1
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
I ndonesia merupakan salah satu negara didunia yang memiliki sumber daya hayati sangat beragam sehingga dinyatakan sebagai negara mega-
biodiversity. Meskipun luas daratan I ndonesia hanya 1,3 dari luas daratan yang ada di dunia namun memiliki 10 spesies bunga dunia, 12 mamalia
dunia, 17 burung di dunia, lebih dari 400 spesies palem dunia dan sekitar 25.000 jenis tumbuhan berbunga Bappenas,
2003.Masyarakat I ndonesia selama ini telah memanfaatkan keanekaragaman plasma nutfah sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan kultural yang dimiliki oleh masing-masing individu ataupun kelompok masyarakat.
Provinsi Bengkulu terletak di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan dengan luas wilayah mencapai lebih kurang 1.978.870 ha atau 19.788,7
kilometer persegi. Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dengan jarak ±
567 kilometer. Provinsi Bengkulu memiliki berbagai kekayaan Sumberdaya Genetik SDG baik dari tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kentang merah,
tanaman buah jeruk, mangga, durian, pisang, manggis, tanaman hias anggrek danbunga raflesia serta tanaman biofarmaka. Potensi yang ada tersebut
tersebar di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu sesuai dengan agroekosistemnya. Fenomena lingkungan dan sumber daya hayati Provinsi Bengkulu tersebut
memberikan indikasi bahwa provinsi Bengkulu kaya akan sumber daya genetik. SDG merupakan landasan hayati yang secara langsung atau tidak langsung
menopang kesejahteraan
manusia di
muka bumi.
SDG mencakup
keanekaragaman bahan genetik yang terdapat dalam tanaman dan hewan yang dapat digunakan sebagai pangan, pakan, serat, pakaian, bangunan, energi
maupun pemenuhan estetika. Data dan informasi terkait keanekaragaman SDG spesifik Bengkulu
tersebut sampai kini belum dikelola secara optimal. Sebagian kecil data SDG di Provinsi Bengkulu telah dikelola oleh Perguruan Tinggi dan instansi lainya secara
terbatas dalam sistem dan data base yang masih beragam, tidak terintegrasi satu dengan yang lain. Bahkan data tersebut tidak dapat diakses oleh masyarakat
meskipun data tersebut telah dikelola bertahun-tahun.
2
Ketiadaan akses terhadap SDG spesifik Bengkulu dan pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat secara turun menurun dikhawatirkan
menghilang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengelolaan SDG melalui inventarisasi, identifikasi, eksplorasi serta pemanfaatan secara bijak
dalam upaya untuk melestarikan secara berkelanjutan.
1.2. Dasar pertimbangan