pengelolaan sdg bengkulu

(1)

LAPORAN AKHI R TAHUN

PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETI K

( SDG) DI PROVI NSI BENGKULU

Afrizon

KEMENTERI AN PERTANI AN

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI ANBENGKULU

2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014.

Laporan ini mencakup empat kegiatan utama yaitu inventarisasi SDG tanaman pada lahan pekarangan, karakterisasi tanaman dan ternak spesifik lokasi, pengamatan pertumbuhan tanamn koleksi serta sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi tanaman spesifik lokasi. Kegiatan inventarisasi SDG tanaman pada lahan pekarangan dilaksanakan pada 6 Kabupaten/ Kota yaitu Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu, Lebong dan Mukomuko. Karakterisasi tanaman spesifik meliputi tanaman Lobi-lobi, Karimunting, Jamblang, Mangga Bengkulu, Durian Bengkulu, Manggis Marel, Jeruk RGL, Jeruk Kalamansi dan pisang Rampit, sedangkan jenis ternak yang dikarakterisasi adalah sapi Kaur, itik Talang Benih dan ayam Burgo. Sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi tanaman dilaksanakan di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan di dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta penyusunan laporan, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kelestarian SDG lokal di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu, Desember 2014 PenanggungJawab

Drs. Afrizon, M.Si


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat : Jalan I rian Km 6,5 Kota Bengkulu

4. Diusulkan Melalui : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

5. Status Penelitian : Lanjutan 6. Penanggungjawab

a. Nama : Drs. Afrizon, M.Si

b. Pangkat/ Golongan : Penata Tk I / I I I d

c. Jabatan : Peneliti Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan Kering 9. Tahun Dimulai Kegiatan : 2013

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : Terbentuknya kebun koleksi plasma nutfah spesifik Bengkulu, sosialisasi kegiatan SDG kepada Stakeholder dan data base SDG spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu

12. Output Akhir : Pelestarian dan pengelolaan SDG, pemanfaatan SDG secara optimal dan keberlanjutan serta data base SDG spesifik Bengkulu

13. Biaya kegiatan : Rp. 146.951.000-, (Seratus Empat Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Satu Ribu Rupiah)

Koordinator Program,

I r. Wahyu Wibawa, MP., Ph.D NI P. 19690429 199803 1 001

Penanggung Jawab RPTP,

Drs. Afrizon, M.Si

NI P. 19620415 199303 1 001

Mengetahui, Kepala BBP2TP,

Dr. I r. Abdul Basit, M.S NI P. 19610929 198603 1 003

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. I r. Dedi Sugandi, MPNI P. 19590206 198603 1002


(4)

DAFTAR I SI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

DAFTAR I SI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPI RAN... vi

RI NGKASAN ... vii

SUMMARY... viii

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1. LatarBelakang... 1

1.2. Dasar Pertimbangan ... 2

1.3. Tujuan ... 3

1.4. Keluaran Yang Diharapkan ... 3

1.5. Hasil Yang Diharapkan... 3

1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak... 3

I I . TI NJAUAN PUSTAKA... 4

I I I . METODOLOGI ... 8

3.1. Lokasi dan Waktu... 8

3.2. Bahan dan Alat ... 8

3.3. Pendekatan ... 8

3.4. Ruang Lingkup Pengkajian ... 8

3.5. Metode Pelaksanaan Pengkajian ... 9

3.6. Metode Analisis Data ... 13

I V. HASI L DAN PEMBAHASANSEMENTARA... 14

4.1. Kegiatan Pendahuluan ... 14

4.2. I nventarisasi Tanaman dan Ternak ... 15

4.3. Karakterisasi Tanaman dan Ternak Spesifik Lokasi ... 28

4.4. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Koleksi ... 40

4.5. Sosialisasi Hasil I nventarisasi dan Karakterisai ... 45

4.6. Focus Group Disscusin (FGD) ... 45

V. KESI MPULAN DAN SARAN ... 47

VI . KI NERJA HASI L PENELI TI AN ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

ANALI SI S RESI KO... 50

JADWAL KERJA... 51

PEMBI AYAAN ... 52

PERSONALI A ... 54


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Nilai tolak ukur indeks keanekaragaman ... 13

2. Calon lokasi survei SDG tanaman dan ternak pada lahan pekarangan berdasarkan hasil koordinasi ke Dinas/ I nstansi ... 14

3. Lokasi survei dan jumlah sampel pelaksanaan survei SDG lahan

Pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 15

4. Lokasi survei SDG lahan pekarangan berdasarkan ketinggian tempat

ada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 16

5. Hasil survei SDG lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ kota

di Provinsi Bengkulu ... 16

6. Keragaman SDG tanaman pangan lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 17

7. Keragaman SDG tanaman sayuran lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 18

8. Keragaman SDG tanaman buah lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 19

9. Keragaman SDG tanaman hias lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 22

10. Keragaman SDG tanaman biofarmaka lahan pekarangan pada 6

6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 25

11. Keragaman SDG tanaman perkebunan lahan pekarangan pada 6

Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 26

12. Hasil inventarisasi ternak lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota

di Provinsi Bengkulu ... 28

13. Pertumbuhan tanaman Mangga Bengkulu pada penanaman di

Lapangan dan di dalam pot ... 41

14. Pertumbuhan tanaman Manggis Lebong pada penanaman

langsung di lapangan dan di dalam pot ... 42

15. Pertumbuhan tanaman Sawo Pusakan di lapangan dan di pot ... 43


(6)

17. Pertumbuhan tanaman Mangga Madu pada penanaman di dalam pot ... 44

18. Pertumbuhan tanaman kelengkeng di dalam pot ... 44


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tanaman lobi-lobi di Kelurahan Semarang Kota Bengkulu ... 29

2. Tanaman karimunting yang telah dibudidayakan pada lahan pekarangan di Kelurahan Surabaya Kota Bengkulu ... 30

3. Batang Jamblang di Desa Pardasuka Kabupaten Kaur ... 31

4. Tanaman dan buah Mangga Bengkulu... 32

5. Tanaman dan buah Durian Bentara... 33

6. Tanaman dan buah Manggis Marel ... 34

7. Tanaman dan buah Jeruk RGL... 35

8. Tanaman Jeruk Kalamansi di dalam pot ... 36

9. Tanaman dan buah Sawo Pusaka ... 37


(8)

DAFTAR LAMPI RAN

Halaman

1. Daftar hadir peserta sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi tanaman di Kota Bengkulu ... 55

2. Daftar hadir peserta FGD di Kabupaten Kepahiang ... 56

3. Jenis tanaman pangan hasil inventarisasi pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu ... 58

4. Jenis tanaman sayuran hasil inventarisasipada 6 Kabupaten/ Kota

di Provinsi Bengkulu ... 62

5. Jenistanaman buah hasil inventarisasipada 6 Kabupaten/ Kota

di Provinsi Bengkulu ... 74

6. Jenistanaman biofarmaka hasil inventarisasi pada 6 Kabupaten/

Kota di Provinsi Bengkulu ... 114

7. Jenis tanaman hias hasil inventarisasi pada 6 Kabupaten/ Kota

di Provinsi Bengkulu ... 131

8. Jenis tanaman perkebunan hasil inventarisasi pada 6 Kabupaten/

Kota di Provinsi Bengkulu ... 154

9. Dokumentasi sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi

tanaman di Kota Bengkulu ... 170


(9)

RI NGKASAN

1. Judul RPTP : Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Lokasi : Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu

4. Tujuan : 1. Menginventarisir sumberdaya genetik tanaman dan ternak pada lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.

2. Mengkarakterisasi tanaman dan ternak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

3. Pemeliharaan dan penambahan koleksi tanaman hortikultura spesifik lokasi di Kebun Koleksi BPTP Bengkulu.

5. Dasar Pertimbangan : SDG tanaman untuk pangan dan pertanian merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung ketahanan pangan. Pemanfaatan langsung SDG tanaman adalah budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan tanpa memerlukan perbaikan tanaman melalui pemuliaan. Bagi SDG tanaman yang memiliki keunikan secara geografis, maka dapat dilindungi untuk memperoleh hak perlindungan I ndikasi Geografis. Pemanfaatan SDG secara tidak langsung,yaitumemanfaatkan keanekaragaman bahan genetik yang terdapat di dalam SDG tanaman untuk merakit varietas unggul baru melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

I nformasi keanekaragamanserta status keberadaan SDG tanaman sangat diperlukan sebagai dasar penyusunan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan SDG pertanian untuk

mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.I nformasidapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan inventarisasi SDG tanaman, baik melalui inventarisasi SDG tanaman yang berada di lahan pekarangan rumah petani, lahan petani maupun kebun koleksi. Data inventariasi SDG tanaman mencakup identitas petani, lokasi, jenis/ spesies tanaman yang dibudidayakan,

cakupan dan deskripsi serta

pemanfaatan.Hasilinventarisasi keanekaragaman SDG tanaman dapat memberikan informasi


(10)

tingkat keberagaman/ diversitas dan potensi pemanfaatan serta sumber keberadaannya. Mengingat berlimpahnya sumber daya genetik di Provinsi Bengkulu, maka perlu upaya untuk konservasi atau pelestarian SDG tanaman di Bengkulu. Tujuan konservasi atau pelestarian SDG adalah untuk memelihara dan mengelola plasma nutfah domestik dan/ atau varietas asal dan introduksi agar terhindar dari kepunahan, mempertahankan serta menjaga agar tetap hidup untuk pemanfaatan lebih lanjut .

6. Metodologi : Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu pada Januari-Desember 2014. Penelitian menggunakan metode survei dengan bantuan kuisioner. Tahap pelaksanaan meliputi koordinasi internal dan eksternal, inventarisasi, karakterisasi dan koleksi SDG serta pemeliharaan dan penambahan koleksi SDG di BPTP Bengkulu. Data yang diperoleh diolah dengan analisis four cell. Untuk mengetahui I ndeks Diversitas SDG dalam suatu wilayah dihitung dengan menggunakan I ndeks Shanon.

7. Perkiraan Manfaat : Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memperoleh status SDG tanamanlokal di Provinsi Bengkulu, mengetahui daerah distribusi dan status kelangkaannya.

8. Perkiraan Dampak : Tersedianya bahan

pemuliaantanamanlokalbagiBadanLitbangpertania ndansemua informasi dasar tersebut akhirnya dapat dipakai sebagai dasar penelitian lanjutan dalam upaya meningkatkan keragaman aksesi plasma nutfah tanaman yang ada di Provinsi Bengkulu.

9. Jangka Waktu : 1 (Satu) tahun

10. Biaya : Rp. 146.951.000-, (SeratusEmpatPuluhEnamJuta Sembilan Ratus Lima puluhSatuRibu Rupiah).


(11)

SUMMARY

1. RPTP Title : Management of Genetic Resources (GR) in Bengkulu Province

1. Unit of Work : Assesment I nstitute for Agricultur Technology of Bengkulu

2. Location : District Mukomuko, Lebong, Central Bengkulu, South Bengkulu, Kaur and Bengkulu City.

3. Objectives : 1. Exploring the genetic resources of crops and livestock in the province of Bengkulu specific location.

2. Maintenance and the addition of a collection of specific horticultural crops in gardens BPTP collection of Bengkulu.

4. Justification : Genetic resources crops for food and agriculture is a material that can be used directly or indirectly to support food security. Genetic resources is a direct use of plant cultivation to meet the requirements without the need for crop improvement through breeding. For genetic resources plant that has a unique geography, it can be protected to obtain the right to the protection of geographical indications. Utilization genetic resource indirectly, utilizing a diversity of genetic material contained in genetic resource plant to assemble new varieties through plant breeding.

