KONSEP IBU TENTANG MAKAN SEHAT ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA AMBARKETAWANG, KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA.

(1)

D.I. YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh: SUTRIWIYANI

995624019

PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN TEKNIK BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JULI 2006


(2)

USIA SEKOLAH DASAR DI DUSUN MEJING KIDUL, DESA AMBARKETAWANG, KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” Telah dipertahankan di depan Dewan

Penguji pada tanggal 29 Juli 2006 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Hj. Siti Hamidah, M.Pd Ketua Penguji ………. …………

Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ………. …………

Rizqie Auliana, M.Kes Penguji I ………. …………

Yogyakarta, Juli 2006 Fakultas Teknik UNY Dekan,

Prof. Dr. H. Sugiyono NIP. 130693811


(3)

Berani untuk berusaha terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian luar biasa.

( Hamka )

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan ) kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan ) yang lain dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap.

(Qs. Al Insyirah : 6-8 )

Bersyukurlah atas segala apa yang telah diberikan Allah kepadamu karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat umatnya dan ambillah hikmah dari tiap-tiap sesuatu yang terjadi pada dirimu.

Persembahan

Seiring rasa syukur kepada Allah S.W.T,kupersembahkan karya ini sebagai tanda penuaian amanat keluarga dan tanda baktiku kepada:

Ibu dan Bapak tercinta yang selalu berdoa demi keberhasilan anaknya dan membimbing serta memberikan semangat baik materiil maupun spiritual tanpa pamrih .

Mas Kris, yang setia dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini

Kakak-kakakku, keponakanku, simbah

Teman-teman seperjuanganku,Yuni,Nono,Bari,Nur


(4)

SLEMAN, D. I. YOGYAKARTA

SUTRIWIYANI 995624019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi 70 orang ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Variabel penelitian ini adalah konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar. Konsep ibu tentang makan sehat anak sekolah dasar menggunakan indikator pengertian makanan sehat, sumber makanan, fungsi makanan, teknik olah, variasi hidangan, porsi makan, dan keamanan makanan dengan penilaian skala nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari pengertian makan sehat 57%, sumber makanan 40%, fungsi makanan 93%, teknik olah 55%, variasi hidangan 62%, porsi makan 30%, dan keamanan makan 46%. Bila dibandingkan dengan rata-rata ideal yaitu 67% konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar diperoleh 55%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep makan sehat anak usia sekolah dasar ada dibawah rerata ideal. Urutan rangking konsep makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian aspek fungsi makanan (93%) pada urutan 1 (satu), variasi hidangan (62%) pada urutan ke 2 (dua),

pengertian makanan sehat (57%) pada urutan ke 3 (tiga), teknik olah (55%) pada urutan ke 4 (empat), keamanan makanan (40%) pada urutan ke 6 (enam), porsi makanan (30%) pada urutan ke 7 (tujuh).


(5)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kemampuan yang ada, penulis berusaha memberikan

yang terbaik agar karya ini dinyatakan layak mengiringi usaha penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi yang berjudul “Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar di dusun Mejing Kidul, Desa

Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,D.I. Yogyakarta “ ini,

tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada, yang terhormat : 1. Prof. Sugeng Mardiyono ,Ph. D., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta 2. Prof. Dr. H. Sugiyono., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta

3. Kokom Komariah. M.Pd., Ketua jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Universitas Negeri Yogyakarta

4. Hj. Siti Hamidah. M. Pd., Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan bimbingan selama penyelesaian skripsi

5. Kepala Desa Ambarketawang, yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian


(6)

Semoga Allah S.W.T. membalas amal baik mereka dan penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan masukan sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, Juli 2006


(7)

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan... iii

Motto ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori... 12

1. Konsep Makan Sehat... 12

a. Susunan hidangan Sehat... 14

b. Makan makanan yang aman bagi kesehatan ... 16

c. