Jurnal Volume 2 No. 2 2014

(1)

urnal Penelitian

J

urnal Penelitian

J

urnal Penelitian

J

JURNAL PENELITIAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK


(2)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Alamat Redaksi / Penerbit :

Jl. Khatib Sulaiman No. 1 Padang, Telp. (0751) 7054374, Fax. (0751) 7055676 Email : litbangbappeda_sumbar@yahoo.co.id

Jurnal

Penelitian Volume 2 Nomor 2 Halaman305 - 400 Desember 2014Padang 2337-4179ISSN

urnal Penelitian

J

urnal Penelitian

J

urnal Penelitian

J

JURNAL PENELITIAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK


(3)

Jurnal Penelitian dan Kebijakan Publik

ISSN : 2337-4179

Pelindung : Gubernur Sumatera Barat

Pengarah : Ir. Afriadi Laudin, M.Si

Ketua Tim Redaksi : Ir. Yulmar Jastra, MS Pertanian (Bappeda)

Anggota Tim Redaksi : 1. Dr. Ir Faidil Tanjung Sosek / Pertanian

2. Ir. Nasrul Hosen, MS Sosek / Pertanian (BPTP Sumbar)

3. Dra. Yulfira Media Perilaku Kesehatan (Bappeda)

4. Momon, S.SiT, MSc Transportasi

Mitra Bestari : 1. Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes Kesehatan Masyarakat

2. Prof. Dr. Ishak Manti, MS Agronomi Pertanian

3. Dr. M. Giatman, MSIE Entomologi / Pertanian

4. Dr. Asrinaldi Teknik

5. Dr. Nurus Shalihin Politik dan Pemerintahan

6. DR. Nurus Shalihin Sosiologi

Sekretariat : 1. Don Vedro, SE

2. Hendra Zaimar

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT Jl. Khatib Sulaiman No. 1 Padang, Telp. (0751) 7054374, Fax. (0751) 7055676 Website : http://bappeda-sumbar.go.id/v1; http://litbangbappeda_sumbarprov.go.id/

Email : litbangbappeda_sumbar@yahoo.co.id Alamat Penerbit :


(4)

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberi jalan dan kemudahan sehingga Jurnal Penelitian - edisi keempat Vol.2 No. 1 Juni 2014 – Bappeda Provinsi Sumatera Barat ini bisa diterbitkan.

Pada edisi ini Dewan Redaksi telah memilih 7 (tujuh) Karya Tulis Ilmiah untuk diterbitkan, yakni tentang Pengembangan Sistem Informasi (studi Kasus: Iujk Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto); Analsis Kecenderungan Harga Telur, Pakan Konsentrat, Jagung Dan Doc (day Old Chick) Ayam Ras Petelur Di Provinsi Sumatera Barat; Kajian Profil Dan Pengembangan Usahatani Ubi Jalar Di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam; Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Case Based Reasoning (cbr) Berbasis Web (studi Kasus : Puskesmas Nanggalo Siteba Padang); Pengembangan Jaringan Trayek Dan Kebutuhan Armada Bus Bandara Internasional Minangkabau Di Wilayah Sumatera Barat; Profil Usahatani Dan Status Teknologi Kakao Di Kabupaten Padang Pariaman; Perbaikan Gizi Anak Seribu Hari Kehidupan Untuk Generasi Cerdas.

Para penulis yang telah lolos dalam penyaringan Karya Tulis Ilmiah Jurnal Penelitian Bappeda Provinsi Sumatera Barat berasal dari beragam institusi lingkup Provinsi Sumatera Barat, seperti Litbang Bappeda Provinsi Sumatera barat, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, Universitas Andalas Padang dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Jika pada edisi ini terdapat banyak kekurangan baik dari cara penulisan maupun penyajian, kami Tim Redaksi senantiasa untuk menerima kritik dan saran dalam rangka perbaikan Jurnal Penelitian ini.

Akhirnya kami dari Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan ini, baik moril maupun materil. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah menyumbangkan pemikirannya dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas Jurnal Penelitian Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada kami agar Jurnal Penelitian ini kedepan lebih baik dan sempurna, amin.


(5)

ISSN : 2337-4179

Daftar Isi

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

(STUDI KASUS: IUJK PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SAWAHLUNTO) Egi Delvita1, M. Giatman2

ANALSIS KECENDERUNGAN HARGA TELUR, PAKAN KONSENTRAT, JAGUNG DAN DOC (DAY OLD CHICK) AYAM RAS PETELUR DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Elfi Rahmi

KAJIAN PROFIL DAN PENGEMBANGAN USAHATANI UBI JALAR DI NAGARI PANAMPUANG, KABUPATEN AGAM

Zul Irfan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DENGAN GEJALA DEMAM MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING (CBR) BERBASIS WEB

(STUDI KASUS : PUSKESMAS NANGGALO SITEBA PADANG) Minarni dan Sri Hardianti

PENGEMBANGAN JARINGAN TRAYEK DAN KEBUTUHAN ARMADA BUS BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU DI WILAYAH SUMATERA BARAT

1 2 3 4

Momon , Gusriyaldi , Yudi Indra Syani , Fidel Miro

PROFIL USAHATANI DAN STATUS TEKNOLOGI KAKAO DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Yulmar Jastra

PERBAIKAN GIZI ANAK SERIBU HARI KEHIDUPAN UNTUK GENERASI CERDAS

Azman

305 - 320

333 - 348

349 - 359

361 - 373

375 - 387

389 - 400 321 - 331

Jurnal Penelitian dan Kebijakan Publik


(6)

Abstract

Service IUJK given Sawahlunto Public Works Department is still a manual system where a long process and a long service time, and the data is not computerized. This condition is a barrier for IUJK stakeholder in the service, while at the several towns and districts in Indonesia have used the website in providing services IUJK. Purpose this paper for develop a service information system licensing construction services web based on DPU City of Sawahlunto. This research is a research development of with using model of spiral, language of pemograman PHP and Database MySQL. Results of the piper is there business licensing information service system construction of web-based services that can be utilized by contractors and construction staff in Sawahlunto. Web-based services IUJK has many advantages which data can be available at any time, the speed and ease in making changes and display the data. This research requires strong management commitment, rules/regulations governing the use of information systems and human resource training.

Keywords: Information System, spiral, licensing, construvtion Abstrak

Layanan IUJK yang diberikan Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto saat ini masih sistem manual dimana proses yang panjang dan waktu layanan lama, serta data-data belum terkomputerisasi. Kondisi ini menjadi hambatan bagi stakehoder dalam pelayanan IUJK, sementara itu pada beberapa kota dan kabupaten di Indonesia telah memanfaatkan website dalam memberikan layanan IUJK. Tujuan paper ini untuk mengembangkan sistem informasi pelayanan perizinan jasa konstruksi berbasis web pada DPU Kota Sawahlunto. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model spiral, bahasa pemograman PHP dan Database MySQL. Hasil dari piper adalah terdapat sistem informasi pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi berbasis web yang dapat dimanfaatkan oleh kontraktor dan staf jasa konstruksi di Kota Sawahlunto. Layanan IUJK berbasis Web memiliki banyak keunggulan dimana data dapat tersedia setiap saat, kecepatan dan kemudahan dalam melakukan perubahan dan menampilkan data. Penelitian ini memerlukan komitmen manajemen yang kuat, peraturan/regulasi yang mengatur pemanfaatan sistem informasi dan pelatihan SDM.

Kata Kunci : informasi, sistim, spiral, perizinan, konstruksi

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

(Studi Kasus: IUJK Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto)

SERVICE UIJK GIVEN SAWHLUNTO PUBLIK WORKS DEPARTENT Egi Delvita1, M. Giatman2

Email : e61_delvita@yahoo.co.id, giat_5131@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

Saat ini sistem informasi mempu-nyai peranan penting dalam pemerintahan karena sistem informasi telah menjadi ko-moditi yang sangat berharga dan menentu-kan untuk mencapai keberhasilan jalannya pemerintahan, kemajuan teknologi ini telah menempatkan informasi sebagai salah satu

sumber daya yang sangat penting dan perlu dikelola secara baik dan benar (Wedhas-mara, 2008:9). Tujuan penerapan teknologi informasi oleh instansi pemerintahan ada-lah untuk meningkatkan kemampuan in-stansi pemerintahan di Indonesia dalam hal mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi dan pelayanan


(7)

kepada publik (Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun, 2003:1). Kemudian berdasarkan UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbu-kaan Informasi Publik mengharuskan badan publik membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan

eisien sehingga dapat diakses dengan mu

-dah (UU Nomor 14, 2008:2).

Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahl-unto merupakan salah satu badan publik yang mempunyai tugas melaksanakan uru-san pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang. Dalam men-jalankan tugas tersebut Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto juga mempunyai fungsi memberikan pelayanan umum di bi-dang pekerjaan umum (Perda Kota Sawah-lunto No 19, 2010:4).

Pelayanan umum yang diberikan yaitu layanan perizinan (Izin usaha jasa konstruksi dan izin mendirikan bangunan) dan layanan pengaduan masyarakat tentang sarana dan prasarana lingkungan (Layanan pengaduan lampu jalan, layanan jalan rusak dan jembatan rusak). Disamping mempunyai fungsi memberikan layanan umum, Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto juga melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas pembangunan Kota Sawahlunto.

Berdasarkan hasil survei dan wawan-cara yang peneliti lakukan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto pada bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Belas, didapatkan informasi, pencarian informasi layanan IUJK sangat sulit, Proses layanan yang dirasa terlalu berbelit-belit dan tidak ada kejelasan dari proses pertama keproses

beriuktnya dan waktu pengurusan IUJK rata-rata enam hari kerja. Kondisi seperti ini menjadi hambatan bagi stakehoder dalam pelayanan IUJK, sedangkan di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia, Layanan izin usaha jasa konstruksi telah memanfaatkan media website, Pemerintahan Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kerinci, dan Kabupaten Bogor.

Melalui kemajuan teknologi infor-masi dalam memberikan layanan baik saat ini, maka perlu dikembangkan sistem informasi pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto yang dapat memberikan pelayanan yang efektif dan eisien. Pelayanan ini diharapkan bisa diakses oleh masyarakat dimana saja dan kapan saja. Kontraktor dapat melihat persyaratan pengurusan perizinan usaha jasa konstruksi, melakukan pendaftaran dan mendapatkan jadwal validasi secara online. Kontraktor hanya tinggal membawa kelengkapan persyaratan disaat menjemput sertifakat IUJK.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : Menghasilkan sistem informasi pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto

METODE PENELITIAN

Pengembangan sistem informasi pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlun-to memilih menggunakan meSawahlun-toda spiral. Model Spiral, merupakan model pengem-bangan sistim yang digambarkan berupa


(8)

spiral. Setiap untaian pada spiral menunjuk-kan fase software process. Model ini meru-pakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Pengembangan Sistem Infor-masi Pelayanan Perizinan Usaha Jasa Kon-struksi berbasis Web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto merupakan pene-litian pengembangan. Model pengamban-gan yang akan dikembangkan berupa model prosedural yang bersifat deskriptif, dengan

menunjukan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Pem-bangunan sistem informasi IUJK menggu-nakan metode Spiral dengan tahapan: (a) Customer Communication, (b) Risk Analy-sis, (c) Engineering, (d) Construction and Release, dan (e) Customer Evaluation.