Diversity of information and presence status genetic resource plants indispensable as a basis for policy management and utilization of agricultural genetic resourse for the public welfare. I nformation can be obtained through a series of activities genetic resorce inventory of plants, either through genetic resource inventory of plants that were in the yard area farmers, farmers’ fields and gardens collection. Data inventariasigenetic resource cover crop farmer identity, location, type/ species of cultivated plants, as well as the description of the scope and utilization.Genetic resources’s inventory of plant diversity can provide the level of diversity/ diversity and potential utilization as well as the source of its existence.

Given the abundance of genetic resources in Bengkulu province, it is necessary for conservation or preservation efforts genetic resource plant in Bengkulu. Genetic resource conservation or preservation purpose is to maintain and manage the domestic germplasm and/ or varieties of native and introduced to avoid extinction, maintain and keep in order to stay alive for further utilization.


(12)

5. Methodology : The study was conducted in Mukomuko district, Lebong, Central Bengkulu, South Bengkulu,Kaur and Bengkulu City in January-December 2014. Research using a survey method with the help of questionnaires. I mplementation phase includes internal and external coordination, inventory, characterization and collection of maintenance and the addition of genetic resource and genetic resource collection in BPTP Bengkulu. The data obtained were processed with a four-cell analysis. To determine the diversity index SDG in a region is calculated using the Shannon I ndex.

6. Estimated Benefits : The expected benefits of this research is to obtain the status of genetic resource local plant in the Bengkulu Provinse, knowing the area distribution and rarity status.

7. Estimated I mpact : Availability of local plant breeding material for agricultural Research Agency and all of the basic information can ultimately be used as a basis for further research in an effort to increase the diversity of germplasm accessions that exist in the province of Bengkulu.

8. Period : 1 (one) years

9. Cost : Rp. 146.951.000-, (One Hundres Forty Six Million Nine Hundred Fifty One Thousand)


(13)

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

I ndonesia merupakan salah satu negara didunia yang memiliki sumber daya hayati sangat beragam sehingga dinyatakan sebagai negara " mega-biodiversity". Meskipun luas daratan I ndonesia hanya 1,3% dari luas daratan yang ada di dunia namun memiliki 10% spesies bunga dunia, 12% mamalia dunia, 17% burung di dunia, lebih dari 400 spesies palem dunia dan sekitar 25.000 jenis tumbuhan berbunga (Bappenas, 2003).Masyarakat I ndonesia selama ini telah memanfaatkan keanekaragaman plasma nutfah sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kultural yang dimiliki oleh masing-masing individu ataupun kelompok masyarakat.

Provinsi Bengkulu terletak di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan dengan luas wilayah mencapai lebih kurang 1.978.870 ha atau 19.788,7 kilometer persegi. Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dengan jarak ± 567 kilometer. Provinsi Bengkulu memiliki berbagai kekayaan Sumberdaya Genetik (SDG) baik dari tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kentang merah), tanaman buah (jeruk, mangga, durian, pisang, manggis), tanaman hias (anggrek danbunga raflesia) serta tanaman biofarmaka. Potensi yang ada tersebut tersebar di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu sesuai dengan agroekosistemnya.

Fenomena lingkungan dan sumber daya hayati Provinsi Bengkulu tersebut memberikan indikasi bahwa provinsi Bengkulu kaya akan sumber daya genetik. SDG merupakan landasan hayati yang secara langsung atau tidak langsung menopang kesejahteraan manusia di muka bumi. SDG mencakup keanekaragaman bahan genetik yang terdapat dalam tanaman dan hewan yang dapat digunakan sebagai pangan, pakan, serat, pakaian, bangunan, energi maupun pemenuhan estetika.

Data dan informasi terkait keanekaragaman SDG spesifik Bengkulu tersebut sampai kini belum dikelola secara optimal. Sebagian kecil data SDG di Provinsi Bengkulu telah dikelola oleh Perguruan Tinggi dan instansi lainya secara terbatas dalam sistem dan data base yang masih beragam, tidak terintegrasi satu dengan yang lain. Bahkan data tersebut tidak dapat diakses oleh masyarakat meskipun data tersebut telah dikelola bertahun-tahun.


(14)

Ketiadaan akses terhadap SDG spesifik Bengkulu dan pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat secara turun menurun dikhawatirkan menghilang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengelolaan SDG melalui inventarisasi, identifikasi, eksplorasi serta pemanfaatan secara bijak dalam upaya untuk melestarikan secara berkelanjutan.

1.2. Dasar pertimbangan

Sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung ketahanan pangan. Pemanfaatan langsung SDG tanaman adalah budidaya tanaman untuk memenuhi kebutuhan tanpa memerlukan perbaikan tanaman melalui pemuliaan. Bagi SDG tanaman yang memiliki keunikan secara geografis, maka dapat dilindungi untuk memperoleh hak perlindungan I ndikasi Geografis. Pemanfaatan SDG secara tidak langsung, yaitu memanfaatkan keanekaragaman bahan genetik yang terdapat di dalam SDG tanaman untuk merakit varietas unggul baru melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

I nformasi keanekaragamanmserta status keberadaan SDG tanaman sangat diperlukan sebagai dasar penyusunan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan SDG pertanian untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.I nformasi dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan inventarisasi SDG tanaman, baik melalui inventarisasi SDG tanaman yang berada di lahan pekarangan rumah petani, lahan petani maupun kebun koleksi. Data inventariasi SDG tanaman mencakup identitas petani, lokasi, jenis/ spesies tanaman yang dibudidayakan, cakupan dan deskripsi serta pemanfaatan. Hasil inventarisasi keanekaragaman SDG tanaman dapat memberikan informasi tingkat keberagaman/ diversitas dan potensi pemanfaatan serta sumber keberadaannya.

Mengingat berlimpahnya sumber daya genetik di Provinsi Bengkulu, maka perlu upaya untuk konservasi atau pelestarian SDG tanaman di Bengkulu. Tujuan konservasi atau pelestarian SDG adalah untuk memelihara dan mengelola plasma nutfah domestik dan/ atau varietas asal dan introduksi agar terhindar dari kepunahan, mempertahankan serta menjaga agar tetap hidup untuk pemanfaatan lebih lanjut.


(15)

1.3. Tujuan

1. Menginventarisir sumberdaya genetik tanaman dan ternak pada lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.

2. Mengkarakterisasi tanaman dan ternak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. 3. Pemeliharaan dan penambahan koleksi tanaman hortikultura spesifik lokasi

di Kebun Koleksi BPTP Bengkulu.

1.4. Keluaran

1. Data base kekayaan serta diversitas sumberdaya genetiktanaman dan ternak pada lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.

2. Karakterisasi sumberdaya genetik tanaman dan ternak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.

3. Terpelihara dan bertambahnya koleksi SDG tanaman hortikultura spesifik Bengkulu di kebun koleksi BPTP Bengkulu.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak 1.5.1. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memperoleh status SDG tanaman lokal di Provinsi Bengkulu, mengetahui daerah distribusi dan status kelangkaannya.

1.5.2. Dampak

Tersedianya bahan pemuliaan tanaman lokal bagi Badan Litbang pertanian dan semua informasi dasar tersebut akhirnya dapat dipakai sebagai dasar penelitian lanjutan dalam upaya meningkatkan keragaman aksesi plasma nutfah tanaman yang ada di Provinsi Bengkulu.


(16)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

Sumber daya genetik atau plasma nutfah adalah bahan tanaman, hewan, jasad renik, yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sumber daya genetik ini mempunyai nilai baik yang nyata, yaitu telah diwujudkan dalam pemanfaatan, maupun yang masih pada taraf potensi yaitu yang belum diketahui manfaatnya. Pada tanaman, sumber daya genetik terdapat dalam biji, jaringan, bagian lain tanaman, serta tanaman muda dan dewasa. Pada hewan atau ternak sumber daya genetik terdapat dalam jaringan, bagian-bagian hewan lainnya, semen, telur, embrio, hewan hidup, baik yang muda maupun yang dewasa. Sumber daya genetik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemuliaan dalam mengembangkan varietas baru tanaman atau menghasilkan rumpun baru ternak. Adanya keragaman genetic yang luas di dalam plasma nutfah memberikan peluang yang besar untuk perbaikan genotip tanaman (Sumarno, 2002).

Sumber daya genetik dapat terkandung di dalam varietas tradisional dan varietas mutakhir atau kerabat liarnya. Bahan genetik ini merupakan bahan mentah yang sangat penting bagi para pemulia tanaman, hewan dan ikan. Bahan genetik ini merupakan bahan cadangan bagi makhluk untuk penyesuaian genetik dalam mengatasi perubahan kondisi lingkungan yang membahayakan dan perubahan kondisi ekosistem yang tidak mendukung kehidupan makhluk. Karagaman genetik yang ada dapat berasal dari eksplan atau karena pengaruh lingkungan (Wattimena, 1992).

Banyak spesies tanaman di I ndonesia memiliki keanekaragaman sumber daya genetik tinggi dan persebarannya meliputi berbagai daerah. Setiap daerah di I ndonesia memiliki beberapa sumber daya genetik yang khas, yang sering berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kenyataan ini merupakan suatu potensi yang bernilai tinggi bagi daerah untuk memanfaatkan fenomena ini. Sebagian dari sumber daya genetik tersebut ada yang telah dikembangkan sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi, tetapi banyak pula di antaranya yang belum dimanfaatkan sama sekali, sehingga mengalami ancaman kepunahan.

Beberapa plasma nutfah tanaman yang pemanfaatannya telah dikembangkan adalah salak Pondoh (Yogyakarta), salak Bali (Bali), nenas Bogor (Bogor), duren Petruk (Semarang), mangga Gedong Gincu (Cirebon), beras


(17)

Rojolele (Delanggu), beras Cianjur (Cianjur), bareh Solok (Solok), dan sebagainya (Anonim, 2007)

Sumber daya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian (SDGTPP) merupakan landasan hayati dari ketahanan pangan, yang langsung atau tidak langsung menopang kesejahteraan setiap manusia di muka bumi ini. SDGTPP mencakup keanekaragaman bahan genetik yang terdapat dalam varietas tradisional maupun varietas unggul yang ditanam petani serta kerabat liar tanaman budidaya dan spesies tanaman liar yang dapat digunakan untuk pangan, pakan, serat, pakaian, bangunan, energi dan sebagainya. SDGTPP t er seb ut m er upak an t et ua y ang d apat digun akan u nt uk m er ak it var iet as ungg ul bar u m elalui k eg iat an p em uliaan t an am an at au m elalui pem an f aat an biot ek n ologi. SDGTPP, yang langsung digunakan oleh petani atau pemulia, merupakan simpanan adaptabilitas genetik yang dapat digunakan untuk menanggulangi perubahan iklim dan lingkungan yang berbahaya serta perubahan ekonomi. Erosi terhadap SDGTPP dapat mendatangkan ancaman yang serius terhadap ketahanan pangan dalam jangka panjang, hal ini sering kurang diperhatikan. Dengan demikian pelestarian dan pemanfaatan SDGTPP secara berkelanjutan sebagai perlindungan terhadap perubahan yang tidak diharapkan di masa depan perlu dilakukan.

Saat ini tingkat pertambahan penduduk 3,7% per tahun, bisa diperkirakan berapa jumlah penduduk I ndonesia 50 tahun mendatang. Untuk itu diperlukan perbaikanvarietas yang terpercaya dan dapat meningkatkan hasil secara berkelanjutan guna mencukupi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Pelestarian dan pemanfaatan SDGTPP secara berkelanjutan merupakan kunci perbaikan dalam menghadapi perubahan iklim, untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian, yang pada gilirannya akan mendukung pembangunan nasional, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Menyadari akan pentingnya SDGTPP, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) telah melaporkan hasil revisi status SDGTPP dunia, di mana di dalamnya termasuk status SDGTPP I ndonesia. Laporan tersebut menggambarkan situasi terkini SDGTPP pada tingkat dunia maupun tingkat nasional, dan mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk menjamin pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan SDGTPP, yang oleh karenanya meletakkan dasar untuk rancang tindak nasional.


