muhadoroh.

E. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian UPAYA PEMBINAAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI PONDOK PESANTREN ASSALAFIYAH NURUL YAQIIN, KELURAHAN BEJEN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR. Istilah-istilah tersebut meliputi: 1.

  Upaya Kegiatan dengan menggerakan badan, tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan pekerjaan (pekerjaan, prakarsa, ikhtiar daya upaya) untuk mencapai sesuatu ( Daradjad, 1980: 35).

  2. Pembinaan Tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan Pembinaan menurut istilah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terarah, serta bertanggung jawab untuk 16).

  3. Kecerdasan Spiritual Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan tertinggi yang memiliki daya ubah yang amat tinggi sehingga dapat mengeluarkan manusia dari situasi keterkungkunganya. Kecerdasan Spiritual memungkinkan manusia menjadi kreatif mengubah aturan dan situasi dalam suatu medan tak terbatas (Kurniasih, 2010:31).

F. Metode Penelitian

  Penelitian adalah cara kerja yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian (Fathoni, 2011: 99).

  Jadi metode merupakan cara untuk menemukan, menguji dan mengembangkan suatu kebenaran. penelitian merupakan pemikiran yang luar biasa akan tetapi tetap sistematis dalam memecahkan masalah karena dalam penelitian untuk menguji kebenarannya dengan menggunakan data- data yang valid (Kasiram, 2008: 36).

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin karanganyar Penelitian Lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi gejala obyektif yang terjadi di lokasi tersebut (Fathoni, 2011: 96).

  Penelitian yang akan dilakukan bersifat kualitatif. Menurut Muhimmatun (2015: 33). Penelitian kualitatif dapat membantu peneliti untuk memperoleh jawaban atas suatu gejala, fakta, dan realita yang dihadapi, sekaligus memberikan pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah menganalisis data yang ada .

  Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau perubahan pada variabel- variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

  Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka-angka (Sukmadinata, 2006: 5).

  Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, karena penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau perubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Kondisi bisa di teliti melalui wawancara kyai, ustaz, dan para santri atau melaui data-data, untuk mengetahui upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri sehingga akan ditemukan kendala dalam pembinaan tersebut.

  2. Lokasi Penelitian pesantren Assalafiyah Nurul Yaqin, Jln Pandawa No. 2. kadipiro Baru Rt/Rw 04/10. Kelurahan Bejen. Kecamatan Karanganyar. Kabupaten Karanganyar. Alasan penulis memilih lokasi ini karena sebagai santri pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin merupakan salah satu pondok pesantren yang menampung anak-anak yangakhlak dan budi pekerti mereka kurang baikdi karenakan broken home, miskin secara finansial, sehingga menjadikan kecerdasan spiritual mereka kurang baik.

3. Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

  a.

  Sumber data primer Sumber data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data di kumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek peneliti yang dilakukan.

  Sumber data primer ini di peroleh dari informan. Informan utama dalam penelitian ini adalah, kyai, ustaz dan santri di pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqin Bejen.

  Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian penelitian ini adalah kyai, ustads, yang dijadikan responden yaitu santri Pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar yang berperan untuk mengklarifikasikan kebenaran upaya Pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin karanganyar.

  b.

  Sumber Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.

  Berkaitan dengan sumber data sekunder, penulis akan mencari dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan judul penelitian seperti: Sejarah pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen, visi dan misi pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen, tujuan pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen, Buku catatan upaya pembinaan Kecerdasan Spiritual dan hal-hal yang berkaitan dengan judul penelitian.

4. Prosedur Pengumpulan Data

  Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, emnghimpun, mengambil, atau menjaring data Untuk mengetahui data-data di lapangan, maka digunakanlah beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi a.

  Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Orang yang mengajukan pertanyaan dalam proses wawancara disebut pewawancara (interview) dan yang memberikan wawanca disebut interviewe(Fathoni, 2005: 105).

  Dalam hal ini, peneliti mewawancarai pengasuh pondok pesantren dan ustads pondok pesantren untuk data yang berhubungan dengan profil pondok pesantren, Pembinaan kecerdasan spiritual santri pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen. b.

  Observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi pasif, yaitu peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan akan tetapi hanya mengamati.

  Pada metode observasi penulis mencari data dan mencatat hal-hal yang penting dan yang diperlukan, seperti: suasana belajar di pondok, serta pembinaan kecerdasan spiritual santri Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  Dalam hal ini peneliti memperoleh data-data melalui observasi, dalam upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri yaitu antara lain: 1)

  Suasana Mujahadah dan shalat malam di pondok pesantren

2) Pelaksanaaan upaya pembinaan kecerdasan spiritual.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan bukti-bukti (gambar, suara, tulisan) terhadap segala hal baik obyek atau segala sesuatu yang sedang terjadi. Metode ini akan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk mencari data mengenai beberapa hal, baik berupa catatan dan gambaran umum pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Nurul Yaqiin Bejen. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

  Dalam hal ini dokumentasi dapat penulis kelompokkan sebagai berikut: 1) Sejarah Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen. 2)

  Visi dan Misi Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  Buku catatan Pembinaan Kecerdasan Spiritual santri pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  4) Data-data yang menunjang dalam penelitian ini.

  5. Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data modelMiles dan Hubermen yang dikutip oleh Khasanah (2015: 37).

  Dalam analisis data ini meliputi tiga aktivitas, yaitu a.

  Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

  b.

  Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Melalui penyajian tersebut, maka data terorganisasikan, terrsusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penyajian data dalam bentuk tabel dan naratif.

  c.

  Penarikan kesimpulan Setelah data disajikan, langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data. Maka kesimpulan bersifat kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

6. Pengecekan Keabsahan Data

  Teknik yang digunakan untuk pengecekan keabsahan data adalah teknik triangulasi. Tehnik yang menggabungkan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi merupakan pengumpulan dan pengecekan data menggunakan perspektif berlainan. Misalnya, menggabungkan catatan lapangan hasil pengamatan dan naskah hasil wawancara.

  Dalam penelitian ini tehnik triangulasi akan digunakan pada sumber-sumber yang diasumsikan banyak informasi yang akan didapat. Triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan memakai beberapa metode penelitian dalam menggali data sejenis, misalnya wawancara, observasi, dan angket (Khasanah, 2015: 37-38).

  Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

  a.

  Triangulasi teknik adalah cara yang digunakan untuk mengecek kebenaran data yang dilkukan dengan cara wawancara, kemudian ataupun observasi. Wawancara tersebut antara lain, apa upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen? b. Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan sumber yang berbeda. Sumber yang dimaksud adalah pengasuh pondok pesantren dan ustaz dengan pertanyan yang sama yaitu, bagaimana dampak pembinaan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen?

7. Tahap-tahap Penelitian a.

  Tahap pra-lapangan Dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan penelitian, memiilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian. b.

  Tahap pekerjaan lapangan Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur menjadi satu dan menjaga keakraban dengan agar dalam mencari informasi subyek mudah menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat data yang diperlukan.

  c.

  Tahap analisis data Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2011: 103), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya.

G. Sistematika Penulisan Sistematika di sini adalah , gambaran umum tentang skripsi ini.

  Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal bersikap sampul , lembar berlogo,judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, adapun bagian inti berisi tentang pendahuluan sampai dengan penutup; dan pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, manfaat penelitian, Penegasan Istilah, Metode kehadiran peneliti (c). Lokasi penelitian (d). Sumber data (e). Prosedur pengumpulan data (f). Analis data (g). pengecakan keabsahan data (h). Tahap-tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Landasan Teori Pada bab ini berisi tentang pengertian upaya Pembinan Kecerdasan Spiritual, ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritualitas menurut para tokoh, Melejitkan kecerdasan spiritual, indikator kecerdasan spiritual.

  BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada bagian ini berisi tentang: A. Sejarah berdirinya pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqiin Bejen, dasar dan tujuan, letak geografis, visi dan misi, sumber pemasukan data, Struktur organisasi kepengurusan, sistem pendidikan, kelembagaan, sarana dan prasarana.

  B.

  Data Hasil wawancara , meliputi data tentang pembinaan kecerdasan spiritual, dampak kecerdasan spiritual terhadap akhlak santri, problematika dan solusi yang dihadapi di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Yaqiin Bejen.

  BAB IV : Pembahasan Pada bagian ini berisi tentang, keadaan pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar,upaya pembinaan kecerdasan spiritual santri, dan solusi dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri . BAB V : Kesimpulan, saran dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecerdasan Spiritual 1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

  yaitu kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yakni sempurnanya perkembangan akal budi untuk berpikir, mengerti atau tajam pikiran. Kecerdasan adalah pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan sesuatu. Kecerdasan tidak hanya terbatas pada ketajaman berpikir otak saja, namun kecerdasan juga meliputi kemampuan memecahkan masalah-masalah yang abstrak. Dalam hal ini, C.P. Chaplin (1975) yang dikutip oleh Kurniasih (2010: 12) memberikan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

  Sementara itu, Anilta E. Woolfolk (1975) mengemukakan bahwa menurut teori lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian yaitu: a.

  Kemampuan untuk belajar b.

  Keseluruhan pengetahuan yang di peroleh, dan c. Kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Menurut Robret J. Sternberg (1981) dalam buku Kurniasih yang berjudul Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad. seorang ahli psikologi, mengartikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk: 1. belajar, menyesuaikan diri terhadap lingkungan. 2. mengadaptasikan diri terhadap situasi baru 3. dan memanfaatkan pengalaman (Kurniasih, 2010: 15).

  “spirit” dan berasal dari kata latin “spiritus”, yang diantaranya berarti Roh,

  jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa hidup (Kurniasih, 2010: 10).

  Menurut kamus psikologi karangan Chaplin, spiritual berasal dari kata “spirit” berarti semangat, jiwa, ruh atau sukma.

  Jadi kecerdasan spiritual adalah kesadaran dalam diri manusia yang membuat manusia menemukan dan mengembangkan bakat-bakat bawaan, intuisi, otoritas batin, kemapuan membedakan yang salah dan benar serta kebijaksanaan.

2. Kecerdasan Spiritual Menurut Para Tokoh

  Dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif dan trasendetal. Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain.

  Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Question (SQ) adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di spiritual yang sangat terkait dengan persoalan makna dan nilai ini pertama kali digagas dan di temukan oleh Danah Zohar dan Lan Marshall.

  Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan tertinggi yang memiliki daya ubah yang amat tinggi sehingga dapat mengeluarkan manusia dari situasi keterkungkunganya. Kecerdasan Spiritual memungkinkan manusia menjadi kreatif mengubah aturan dan situasi dalam suatu medan tak terbatas.

  Ada beberapa bukti ilmiah keberadaan SQ yang dikemukakan Danah Zohar dan lan Marshall, di antaranya adalah penelitian neuropsikolog Michael Persinger di awal tahun 1990-an, dan lebih mutakhir lagi tahun 1997 oleh ahli syaraf versus Ramachandran bersama timnya dari Universitas California, yng menemukan adanya God Spot (Titik Tuhan) dalam otak Manusia.

  “Titik Tuhan” ini memang tidak membuktikan keberadaan Tuhan, tetapi menunjukan kecenderungan otak manusia yang berkembang ke arah pencarian agenda-agenda fundamental dalam hidup, seperti rasa memiliki, masalah makna, dan nilai kehidupan.

  Danah Zohar, dalam bukunya yang berjudul SQ: Spiritual Intelegence,

  

The Ultimate Intellegence , menilai bahwa kecerdasan spiritual merupakan

  bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan sebelumnya, yakni kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

  Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi karena erat dan merupakan jalan untuk bisa merasakan sebuah kebahagiaan (Azzet, 2010: 27).

  Sedangkan dalam buku Mendidik SQ anak menjelaskan kecerdasan spiritual merupakan suatu cara berpikir yang bersifat unitif atau menyatukan dengan kemampuan membingkai ulang segala persoalan dan mengkontekstualisasikan semua pengalaman hidup manusia.SQ berusaha mengundang manusia pada puncak ketinggian untuk melihat segala persoalan hidup dari prespektif keseluruhan yang lebih luas, lebih tinggi, dan lebih dalam. SQ menghidupkan semangat bahwa manusia tidak hidup dalam dunia, tetapi bagian utuh dunia, sehingga setiap jengkal langkah manusia adalah bagian dari proses universal yang lebih besar (Kurniasih, 2010: 32).

  Menurut Ary Ginanjar dalam buku ESQ Menyebutkan bahwa SQ adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip hanya karena Allah Swt (Agustian, 2001: 57).

  Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat di pahami bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sudah ada dalam setiap manusia sejak lahir yang membuat manusia menjalani hidup ini dengan di jalaninya selalu bernilai.

3. Indikator Kecerdasan Spiritual

  Kecerdasan spiritual melahirkan iman yang kukuh dan rasa serta kepekaan yang mendalam. Kecerdasan semacam inilah yang menegaskan wujud Tuhan ada di mana-mana. Kecerdasan spiritual melahirkan kemampuan untuk menemukan makna hidup serta memperhalus budi pekerti (Agustian, 2001: 57).

  Kemudian dalam pengembangan dan praktik kecerdasan spiritual ada 12 sifat yang menunjukan kemampuan manusia untuk menggunakan keseluruhan otaknya, kemampuan itu untuk menimbulkan transformasi dalam hidup dan dalam pekerjaan tempat mereka beraktifitas dan kesanggupannya untuk berfikir pada saat kacau. Sifat-sifat ini memungkinkan untuk berhubungan dengan jiwa manusia sendiri dan untuk menempatkan dirinya di inti terdalam diri manusia. Inilah kedua belas sifat-sifat itu (Khikamawiti, 2007: 38-39).

  a.