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan sebagai mana dijelaskan pada lowchart berikut (Gambar 1).

Gambar 1 : Prosedur Penelitian

1. Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Observasi dilakukan terhadap layanan izin usaha jasa konstruksi yang sedang berjalan. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota

Sawahlunto, Kepala Bidang Bina Program dan Teknis, Kasi Jasa Konstruksi dan staf seksi jasa konstrusi .

2. Berdasarkan tahapan pertama dari hasil wawancara yang dilakukan dengan manajemen puncak Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto tentang layanan IUJK saat ini, diharapkan dihasilkan


(9)

suatu kebijakan untuk melakukan perencanaan layanan IUJK yang baru. 3. Merumuskan permasalahan pada sistem

yang berjalan.

4. Melakukan analisis kebutuhan sistem sehingga dihasilkan sistem informasi yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan dengan mendeinisikan kebutuhan user dan memilih solusi yang layak.

5. Melakukan desain sistem ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Aliran Sistem Informasi (ASI) baru, Context Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan perancangan antar muka. 6. Pembangunan sistem baru dengan

menerjemahkan desain sistem ke dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dalam hal ini bahasa yang akan dipakai adalah PHP dan memanfaatkan database MySQL. 7. Pada tahapan ini dilakukan evaluasi

terhadap sistem baru yang telah di implementasikan. Evaluasi tehadap sistem baru, menilai apakah sistem baru dapat memenuhi kebutuhan sistem, memastikan bahwa pemakai (user) dapat mengoperasikan sistem baru, menguji apakah sistem baru tersebut sesuai dengan pemakain (user) dan memastikan bahwa konversi ke sistem baru berjalan telah melakukan instalasi baru secara benar.

8. Tahap implementasi merupakan tahap inti dari pekerjaan sebuah penelitian pengembangan. Disinilah pemban-gunan komponen-komponen pokok sebuah sistem dilakukan berdasarkan

desain yang telah dibuat. Implemen-tasi sistem yang dimaksud merupakan proses pembuatan dan pemasangan sistem secara utuh baik dari sisi hard-ware maupun softhard-warenya. Tahap im-plementasi sistem (system implementa-tion) dapat juga diartikan sebagai tahap untuk meletakkan sistem supaya siap dioperasikan.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

1. Analisis Sistem Layanan IUJK Saat Ini

Analisis sistem merupakan tahapan penting dalam pengembangan sistem. Analisis ini akan membantu memahami kondisi sistem yang sedang berjalan dengan melakukan indentiikasi dan evaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaik-an terhadap sistem ini.

Pada tahapan analisis sistem ini penulis melakukan kegiatan wawancara dengan pejabat atau staf yang terkait dengan pelayanan izin usaha jasa konstruksi, pengamatan langsung terhadap proses dan dokumen-dokumen yang ada.

Analisis Prosedur IUJK Saat Ini a.

Tujuan analisa terhadap sistem yang lama ini adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan melihat beberapa kelemahan dan kekurangan dari sistem yang lama tersebut. Sebelum kita melakukan perancangan


(10)

terhadap sistem yang baru, perlu adanya gambaran mengenai sistem pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto yang sedang berjalan saat ini, hal ini untuk memudahkan kita dalam melakukan perancangan sistem baru tersebut, sehingga apa yang diinginkan dapat berjalan dengan baik. Dengan kata lain sistem lama dapat dijadikan bahan perbandingan untuk perancangan sistem yang baru.

Flow Map Layanan IUJK Saat Ini b.

Flow Map mempunyai fungsi seba-gai mendeinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses(manual/ berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan). Flow map yang sedang ber-jalan pada pelayanan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi memiliki tiga pelaku dalam proses yaitu, kontraktor , staf bi-dang jasa konstruksi dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto. Proses layanan IUJK yaitu, pendaft-aran dan penyerahan dokumen permo-honan IUJK, validasi dokumen , survei lapangan, dan penerbitan IUJK.

Pelayanan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi, pada proses pertama, publik (kontraktor) mengajukan permohonan dengan melakukan pendaftaran dan menyerahkan kelengkapan dokumen-dokumen yang menjadi syarat dalam penerbiatan IUJK. Setelah berkas permohonan masuk ke Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto, selanjutnya dilakukan proses kedua validasi

dokumen oleh staf seksi bidang jasa konstruksi.

Apabila semua dokumen lengkap kemudian dilakukan proses ketiga staf seksi bidang jasa konstruksi melakukan survei lapangan. Surveri lapangan berupa kegiatan kunjungan kelokasi perusahaan yang dimiliki kontraktor berada. Berdasarkan hasil survei lapangan ini staf seksi bidang jasa konstruksi dapat mengetahui apakah suatu perusahaan dapat layak untuk diberikan IUJK. Apabila layak maka dibuatkan rekomendasi diterbitkan IUJK kepada kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto. Setelah rekomendasi di setujui dan sertiikat IUJK ditandatangani maka sertiikat IUJK telah dapat di ambil oleh kontraktor ke Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto.

Berdasarkan keterangan diatas maka bentuk Flow Map layanan IUJK saat ini dapat kita lihat pada gambar 2 berikut.


(11)

c. Evaluasi Sistem IUJK Saat ini

Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang sedang berjalan saat ini, maka hasil evaluasinya adalah sebagai berikut;

Dilihat dari hasil analisis opera-1)

sional sistem saat ini dirasakan be-berapa kekurangan sistem. Perta-ma, Informasi layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi sulit diakses oleh publik. Informasi layanan IUJK hanya bisa kita lihat pada kan-tor Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto. Diharapkan dengan memanfaatkan media informasi website maka dapat memberikan

informasi yang dapat diakses ka-pan saja oleh berbagai tingkatan masyarakat tak terbatas oleh wak-tu dan tempat.

Kedua, prosedur layanan IUJK 2)

yang dirasa masih terlalu kaku. Di-mana kontraktor sebagai pemohon penerbitan sertiikat IUJK harus melakukan pendaftaran dengan mendatangi kantor Dinas Peker-jaan Umum Kota Sawahlunto. Saat ini telah tersedia media in-ternet, dimana pendaftaran dapat dilakukan secara online, sehingga tercipta sebuah citra yang baik dari


(12)

masyarakat terhadap Dinas Peker-jaan Umum Kota Sawahlunto. Se-hingga masyarakat dapat melaku-kan pendaftaran dimanapun dan kapanpun dia berada, tanpa diatur oleh waktu dan keberadaan staf sub bidang Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawah-lunto.

Prosedur layanan IUJK yang dirasa 3)

masih terlalu berbelit-belit. Beber-apa tahBeber-apan proses layanan IUJK dapat dihilangkan atau disingkat, seperti rekomendasi penerbitan IUJK dan saran-saran terhadap pe-rusahaan dapat dilakukan oleh staf sub bidang Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahl-unto. Sehingga tidak melibat kan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto yang memiliki banyak kesibukan dan waktu yang sedikit. Kepala Dinas cukup me-nyetujui dengan menandatangani sertiikat dengan pertimbangan do -kumen kelengkapan dan rekomen-dasi hasil survei oleh stafnya. Perlunya penganggaran untuk 4)

sarana dan prasaran seksi Jasa Konstruksi dalam memberikan layanan IUJK.

Selain sarana dan prasarana, SDM 5)

juga faktor yang menentukan dalam menjalankan sebuah sistem yang baik. SDM yang dimiliki seksi Jasa Konstruksi masih relatif kecil. Untuk itu diperlukan penambahan staf dan memberikan pendidikan

dan pembinaan kepada staf dibidang jasa konstruksi. Sehingga kedepannya sistem yang baru benar-benar dapat memberikan layanan terbaik kepada publik, karena didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap serta SDM yang profesional dalam memberikan layanan.

Sistem saat ini membutuhkan 6)

waktu enam hari untuk menerbitkan Sertiikat IUJK. Lamanya waktu layanan yang diberikan, membuat masyarakat tidak dilayani dengan baik. Untuk itu perlu dirancang sistem baru yang memberikan waktu layanan satu hari saja, setelah pendaftaran online.

2. Disain Sistem

Desain sistem baru ini, berguna untuk melengkapi sistem yang telah ada, misalnya informasi yang disajikan melalui website. Dimana website ini dapat membantu user dengan mudah untuk mendapatkan informasi, informasi yang disajikan akan lebih mudah diatur dalam segi waktu. Maksudnya tingkat kekadaluarsaan suatu informasi dapat di manajemen oleh pihak pengelola data informasi (Administrator). Melalui website ini juga dapat mempermudah kontraktor yang ingin melakukan pendaftaran secara online kepada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto.

a. Flow Map Layanan IUJK Baru Setelah melakukan penelitian dan mengetahui kebutuhan pada Dinas


(13)

Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto dalam memberikan Layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi maka penulis mencoba untuk melakukan perubah-an dengperubah-an memperubah-anfaatkperubah-an teknologi yang ada, sehingga diharapkan dapat

membantu dan mempermudah Di-nas Pekerjaan Umum Kota Sawah-lunto dalam memberikan Layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi kepada masyarakat.

Gambar 3 : Flow Map Layanan IUJK Baru

Flow map layanan IUJK baru digunakan untuk menggambarkan ali-ran dokumen, proses dan pelaku sete-dokumen, proses dan pelaku sete- sete-lah dilakukan pengembangan terhadap sistem informasi yang diteliti. Bentuk low map layanan IUJK Baru pada gambar 3

b. Context Diagram

Context Diagram merupakan gambaran sistem secara umum yang memperlihatkan hubungan antara entity-entity dari aliran informasi utama dalam sebuah sistem.Suatu context diagram selalu mengandung satu proses


(14)

saja (diberi nomor proses 0), proses ini mewakili proses dari keseluruhan sistem context diagram menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan dunia luarnya. Dari context diagram akan digambarkan dengan lebih rinci lagi yang disebut dengan

c. Data Flow Diagram Level 0

Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem secara logika yang akan menunjukkan bagaimana secara logika fungsi-fungsi sistem informasi akan bekerja. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstuktur (structure analysis design). DFD level 0 merupakan penjabaran context diagram.

Sebelum membuat DFD terlebih dahulu dirancang bagan berjenjang.

overview atau level 0.