(18)

Arti penting pelestarian sumberdaya genetik menjadi sangat jelas dan tidak dapat dibantah kebenarannya. Walaupun alasan pentingnya pelestarian tersebut kadang-kadang masih diperdebatkan dan metode konservasi yang harus diikuti masih menjadi topik hangat yang perlu didiskusikan (Zobel and Talbert, 1984). Namun keinginan melestarikan materi genetik untuk keperluan breeding pada saat sekarang dan keperluan untuk mendapatkan jenis tanaman dengan sifat adaptasi tinggi terhadap lingkungan walaupun sifat tersebut masih belum terlihat kemanfaatannya saat ini, menjadi sangat mendesak untuk dilakukan. Adapun sifat yang bernilai ekonomi tinggi t ersebut yang hingga kini masih belum dikaji secara intensif, misalnya adalah jenis jenis yang berpotensi untuk menghasilkan zat bioaktif, penghara industri masa depan, bahan konstruksi, penyerap C02 optimal dan lain sebagainya. Jenis tersebut pada kondisi sekarang mengalami ancaman kemusnahan dalam bentuk menyusutnya individu-individu ataupun populasi jenis target, terisolasinya populasi jenis target menjadi fragmentasi populasi yang berukuran kecil-kecil dan masing masing terpisah satu dengan lainnya.karena deforestasi, fragmentasi, dan bencana alam.

Secara umum konservasi keragaman genetik dapat dilakukan, melalui dua pendekatan, yaitu secara in- situ dan ex-situ. I n-situ berarti melestarikan pohon dan tegakan pada sebaran alamnya, sedangkan ex-situ adalah melindungi gene atau gene complexes di kondisi buatan atau setidaknya diluar kondisi alaminya. Sering kali digunakan juga istilah gene bank sebagai pengganti istilah ex-situ , bilamana materi konservasi genetik yang dibangun berbentuk koleksi klon yang ada di lapangan„ kebun benih maupun pertanaman (Chomchalow, 1985). Konservasi exsitu termasuk juga didalamnya didalamnya adalah penyimpanan tepungsari (pollen) dan teknik-teknik I n-vitro seperti kultur jaringan. Mengenai luasan ideal untuk konservasi in-situ, Hedegrat (1976) dalam Zobel,et al. (1987), mengatakan bahwa hal itu sangat sulit dan hampir tidak mungkin, karena akan sangat tergantung dari potensi genetik, spesies yang ditangani dan kelimpahannya didalam hutan atau kawasan. Sebagai contoh disarankan bahwa areal 10 ha dianggap mamadai untuk areal konservasi in situ jati, karena areal tersebut akan dapat mengkonservasi antara 1.000- 6.000 individu dewasa, yang jumlah ini dianggap cukup besar untuk mewakilii subpopulasi jati terutama untuk Tectona hamiltoniana dan T. philipinensis. Ukuran luasan ini semakin sulit


(19)

ditentukanuntuk hutan tropis seperti di Amazon, Brazil yang jumlah maupun jenis floranya relatif belum banyak dikenal (Davidson, 1983).

Untuk mengantisipasi kebutuhan akan materi genetik jenis hutan tropis pada saat ini Pemerintah I ndonesia juga telah menunjuk Areal Sumber Daya Genetik dalam dua katagori, yaitu : (1) Tegakan benih yang terletak di hutan produksi tetap, seluas 100 hektar setiap RKL, dan (2) Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah juga terletak di hutan produksi tetap seluas 100 - 300 hektar setiap HPH. Kedua areal tersebut dapat dijadikan sumber benih bagi kegiatan tanam pengkayaan di areal bekas tebangan (Soekotjo, 1999), hanya saja hingga saat ini keberadaan areal perlu diinventarisir dan ditetapkan ulang, demikian pula cara pengelolaan dan pemanfataannya perlu dikaji lebih lanjut.


(20)

I I I . METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan Pengelolaan SDG dilaksanakan di 6 Kabupaten/ Kota yaitu Mukomuko, Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu pada Januari-Desember 2014.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan adalah tanaman atau sampel tanaman yang menjadi objek identifikasi dan eksplorasi, parang, cangkulu, alat tulis, Global Positioning System (GPS) dan lain-lain.

3.3. Pendekatan

Masih banyaknya kekayaan SDG di Provinsi Bengkulu terutama plasma nutfah tanaman merupakan salah satu potensi yang perlu digali untuk mencarai sumber alternatif pengembangannya. Beberapa tumbuhan yang dapat menjadi alternatif solusi pengembangan sumberdaya plasma nutfah antara lain komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun tanaman obat. Untuk itu perlu adanya suatu kajian inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya genetik tanaman lokal yang ada di Provinsi Bengkulu.

Pemilihan daerah/ desa yang akan dijadikan sebagai lokasi untuk identifikasi dan eksplorasi nantinya mengacu kepada data sekunder dan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dimana sumberdaya genetik tersebut berada. Berdasarkan keberadaan SDG yang akan dilestarikan pada daerah nantinya akan ditentukan cara pengelolaanya apakah dengan pendekatan in-situ atau dengan ex-situ.

3.4. Ruang Lingkup Pengkajian

Kegiatan Pengelolaan SDG di Provinsi Bengkulu dilakukan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dimana data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara yang diuraikan secara rinci untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi yaitu pengambilan data menggunakan beragam sumber data yang


(21)

berbeda-beda. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila digali dari berbagai sumber data yang berbeda.

I nventarisasi sumberdaya genetik tanaman dan ternak dilakukan melalui metode survei pada lahan pekarangan petani. Tujuan survei ini adalah untuk menginventarisasi berbagai spesies tanaman dan ternak yang dikoleksi oleh petani di Provinsi Bengkulu. Survei inventarisasi dilakukan pada 6 Kabupaten/ Kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu. Jumlah petani responden untuk survei SDG pada lahan pekarangan sebanyak 30 orang/ Kabupaten yang dipilih secara sengaja (purposive).

Kegiatan karakterisasi dilakukan terhadap tanaman dan ternak spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. Tujuan karakterisasi ini adalah untuk mengetahui potensi serta keunggulan sumberdaya genetik tersebut serta nama atau instansi kolektor.

3.5. Metode Pelaksanaan Pengkajian

Metode pelaksanaan kegiatan Pengelolaan SDG dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap awal dan tahap pelaksanaan. Tahap awal dilakukan melalui kegiatan koordinasi, sedangkan tahap pelaksaan dilakukan melalui inventarisasi, karakterisasi, koleksi SDG serta pemeliharaan kebun SDG.

1. Koordinasi

Koordinasi internal dilakukan dalam bentuk pertemuan ataupun seminar dengan Komda SDG Provinsi Bengkulu dan stakeholder di BPTP Bengkulu. Pada pertemuan tersebut dilakukan evaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, pencapaian serta rencana tindak lanjut kegiat an SDG. Koordinasi ini dilakukan dalam upaya menyamakan persepsi dan sinergi antara pengelolaan SDG di BPTP dengan program kerja Komda SDG Provinsi Bengkulu.

2. I nventarisasi SDG tanaman dan ternak pada lahan pekarangan

I nventarisasi bertujuan untuk menyusun/ membuat data base dari SDG spesifik dan perlu ditindak lanjuti ke arah karakterisasi dan koleksi. Kegiatan ini dilakukan dengan metode survei dengan bantuan kuesioner. I nventarisasi dan karakterisasi dilakukan terhadap plasma nutfah yang berada pada lahan


(22)

pekarangan milik petani responden. Pemilihan responden dilakukan dengan metode sampling sebanyak 30 responden rumah tangga/ kabupaten/ kota. Kuesioner untuk survei plasma nutfah pada lahan pekarangan petani pada Lampiran 2. Secara umum, data yang dikumpulkan pada saat survei sebagai berikut :

1). Waktu inventarisasi dan lokasi, meliputi :

a. Tanggal inventarisasi : tanggal pada saat dilakukan survei inventarisasi.

b. Lokasi mencakup :

- Letak lintang (LU atau LS) dan Bujur (BT atau BB) - Ketinggian tempat/ lokasi meter dari permukaan air laut)

2). I dentitas petani meliputi nama petani, alamat RT/ RW, nomor, Desa/ Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

3). Data tanaman meliputi : nama tanaman, jumlah jenis, nama lokal, jumlah tanaman/ luas, deskripsi morfologi utama, pemanfaatan tanaman yang bersangkutan dan foto.

4). Data ternak, meliputi : nama ternak, jumlah jenis, nama lokal, jumlah tanaman/ luas, deskripsi morfologi utama, pemanfaatan ternak yang bersangkutan dan foto.

3. Karakterisasi sumberdaya genetik tanaman dan ternak spesifik lokasi

Kegiatan karakterisasi sumberdaya genetik tanaman dan ternak spesifik lokasi dilakukan dengan tujuan untuk mengkarakterisasi sumberdaya genetik spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. Karakterisasi dilakukan dengan dengan cara mengamati secara visual tanaman yang meliputi morfologi tanaman dan buahnya. Data lainnya yang diperlukan pada karakterisasi tanaman meliputi lokasi tanaman, identitas petani pemilik tanaman, karakter agronomi dan sifat morfologi tanaman. Untuk tanaman semusim, dilakukan pengambilan data ketahanan hama penyakit, sedangkan untuk tanaman tahunan dilakukan pencatatan kondisi agroekosistem tanaman. Untuk mengetahui manfaat tanaman yang bersangkutan dilakukan pencatatan pemanfaatan tanaman tersebut. Pengukuran karakteristik tanaman tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman yang dikarakteristik. Sampel tanaman untuk


(23)

karakterisasi berjumlah 5-10 tanaman dengan tingkat kompetisi antar tanaman yang sama.

Karakterisasi tanaman pangan jenis serealia (padi, jagung, jewawut) a). Karakter agronomi terdiri atas

- Umur mulai berbunga (Hari Setelah Tanam= HST) - Umur panen tanaman (HST)

- Tinggi tanaman (cm) : diukur mulai dari pangkal batang sampai daun tertinggi

- Anakan produktif (batang/ rumpun) - Bobot 1.000 butir (gram)

- Panjang malai/ tongkol (cm)

- Hasil biji (gram/ batang atau ton/ ha) b). Karakter morfologi terdiri atas

- Bentuk gabah/ biji - Warna gabah/ biji

- Tipe daun (daun tunggal atau daun majemuk) c). Pemanfaatan tanaman

Karakteristik tanaman pangan jenis umbi-umbian a). Karakter agronomi terdiri dari :

- Umur panen (HST) - Jumlah ubi/ tanaman

- Tinggi tanaman (cm), diukur pada pangkal batang sampai ujung daun tertinggi

b). Karakter morfologi terdiri dari : - Warna daun pucuk

- Warna daun tua (merah kecoklatan, hijau, merah kehijauan atau yang lainya)

- Warna tangkai daun - Bentuk umbi

- Warna kulit umbi - Warna daging umbi c). Pemanfaatan tanaman


(24)

Karakteristik tanaman buah-buahan a). Karakter agronomi terdiri dari :

- Tinggi tanaman (cm)

- Waktu berbunga dan waktu panen - Umur mulai berbuah

- Jumlah buah pertanaman - Produksi/ pohon

b). Karakter morfologi terdiri dari : - Warna buah

- Bentuk buah - Ukuran buah - Warna kulit buah - Warna daging buah

- Analisis laboratorium untuk mengetahui tingkat kemanisan dan kandungan vitamin C.

c). Pemanfaatan tanaman

4. Pemeliharaan dan penambahan koleksi SDG

Pemeliharaan dilakukan terhadap koleksi tanaman hortikultura yang telah ada di BPTP Bengkulu. Koleksi SDG di BPTP Bengkulu adalah mangga bengkulu, manggis lebong asli, sawo pusaka, pisang curup, jeruk kalamansi, jeruk gerga lebong, durian bentara, mangga madu dan kelengkeng. Media penanaman koleksi tersebut dilakukan pada tiga media yaitu tanah, tabulampot dan screen house. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, pengendalian gulma, penyulaman, pemupukan serta pengendalian hama penyakit. Pemeliharaan tanaman dilakukan pada semua media penanaman baik penanaman di tanah maupun di dalam pot.