  Kesadaran diri. Mengetahui apa yang diyakini dan mengetahui nilai serta hal apa yang sungguh-sungguh memotivasi kita. b.

  Spontanitas. Menghayati dan merespon momen dan semua yang dikandungnya.

  c.

  Terbimbing oleh visi dan Nilai. Bertindak berdasarkan prinsip dan keyakinan yang dalam dan hidup sesuai denganya.

  d.

  Holisme (kesadaran akan sistem). Kesanggupan untuk melihat pola- e.

  Kepedulian. Sifat ikut merasakan dan empati yang dalam.

  f.

  Merayakan keragaman. Menghargai perbedaan orang lain dan situasi yang asing dan situasi yang asing dan tidak mencercanya.

  g.

  Indenpendensi terhadap lingkungan. Kesanggupan untuk berbeda dan mempertahankan keyakinan diri.

  h.

  Kecenderungan untuk mengajukan pertanyaan fundamental. Mengapa? kebutuhan untuk memahami segala sesuatu, mengetahui intinya. i.

  Kemampuan untuk membingkai ulang. Berpijak pada problem atau situasi yang ada untuk mencari gambaran lebih besar. Konteks lebih luas. j.

  Memaafkan kemalangan secara positif. Kemampuan untuk menghadapi dan belajar dari kesalahan-kesalahan untuk melihat probem-problm sebagai kesempatan. k.

  Rendah hati. perasaan menjadi pemain dalam drama besar, mengetahui tempat kita yang sesungguhnya di dunia ini. l.

  Rasa keterpanggilan. “terpanggil” untuk melayani sesuatu yang lebih besar dibanding diri kita.

  Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, ketika menghadapi persoalan dalam hidupnya, tidak hanya dihadapi dan dipecahkan dengan rasional dan emosional saja, tetapi ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual. Dengan demikian, langkah-langkahnya lebih matang dan bermakna dalam kehidupan (Azzet, 2010: 37). orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut: a.

  Kemampuan Bersikap Fleksibel Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan sikap hidupnya yang fleksibel atau bisa luwes dalam menghadapi persoalan. Karena pengetahuanya yang luas dan dalam serta sikap dari hati yang tidak kaku.

  Orang yang fleksibel semacam ini lebih mudah menyesuaikan diri dalam berbagai macam situasi dan kondisi. Orang yang fleksibel juga tidak mau dalam memaksakan kehendak dan tak jarang tampak mudah mengalah dengan orang lain. Meskipun demikian, ia mudah untuk bisa menerima kenyataan dengan hati yang lapang (Azzet, 2010: 38).

  b.

  Tingkat Kesadaran yang Tinggi Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi berarti ia mengenal dengan baik siapa dirinya. Orang yang demikian lebih mudah mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan keadaan, termasuk dalam mengendalikan emosi. Dengan mengenal diri secara baik, seseorang lebih mudah pula dalam memahami orang lain. Dalam tahap spiritual selanjutnya, lebih mudah baginya untuk mengenal Tuhannya.

  Dalam menghadapi persoalan hidup yang semakin kompleks, tingkat kesadaran yang tinggi ini sangat penting sekali. Tidak mudah baginya untuk putus asa. Jauh dari kemarahan, sebaliknya sangat dekat mendapatkan julukan sebagai orang yang tidak tau diri dari orang lain (Azzet, 2010: 38).

  c.

  Kemampuan Menghadapi Penderitaan Tidak banyak orang yang bisa menghadapi penderitaan dengan baik. Pada umumnya, manusia ketika dihadapkan dengan penderitaan, akan mengeluh, kesal, marah, atau bahkan putus asa. Akan tetapi, orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik akan mempunyai kemampuan dalam menghadapi penderitaan dengan baik.

  Kemampuan menghadapi penderitaan ini didapatkan karena seseorang mempunyai kesadaran bahwa penderitaan ini terjadi sesungguhnya untuk membangun dirinya agar menjadi manusia yang lebih kuat. Ia juga mempunyai kesadaran bahwa orang lain yang lebih menderita darinya ternyata masih banyak. Ternyata, ia tidak sendirian dalam menghadapi penderitaan. Lebih dari itu, ia juga menemukan hikmah dan makna hidup dari penderitaan yang sedang dihadapinya (Azzet, 2010: 39). d.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

MODEL PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN TARBIYYATUL MUBALIGHIN DESA REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 81

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

UPAYA PEMBINAAN KEBERAGAMAAN SISWA DI SD NEGERI LEMAHIRENG 05 KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 76