Dari Aliran Sistem Informasi (ASI) Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto Layanan Izin Usaha Jasa Konstruksi di atas diperoleh Context Diagram sebagai terlihat pada Gambar 4.

Bagan berjenjang di gambar berdasakan diagram kontek. Berikut bentuk gambar Bagan Berjenjang (Gambar 5).:


(15)

Untuk menghidari kerumitan dalam membaca alur data dalam DFD level 0 maka akan digambarkan pada setiap proses. DFD level 0 proses Data dari sistem informasi

Layanan IUJK berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota sawahlunto adalah seperti terlihat pada gambar 3.5 berikut:

Gambar 5 : Bagan Berjenjang Sistem Layanan Baru

Gambar 6 : Data Flow Diagram Level 0 proses Data

Gambar 7 : Data Flow Diagram Level 0 Proses Transaksi 1) DFD level 0 proses Data


(16)

d. Disain Basis Data

Perancangan Database merupa-kan langkah untuk menentukan basis data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna. Penyusunan basis data berlandaskan kamus data yang telah dibahas sebelum-nya. Dari ile-ile tersebut data akan direkam kedalam media penyimpanan dan perancangan ile berdasarkan atas input-input yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Entity Relationship Diagram

ERD adalah suatu gambar atau diagram yang memperlihatkan hubungan (relasi) antara satu entity dengan entity lainnya. Hubungan antar data dalam database akan terlihat dalam Entity Relationship Diagram.

Komponen ERD Pengembangan Sistem Informasi Layanan IUJK berbasis Web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunt adalah, sebagai berikut:

1) Identiikasikan dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat dalam database layanan IUJK berbasis web:

Gambar 8 : Data Flow Diagram Level 0 Proses Laporan 3) DFD level 0 proses Laporan


(17)

2) Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.

Keterangan : SKT : Surat Keterangan Terdaftar

SBU : Sertiikat Badan Usaha Jasa Konstruksi

KTP : Kartu Tanda Penduduk

NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak

SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan

HO : Izin Gangguan

TDP : Tanda Daftar Perusahaan

3) Mengidentiikasikan dan menetap-kan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas yang ada beserta foreign key-nya.


(18)

3. Deskripsi Bentuk Sistem Informasi Layanan IUJK berbasis Web

Layanan IUJK baru membutuhkan perangkat lunak yaitu Sistem Operasi Microsoft Windows 7, Microsoft Ofice 2010, PHP, MySQL, XAMPP version 2.5, Browser dan Web Serve, HTML (Hypertext Transfer Markup language), Cascading Style Sheets (CSS) dan Java Script. Sistem informasi pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto tedapat menu tata cara dan ketentuan pelasanaan, persyaratan, pendaftaran on-line, jadwal validasi dan pengumuan pengambilan sertiikat serta informasi pemilik IUJK Kota Sawahlunto.

Sistem informasi layanan IUJK berbasis web terdiri atas menu utama dan menu tambahan. Menu utama pada web sistem informasi pelayanan perizinan usaha Jasa Konstruksi terdapat sederetan menu utama. Pada menu utama ini terdapat beberapa menu seperti tata cara, persyaratan, pendaftaran, validasi pengumuman, daftar perusahaan yang telah memiliki IUJK dan menu login admin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10


(19)

Gambar 10 : Halaman Menu Utama


(20)

Sistem layanan IUJK pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto yang dibuat memiliki beberapa kesamaan, kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan layanan IUJK berbasis web di kabupaten atau kota lain yang ada di Indonesia. Sistem informasi layanan IUJK berbasis web pada dinas pekerjaan umum kota sawahlunto memiliki kesamaan dengan sistem informasi layanan IUJK Kabupaten Tanah Bumbu. Kasamaannya yaitu dapat melakukan pendaftaran secara on-line, pada website terdapat tatacara dan ketentuan pendaftaran IUJK on-line, dan Pendaftaran on-line mengirim secara online data perusahaan yang mengajukan permohonan penerbitan IUJK. Tampilan pendaftaran online dapat dilihat pada gambar 10 dan 11.

Sistem informasi layanan IUJK ber-basis web pada dinas pekerjaan umum kota sawahlunto memiliki banyak kelebihan den-gan sistem informasi layanan IUJK Ka-bupaten atau Kota yang ada di Indonesi. Kelebihannya dibandingkan dengan Kabu-paten Kerinci, Tanah Bumbu, dan Bogor yaitu layanan IUJK berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto dapat melakukan pendaftaran secara on-line sedan-gkan pada kabupaten kerinci dan Kabupaten Bogor tidak, terdapat tata cara dan ketentuan pendaftaran IUJK secara online sedangkan pada kabupaten kerinci dan Kabupaten Bogor tidak dan terdapat informasi jadwal validasi, Jadwal validasi ini dibutuhkan oleh kontrak-tor untuk mengetahui kapan dilakukan sur-vei lapangan oleh petugas IUJK sedangkan pada Kabupaten Kerinci, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten bogor tidak, terdapat informasi pengumunan.

Sistem informasi layanan IUJK berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum kota Sawahlunto memiliki beberapa kekurangan dengan sistem informasi layanan IUJK Kabupaten atau Kota yang ada di Indonesi. Dimana pada website layanan IUJK pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto hanya melayani IUJK saja, sedangkan di Kota lain terdapat layanan publik yang lainnya. Maka untuk kedepanya diharapkan pengembangan sistem informasi dapat lebih menyeluruh.

PENUTUP Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sistem IUJK berbasis web Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto dibangun dengan menggunakan model spiral, menggunakan bahasa pemograman PHP dan database My SQL. Sistem informasi pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi berbasis web pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto tedapat menu tata cara dan ketentuan pela-sanaan, persyaratan, pendaftaran on-line, jadwal validasi dan pengumuan pengambi-lan sertiikat serta informasi pemilik IUJK Kota Sawahlunto. Sistem informasi layanan IUJK berbasis web memiliki banyak ke-unggulan.

Implikasi dari penelitian ini adalah sistem informasi pelayanan Perizinan usaha Jasa Konstruksi berbasis web dapat diterapkan sesuai dengan kondisinya dengan memperhatikan komitmen manajemen yang kuat dan konsisten serta keterlibatannya secara langsung akan sangat membantu dalam mendukung keberlanjutan sistem


(21)

yang dibangun. Dan diperlukan peraturan/ regulasi yang mengatur pemanfaatan sistem informasi. Serta pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM).

Rekomendasi

Untuk keberlanjutan sistem yang dibangun, maka peneliti mengajukan be-berapa saran adanya komitmen manajemen yang kuat dan konsisten serta keterlibatan-nya secara langsung akan sangat membantu dalam mendukung keberlanjutan sistem yang dibangun. Dan menyusun peraturan/ regulasi yang mengatur pemanfaatan sistem informasi. Serta pelatihan Sumber Daya Ma-nusia (SDM) untuk pengoperasian aplikasi.

DAFTAR RUJUKAN

Amsyah, Zulkili. 2003. Manajemen Sistem

Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Connolly, T. & Begg, C. (2002). Database System : A Pratical Approach in Design,Implementation, and Management. Third Edition. Addison Wesley

Depkominfo, Kebijakan Dan Pengembangan Strategi Nasional Pengembangan E-Government (Inpres No. 3 Tahun 2003): Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga Versi 1.0, 2003.

Jogiyanto. (2001). Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi:Yogyakarta

Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.

Pan /2/2004 Tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

McLeod, Jr,Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT prenhalindo. O’Brien, J A & Marakas, G M. 2011.

Management Information Systems Tenth Edition. MgGraw-Hill Inc, New York

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 4 Tahun 2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional.

Peraturan Daerah Kota Sawahlunto No. 19 Tahun 2010 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.

Robert A. Leitch/K. Roscoe Davis. 1983. Accounting Information Systems. New Jersey: Prentice-Hall.

Robert G Murdick, dkk. 1991. Sistem

Informasi Untuk Manajemen Modern, Jakarta: Erlangga.

Solichin, Achmad. 2008. Pemrograman Web dengan PHP dan MySQL. Jakarta: Universitas Budi Luhur.

Sommerville, Ian. 2001. Software Engeneering, 6th Edition. New York. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Wahyu T. Saputro. 2005. MySQL Untuk Pemula. Yogyakarta: Pena Medja. Wedhasmara, Ari. 2008. Langkah-Langkah

Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan Menggunakan Metode Ward & Peppard. http:// digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal-SI%20Ari%20Wedhasmara.pdf. Diakses tanggal 5 April 2012.

Yunus Amak. 2009. Rancangan Bangunan

Sistem Informasi Pencatatan

Arsip dan Dokumen Berbasis Web

menggunakan PHP Codeigniter

dan Mysql Di Departemen MIS Universitas Kanjuruhan Malang. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.


(22)

PENDAHULUAN

Usaha peternakan ayam ras petelur dipandang sebagai sumber pertumbuhan agribisnis yang perlu terus dikembangkan, karena mempunyai keterkaitan yang kuat baik ke sektor industri hulu (up stream agriculture) maupun keterkaitan ke sektor

hilir (on farm agriculture), yang mampu menciptakan nilai tambah produksi dan menyerap tenaga kerja melalui aktivitas

pertanian sekunder (down stream

agriculture). Di sisi lain, usaha ayam ras petelur dalam perkembangannya memiliki berbagai persoalan, terutama tingkat

Abstract

The reseacrh was conducted in West Sumatera. Layer industry has a very complex problem. The most fundamental thing that threatens farmers in running this business is price volatility, the price of which

feed more expensive, while egg prices tend to luctuate. Output prices as if not affected by input prices,

so that when the price of eggs fell even dropped, the price of feed even more expensive, and this condition will not be able to cover the cost of production by farmers.The purposed of reseacrh was identify trends in input prices is the price of feed prices, the price of corn and seeds / doc (day old chick), and output prices are eggs through time series data. Analysis is used was trend analysis. The result was input and output prices are very volatile with contrasting trends between input and output

prices. Output prices are egg prices tend to decrease, while the price of inputs such as feed prices that

have increased the price trend.

Keywords : layer, trend linier, price, egg, feed, corn, DOC Abstrak

Penelitian inidilakukan di Sumatera Barat. Industri lapisan memiliki masalah yang sangat kompleks. Hal yang paling mendasar yang mengancam petani dalam menjalankan bisnis ini adalah volatilitas

harga, harga yang makan lebih mahal, sementara harga telur cenderung berluktuasi. Harga output

seakan tidak terpengaruh oleh harga input, sehingga ketika harga telur jatuh bahkan turun, harga pakan lebih mahal, dan kondisi ini tidak akan mampu menutupi biaya produksi farmers.The bertujuan

dari reseacrh adalah mengidentiikasi tren harga input harga harga pakan, harga jagung dan biji /

doc (anak ayam usia sehari), dan harga output telur melalui data time series. Analisis yang digunakan

adalah analisis trend. Hasilnya adalah harga input dan output yang sangat luktuatif dengan

kecenderungan kontras antara input dan output harga. Harga output harga telur cenderung menurun, sedangkan harga input seperti harga pakan yang cendrung meningkat.