Penambahan koleksi dilakukan dengan menambah jumlah tanaman yang telah ada di kebun koleksi BPTP ataupun dengan melakukan penanaman baru untuk tanaman yang belum dikoleksi.

5. Pengamatan pertumbuhan tanaman koleksi di kebun koleksi BPTP Bengkulu Pengamatan pertumbuhan tanaman koleksi dilakukan terhadap tanaman yang ada di kebun koleksi BPTP Bengkulu. Tujuan pengamatan dilakukan


(25)

untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pada masing-masing stadi pertumbuhan serta produksi masing-masing jenis yang dikoleksi. Parameter pengamatan antara lain tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, umur tanaman berbunga setelah tanam, umur panen, jumlah buah/ batang, produksi buah/ batang (kg/ batang) serta pengamatan hama penyakit tanaman.

6. Sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi

Sosialisasi hasil kegiatan inventarisasi dan karakterisasi dilakukan setelah kegiatan survei selesai dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan hasil survei kepada Stakeholder Dinas Pertanian dan I nstansi terkait lainnya. Diharapkan hasil survei kegiatan Pengelolaan SDG ditindak lanjuti oleh Pemda daerah.

3.6. Metode Analisis Data

Hasil inventarisasi kemudian diolah dengan four cell analysis. Untuk mengetahui indeks diversitas SDG dalam suatu wilayah dapat dihitung dengan I ndeks Shanon (H) dan I ndeks Equitability (EH) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana i= 1, pi adalah proporsi spesies ke-i dan s adalah banyaknya spesies dalam suatu wilayah. Nilai tolak ukur indeks keanekaragam menurut Restu (2002) dalam Fitriana (2006) pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai tolak ukur indeks keanekaragaman

Nilai tolak ukur Keterangan

H’ < 1,0 Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1,0 < H < 3,322 Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang. H’ > 3,322 Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap,

produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis. H = - ∑ pi ln pi, dan EH = H ln S;


(26)

I V.HASI L DAN PEMBAHASAN

4.1. Kegiatan Pendahuluan

Lokasi pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG) dilaksanakan pada Kabupaten Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Lebong, Mukomuko dan Kota Bengkulu. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan melalui koordinasi ke Dinas/ I nstansi terkait di Kabupaten/ Kota lokasi pengkajian. Kegiatan koordinasi selain bertujuan untuk menyampaikan rencana kegiatan di Kabupaten/ Kota yang bersangkutan juga untuk memperoleh gambaran lokasi survei inventarisasi SDG lahan pekarangan serta informasi SDG spesifik lokasi.

Berdasarkan hasil koordinasi, diperoleh informasi lokasi untuk survei SDG lahan pekarangan dan tanaman spesifik lokasi untuk kegiatan karakterisasi SDG tanaman dan ternak spesifik lokasi. Nama calon lokasi pelaksanaan survei inventarisasi SDG lahan pekarangan pada Tabel 2.

Tabel 2. Calon lokasi survei SDG tanaman dan ternak pada lahan pekarangan berdasarkan hasil koordinasi ke Dinas/ I nstansi

No. Kabupaten Calon lokasi survei Jenis

tanaman spesifk 1. Bengkulu Tengah Taba Penanjung, Pagar Jati

dan Pondok Kubang

-2. Bengkulu Selatan Seginim, Kedurang I lir dan Bunga Mas

-3. Kaur Kelam Tengah, Kaur Selatan dan Maje

-4. Lebong Topos, Lebong Utara dan Lebong Selatan

Buah iking, Amen, kisip, ketupak, dan limau pit.

5. Mukomuko Bunga Tanjung, Lubuk Pinang, Air Rami dan SP 6

-6. Kota Bengkulu Sungai Serut, Muara Bangka Hulu dan Selebar

Lobi-lobi dan karimunting

Pemilihan lokasi-lokasi tersebut karena menurut Dinas/ I nstansi terkait dianggap telah mewakili Kabupaten/ Kota yang bersangkutan. Lokasi-lokasi tersebut merupakan lokasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan koordinasi, sehingga masih terdapat kemungkinan adanya perubahan lokasi pada saat pelaksanaan di lapangan. Perubahan lokasi bisa disebabkan salah satunya karena tingkat keanekaragaman tanaman pada lahan pekarangan pada masing-masing lokasi.


(27)

4.2. I nventarisasi SDG Tanaman dan Ternak 4.2.1. Profil lokasi survei

Pelaksanaan survei inventarisasi SDG lahan pekarangan dilakukan pada 123 sampel yang tersebar pada 6 Kabupaten/ Kota yaitu Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu, Lebong dan Mukomuko. Survei dilaksanakan pada 21 kecamatan dengan 54 desa/ kelurahan. Nama kabupaten/ kota, kecamatan, desa/ kelurahan dan jumlah sampel survei SDG lahan pekarangan pada Tabel 3.

Tabel 3. Lokasi survei dan jumlah sampel pelaksanaan survei SDG lahan pekarangan pada 6 Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten Kecamatan Jumlah

Desa/ Kelurahan

Jumlah sampel 1. Bengkulu

Tengah

1. Taba Penanjung 2. Pondok Kubang 3. Pondok Kelapa

2 2 4 5 10 15

2. Kaur 1. Kelam Tengah

2. Kaur Selatan 3. Maje 4 2 1 6 7 2 3. Bengkulu Selatan 1. Seginim 2. Air Nipis 3. Pasar Manna 4. Pino Raya

4 4 1 6 9 7 1 10 4. Kota Bengkulu 1. Sungai Serut

2. Ratu Samban 3. Ratu Agung 4. Gading Cempaka 5. Selebar

6. Muara Bangka Hulu 3 1 1 2 3 2 6 1 1 3 5 5

5. Lebong 1. Topos

2. Rimbo Pengadang

3 3

9 3 6. Mukomuko 1. Air Rami

2. I puh

3. Keramang Jaya

3 2 1 16 2 2

Jumlah 54 125

Pengambilan jumlah sampel terbanyak diambil di Kabupaten Bengkulu Tengah, hal ini dilakukan karena keanekaragaman jenis tanaman pada setiap sampel lahan pekarangan tinggi dibandingkan dengan Kabupaten/ Kota lain. Lokasi dengan jumlah sampel lahan paling sedikit yaitu Kabupaten Lebong, hal ini dilakukan karena tingkat keanekaragaman jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan pekarangan memiliki tingkat keragaman rendah.


(28)

Secara umum, survei inventarisasi tanaman pada lahan pekarangan dilakukan pada dataran rendah (Tabel 4). Jumlah lokasi sampling pada dataran rendah lebih banyak yaitu 91,06% dibandingkan dengan dataran tinggi yaitu 8,94% . Lokasi survei yang berada pada dataran tinggi adalah Kabupaten Lebong dengan ketinggian berkisar antara 708-940 meter di atas permukaan laut (m dpl), sedangkan 5 Kabupaten/ Kota lain berada pada ketinggian antara 12-216 m dpl.

Tabel 4. Lokasi survei SDG lahan pekarangan berdasarkan ketinggian tempat pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu.

No. Ketinggian lokasi survei Jumlah Persentase (% )

1. Dataran rendah (0-500 m dpl) 112 91,06

2. Dataran tinggi (> 500 m dpl) 11 8,94

Jumlah 123 100

Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa terdapat 6 jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan pekarangan yaitu tanaman pangan, tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman hias, tanaman biofarmaka dan tanaman perkebunan (Tabel 5). Jumlah jenis tanaman buah (92 jenis) lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanaman lain yaitu sebanyak 92 jenis dan jumlah jenis sedikit pada tanaman pangan (18 jenis). Jenis tanaman pangan, tanaman sayuran dan tanaman buah terbanyak di Kabupaten Bengkulu Tengah masing-masing 11 jenis, 21 jenis, dan 64 jenis, jenis tanaman hias dan tanaman biofarmaka di Kota Bengkulu masing-masing sebanyak 63 jenis dan 28 jenis, sedangkan jenis tanaman perkebunan terbanyak di Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu 38 jenis. Tabel 5. Hasil survei SDG lahan pekarangan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi

Bengkulu

No. Jenis tanaman

Jumlah/ kabupaten

Jumlah

Bengkulu Tengah Kaur

Bengkulu Selatan

Kota

Bengkulu Lebong Mukomuko

1. Pangan 11 5 10 9 9 9 35

2. Sayuran 21 11 19 16 4 14 66

3. Buah 64 41 46 50 30 42 182

4. Hias 27 16 41 63 16 11 147

5. Biofarmaka 22 4 22 28 15 23 76 6. Perkebunan 32 20 38 27 12 16 123


(29)

4.2.2. I nventarisasi tanaman pangan

Berdasarkan survei, jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan pada lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu adalah tanaman pangan jenis umbi terutama dari famili Araceae (7 jenis) dan famili Dioscoreaceae (4 jenis). Selain itu, terdapat juga jenis tanaman lain yaitu ganyong, ubi jalar, ubi kayu, kacang-kacangan, garut dan sukun (Tabel 6).

Tabel 6. Keragaman SDG tanaman panganpada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Suweg (Amorphophallus paeoniifolius(Dennts) Nicolson) Aracaceae 3 2 Talas Bentul (Colocasia esculenta(L.) Schott.) Araceae 60

3 Talas Bogor Araceae 52

4 Talas Hitam Araceae 38

5 Talas Umbi Araceae 107

6 Talas/ Keladi Padi Araceae 27

7 Talas Kemumu Araceae 42

8 Ganyong (Canna discolorLindl.) Cannaceae 32 9 Waluh/ Prengi (Cucurbita pepo) Cucurbitaceae 6 10 Ubi Jalar (m) (I pomoea batatasL.) Convolvulaceae 99 11 Ubi Kayu (Manihot esculentaCrant.) Dioscoreaceae 429 12 Gadung (Dioscorea hispida) Dioscoreaceae 1 13 Uwi (Dioscorea alata) Dioscoreaceae 2 14 Koro Pedang (Canavalia gladiota(Jack.) DC) Dioscoreaceae 13 15 Kacang Tanah (Arachis hypogaeaL.) Fabaceae 160 16 Kacang Merah (vigna angularis(Willd.) Ohmi & H.Ohashi) Fabaceae 100 17 Garut (Maranta arundinaceaL.) Marantaceae 4 18 Sukun (Artocarpus altilis(Parkinson) Fosberg) Moraceae 22

I ndeks Keanekaragaman (H1) 2,16

Secara umum, tanaman pangan jenis talas bagian yang dimanfaatkan bagian umbinya, akan tetapi terdapat tiga jenis talas yang dimanfaatkan seluruh bagian tanaman mulai bagian daun, batang dan umbi. Jenis talas tersebut adalah talas hitam yang dimanfaatkan bagian batang dan umbinya dan talas kemumu yang dimanfaatkan seluruh bagian tanaman sebagai sayuran.

I ndeks keanekaragaman tanaman pangan mempunyai nilai 2,16, ini menunjukkan bahwa keanekaragaman tanaman pangan berada pada tingkat sedang (1,0 < H’ 3,322). I ndeks keanekaragaman sedang menunjukkan bahwa keanekaragaman tanaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, 2006).


(30)

4.2.3. I nventarisasi tanaman Sayuran

Sayuran merupakan sebutan untuk jenis tanaman pangan yang berasal dari tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam bentuk olahan atau setelah diolah secara minimal (Anonymous, 2013). Berdasarkan hasil survei, diperoleh sebanyak 32 jenis tanaman yang tersebar pada 14 famili. Jenis-jenis tanaman sayuran tersebut terdiri dari tanaman sayuran daun, buah, polong dan umbi (Tabel 7).

Tabel 7. Keragaman SDG tanaman sayuranpada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Bayam (AmaranthusL.) Amaranthaceae 20 2 Kenikir (Cosmos caudatus) Asteraceae 7 3 Pepaya Jantan (Carica papayaL.) Caricaceae 5 4 Kangkung Cabut (I pomea reptans) Convolvulaceae 57 5 Bligu (Benincasa hispida) Cucurbitaceae 2 6 Gambas (Luffa acutangula(L.) Roxb.) Cucurbitaceae 21 7 Gendulo (Luffa aegyptiaca) Cucurbitaceae 2 8 Mentimun (Cucumis sativusL.) Cucurbitaceae 50 9 Pare (Momordica charantia) Cucurbitaceae 6 10 Pare Belut (Trichosanthes cucumerinaL.) Cucurbitaceae 2 11 Kentang Gantung (Dioscorea bulbifera) Dioscoreaceae 3 12 Singkong Daun (Manihot esculenta) Euphorbiaceae 190 13 Kacang Pedang (Canavalia ensiformis(L.)) Fabaceae 1 14 Kacang Tunggak (Viga unguiculatasubdp.unguilata (L.)) Fabaceae 3 15 Kecipir (Phosophocarpus tetragonolobus(L.)) Fabaceae 14 16 Kacang Panjang (Vigna sinensis) Leguminoceae 56 17 Kacang Keripit (Phaseolus lunatusL.) Leguminoceae 9 18 Bawang Daun (Allium fistulosum) Liliaceae 73 19 Bawang Merah (Allium cepa) Liliaceae 40 20 Bawang Kucai (Allium tuberosum) Liliaceae 12 21 Katuk (Sauropus androgynus) Phyllanthaceae 77 22 Tebu Telur (Saccarum edule) Poaceae 34 23 Cabe Rawit (Capsicum frustescensL.) Solanaceae 122 24 Cabe Besar (Capsicum annum L.) Solanaceae 132 25 Tomat (Lycopersicon esculentumMill.) Solanaceae 49 26 Tekokak (Solanum rudepannumL.) Solanaceae 29 27 Terung Minyak (Solanum melongena) Solanaceae 121 28 Terung Bulat Putih Solanaceae 7

29 Terung Ungu Solanaceae 51

30 Terung Batung Solanaceae 8

31 Seledri (Apium graveolensL.) Umbelliferae 32

32 Taruak Pipih 1

I ndeks Keanekaragaman (H1) 2,83

Terdapat beberapa famili dengan jumlah jenis tanaman yang cukup beragam yaitu famili Solanaceae sebanyak 8 jenis, famili Cucurbitaceae sebanyak 6 jenis dan famili Fabaceae serta Liliaceae masing-masing sebanyak 3 jenis.


(31)

Terdapat 1 jenis tanaman sayuran yaitu Taruak Pipih yang diperoleh di Kabupaten Bengkulu Selatan yang belum teridentifikasi.

Nilai indeks keanekaragaman tanaman sayuran mempunyai nilai 2,83, ini menunjukkan bahwa keanekaragaman berada pada tingkat sedang (1,0 < H’ 3,322). I ndeks keanekaragaman sedang menunjukkan bahwa keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, 2006).

4.2.4. I nventarisasi tanaman buah

Tanaman buah-buahan merupakan salah bagian dari cabang ilmu hortikultura. Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jasmani (Ashari, 1995). Berdasarkan hasil survei pada lahan pekarangan pada 4 Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu, diperoleh sebanyak 84 jenis tanaman yang tersebar pada 23 famili (Tabel 8).

Tabel 8. Keragaman SDG tanaman buahpada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Jambu Monyet (Anacardium occidentaleL.) Anacardiaceae 2 2 Mangga Lokal (Mangifera indicaL.) Anacardiaceae 37 3 Mangga Arumanis Anacardiaceae 32 4 Mangga Bengkulu Anacardiaceae 10 5 Mangga I ndramayu Anacardiaceae 1

6 Mangga Apel Anacardiaceae 2

7 Mangga Madu Anacardiaceae 15

8 Macang Anacardiaceae 5

9 Bembam Anacardiaceae 17

10 Tes Anacardiaceae 2

11 Kemang Anacardiaceae 2

12 Kedongdong (Spondias dulcisL.) Anacardiaceae 19 13 Gandaria (Bouea macrophyllaGriffith) Anacardiaceae 1 14 Buah Nona (Anona reciculataL.) Annonaceae 8 15 Sirsak (Annona mucurataL.) Annonaceae 62 16 Srikaya (Annona squamosaL.) Annonaceae 6 17 Durian (Durio zibethinusMurray) Bombacaceae 65

18 Durian Tembaga Bombacaceae 1

19 Durian Bangkok Bombacaceae 3

20 Nanas (Ananas comosus(L.) Merr) Bromeliaceae 133

21 Nanas Bogor Bromeliaceae 58

22 Nanas Putih Bromeliaceae 1


(32)

Lanjutan Tabel 8.

No. Nama Jenis Famili Jumlah

24 Pepaya (Carica papayaL.) Caricaceae 74

25 Buah Naga Merah Cactaceae 4

26 Buah Naga Putih Cactaceae 58

27 Buah Naga Hitam Cactaceae 1

28 Ceremai (Phyllanthus acidus(L.) Skeels) Euphorbiaceae 3 29 Bengkuang (Pachyrhizus erosus) Fabaceae 7 30 Namnam (Cynometra caulifloraL.) Fabaceae 1 31 Manggis (Garcinia manggostanaL.) Guttiferae 55 32 Alpukat (Persea americanaMiller) Lauraceae 31

33 Alpukat Bulat Lauraceae 1

34 Dukuh (Lansium domesticumCorrea) Meliaceae 35 35 Langsat (Lansium domesticumvar.domesticum) Meliaceae 58 36 Murbei (Morus albaL.) Moraceae 17 37 Nangka (Artocarpus heterophyllusLam.) Moraceae 28 38 Kersen (Muntingia calaburaL.) Muntingiaceae 6

39 Pisang Jantan Musaceae 262

40 Pisang Lidi Musaceae 1

41 Pisang Lidi Hitam Musaceae 1

42 Pisang Kepok Musaceae 218

43 Pisang Ambon Musaceae 26

44 Pisang Emas Musaceae 11

45 Pisang Masak Semalam Musaceae 4

46 Pisang Serindit Musaceae 13

47 Pisang Ayam Musaceae 2

48 Pisang Raja Cere Musaceae 14

49 Pisang Tanduk Musaceae 7

50 Pisang Merah/ Udang Musaceae 16

51 Pisang Poto Musaceae 1

52 Pisang Panjang Musaceae 5

53 Pisang Raja Nangka Musaceae 11 54 Pisang Jambi/ Awak Musaceae 24

55 Pisang Rotan Musaceae 3

56 Pisang Muli Musaceae 2

57 Pisang Kapal Musaceae 10

58 Jambu Air (Syzygium aquaeum(Burm.f.) Alston) Myrtaceae 36 59 Jambu Keling (Sysygium aquaeum(Burm.f.) Alston) Myrtaceae 1 60 Jambu Bol (Syzygium malaccense(L.) Merr & Perry) Myrtaceae 23 61 Jambu Jamaika (Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry) Myrtaceae 7 62 Jambu Biji (Psidium guajavaL.) Myrtaceae 50 63 Karimunting (Rhodomyrtus tomentosa) Myrtaceae 4 64 Jamblang (Syzigium cumini(L.) Skells.) Myrtaceae 1 65 Belimbing Manis (Averhoa carambolaL.) Oxalidaceae 21 66 Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbiL.) Oxalidaceae 13


(33)

Lanjutan Tabel 8.

No. Nama Jenis Famili Jumlah

67 Salak Pondoh (Salacca zalacca(Gaertner) Voss) Palmae 1690 68 Salak Pondoh Gading Palmae 400

69 Salak Bali Palmae 130

70 Salak Malang Palmae 120

71 Salak Medan Palmae 10

72 Markisa (Passiflora edulisSims.) Passifloraceae 2 73 Air-air (Baccaerea metleyanaMuell.Arg.) Phyllanthaceae 15 74 Ketupak (Baccaurea racemosa(Reinw.) Muell.Arg.) Phyllanthaceae 7 75 Delima (Punica gratumL.) Punicaceae 2

76 Jeruk Kalamansi Rutaceae 5

77 Jeruk Nipis Rutaceae 17

78 Jeruk Sankis Rutaceae 8

79 Jeruk Bali Rutaceae 10

80 Jeruk Manis Rutaceae 29

81 Jeruk Purut Rutaceae 12

82 Jeruk RGL Rutaceae 3

83 Jeruk Lemon Rutaceae 3

84 Lobi-lobi (Flacourtia inermisRoxb.) Salicaceae 1 85 Rambutan (Nephelium lappaceumL.) Sapindaceae 81

86 Rambutan Aceh Sapindaceae 6

87 Rambutan Hutan (Sugi) Sapindaceae 2 88 Kelengkeng (Litchi chinensisSonn.) Sapindaceae 15 89 Matoa (Pometia pinnata) Sapindaceae 2 90 Sawo (Manilkara kauki(L.) Dubard) Sapotaceae 30

91 Sawo Hijau Sapotaceae 1

92 Sawo Mentega Sapotaceae 3

I ndeks Keanekaragaman (H1) 2,79

Berdasarkan jenis pada masing-masing famili menunjukkan bahwa terdapat 4 famili dengan jumlah jenis terbanyak yaitu famili Musaceae atau pisang-pisangan diperoleh sebanyak 19 jenis, famili Anacardiaceae (mangga-manggaan) sebanyak 12 jenis, famili rutaceae (jeruk-jerukan) sebanyak 8 jenis dan famili Myrtaceae (jambu-jambuan) sebanyak 7 jenis. Diantara jenis-jenis tanaman tersebut, tanaman pisang merupakan salah satu tanaman yang memiliki keanekaragaman di dalam kultivar yaitu sebanyak 19 kultivar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Prasetyo (2007), bahwa tanaman pisang mempunyai jumlah kultivar lokal terbanyak yaitu sebanyak 9 kultivar pada Musa x paradisiaca, dan 5 kultivar lokal padaMusa accuminata.


(34)

Berdasarkan penghitungan indeks keanekaragaman tanaman, menunjukkan indeks sedang dimana diperoleh nilai sebesar 2,79. Hal ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman tanaman buah-buahan sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, 2006).

4.2.5. I nventarisasi tanaman hias

Kegiatan budidaya tanaman hias merupakan kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan di dalam pot, bunga potong dan bunga hias lainnya dimana sebagian besar dilakukan di dalam areal tertentu seperti rumah kaca, dan sebagainya. Berdasarkan hasil, diketahui diperoleh sebanyak 90 jenis tanaman hias yang tersebar pada 41 famili (Tabel 9).