Kata Kunci : ayam ras petelur, analisis kecendrungan, harga, telur, pakan, jagung, doc

ANALSIS KECENDERUNGAN HARGA TELUR, PAKAN KONSENTRAT, JAGUNG DAN DOC (DAY OLD CHICK) AYAM RAS PETELUR

DI PROVINSI SUMATERA BARAT

TREND ANALISYS OF EGG, CONCENTRATE, CORN AND DOC (DAY OLD

CHICK) PRICES FOR LAYER IN WEST SUMATRA Eli Rahmi

Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang 25163, Telp. (0751) 71464

e-mail:elirahmi_82@yahoo.co.id


(23)

luktuasi dan sensitivitas harga yang cukup tinggi, baik harga output yaitu telur, maupun harga input produksi seperti pakan konsentrat, DOC/bibit, dan bahan campuran pakan lainnya yaitu jagung.

Populasi ayam ras petelur di Provinsi Sumatera Barat cukup besar dan merupakan unggulan bagi Provinsi Sumatera Barat. Populasi tertinggi terdapat di Kabupaten 50 Kota, disusul Kota Payakumbuh, Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Dari data Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat perkembangan populasi ayam ras petelur di Sumatera Barat selalu meningkat setiap tahunnya, dengan tingkat pertumbuhan masing-masing yaitu 8,36 persen. Nilai strategis wilayah untuk pengembangan usaha ternak ayam ras petelur merupakan salah satu faktor endowment yang berharga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya peternak ayam ras dan bagi pertumbuhan wilayah secara keseluruhan.

Industri petenakan ayam ras petelur memiliki permasalahan yang sangat kompleks terkait struktur pasar dan kelembagaan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kestabilan harga baik input maupun output, keterbatasan sarana produksi, terkait industri pakan dan bibit, bargaining position peternak yang lemah, dan ketimpangan pendapatan antar pelaku usaha dalam industri ayam ras, sehingga dinamika yang terjadi antar pelaku ekonomi diyakini akan sangat mempengaruhi kinerja suatu industri.

Hal yang paling mendasar yang mengancam peternak dalam menjalankan usaha ini adalah ketidaksatbilan harga, yaitu diantaranya harga pakan semakin mahal,

sementara harga telur cendrung luktuatif. Harga output seolah-olah tidak dipengaruhi oleh harga input, sehingga disaat harga telur turun bahkan anjlok, harga pakan justru semakin mahal, dan kondisi ini tidak akan mampu menutupi biaya produksi oleh peternak.

Sejauh ini peternak mengambil acuan harga dari pabrikan atau distributor, dan hal ini sangat bervariatif. Untuk diketahui, para peternak di daerah Kab.50 Kota dan Kota Payakumbuh (sentra produksi), sangat bergantung terhadap informasi pasar/harga kepada Poultry Shop yang ada, yang notabene merupakan agen/distributor dari perusahaan pakan ternak seperti Japfa Comfeed, Charoen Pockphand, dan lain-lain. Menurut Fajar, RV (2013), menyatakan bahwa para peternak ayam ras petelur Payakumbuh dan 50 Kota yang tergabung dalam Persatuan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) dan Asosiasi Peternak Petelur Sumatera Barat (APPSB) sepakat untuk mencari data harga telur yang paling akurat, sebagai pedoman atau acuan bagi peternak dan mengundang pihak pabrikan untuk membuat kesepakatan pembelian harga pakan, sehingga harga tetap stabil baik disaat harga telur naik maupun harga telur anjlok.

Berdasarkan fenomena/permasalahan di atas, peneliti mencoba mengidentiikasi kecendrungan harga dari harga input yaitu harga pakan, harga jagung dan bibit/ DOC (Day Old Chick), maupun harga output yaitu telur melalui data time series. Setidaknya sebagai langkah awal untuk mengidentiikasi permasalahan sehingga nantinya dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi harga tersebut dan bisa


(24)

dijadikan dasar pijakan untuk mengambil kebijakan terkait harga.

METODOLOGI

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu tertentu, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar luktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini, elative yang akan diamati kecendrungan harganya adalah harga telur, harga pakan konsentrat, harga jagung dan harga bibit. Dengan menggunakan data sekunder dari situs resmi Disnak Sumbar, 2013 yaitu data harga pasar ayam ras petelur di Sumatera Barat.

Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Dalam penelitian ini periode waktu yang akan dilihat adalah jangka waktu 1 (satu) tahun yaitu data per-minggu tahun 2012 (Januari – Desember). Hal ini didasari oleh pertimbangan sangat luktutatifnya harga pada usaha ayam ras petelur, harga dapat berubah per-hari bahkan per-jam, sehingga diambil data per-minggu untuk dianalisis kecendrungannya.

Metode Least Square yang digunakan untuk analisis time series pada penelitian

ini adalah menggunakan metode analisis time series dengan metode kuadrat terkecil. Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series adalah :

Y1 = a + b X Y2 = a + b X Y3 = a + b X Y4 = a + b X Keterangan :

Y1 = Harga telur yang dicari trend-nya (Rp/butir)

Y2 = Harga pakan konsentrat yang dicari

trend-nya (Rp/kg)

Y3 = Harga jagung yang dicari trend-nya (Rp/kg)

Y4 = Harga doc yang dicari trend-nya (Rp/ ekor)

X = Variabel waktu (52 minggu)

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah :

a = Σ Y/N dan, b = ΣXY/ΣX2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Harga Telur

Pada usaha ayam ras petelur, harga telur di wilayah Sumatera Barat ditetapkan berdasarkan harga pasar, peternak hanya sebagai penerima harga (price taker), sehingga disini sangat dituntut kecepatan dan ketepatan informasi terkait harga telur, terutama informasi perkembangan harga di daerah sentra produksi. Berdasarkan data harga telur di Provinsi Sumatera Barat terlihat bahwa harga telur sangat luktuatif.


(25)

Berdasarkan data harga telur selama 52 minggu pada tahun 2012, maka diperoleh persamaan garis linier dari analisis time series adalah sebagai berikut :

Y = 1071,08 – 0,92 X ; α =0,05

Panggabean (2009), faktor yang menyebakan terjadinya gejolak harga telur ayam ras terjadi sebagai berikut ; (1) Adanya isu (sentimen negatif) yang menyebabkan

Graik 1. Harga Telur Sumatera Barat Tahun 2012

Graik 2. Trend Linier Harga Telur Sumatera Barat Tahun 2013

Dari persamaan tersebut dilakukan prediksi harga untuk tahun 2013, dan hasilnya diperoleh kecendrungan harga telur menurun, seperti terlihat pada graik di bawah ini.

permintaan dan harga telur ayam ras turun, (2) Krisis di bursa saham (anjloknya harga saham global dan akhirnya BEI), menyebabkan perusahaan peternakan yang


(26)

Graik 3. Harga Pakan Konsentrat Sumatera Barat Tahun 2012 leading (go public) kesulitan likuiditas.

Sehingga harga telur meningkat meskipun tidak siginiikan. Juga karena faktor turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, menyebabkan beban produksi (production cost ) meningkat dan pada akhirnya menyebabkan harga jual telur juga menjadi naik, (3) Menghadapi hari besar keagamaan (Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Imlek) juga meningkatkan permintaan telur di pasar eceran dan non instutitional market (pabrik kue/industri makanan), sehingga harga telur naik.

Harga Pakan Konsentrat

Persoalan pakan juga menjadi simpul kritis pada usaha ayam ras petelur di Sumat-era Barat. Harga pakan yang selalu mening-kat mengakibatkan peternak sulit untuk

memperoleh keuntungan maksimal. Trend harga pakan konsentrat selama tahun 2012 dapat dilihat pada graik di bawah ini. Pada graik terlihat bahwa harga juga sangat luk -tuatif, bahkan meningkat sangat tajam pada kondisi tertentu terutama terjadi pada saat kurs rupiah melemah.

Deptan (2009), mengindikasikan bahwa performa pakan ternak mulai membaik meskipun masih sangat didominasi oleh skala besar. Total kapasitas terpasang dari pabrik pakan nasional adalah sekitar 10 juta ton per tahun. Apabila kondisi politik dan ekonomi mendukung, serta ditopang oleh hasil panen jagung yang baik (tidak diganggu oleh cuaca buruk atau hama), maka tingkat produksi pakan ternak lebih baik.

Berdasarkan data harga pakan konsentrat selama 52 minggu pada tahun 2012, maka diperoleh persamaan garis linier dari analisis time series adalah sebagai

berikut :

Y = 4208,21 + 36,31 X ; α = 0,05 Dari persamaan tersebut dilakukan prediksi harga untuk tahun 2013, dan


(27)

hasilnya diperoleh kecendrungan harga pakan konsentrat kecendrungannya terus

Graik 4. Trend Linier Harga Pakan Konsentrat Sumatera Barat Tahun 2013

meningkat, seperti terlihat pada graik di bawah ini.

Ayam ras yang selama ini dikonsumsi dibuat oleh peternakan multinasional dalam satu paket dengan pakan ternak. Karena itu ayam ras di Indonesia sangat tergantung dengan bahan baku pakan impor. Bahkan ada resiko besar jika memaksa menggantinya dengan bahan baku. Kondisi terus meningginya harga pakan terus dikeluhkan peternak. Kenaikan harga pakan biasanya terjadi apabila pasokan bahan baku impornya terganggu atau seperti sekarang ini bila kurs rupiah melemah terhadap dolar AS.

Fitriani, dkk (2012), industri pakan ternak menghadapi kondisi tingginya biaya produksi pakan. Lebih lanjut akan menyebabkan harga jual pakan hingga ke tangan peternak ayam ras menjadi meningkat. Selain itu, produsen pakan ternak di Propinsi Lampung juga relatif terbatas, sehingga asimetri informasi harga pakan menjadi bias berdasarkan kepentingan

industri. peternak sebagai penerima harga sangat lemah posisinya, dan tidak berdaya menghadapi harga pakan yang cenderung terus meningkat

Konsumsi daging ayam dan telur dunia per kapita akan terus meningkat dari tahun 1990 hingga tahun 2030. Konsumsi pakan ternak dari 2010 hingga 2012 selalu mengalami peningkatan. Konsumsi pakan tahun 2010 sebesar 10,7 juta ton meningkat menjadi 11,2 juta ton, sedangkan pada tahun 2012 konsumsi pakan hingga bulan Juni 2012 baru mencapai 6,2 juta ton yang diestimasi meningkat menjadi 12,7 juta ton dan konsumsi pakan tahun berikutnya juga diestimasi meningkat menjadi 13,8 juta ton. Peningkatan kebutuhan pakan setiap tahunnya merupakan peluang pakan untuk terus berkembang. Konsumsi pakan terdiri dari konsumsi pakan broiler sebesar 45%, layer 44%, breeder 9%, dan lainya 2% (Deptan, 2009).