Tabel 9. Keragaman SDG tanaman hias pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Puding Hitam (Graptophyllum pictum(L.)Griff.) Acanthaceae 12 2 Sedap Malam (Polianthes tuberosaL.) Agavaceae 20 3 Melati Air (Echinodorus palaefolius var.latifolius) Alismataceae 6 4 Bunga Kenop (Gomphrena globosaL.) Amaranthaceae 1 5 Jengger Ayam (Celosia cristataL.) Amaranthaceae 18 6 Bawang-bawangan (Zephyranthes candida(Lindl.) Herb.) Amaryllidaceae 44 7 Kenanga (Cananga odorata(Lam.)) Annonaceae 5 8 Adenium (Adenium obesum) Apocynaceae 77 9 Bunga Jepun (Nerium oleanderL.) Apocynaceae 2 10 Kaliandra/ Ginje (Thevetia peruviana) Apocynaceae 2 11 Kamboja (Plumeria alba) Apocynaceae 5 12 Alamanda (Allamanda cathartica) Apocynaceae 3 13 Tapak Dara (Catharanthus roseus(L.) G.Don) Apocynaceae 54 14 Bunga Terompet (Mandevilla sanderi) Apocynaceae 5 15 Anthurium (Anthurium plowmanii) Araceae 21 16 Anthurium Bunga (Anthurium andraeanum) Araceae 6 17 Keladi (Caladium bicolor) Araceae 30 18 Kuping Gajah (Anthurium crystallinumLindl.) Araceae 6 19 Senthe Hijau (Alocasia amazonica) Araceae 4 20 Sri Rezeki (Aglaonema sp) Araceae 7 21 Palem Kuning (Chrysalidocarpus tutescens) Aracaceae 23 22 Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis(L.Bailey)H.E.Moore) Aracaceae 9 23 Palem Merah (Cyrtostachys lakka) Aracaceae 5 24 Palem Kipas (Livistona chinensis) Aracaceae 1 25 Lidah Buaya (Aloe veraL.) Asphodelaceae 6 26 Bunga Matahari (Helianthus annuusL.) Asteraceae 3 27 Kadaka (Asplenium nidusL.) Aspleniaceae 2 28 Krisan Kuning (Chrysanthemum morifolium) Asteraceae 30 29 Pacar Air (I mpatiens balsaminaL.) Balsaminaceae 62 30 Begonia (Begonia fimbristipulataHance.) Begoniaceae 2 31 Kaktus Centong (Opuntia cochenillifera) Cactaceae 2 32 Cemara Pantai (Casuarina equisetifolia) Casuarinaceae 4 33 Pacing (Costus speciosus(J. Koning)) Coctaceae 4


(35)

Lanjutan Tabel 9.

No. Nama Jenis Famili Jumlah

34 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata(Lim.)) Crassulaceae 4 35 Paku Bindu (Cycas cylindris) Cycadaceae 5 36 Pakis Sikas (Cycas rumphii) Cycadaceae 4 37 Cemara Kipas (Thuja orientalisL.) Cupressaceae 21 38 Bambu Jepang (Dracaena surculosaLindl.) Dracaenaceae 3 39 Puring (Codiaeum variegatum(L.) A.Juss.) Euphorbiaceae 103 40 Euphorbia (Euphorbia milii) Euphorbiaceae 9 41 Bunga Patah Tulang (Euphorbia tirucalliL.) Euphorbiaceae 7 42 Bunga Betadin (Jatropha multifidaL.) Euphorbiaceae 22 43 Asoka (Saraca asoca(Roxb.) Wildu) Fabaceae 71 44 Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima(L.)) Fabaceae 3 45 Bunga Pisang (Heliconiasp) Heliconiaceae 35 46 Hanjuang (Cordyline terminalis) Laxmanniaceae 2 47 Keladi Bakung (Crinum asiaticumLinn.) Liliaceae 5 48 Bakung Putih (Crynum asiaticumL.) Liliaceae 4 49 Bunga Asparagus (Asparagus chonchinchinensis) Liliaceae 1 50 I nai Batang (Lawsonia inermis) Lythraceae 7 51 Kantil (Magnolis x alba) Magnoliaceae 2 52 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Malvaceae 8 53 Mawar Kapas (Hibiscus mutabilisL.) Malvaceae 1 54 Beringin (Ficus benjamina) Moraceae 1 55 Beringin Putih (Ficus benjaminavar.varigata) Moraceae 16 56 Herbras/ Air Beras (GerberaL.) Multisioeae 12 57 Bunga Pucuk Merah (Syzygium oleina) Myrtaceae 10 58 Bougenvil (Bougainvilleasp) Nyctaginaceae 73 59 Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapaL.) Nyctaginaceae 21 60 Lotus (Nelumbo nuciferaGaertn.) Nelumbonaceae 1 61 Anggrek Macan (Grammatophyllum speciosum) Orchidaceae 7 62 Anggrek Merpati (Dendrobium crumenatum) Orchidaceae 2 63 Anggrek Tanah Ungu Orchidaceae 3 64 Anggrek Kepahiang Orchidaceae 1 65 Anggrek Enggano Orchidaceae 1

66 Anggrek Bali Orchidaceae 1

67 Anggrek Dendrobium Orchidaceae 5 68 Anggrek Douglas Orchidaceae 20

69 Anggrek Onchi Orchidaceae 5

70 Anggrek Chibidium Orchidaceae 4 71 Anggrek Katliya Orchidaceae 8 72 Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus) Polygonaceae 1 73 Tanduk Rusa (Platycerium bifurcatum) Polypodiaceae 1 74 Bunga Ginseng (Talinum paniculatum Jacq. Gaerth) Portulacaceae 1 75 Mawar (Rosa canina) Rosaceae 31 76 Melati (Jasminum sambacAir.) Rosaceae 17 77 Kaca Piring Besar (Gardenia augustaL.) Rubiaceae 44 78 Kemuning (Murraya paniculata(L.)) Rutaceae 13 79 Sansievera Kuning (Sansevieria trifasciata) Ruscaceae 17 80 Sansievera Hijau Polos (Sansevieria trifasciata var.Prain) Ruscaceae 8 81 Sansievera Tanduk (Sansevieria cylindrica) Ruscaceae 9 82 Bonsai (Duranta repensL.) Verbanaceae 1 83 Bunga Tahi Ayam (Lantana camaraL.) Verbanaceae 2 84 Bunga Pagoda (Clerodendron paniculatumVahl.) Verbanaceae 1 85 Lengkuas Merah (Alpinia purpurataK.Schum.) Zingiberaceae 30

86 Bunga Mangkok 1

87 Cucak Rowo 2


(36)

89 Melati Jepang 1 Lanjutan Tabel 9.

No. Nama Jenis Famili Jumlah

90 Wijaya Kusumah 91 Bunga Torenia

I ndeks Keanekaragaman (H1) 3,75

Tanaman hias yang banyak ditemukan merupakan jenis dari famili Orchidaceae sebanyak 11 jenis, araceae sebanyak 6 jenis, Apocynaceae sebanyak 5 jenis dan Euphorbiaceae sebanyak 4 jenis. Penanaman tanaman hias banyak dilakukan pada areal depan pekarangan, hal ini karena salah satu tujuan tanaman hias adalah sebagai penghias rumah. Selain itu beberapa jenis tanaman memiliki peran ganda, yaitu sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman obat. Salah satu jenis tanaman ini adalah puding hitam (Graptophyllum pictum (L.) Griff.) daunya dimanfaatkan sebagai obat penyakit wasir, keladi bakung (Crinum asiaticum Linn.) seluruh bagian tanaman dimanfaatkan sebagai obat memar dan bunga sedingin atau cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lim.)) yang banyak dimanfaatkan sebagai obat penurun demam.

Berdasarkan penghitungan indeks keanekaragaman tanaman, menunjukkan indeks tinggi dimana diperoleh nilai sebesar 3,75. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi dan tahan terhadap tekanan ekologis (Fitriana, 2006).

4.2.6. I nventarisasi tanaman biofarmaka

Tanaman obat atau yang lebih dikenal sebagai tanaman biofarmaka, merupakan sumber senyawa bioaktif yang berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit. Hingga saat ini, tanaman biofarmakan menjadi sumber bahan kimia baru yang tidak terbatas, baik senyawa isolat murni yang dipakai langsung maupun melalui derivatisasi menjadi senyawa bioaktif turunan yang lebih baik, dalam arti lebih potensial dan atau lebih aman (Krismawati dan Sabran, 2004). Berdasarkan hasil survei, diperoleh sebanyak 44 jenis tanaman yang tersebar pada 21 famili (Tabel 10).


(37)

Tabel 10. Keragaman SDG tanaman biofarmaka pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Keji Beling (Strobilanthes crispaBlume.) Acanthaceae 49 2 Sambiloto (Andrographis paniculata(Burm.f.) Wall.ex.Nees) Acanthaceae 2 3 Jeringau (m) (Acorus calamusL.) Acoraceae 6 4 Sambung Nyawa (Gynura procumbens(Blume) Miq.) Asteraceae 20 5 Tempuyung (Sonchus arvensisL.) Asteraceae 16 6 Capo (Blumea balsamifera(L.) DC) Asteraceae 3 7 Beluntas (Pluchea indicaL.) Asteraceae 1 8 Binahong (Anredera cordifolia(Ten.)Steenis) Basellaceae 1 9 Timun Tikus (Coccinia grandis(L.) J.Voigt.) Cucurbitaceae 1 10 Suji (Dracaena angustifolia(Medik) Roxb.) Dracaenaceae 12 11 Rumput Anting-anting (Acalypha indicaL.) Euphorbiaceae 1 12 Kemanggi (Ocimum xcitriodorumVis.) Lamiaceae 21 13 Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus(Blume) Miq.) Lamiaceae 7 14 Ruku-ruku (Ocimum teuiflorum) Lamiaceae 38 15 Selasih (Ocimum basilium L.) Lamiaceae 11 16 Nilam Bedak (Pogostemon cablinBenth.) Lamiaceae 1 17 Rosela (Hibiscus sabdariffaL.) Malvaceae 1 18 Pegagan (m) (Centella asiatica(L.)) Mackinlayaceae 3 19 Cingcau (Cyclea barbataMiers.) Menispermaceae 2 20 Brotowali (Tinospora crispa(L.) Miers ex Hoff.) Menispermaceae 3 21 Salam (Syzygium polyanthum(Wight) Walpers) Myrtaceae 2 22 Pandan Wangi (m) (Pandanus amaryllifoliusRoxb.) Pandannaceae 33 23 Empedu Beruang (Rivina humilisL.) Phytolaccaceae 2 24 Sirih Biasa (Piper betleL.) Piperaceae 16 25 Sirih Merah (Piper ornatumN.E.Br) Piperaceae 7 26 Serai (Cymbopogon citratus(DC) Stapf.) Poaceae 155 27 Mengkudu (Morinda citrifoliaL.) Rubiaceae 20 28 Ceplukan (Physalis angulataL.) Solanaceae 1 29 Kecubung Hitam (Datura metel) Solanaceae 6 30 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa(Scheff.Boerl)) Thymelaeaceae 57 31 Kecombrang (Etlingera elation(Jack.) R.M.Smith) Zingiberaceae 6 32 Lempuyang (Zingiber zerumbetL.) Zingiberaceae 4 33 Lengkuas (Alpinia galangaL.) Zingiberaceae 77 34 Kunyit (Curcuma domesticaVal.) Zingiberaceae 151 35 Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) Zingiberaceae 23 36 Kencur (Kaempferia galangaL.) Zingiberaceae 57 37 Banglai (Zingiber casumounanRoxb.) Zingiberaceae 7 38 Jahe Merah (Zingiber officinalRoscoe.) Zingiberaceae 74 39 Temu Kunci (Boesenbergia rotunda(L.) Masf.) Zingiberaceae 3 40 Temulawak (Curcuma xanthorrizaRoxb.) Zingiberaceae 9 41 Kapulaga (Amomum compactumSoland.ex Maton) Zingiberaceae 30

42 Tampal Balam Putih 5

43 Tepu 3

44 Kayu Biring 3

I ndeks Keanekaragaman (H1) 2,93

Jenis tanaman biofarmaka yang banyak dibudidayakan pada lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu adalah jenis rimpang (Zingiberaceae) sebanyak 11 jenis dan jenis Lamiaceae sebanyak 5 jenis. Penanaman jenis rimpang banyak


(38)

dilakukan karena selain bermanfaat sebagai tanaman obat juga sebagai tanaman bumbu masakan.

Berdasarkan penghitungan indeks keanekaragaman tanaman, menunjukkan indeks sedang dimana diperoleh nilai sebesar 2,93. Hal ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman tanaman buah-buahan sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, 2006).

4.2.7. I nventarisasi tanaman perkebunan

Hasil survei terhadap jenis-jenis tanaman perkebunan diperoleh sebanyak 62 jenis yang tersebar pada 24 famili (Tabel 11). Pada famili Arecaceae diperoleh jumlah jenis terbanyak yaitu 11 jenis, Fabaceae 8 jenis dan Poaceae sebanyak 7 jenis.

Tabel 11. Keragaman SDG tanaman perkebunan pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Jenis Famili Jumlah

1 Kepayang (Pangium eduleReinw.ex.Blume) Achariaceae 1 2 Jelutung (Dyera costulaca(Miq.) Hook) Apocynaceae 1 3 Kedongdong Pagar (Poluscias frusticosaMiq.) Araliaceae 1 4 Aren (Arenga pinnata(Wurmb.) Merr) Arecaceae 13

5 Kelapa Bulan Arecaceae 2

6 Kelapa Dalam (Cocos nucifera) Arecaceae 7

7 Kelapa Hibrida Arecaceae 25

8 Kelapa Hijau Arecaceae 59

9 Kelapa Lokal Arecaceae 79

10 Kelapa Gading Arecaceae 41

11 Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq.) Arecaceae 70 12 Pinang (Areca catechuL.) Arecaceae 87 13 Rotan (Calamus) Arecaceae 39 14 Rumbia (Metoxylon saguRottb.) Arecaceae 13 15 Randu (Ceiba petandraL. Gaertn) Bombaceae 6 16 Ketapang (Terminalia catappaL.) Combretaceae 2 17 Karet (Hevea brasiliensisMuell.Arg.) Euphorbiaceae 231 18 Jarak Kepyar (Ricinus communisLinn.) Euphorbiaceae 1 19 Jarak Niur (Jatropha gossypifoliaL.) Euphorbiaceae 11 20 Jarak Pagar (Jatropha curcasL.) Euphorbiaceae 24 21 Kemiri (Aleurites moluccana(L.) Willd) Euphorbiaceae 2 22 Turi bunga putih (Sesbania grandiflora(L.) Pers.) Fabaceae 2 23 Petai (Parkia speciosa) Fabaceae 9 24 Lamtoro (Leucaena glauca(Linn.) Benth.) Fabaceae 8 25 Kuaw (Archidendron microcarpum(Benth.) I .C. Nielsen) Fabaceae 1 26 Kayu Sengon (Albizia chinensis(Osbeck) Merr.) Fabaceae 10 27 Jengkol (Archidendron paisiflorum(Benth.) I .C. Nielson) Fabaceae 32 28 Dadap (Erytrhina variegataL.) Fabaceae 2 29 Gamal (Gliricida sepium(Jacq.) Kunth ex Walp) Fabaceae 48 30 Melinjo (Gnetum genemonL.) Gnetaceae 37 31 Kayu Jati (Tectona grandisL.) Lamiaceae 10


(39)

Lanjutan Tabel 11.

No. Nama Jenis Famili Jumlah

32 Kayu Manis (Cinnamomum burmanii(Nees & Th. Nees)) Lauraceae 6 33 Kersen (Muntingia calaburaL.) Muntingiaceae 4 34 Kayu Bayur (Pterosermum javanicumJungh.) Malvaceae 10 35 Kakao (Theobroma cacaoL.) Malvaceae 72 36 Kayu Suren (Toona sinensis) Meliaceae 1 37 Kayu Bawang (Melia azedarachL.) Meliaceae 5 38 Mahoni (Swietenia mahagoni(L.) Jacq.) Meliaceae 20 39 Kelor (Moringa pterygosperma, Gaertn.) Moringaceae 2 40 Cengkeh (Syzygium aromaticum(L.) Meril & Perry) Myrtaceae 5 41 Panili (Vanilla planifolia) Orcidaceae 5 42 Lada (Piper nigrum L.) Piperaceae 103 43 Tebu Biasa (Saccarum officinarumL.) Poaceae 33

44 Tebu Hitam Poaceae 12

45 Bambu Poaceae 1

46 Bambu Betung Poaceae 1

47 Bambu Tali Poaceae 2

48 Bambu Kapal Poaceae 2

49 Batang Kapung Poaceae 1

50 Kopi Arabika (Coffea arabica) Rubiaceae 27 51 Kopi Robusta (Coffea robustaL.) Rubiaceae 150 52 Kayu Jabon (Neolamarckia cadamba(Roxb.) Brossser) Rubiaceae 7 53 Labu Kayu (Aegle marmelos(L.) Corr.) Ruraceae 3 54 Cendana (Santalum albumL.) Santalaceae 1 55 Tembakau (Nicotiana tabacumL.) Solanaceae 1 56 Kayu Sungkai (Peronema canescensJack.) Verbanaceae 8

57 Kayu Simpul 6

58 Kayu Pelawi Pipit 1

59 Kayu Api 1

60 Kayu Bambang Lanang 2

I ndeks Keanekaragaman (H1) 3,15

Berdasarkan penghitungan indeks keanekaragaman tanaman, menunjukkan indeks sedang dimana diperoleh nilai sebesar 2,79. Hal ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman tanaman buah-buahan sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, 2006).

4.2.8. I nventarisasi ternak

Berdasarkan hasil survei pada lahan pekarangan pada 4 Kabupaten/ Kota, diperoleh sebanyak 7 jenis ternak, baik ternak besar maupun ternak kecil (Tabel 12). Populasi ternak terbanyak adalah jenis ayam kampung yaitu sebanyak 391 ekor yang tersebar pada seluruh lokasi survei. Terdapat beberapa jenis ternak yang ditemukan pada Kabupaten/ kota tertentu yaitu ayam bangkok, ayam kate dan lebah. Ternak besar yang terdiri dari sapi dan kambing tidak ditemukan pada lahan pekarangan di Kota Bengkulu. Hal tersebut diduga karena lahan


(40)

pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat di kota relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan lahan pekarangan di kabupaten.

Tabel 12. Hasil inventarisasi ternak pada 6 Kabupaten/ Kota di Provinsi Bengkulu

No. Nama Ternak

Hasil survei per kabupaten/ kota (ekor,kotak)

Bengkulu Tengah Kaur

Bengkulu Selatan

Kota

Bengkulu Lebong Mukomuko Jumlah

1 Ayam Bangkok 0 0 6 0 3 10 19

2 Ayam Kampung 124 118 131 18 15 115 521

3 Ayam Kate 0 2 0 0 0 0 2

4 Mentog 52 40 14 0 6 65 177

5 Kambing Kacang 10 14 12 0 0 25 61

6 Sapi Bali 2 0 14 0 0 0 16

7 Lebah 0 1 0 0 0 0 1

I ndeks Kenanekaragaman (H1) 1,00

Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman, keanekaragaman ternak memiliki nilai sebesar 0,92 atau rendah. Nilai tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman ternak pada 4 Kabupaten Kota di Provinsi Bengkulu berada pada tingkat rendah (H’< 1,0) yang berarti keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil (Fitriana, 2006).

4.3. Karakterisasi Tanaman dan Ternak Spesifik Lokasi 4.3.1. Karakterisasi tanaman spesifik lokasi

Karakterisasi SDG tanaman spesifik lokasi baru dilakukan terhadap dua jenis tanaman buah-buahan yaitu tanaman lobi-lobi dan karimunting. Kedua jenis tanaman tersebut ditemukan di Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu.

4.3.1.1. Lobi-lobi (Flacourtia inermis)

Lokasi penanaman lobi-lobi pada lahan pekarangan yang berada di lingkungan RT 1 RW 01 No. 17 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Ketinggian lokasi berada pada 23 m dpl dan merupakan dataran rendah. Tanaman lobi-lobi (Flacourtia inermis) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Salicaceae. Tanaman ini merupakan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh yang diambil buahnya. Gambar tanaman lobi-lobi pada Gambar 1.


(41)

Bentuk tanaman lobi-lobi berupa pohon dengan ketinggian dapat mencapai 10 m. Tanaman ini mempunyai daun tunggal yang terletak secara berseling dan bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya lonjong dengan panjang ± 8-20 cm dan lebar ± 3-15 cm. Daun berwarna hijau dengan daun muda berwarna merah keunguan. Buah berbentuk buah buni, bulat dan berbiji banyak dengan diameter buah mencapai 1-3 cm. Buah mempunyai permukaan licin denga kulit buah lunak dengan warna kulit buah merah tua hingga ungu kehitaman. Buah memiliki rasa masam hingga sangat masam, kadang-kadang manis atau sepat. Karena buah mempunyai biji banyak sehingga daging buahnya hanya sedikit mengandung air.

Gambar 1. Tanaman lobi-lobi di Kelurahan Semarang Kota Bengkulu

4.3.1.2. Karimunting (Rhodomyrtus tomentosa)

Karimunting awalnya merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di pinggir-pinggir hutan. Karena keberadaannya sudah agak jarang, tumbuhan ini telah dibudidayakan pada lahan pekarangan di Kelurahan Surabaya RT 4 RW 9 sebanyak 2 batang dan di Perumahan Surabaya Permai 2 batang.

Karimunting merupakan tanaman berbentuk perdu yang mempunyai nama jenis Rhodomyrtus tomentosa dan termasuk ke dalam famili Myrtaceae. Daun tunggal dengan bentuk elips memanjang sampai lonjong dan posisi daun berhadapan bersilang. Permukaan daun karimunting berambut dan apabila diraba terasa basar, pangkal daun membulat dengan tepi daun rata dan mempunyai ujung daun yang meruncing. Bunga karimunting termasuk bunga


(42)

majemuk berwarna putih, dengan ukuran buah kecil yang mempunyai biji banyak. Buah berbentuk bulat dengan permukaan buah licin dan sisa mahkota bunga masih terlihat. Buah muda berwarna hijau dan buah yang telah masak berwarna ungu kehijauan. Gambar tanaman karimunting pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman karimunting yang telah dibudidayakan pada lahan pekarangandi Kelurahan Surabaya Kota Bengkulu

4.3.1.3. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skells.)

Jamblang merupakan tanaman yang termasuk famili Myrtaceae atau satu famili dengan tanaman karimunting. Jamblang berbentuk pohon dengan ketinggian batang bisa mencapai 10-30m. Kulit batang berwarna putih dengan permukaan batang tidak halus. Cabang-cabang biasanya rendah dan mempunyai tajuk bulat atau tidak beraturan.

Posisi daun terletak berhadapan dan bertangkai dengan panjang daun 1-3,5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur agak lonjong sampai lonjong. Pangkal dau lebar dan berbentuk pasak atau bundar, ujung daun tumpul atau agak melancip, tepi daun rata dengan warna daun hijau tua mengkilat. Daun jamblang yang masih muda berwarna merah jambu. Jamblang mempunyai pertulangan daun yang menyirip.

Buah jamblang berbentuk lonjong sampai bulat telur, kadang-kadang agak bengkok, mempunyai ukuran 1-5 cm, bermahkota kelopak bunga. Kulit buah jamblang licin mengkilap dengan warna merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Posisi buah sering kali dalam gerombolan besar. Daging buah berwarna putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu.