(28)

Graik 5. Harga Jagung di Sumbar Tahun 2012

Graik.6. Trend Linier Harga Jagung Sumatera Barat Tahun 2013

Harga Jagung

Peternak dan pabrik pakan dihadap-kan pada kendala kesulitan untuk memper-oleh jagung, meskipun dengan harga mahal. Dengan harga jual yang luktuatif, petani tidak terlalu bergairah untuk menanam jag-ung dan sering mengkonversikan lahannya

untuk tanaman lain. Tidak jarang jagung ditahan di tempat penyimpanan menunggu harga jual semakin tinggi baru dilepas ke konsumen (produsen pakan ternak). Jika di-lihat dari data sepanjang tahun 2012 terdi-lihat bahwa harga jagung cendrung naik seperti graik berikut.

Berdasarkan data harga jagung selama 52 minggu pada tahun 2012, maka diperoleh persamaan garis linier dari analisis time series adalah sebagai berikut :

Y = 364,25 + 2,41 X ; α = 0,05

Dari persamaan tersebut dilakukan prediksi harga untuk tahun 2013, dan hasilnya diperoleh kecendrungan harga jagung kecendrungannya terus meningkat, seperti terlihat pada graik di bawah ini.


(29)

dengan jagung yang terdistribusi ke peternak (Rahmi, et all., 2011). Kepekaan perubahan harga di tingkat petani jagung lebih kecil dari kepekaan perubahan harga di tingkat konsumen sehingga pasar kurang eisien. Transmisi harga dari konsumen ke produsen dan sebaliknya dari produsen ke konsumen kurang berjalan dengan baik, karena penumpukan marjin pada pedagang pengumpul sebagai pelaku pasar yang mengendalikan pasar dan menghambat transmisi harga, sehingga produsen jagung dan peternak ayam ras sebagai konsumen jagung untuk bahan pakan ternak tidak diuntungkan (Rahmi dan Arif, 2012).

Harga DOC (Day Old Chicks)

Harga doc di Sumbar juga relative tidak stabil, sangat luktuatif. Hal inin dapat dilihat pada graik.7 di bawah ini. Berdasar -kan data Pusat Informasi Pasar (Pinsar), harga DOC ayam petelur dan ayam jantan relative tetap, masing-masing Rp 5.000 per ekor dan Rp 1.250 per ekor. Kontraknya long term 2-3 minggu jadi harganya rela-tive landai. Harga DOC tergantung situasi dollar terhadap rupiah, penyebab utama ke-naikan harga DOC karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berimbas kepada biaya produksi seperti biaya pakan (Hartono, 2013).

Konsumsi pakan yang meningkat juga menyebabnya meningkatnya kebutu-han pakan, sehingga pabrik pakan membu-tuhkan bahan baku pakan yang meningkat pula. Hal ini berpengaruh terhadap pening-katan impor bahan pakan. Jagung sebagai bahan baku pakan utama karena 50% digu-nakan dalam formula bahan pakan unggas. Impor jagung pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.908.000 ton, sedangkan pada ta-hun 2009 hanya sebesar 333.936 ton. Pada tahun 2011, impor jagung juga meningkat menjadi 3.144.000 ton dan hingga bulan Juni 2012 baru mencapai 733.254 ton. Es-timasi impor jagung tahun 2012 mengala-mi penurunan menjadi 2.000.000 ton. Hal ini karena produksi jagung yang meningkat dapat mengurangi volume impor jagung. Dalam rangka melindungi petani jagung, pemerintah memberlakukan pembatasan in-formal impor jagung. Selain jagung, bung-kil kedelai juga diimpor dengan nilai yang lebih tinggi. Penyebabnya adalah produksi kedelai nasional yang masih rendah. Im-por bungkil kedelai tahun 2009 sebesar 2,3 juta ton dan meningkat menjadi 2,86 juta ton pada tahun 2010. Pada tahun 2011, im-por bungkil kedelai masih mengalami pen-ingkatan menjadi 2,94 juta ton dan hingga bulan Juni 2012 mencapai 1,544 juta ton (Deptan, 2009)

Kondisi jagung di Provinsi Sumatera Barat juga dipengruhi oleh tingginya harga beli jagung oleh pabrik pakan, sehingga mempengaruhi harga pasar di tingkat peternak yang berperan sebagai price taker. Hal ini yang berdampak pada besarnya jumlah jagung yang terdistribusi ke pabrik pakan (62,5%), dibandingkan


(30)

Berdasarkan data harga doc selama 52 minggu pada tahun 2012, maka diperoleh persamaan garis linier dari analisis time series adalah sebagai berikut :

Y = 10494,44 – 68,92 X ; α = 0,05

Graik 7. Harga DOC di Sumatera Barat Tahun 2012

Graik 8. Trend Linier Harga doc Sumbar Tahun 2013

Dari persamaan tersebut dilakukan prediksi harga untuk tahun 2013, dan hasilnya diperoleh kecendrungan harga doc kecendrungannya terus menurun, seperti terlihat pada graik di bawah ini.

Jika dilihat hasil trend linier di atas terlihat bahwa harga input dan output sangat luktuatif dengan kecendrungan yang bertolak belakang antara harga input dan

harga output. Harga output yaitu telur dengan harga yang cendrung menurun, sedangkan harga input yaitu seperti harga pakan memiliki kecendrungan harga meningkat.


(31)

Dan hal ini sangat merugikan bagi peternak, karena pakan adalah biaya produksi yang paling besar komponennya dari total biaya produksi. Menurut Mappigau (2011), biaya input produksi berupa harga pakan, bibit dan obat-obatan yang mahal sementara harga jual telur itu sendiri rendah, maka

dapat diimbangi dengan sistem produksi yang sangat eisien. Dukungan pemerintah diperlukan dalam mebuat kebijakan yang memihak industri ayam ras petelur, terlebih untuk peternakan ayam ras skala kecil sebaiknya diberikan pembebasan PPN.

Graik 9. Harga Telur, Pakan, Jagung, DOC di Sumatera Barat Tahun 2012

Graik 10. Trend Linier 2013 Dari hasil analisis trend linier terhadap

harga telur, pakan konsentrat, jagung,

dan doc dengan data time series, dengan kecendrungan seperti graik.10 berikut.


(32)

PENUTUP Kesimpulan

Harga input dan output sangat luktuatif dengan kecendrungan yang bertolak belakang antara harga input dan harga output. Harga output yaitu telur dengan harga yang cenderung menurun, sedangkan harga input terutama harga pakan memiliki kecenderungan meningkat. Dan hal ini sangat merugikan bagi peternak, karena pakan adalah biaya produksi yang paling besar komponennya dari total biaya produksi, Sementara peternak adalah penerima harga (price taker), sehingga harga yang mereka keluarkan dalam proses produksi tidak dijadikan dasar dalam menetapkan harga telur. Peternak hanya mengikuti harga pasar yang berkembang. Upaya yang dapat dilakukan peternak dalam kondisi ini adalah berusaha meningkatkan produktiitas dengan tetap meminimalkan biaya produksi.

Rekomendasi

Pemerintah diharapkan melakukan fungsi pengawasan terhadap harga. Kebijakan yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kebijakan harga terkait harga pakan ataupun bahan pakan, dan harga input lainnya seperti bibit, serta kebijakan harga telur, sehingga dapat melindungi produsen sapronak terutama peternak sebagai konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Deptan. 2009. Prospek dan Arah

Pengembangan Agribisnis Unggas Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian – Agro Inovasi.

Dinas Peternakan. 2013. Sumatera Barat dalam Angka Tahun 2012.

Fajar, RV. 2013. Diskusi Bersama Peternak Ayam Petelur Payakumbuh dan Limapuluh Kota.Padang Ekspres, Kamis, 23/05/2013 12:40 WIB

Fitriani, dkk. 2012. Produksi dan Tataniaga Telur Ayam Ras. Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1, Januari 2012 ISSN No. 1978-6034

Hartono. 2013.Departemen Pertanian. Jakarta

Mappigau, Palmarudi dan A.Sawe Ri Esso. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada Peternakan Ayam Ras Skala Besar Di Kabupaten Sidrap. Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011

Panggabean, G. 2009. Analisis Pemasaran Dan Marjinal Telur Ayam Ras Di Kota Medan. VISI (2009) 17 (2) 176-189 ISSN 0853-0203.

Rahmi, E, Arif, B, dan Perdana, T. 2011. Analisis Pemasaran Jagung sebagai Bahan Pakan Ayam Ras Petelur di Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Indonesia Vol.13 No.3, Edisi Oktober


(33)

2011 Hal. 215-225

Rahmi, E dan Arif, B. 2012. Analisis Transmisi Harga Jagung sebagai Bahan Pakan Ayam Ras Petelur di Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Indonesia Edisi Juni 2012

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung


(34)

KAJIAN PROFIL DAN PENGEMBANGAN USAHATANI UBI JALAR DI NAGARI PANAMPUANG, KABUPATEN AGAM

THE ASSESSMENT ON THE PROFILE AND DEVELOPMENT OF SWEET POTATO FARMING SYSTEMS IN PANAMPUANG VILLAGE, AGAM REGENCY

Zul Irfan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jln. Raya Padang-Solok, Km.40 Sukarami Telp. (0755) 31564

e-mail: sumbar_bptp@yahoo.com

Abstract

Sweet potato is one of the prominent food crops commodities in Agam regency. This crop is planted mostly in three sub-districts, i.e. Ampek Angkek, Baso, and Tilatang Kamang. In Panampuang village, where Prima Tani program is implemented, the farmers practiced traditional methods for sweet potato farming system, for instance: local varieties, low quality of seedlings, un-proper fertilization, minimum crops management, etc. A long time study on sweet potato was conducted in Panampuang village, started on November 2006 up to December 2009. The objectives of study

were: (i) To observe and analyze the proile and the problems as well as its solutions of sweet potato farming systems; (ii) To study the adaptation of sweet potato national varieties; (iii) To ind out the speciic location technologies for sweet potato farming; (iv) To develop the sweet potato farming systems; and (v) To evaluate the inancial aspect of sweet potato farming in Panampuang

village. Five principal activities were done in this study, started with 7-day participatory rural appraisal on November 2006. The next activities were adaptation trials of sweet potato national

varieties, ield trials on sweet potato farming, development of selected varieties and technological components, and inancial analysis of sweet potato farming systems. Results of the study showed that in 2007, the conventional sweet potato farming in Panampuang village produced tubers 8-13

t/ha and gave income for the farmers about IRP 1,500,000 per hectare per planting season (5 months). There were two main problems faced by the farmers in the sweet potato farming; those

were low productivity and low price during harvesting seasons. The ield trials resulted that nine new sweet potato varieties produced tubers 20-34 t/ha, signiicantly higher than that of local varieties. Application of the speciic location technologies in sweet potato farming produced tubers 25-40 t/ha. The combination of new varieties and speciic location technology increased

the farmers’ income up to IRP 10,255,000 per hectare per planting season. In 2009, four new

varieties of sweet potato and introduced speciic location technology were implemented by the farmers in 17.25 hectares (186.5% of the target). The farmers adopted highly three technological components, i.e. sprout cuttings (100%), vertical planting method (100%), and hill plating (80%). As many as 50% of farmers’ organization applied vines lifting technology, whereas new varieties and speciic location fertilization (including organic fertilizer) were implemented by 40% of

farmers’ organizations, respectively.