(43)

Gambar 3. Batang Jamblang di Desa Pardasuka Kabupaten Kaur

4.3.1.4. Mangga Bengkulu

Batang tanaman Mangga Bengkulu berbentuk batang silindris dengan percabangan sedang dan berdaun rimbun. Kedudukan cabang condong ke atas dengan warna batang kecoklatan.Daun berbentuk jorong dengan ujung meruncing. Warna daun hijau tua dengan warna tulang daun hijau kekuningan. Malai bunga berbentuk piramida tumpul, panjang malai 23 – 50 cm, dengan bunga berwarna kuning.

Bentukbuah Mangga Bengkulu bulat agak lonjong dan sedikit berparuh. Jumlah buah/ malai 1-5 buah, ukuran buah panjang 15-20 cm dengan garis tengah 8 – 12 cm. Warna kulit buah masak hijau kekuningan dengan permukaan kulit buah tipis. Ketebalan daging buah mencapai 3,3-3.8 cm dengan tekstur daging lunak dan berserat halus. daging buah berwarna kuning dengan rasa manis sedikit asam. Kadar gula 11,030 Brix, kadar asam 10,75% dan kadar vitamin C 5,73 mg/ 100 g. Biji berbentuk panjang pipih dengan panjang 6,2 cm, lebar 3,8 cm dan tebal 1,7 cm. Buah Mangga Bengkulu mempunyai berat 0,6-2,4 kg, produksi buah 118,3 kg/ tahun dan berbuah sepanjang tahun dengan rata-rata panen 4-5 kali/ tahun.Sebaran lokasi penanaman Mangga Bengkulu pada lahan pekarangan pada Lampiran 4.


(1)

8. Analisis data 9. Pelaporan

PEMBI AYAAN

A.

RENCANA ANGGARAN BELANJA ( RAB)

No. Jenis Pengeluaran Volume

Harga Satuan

( Rp)

Jumlah ( Rp) 1. Belanja Bahan

a. Bahan sarana produksi, bibit, benih, dan pendukung lainnya

1 Paket 45.128.000 45.128.000

b. ATK dan komputer suplies 1 Paket 3.027.000 3.027.000 c. Penggandaan, cetak,

dokumen, penjilidan dan laminasi

1 Paket 11.431.000 11.431.000

Jumlah 59.586.000

2. Honor Output Kegiatan a. UHL untuk pemeliharaan

kebun koleksi dan screen house

239 OH 35.000 8.365.000

b. Upah pembantu lapang 90 OH 50.000 4.500.000

Jumlah 12.865.000

3. Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara RP.365.000-, s.d 5.000.000-,)

10 OP 5.000.000 50.000.000

Jumlah 50.000.000

4. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

10 OH 100.000 1.000.000

Jumlah 1.000.000

5. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota


(2)

- Akomodasi dalam rangka pertemuan, FGD, evaluasi kegiatan, sosialisasi

25 OH 180.000 4.500.000

Jumlah 4.500.000

6. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota a. Akomodasi dalam rangka

pertemuan, FGD, evaluasi kegiatan, sosialisasi

50 OH 180.000 9.000.000

b. Perjalanan ke luar Provinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

2 OH 5.000.000 10.000.000

Jumlah 19.000.000

Total ( Rp.) 146.951.000

B.

REALI SASI ANGGARAN

No. Uraian Realisasi ( Rp)

Persen Realisasi

( % ) 1. Belanja Bahan

a. Bahan sarana produksi, bibit, benih, dan pendukung lainnya

45.123.900 99.99

b. ATK dan komputer suplies 2.987.450 98.69

c. Penggandaan, cetak, dokumen, penjilidan dan laminasi

11.419.000 99.90 2. Honor Output Kegiatan

a. UHL untuk pemeliharaan kebun koleksi dan screen house

8.365.000 100.00

b. Upah pembantu lapang 4.200.000 93.33

3. Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara RP.365.000-, s.d 5.000.000-,)

49.875.600 99.75

4. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

1.000.000 100.00 5. Belanja Perjalanan Dinas Paket

Meeting Dalam Kota - Akomodasi dalam rangka

pertemuan, FGD, evaluasi kegiatan, sosialisasi

4.500.000 100.00

6. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

a. Akomodasi dalam rangka

pertemuan, FGD, evaluasi kegiatan, sosialisasi


(3)

b. Perjalanan ke luar Provinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

9.981.000 99.81

Total 99.66

PERSONALI A

No Nama/ NI P

Jabatan Fungsional / Bidang keahlian Jabatan dalam Kegiatan Uraian Tugas Alokasi Waktu ( Jam/ minggu)

1. Drs. Afrizon, M.Si / 196204151993031001 PenelitiMuda / Budidaya Pertanian Penanggung jawab Membuat perencanaan, menyusun proposal, membuat rencana kerja dan mengkoordinir pelaksanaan di lapangan serta menyusun pelaporan

20

2. Dr. I r. Pudji Umi Astuti/ 196105311990032001

Penyuluh Madya/ Sosek

Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan membantu

melaksanakan kegiatan lapangan

10

3. Yong Farmanta, SP.,M.Si/ 197901162003121002

Peneliti Pertama/ Tanah dan iklim

Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan membantu

melaksanakan kegiatan lapangan

10

4. Wilda Mikasari, STP., M.Si/ 19690812 199803 2 001

Peneliti Muda/ Pasca Panen

Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan membantu

melaksanakan kegiatan lapangan

10

5. Siti Rosmanah, SP/ 19820303 200912 2004

Peneliti Pertama/ Agronomi

Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan


(4)

melaksanakan kegiatan lapangan

6. Kusmea Dinata, SP 19831024 201102 1 007

Peneliti Pertama/ HPT

Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan membantu

melaksanakan kegiatan lapangan

10

7. Marzan/

19640321 199703 1 001

Teknisi Anggota Membantu penyusunan RPTP, mencari bahan untuk penyusunan Juknis kegiatan dan membantu

melaksanakan kegiatan lapangan

10

Lampiran 1. Daftar hadir peserta sosialisasi hasil inventarisasi dan karakterisasi

tanaman di Kota Bengkulu

No. Nama Jabatang dalam KOMDA SDG Provinsi

Bengkulu/ Asal I nstansi 1 I r. Sorjum Ahyan, MT Sekretaris tim pengarah KOMDA SDG 2 I r. Diah I rianti, M.Si Ketua KOMDA SDG

3 Prof. Dr. I r. Alnopri, MS Wakil Ketua 4 Dr. I r. Dedi Sugandi, MP Sekretaris

5 Nindya Anggreyni, S.STP Wakil Sekretaris 1 6 I r. Oni Aryani, M.Si Wakil Sekretaris 2

7 Anom Chan, S.Sos, MM Kepala Bappeda Kabupaten Rejang Lebong 8 R.A. Denni, SH, MM Kepala Bappeda Kabupaten Kepahiang 9 Drs. Yulian, M.Si Kepala Bappeda Kabupaten Seluma

10 Dr. Edi Hermansyah Kepala Bappeda Kabupaten Bengkulu Tengah 11 Dr. Sunaryadi, M.Si Anggota KOMDA SDG

12 Dr. I r. Dwi W Ganefianti Anggota KOMDA SDG

13 Dr. M. Chozin Anggota KOMDA SDG

14 Dr. I r. Eva Oktavidianti, M.Si Anggota KOMDA SDG

15 Dr. Ria Suminar Anggota KOMDA SDG

16 Murlin Hamizar, SP, M.Si Anggota KOMDA SDG 17 I r. Sri Rustianti, M.Si Anggota KOMDA SDG 18 I r. Dotti Suryati, M.Sc Anggota KOMDA SDG 19 Bambang Sugito, SP Anggota KOMDA SDG

20 Drs. I rsan Anggota KOMDA SDG

21 Dr. I r. Dedi Sugandi, MP Sekretaris KOMDA Provinsi Bengkulu 22 Drs. Afrizon, M.Si Anggota KOMDA SDG

23 Yesmawati, SP Peneliti BPTP Bengkulu


(5)

25 Yong Farmanta, SP., M.Si. Peneliti BPTP Bengkulu 26 Wilda Mikasari, S.TP., M.Si Peneliti BPTP Bengkulu 27 Kusmea Dinata, SP Peneliti BPTP Bengkulu 28 Siti Rosmanah, SP Peneliti BPTP Bengkulu 29 Hertina Artanti, SP Calon Peneliti BPTP Bengkulu

30 Bahagia, A.Md Administrasi

Lampiran 2. Daftar hadir peserta FGD di Kabupaten Kepahiang

No.

Nama

Asal I nstansi

1

R.A. Denni

Kepala Bappeda Kabupaten Kepahiang

2

Piisman, SE., M.Si

Komda SDG Kabupaten Kepahiang

3

I rwan Alfian, ST

Komda SDG Kabupaten Kepahiang

4

Fauzi

Petani Kabupaten Bengkulu Tengah

5

Febtado Abdiansyah, S.TP

Bappeda Kabupaten Kepahiang

6

Delima I snaini

Komda SDG Kabupaten Kepahiang

7

Refi Arianti

Komda SDG Kabupaten Kepahiang

8

I r. Wahyu Wibawa, MP., Ph.D

BPTP Bengkulu

9

Drs. Afrizon, M.Si

BPTP Bengkulu

10

I r. Ahmad Damiri, M.Si

BPTP Bengkulu

11

Siti Rosmanah, SP

BPTP Bengkulu

12

Suardi

BPTP Bengkulu

13

Marzan

BPTP Bengkulu

14

Nelson

BPTP Bengkulu

15

Elvi Komalasari, SP

Kabid. Ketenagakerjaan BP4K Kab.

Kepahiang

16

Harlon Musirwan

Koorluh Kab. Bengkulu Tengah

17

Bustami

Petani Kab. Kepahiang

18

Sarimuda, SP

Kabid. Produksi Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kab. Kepahiang

19

Edy Sunardy

Kabid Produksi Dinas Pertanian Kab.

Kepahiang

20

Aswan

Petani Kab. Kepahiang

21

I jarto

Kabid Kelembagaan BP4K Kab.

Bengkulu Tengah

22

Sadikin

Kabid. Penyuluhan BP4K Kab. Bengkulu


(6)

23

Amindaya

Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Tengah

24

Amrullah

Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Tengah

25

Atul Asri

Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Tengah

26

Masidah

Dinas Pertanian Kab. Kepahiang

27

Budi

Dinas Pertanian Kab. Kepahiang

28

Z. Arifin

Sekretaris BP4K Kab. Bengkulu Tengah

29

Rultimah

Petani Kab. Bengkulu Tengah

30

Dra. Yulia Parida

Kepala BP4K Kab. Bengkulu Tengah

31

Eka Agustina

KTNA Kab. Bengkulu Tengah

32

Taufik

Ketua KTNA Kab. Bengkulu Tengah

33

M. Fauzi

Kabid. Penyuluhan Kab. Bengkulu

Tengah

34

Baihaqi

KTNA Kab. Bengkulu Tengah

35

Suyanto S.

KTNA Kab. Bengkulu Tengah

Lanjutan lampiran 2.

No. Nama Asal I nstansi

36 Sailan SP., M.Si Koordinator KJF BP4K Kab. Bengkulu Tengah

37 Soni Staf BP4K Kab. Bengkulu Tengah

38 Taufik, SP Kepala Dinas Pertanian Kab. Kepahiang

39 Rosie Staf Dinas Pertanian Kab. Kepahiang

40 Dani Staf BP4K Kab. Kepahiang

41 Bustami Petani Kab. Kepahiang

42 Riswanda KTNA Kab. Kepahiang

43 Mikin Tuheri Petani Kab. Kepahiang

44 Suryama KTNA Kab. Kepahiang