Keywords : Prima Tani, sweet potato, speciic location technolgy, West Sumatra.


(35)

Abstrak

Ubi jalar merupakan salah satu tanaman pangan penting di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Komoditas ini banyak ditanam di Kecamatan Ampek Angkek, Baso, dan Tilatang Kamang. Pada kawasan Prima Tani di Nagari Panampuang, petani masih melakukan usahatani ubi jalar secara konvesional, seperti: varietas lokal, bibit asalan, pemupukan sesuai kemauan, pemeliharaan tanaman seadanya, dan lain-lain. Pengkajian jangka panjang mengenai usahatani ubi jalar di Nagari Panampuang telah dilaksanakan mulai November 2006 sampai Desember 2009. Tujuan pengkajian ini adalah untuk:

(i) Mengetahui proil dan menganalisis masalah usahatani ubi jalar di tingkat petani; (ii) Menguji

adaptasi varietas-varietas unggul baru nasional ubi jalar; (iii) Menemukan teknologi budidaya ubi

jalar spesiik lokasi; (iv) Mengembangkan usahatani ubi jalar dengan penerapan teknologi introduksi; dan (v) Mengevaluasi aspek inansial usahatani ubi jalar di Nagari Panampuang. Lima kegiatan

utama telah dilaksanakan pada pengkajian ini, dimulai dengan kegiatan Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif (Participatory Rural Appraisal=PRA) pada November 2006. Kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah uji adaptasi varietas unggul baru nasional ubi jalar, pengujian paket teknologi

budidaya spesiik lokasi, pengembangan varietas dan paket teknologi budidaya adaptif, serta analisis inansial usahatani ubi jalar di Nagari Panampuang. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada tahun

2007 usahatani ubi jalar secara konvesional di Nagari Panampuang hanya mampu menghasilkan

umbi berkisar 8-13 t/ha dan memberikan pendapatan kepada petani sebanyak lebih kurang Rp.

1.500.000 per hektar per musim tanam (5 bulan). Masalah utama yang dihadapi oleh petani dalam berusahatani ubi jalar di Panampuang adalah produktivitas yang rendah dan pemasaran hasil kurang lancar. Produktivitas yang belum optimal disebabkan oleh: petani belum menggunakan varietas unggul karena tidak tersedia di lokasi, bibit kurang bermutu, teknologi budidaya masih tradisional, dan hama dan penyakit tidak dikendalikan. Pemasaran hasil ubi jalar yang kurang lancar terutama disebabkan karena: kualitas hasil ubi jalar kurang baik akibat penggunaan varietas dan budidaya tradisional, jumlah produksi tidak stabil, dan kapasitas pasar tidak terjamin. Hasil pengujian lapang menunjukkan bahwa sembilan varietas unggul baru ubi jalar mampu beradaptasi baik di Panampuang dengan

produksi umbi mencapai 20-34 ton/ha. Penggunaan teknologi budidaya spesiik lokasi, termasuk

varietas unggul, mampu menghasilkan umbi ubi jalar 25-40 ton/ha. Kombinasi antara varietas unggul

dan teknologi budidaya spesiik lokasi mampu memberikan pendapatan kepada petani mencapai Rp.

10.255.000 per hektar per musim tanam. Pada tahun 2009, empat varietas unggul baru dan teknologi

budidaya ubi jalar diterapkan oleh petani pada lahan seluas 17,25 hektar (186,5% dari target). Ada tiga komponen teknologi yang tinggi tingkat adopsinya yaitu: penggunaan stek pucuk (100%), sistem tanam tegak (100%), dan pemakaian guludan (80%). Lebih 50% kelompok tani telah melakukan pembalikan batang sesuai anjuran, dan masing-masing 40% telah menggunakan varietas unggul dan

pemakaian pupuk sesuai anjuran, termasuk penggunaan pupuk organik. Kata kunci : Prima Tani, ubi jalar, teknologi spesiik lokasi, Sumatera Barat.

PENDAHULUAN

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber nutrisi penting bagi manusia (Wahyuni et al., 2008). Di samping sebagai sumber karbohidrat, menurut Sumartini et al. (2008), varietas ubi jalar yang umbinya berwarna kuning juga merupakan sumber ß-karoten dan varietas yang umbinya berwarna ungu merupakan

sumber antosianin. Beta-karoten adalah bahan dasar dari vitamin A, sedangkan antosianin adalah bahan dasar antioksidan. Karena semakin dirasakan pentingnya ubi jalar dalam kehidupan manusia maka perhatian masyarakat akan komoditas ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Di Provinsi Sumatera Barat, ubi jalar merupakan salah satu komoditas


(36)

tanaman pangan unggulan pada beberapa kabupaten. Akan tetapi, luas pertanaman dan produksi tertinggi terdapat di Kabupaten Agam. Daerah sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Agam sampai tahun 2007 meliputi Kecamatan Ampek Angkek, Baso, dan Tilatang Kamang (Bappeda dan BPS Kabupaten Agam, 2008). Kondisi agroekosistem ketiga kecamatan tersebut memang cocok untuk pertanaman ubi jalar. Dalam implementasi program Prima Tani di Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, sejak tahun 2007, ubi jalar telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas pertanian utama untuk dikembangkan, karena komoditas ini menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat terutama petani (Irfan et al., 2007a).

Hasil identiikasi Irfan et al. (2007b) menunjukkan bahwa sampai awal tahun 2007 usahatani ubi jalar oleh petani di Nagari Panampuang masih dilakukan secara sederhana dengan teknologi budidaya konvensional. Petani masih menggunakan varietas lokal dengan nama Kapelo Padang, Kapelo Wortel, dan Kapelo Bogor. Bibit ubi jalar yang ditanam diperoleh petani hanya dengan mengambil stek dari pertanaman sebelumnya, secara terus menerus. Petani belum mengetahui secara benar syarat-syarat bibit ubi jalar yang baik untuk ditanam. Pemupukan tanaman ubi jalar hanya menurut kemauan petani sendiri, dengan takaran dan waktu pemberian yang tidak menentu. Secara umum petani tidak memupuk tanaman ubi jalarnya sama sekali. Begitu pula, pupuk organik untuk ubi jalar sangat jarang digunakan. Langkah-langkah pemeliharaan lain seperti

pembalikan batang tanaman ubi jalar tidak pernah dilakukan. Dengan penggunaan varietas lokal dan teknologi budidaya yang sederhana tersebut, pertumbuhan dan produksi ubi jalar di Nagari Panampuang belum memuaskan. Kisaran produkstivitas ubi jalar petani di Panampuang hanya 8 – 13 ton/ha.

Menyadari besarnya potensi dan peluang maka peningkatan usahatani ubi jalar disepakati dan ditetapkan menjadi salah satu fokus utama implementasi program Prima Tani di Nagari Panampuang,

Kabupaten Agam, didukung dengan

kajian-kajian yang relevan. Kajian-kajian yang dilakukan mengenai ubi jalar di Nagari Panampuang bertujuan untuk: (1) Mengetahui proil dan masalah usahatani ubi jalar yang dihadapi oleh petani di Nagari Panampuang serta solusi masalahnya; (2) Mengetahui adaptasi varietas unggul ubi jalar sebagai alternatif pengganti varietas lokal yang selama ini ditanam petani; (3) Menemukan paket teknologi budidaya ubi jalar yang adaptif dan mampu memberikan hasil yang lebih tinggi; dan (4) Mempelajari aspek ekonomi peningkatan usahatani ubi jalar di Panampuang.

METODOLOGI

Participatory Rural Appraisal

Pengkajian dilaksanakan di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat selama lebih 3 tahun, yakni dari November 2006 sampai Desember 2009. Kajian diawali dengan pemahaman lokasi dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dilaksanakan selama enam hari dari tanggal 20 sampai 25


(37)

November 2005, untuk mengungkap proil dan masalah serta potensi dan peluang pengembangan usahatani ubi jalar di tingkat petani.

PRA merupakan teknik pengumpulan informasi dan pengenalan kebutuhan masyarakat yang melibatkan secara langsung dan secara aktif partisipasi masyarakat. Dalam pelaksanaan PRA Prima Tani di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam, diskusi kelompok dilaksanakan sebanyak empat kali, salah satunya adalah diskusi kelompok dalam upaya menetapkan komoditas unggulan serta mengidentiikasi masalah dan peluang pengembangan agribisnis di Nagari Panampuang. Diskusi kelompok diikuti oleh wakil semua kelompok tani di Nagari Panampuang, Wali Jorong, Wali Nagari, Penyuluh Pertanian Lapangan, Ketua KTNA kecamatan dan nagari, serta wakil-wakil dari lembaga-lembaga sosial dan ekonomi yang ada di Nagari Panampuang.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam diskusi kelompok sebagai berikut: inventarisasi komoditas dan masalahnya, prioritas masalah, analisis sumber dan akar masalah, pemetaan masalah, dan identiikasi kebutuhan inovasi untuk pemecahan masalah. Kebutuhan inovasi ditelusuri dengan memanfaatkan bagan pohon masalah yang telah dibuat bersama. Berdasarkan hasil PRA maka ditetapkan kajian-kajian teknis yang perlu dilakukan, seperti pengujian adaptasi varietas unggul ubi jalar, pengkajian paket teknologi budidaya spesiik lokasi, analisis iklim dan pola tanam, serta analisis usahatani.

Uji Adaptasi Varietas Unggul Ubi Jalar

Pengujian adaptasi varietas unggul ubi jalar dilakukan di Nagari Panampuang pada tahun 2007. Pengujian menggunakan 10 varietas unggul ubi jalar, yaitu: Papua Solossa, Cangkuang, Sawentar, Papua Patippi, Beni Azuma, Ubi Ungu, Taiwan, Sukuh, Sari, dan Kidal dengan menggunakan varietas lokal Kapelo Wortel sebagai pembanding. Bibit semua varietas unggul ubi jalar yang diuji didatangkan dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang, Jawa Timur.

Pada pengujian ini diaplikasikan pupuk sesuai rekomendasi, yaitu: Urea sebanyak 100 kg, SP-36 100 kg, dan KCl 100 kg per hektar. Di samping pupuk buatan, dipakai pula pupuk organik berupa pupuk kandang kotoran sapi sebanyak 5 ton/ha. Pupuk kandang diaplikasikan pada waktu pengolahan tanah terakhir dengan jalan disebarkan dan diaduk rata dengan tanah. Untuk pupuk buatan, 1/3 dosis Urea dan KCl serta seluruh pupuk SP-36 diberikan satu minggu setelah tanam, sedangkan sisanya berupa 2/3 dosis Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan. Pemberian pupuk secara tugal dan setelah diberikan ditutup dengan tanah. Pengamatan dilakukan terhadap produksi umbi, komposisi umbi berdasarkan ukuran (besar, sedang, kecil), berat berangkasan, dan rasa umbi menurut petani.

Pengujian Paket Teknologi Budidaya

Pengujian paket teknologi budidaya ubi jalar dilaksanakan selama dua tahun, yaitu tahun 2007-2008. Pada pengujian ini digunakan lima varietas unggul


(38)

ubi jalar yaitu Cangkuang, Papua Solossa, Papua Patippi, Sukuh, dan Sawentar serta tiga varietas lokal (Kapelo Bogor, Kapelo Padang, dan Kapelo Wortel). Ada tiga paket teknologi budidaya yang diuji, terdiri dari: paket teknologi introduksi (sesuai

rekomendasi), paket teknologi petani yang diperbaiki, dan paket teknologi petani biasa. Rincian komponen teknologi budidaya pada masing-masing paket teknologi tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. : Paket teknologi petani (tradisional), teknologi petani yang diperbaiki, dan teknologi introduksi budidaya ubi jalar yang diuji di Nagari Panampuang, tahun 2007-2008.

No. Variabel Teknologi Petani Teknologi petani

diperbaiki Teknologi Introduksi 1. Varietas Varietas lokal Varietas lokal Varietas unggul

2. Bibit Campuran stek batang dan stek pucuk

Stek pucuk Stek pucuk

3. Jarak tanam 60 x 20 cm 60 x 20 cm 70 x 25 cm 4. Cara tanam Mendatar atau rebah Mendatar atau rebah Tegak 5. Takaran pupuk Menurut kemauan petani Dosis yang jelas:

· Urea 100 kg/ha · SS 100 kg/ha · KCl 100 kg/ha

Dosis yang jelas: · Urea 100 kg/ha · SP-36 100 kg/ha · KCl 100 kg/ha · Pupuk kandang 5 ton/ha 6. Frekuensi pemberian

pupuk

Satu kali Satu kali Dua kali, pupuk kandang 1 kali

7. Pembumbunan Satu kali, umur 1,5 bulan Satu kali, umur 1,5 bulan Satu kali, umur 1,5 bulan 8. Pembalikan batang Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tiga kali (umur 45, 75 dan 100 hari) 9. Pengendalian hama dan

penyakit

Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pada paket teknologi introduksi diaplikasikan pupuk sesuai rekomendasi, yaitu: Urea sebanyak 100 kg, SP-36 100 kg, dan KCl 100 kg per hektar. Di samping pupuk buatan, dipakai pula pupuk organik berupa pupuk kandang kotoran sapi sebanyak 5 ton/ha. Pupuk kandang diaplikasikan pada waktu pengolahan tanah terakhir dengan jalan disebarkan dan diaduk rata dengan tanah. Untuk pupuk buatan, 1/3 dosis Urea dan KCl serta seluruh pupuk

SP-36 diberikan satu minggu setelah tanam, sedangkan sisanya berupa 2/3 dosis Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan. Pemberian pupuk secara tugal dan setelah diberikan ditutup dengan tanah.

Perbedaan utama ketiga paket teknologi budidaya yang diuji terletak pada varietas yang dipakai, jenis stek, takaran dan waktu pemberian pupuk, serta dilakukan atau tidaknya pembalikan batang. Pada


(39)

paket teknologi petani digunakan varietas lokal, sedangkan pada paket teknologi introduksi dipakai varietas unggul. Pada paket teknologi introduksi dan teknologi petani yang diperbaiki dipakai stek pucuk, sedangkan paket teknologi petani menggunakan campuran stek batang dan stek pucuk sebagaimana kebiasaan petani. Ketiga perlakuan berbeda jenis dan takaran serta waktu pemberian pupuk. Selanjutnya, pada paket teknologi petani tidak dilakukan pembalikan batang, sebaliknya pada paket teknologi introduksi. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah umbi per 6,25 m2, jumlah umbi berukuran besar, dan hasil umbi. Di samping itu dilakukan pula pengamatan terhadap karakteristik umbi masing-masing varietas seperti warna kulit umbi, warna daging umbi, dan rasa umbi setelah direbus menurut persepsi petani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proil Usahatani

Usahatani ubi jalar di Nagari Panampuang masih dilakukan secara sederhana dengan teknologi budidaya konvensional. Petani masih menggunakan varietas lokal dengan nama Kapelo Padang, Kapelo Wortel, dan Kapelo Bogor. Bibit ubi jalar diperoleh dengan mengambil bagian tanaman (stek) dari pertanaman sebelumnya, secara terus menerus. Petani belum mengetahui secara benar syarat-syarat bibit ubi jalar yang baik untuk ditanam. Pemupukan tanaman ubi jalar hanya menurut kemauan petani sendiri, dengan takaran dan waktu pemberian yang tidak menentu. Secara umum petani tidak memupuk tanaman ubi jalarnya sama sekali.

Begitu pula, pupuk organik untuk ubi jalar sangat jarang digunakan. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman ubi jalar belum dilakukan sama sekali.

Dengan teknologi budidaya yang sederhana tersebut, pertumbuhan tanaman ubi jalar di Nagari Panampuang sebetulnya cukup baik, mungkin karena kondisi agroekosistem yang cukup sesuai untuk ubi jalar. Produksi ubi jalar berkisar 8 - 13 ton per hektar, tidak kalah dengan rata-rata produksi nasional sekitar 9 - 10 ton per hektar, walau masih jauh di bawah potensi hasil ubi jalar yang bisa mencapai sekitar 25 ton per hektar (Jusuf, 2007) dan bahkan bisa mencapai 30 ton per hektar (Musaddad, 2008).

Hasil usahatani ubi jalar di Nagari Panampuang biasanya dijual dalam bentuk segar ke pasar terdekat seperti Baso dan Kota Bukittinggi. Harga penjualan tidak menentu (sangat labil), tergantung kemauan pedagang saja. Biasanya di waktu produksi ubi jalar sedikit maka harga cukup tinggi, tetapi apabila produksi ubi banyak maka harganya di pasar akan turun drastis. Bahkan di kala produksi ubi jalar melimpah sering pedagang tidak mau membeli. Kondisi ini telah berlangsung sejak lama dan tampaknya sangat sulit untuk berubah. Dalam hal pemanfaatan limbah, hanya beberapa petani yang telah mulai memanfaatkan berangkasan segar ubi jalar untuk ternak sapi.

Dengan tingkat produksi ubi jalar yang tergolong sedang ternyata penerimaan dan pendapatan usahatani masih rendah. Analisis terhadap data lapangan yang dilakukan di awal tahun 2007 menunjukkan bahwa dari satu hektar pertanaman ubi jalar varietas


(1)

produk tersebut murah biayanya, mudah ba-han bakunya dan mudah cara pengolaba-han- pengolahan-nya.

Dari hasil-hasil penelitian, sebaiknya mengkonsumsi makanan dalam bentuk campuran atau formulasi, oleh karena me-makan me-makanan beragam dapat

memper-baiki mutu gizi dari makan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pencampuran ma-kanan antara biji-bijian dengan kacang-ka-cangan dapat meningkatkan mutu gizi ma-kanan tersebut, oleh karena mama-kanan dalam bentuk formulasi mempunyai nilai biologi yang tinggi.

Formulasi % Kadar Protein % Nilai Cerma % Nilai Biologi % Mutu Gizi (NPU) % Beras berprotein tinggi tanpa for mulasi

• 16.01 a 93.77 a 57.23 a 53.60 a

Beras+kacang hijau

• 13.06 b 95.28 b 66.75 b 64.03 b

Beras+kacang gude

• 13.13 b 75.51 c 89.90 c 67.67 c

Tabel 1. : Mutu gizi makanan dalam bentuk formulasi

Sumber: Azman (2013)

Dari Tabel 1, terlihat bahwa bahan formulasi beras dengan kacang-kacangan mempunyai mutu gizi lebih baik, walaupun kadar protein lebih rendah, akan tetapi da-pat menghasilkan mutu protein lebih tinggi di banding bahan beras berprotein tinggi tanpa formulasi. Hal tersebut disebabkan oleh karena bahan makanan formulasi (mer-upakan campuran) antara biji-bijian dengan kacang-kacangan dapat meningkatkan nilai cerna dan nilai biologi. Sesuai dengan hasil penelitian Azman (2008), bahwa untuk da-pat meningkatkan nilai biologi bahan maka-nan, perlu dilakukan pencampuran 2-3 ko-moditas atau lebih dalam bentuk formulasi.

Dianjurkan pembentukan formula suatu bahan makanan dengan substitusi antara biji-bijian dengan kacangan-kacan-gan. Keadaan demikian dapat saling mengisi kekurangan zat gizi satu sama lain. Seperti halnya komoditas biji-bijian mengandung lisin lebih rendah, bila dicampur dengan komoditas kacang-kacangan maka produk yang dihasilkannya mengandung lisin lebih baik (Azman, 1990). Sesuai dengan hasil

penelitian Purwani, et, al (1996), bahwa ba-han dalam bentuk formula dapat meningkat-kan nilai biologi lebih tinggi, sehingga ba-han tersebut mempunyai mutu protein lebih baik, oleh karena bahan dalam bentuk for-mula akan terjadi saling mengisi kekurangan asam, asam amino satu sama lain.

Untuk pertumbuhan, pengganti sel-sel yang rusak dan sebagai daya tahan tubuh, kadar protein produk makanan harus dise-suaikan dengan pola protein yang ditubu-tuhkan. FAO/WHO didalam Azman (1990) telah mendapatkan dan merekomendasikan pola kosumsi protein untuk bayi anak-anak dan orang dewasa dalam bentuk asam ami-no. Pola asam amino bahan formula cam-puran beras dengan kacang-kacangan, telah mendekati pola asam amino yang di anjur-kan FAO/WHO untuk maanjur-kanan anak umur di bawah lima tahun.

Protein yang bermutu, erat hubun-gannya dengan pertumbuhan sehat, dimana pertumbuhan sehat dari anak dapat dilihat dari penambahan berat badan yang merupa-kan indikatornya. Tabel 2 terlihat hubungan


(2)

mutu protein dengan penambahan berat ba-dan.

Formulasi Mutu Protein NPU (%) Terpakai (%)Protein yang dimakan (g)Jumlah Makanan Berat Badan (g)Penambahan Organoleptik (Rasa) Beras berprotein tinggi dari fs 30% 53.60 7.96 222.31 58.87 Agak enak

Beras+kacang hijau (7:3) 64.04 8.76 270.95 90.99 Enak

Beras+kacang gude (7:3) 67.67 9.11 172.03 48.5 Tidak enak

Tabel 2. : Hubungan mutu protein dengan penambahan berat badan

Sumber: Azman (2013)

Fs = Fraksi Sosoh

Makanan yang mempunyai mutu pro-tein rendah tidak memberikan pengaruh yang lebih baik untuk penambahan berat badan, apalagi pretein terpakainya rendah pula, walaupun makanan yang dimakan lebih banyak. Hal ini terlihat pada formula beras berprotein tinggi dari fs 30%. Seba-liknya pada formulasi bahan makanan be-ras dengan kacang gude (7:3), dimana mutu protein formulasi tersebut lebih tinggi, akan tetapi pengaruhnya terhadap penambahan berat badan tidak terlihat, malahan terjadi penurunan penambahan berat badan. Hal tersebut dibabkan oleh karena jumlah bahan yang dimakan lebih rendah. (Azman.2014)

Sedangkan formulasi makanan anak dari beras dengan kacang hijau (7:3) meru-pakan makanan yang memberikan pengar-uh terhadap penambahan berat badan lebih baik, dimana penambahan berat badan pada penelitian tersebut merupakan yang tert-inggi. Dibanding dengan formulasi beras dengan kacang gude, maka mutu protein formulasi beras dengan kacang hijau (7:3) lebih rendah, akan tetapi dapat menghasil-kan penambahan berat badan lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena jumlah bah-an ybah-ang dimakbah-an dari formula beras dengbah-an

kacang hijau lebih banyak oleh karena rasa makanan tersebut enak. (Azman, 2014)

Dapat disimpulkan perlu adanya ke-seimbangan antara mutu protein, protein terpakai dengan jumlah makanan yang di-makan dan cita rasa, supaya dapat terlihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan sehat atau penambahan berat badan. Artinya mutu gizi, efesiensi dan cita rasa perlu ada kes-eimbangan untuk dapat tumbuh sehat pada anak, dengan indikatornya penambahan be-rat badan.

Persyaratan Mutu Gizi Makan Anak Umur Seribu Hari Kehidupan

Anak umur seribu hari kehidupan disebut juga anak umur di bawah dua tahun. Sebagai pedoman untuk penyusunan makanan anak umur seribu hari kehidupan dipakai petunjuk PAG, mengenai komposisi gizi untuk setiap 100 g bahan makanan mengandung 20% protein dengan mutu (NPU minimal 60% atau PER 2.1%) dan kalori minimal 360 k.Cal. Bila muta protein lebih baik, kadarnya dapat lebih rendah. (PAG di dalam Azman, 2008)

Komposisi beberapa produk makanan anak umur seribu hari kehidupan di bawah


(3)

program Internasional (Orr. E. 1972) disaji-kan pada Tabel 3. Terlihat bahwa madisaji-kanan anak seribu hari kehidupan harus memenuhi persyaratan mutu, dimana kandungan

pro-tein bahan makanan tersebut 20% dengan mutu NPU ≥60% atau PER ≥2,1%.

Bahan (Colombia)Incaparina CSM Sekmina (Turki) Shadamin (Iran) WSB Faffan

Tepung jagung 58 68 - - -

-Tepung terigu - - 40 28 73 57

Tepung beras - - -

-Tepung biji kapas 20 - - - -

-Tepung kedelai 21 25 18 28 20 18

T. Kacang-kacangan lain - - 22 24 - 10

Susu skim - 5 10 10 - 5

Gula - - 9 9 - 8

Vitamin + mineral 1 2 1 1 3 2

Minyak kedelai - - - - 4

-Kadar protein 28 21 25 - 22 21

PER (%) 2.2 2.3 2.6 - 2.3 2.1

NPU (%) - 60 64 - 65

-Tabel 3. : Komposisi produk bahan makanan anak umur seribu hari kehidupan di bawah program Internasional

Sumber: Orr. E (1972)

Bagi masyarakat pedesaan atau golongan ekonomi menengah ke bawah, sumber bahan baku untuk makanan bermutu gizi tinggi untuk makan anak umur 6 bulan sampai 2 tahun tidak terlalu sulit, dan dapat menggunakan bahan lokal setempat. Dalam hal ini yang penting kita perhatikan adalah membuat formula antara biji-bijian dengan kacang-kacangan. Sumber bahan dari biji-bijian seperti beras, jagung dan sebagainya dan sumber bahan dari kacang-kacangan seperti, kacang hijau, kacang kedelai, kacang gude, kacang pagar dan sebagainya.

Masing-masing bahan tersebut ditepungkan dan di aduk menjadi adonan dalam bentuk formula.

Cara Pembuatan Makan MPASI dengan Teknologi Sederhana

Cara pembuatan makanan anak 1000 hari kehidupan dengan cara mudah adalah dengan teknologi sangrai (Azman, 1986), caranya sebagai berikut: setelah terbentuk formula dari tepung biji-bijian dan kacang-kacangan dengan perbandingan 7:3 diaduk sambil di tambah air sedikit-sedikit,


(4)

se-hingga terbentuk butiran-butiran. Kemu-dian butiran tersebut di letakkan di atas kuali dan dipanaskan dengan api sedang (±700C), sambil di aduk. Setelah masak, ditandai dengan bau/aroma harum, butiran telah mengeras dan warna sudah kekuning-kuningan, pemanasan dihentikan. Selanjut-nya butiran ditepungkan dengan blender, lesung atau mesin penepung dan diayak, di

dapat tepung formula. Untuk lebih sempur-na atau lebih esempur-nak bisa ditambah susu, ha-lusan pisang, gula dan di aduk rata dengan penambahan air panas, maka bahan formula tersebut sudah dapat di makan oleh anak.

Cara pembuatan makanan anak seribu hari kehidupan dapat di lihat pada Gambar 1.

Gambar 1: Diagram alir pembuatan makanan anak seribu hari kehidupan dengan cara sangria (Azman, 1986)


(5)

KESIMPULAN

1. Perbaikan gizi anak seribu hari kehidupan untuk generasi cerdas harus dimulai sejak anak dalam kandungan sampai umur anak dua tahun. Pada kehamilan, pemberian makanan bergizi melalaui ibu hamil, pada usia anak 0-6 bulan diberi air susu ibu (ASI), dan pada usia anak 6 bulan sampai 2 tahun disamping ASI, si anak diberi makanan pendamping (MPASI) bermutu gizi tinggi.

2. MPASI tersebut dianjurkan dalam bentuk tepung formula yang merupakan campuran antara biji-bijian dengan kacang-kacangan pada perbandingan 7:3 diolah dengan cara disangrai (mudah dan murah teknologinya) dan dapat diterapkan pada masyarakat golong ekonomi menengah kebawah atau masyarakat pedesaan.

3. Pentingnya makan anak bermutu gizi tinggi, oleh karena hal tersebut erat hubungannya dengan pertumbuhan anak dan kecerdasannya. Hal ini akan dapat menciptakan generasi berkualitas, sehat dan cerdas, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan mengurangi pengangguran.

Rekomendasi

Perlu di sosialisasikan pada masyara-kat melalui kegiatan-kegiatan organisasi ibu-ibu, darmawanita, posyandu, organisa-si PKK dan organisaorganisa-si masyarakat lainnya bahwa perlunya perbaikan gizi anak seribu hari kehidupan dilakukan oleh karena pada

masa tersebut anak sangat membutuhkan makanan bergizi tinggi untuk pertumbu-hannya, baik isik maupun kecerdasan. Hal tersebut dapat menciptakan generasi masa depan berkualitas, sehat dan cerdas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi masyarakat. Berita Terbitan Harian Singgalang, Padang tanggal 27 September 2014, hal 1-4.

Azman (1986). Evaluasi mutu protein beras dan kacang-kacangan sebagai bahan makanan campuran. Masalah khusus pada Fakultas Pasca Sarjana, Jurusan Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor, 82 hal.

Azman (1989). Mutu makanan ekstrusi dari campuran beras dan gude. Thesis Fakultas Pasca Sarjana, Jurusan Ilmu Pangan. Institut Pertanian Bogor.

Azman (1990). Komposisi asam amino makanan ektrusi dari campuran beras dan kacang gude. Pemberitaan Penelitian Sukarami, No. 18, 1990. Hal 24-28.

Azman (2008). Makanan anak balita bermutu dan bergizi tinggi. Jurnal Ilmiah Tambua Universitas Maha Putra Muhammad Yamin Solok VII(3): 426-435.

Azman (2013). Perbaikan mutu protein makanan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan sehat (penambahan berat badan) anak umur di bawah dua tahun jurnal embrio. Fakultas Pertanian Taman Siswa, Padang 6(1): 18-32.


(6)

Hariyadi, P. Krisnamurti dan F.G Winarno (2005). Penganekaragaman pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja Penganekaragaman Pangan, Jakarta.

Irwan Prayitno (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Michael Toh (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Masrul (2014). Menyiapkan generasi cerdas, para kepala daerah sepakat perbaikan gizi. Terbitan Harian Singgalang Padang tanggal 27 September 2014, hal A-4.

Mein K. Mahmud (1997). Bahan makanan campuran untuk program gizi. Departemen Kesehatan RI, Bogor.

Orr. E (1972). The use of protein-ruch food for the relief of malnutrition in developing countries. Analysis of experience, London, Tropical Product Institute.

Purwani, E.Y; B.A.S. Santosa; K.P Meihira dan D.S. Damardjati (1996). Beberapa sifat biskuit campuran tepung beras kaya protein dan tepung kacang hijau untuk makanan tambahan anak di bawah dua tahun. Agritech, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 16(2): 1-5 Zulkarnain Agus (2010). Kurang gizi,

besar masalah dan dampaknya terhadap ibu dan anak. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang.

h t t p : / / h a k i m k e p . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 2 / 0 6 / 0 8 / m a s a l a h -gizimasyarakat

h t t p : / / f a n d y c e l l u l e r . b l o g s p o t . com/2011/11makalahtentang-gizihtml

h t t p : / / w w w . d a n o n e n u t r i n d o . o r g / tentanggiziseimbangphp

h t t p : / / h e a l t h . k o m p a s . c o m / r ead /2 0 13 /0 5 /2 1/0 9 3 90 8 2 6/ k o n s e p g i z i s e i m b a n g . pengganti4sehat5sempurna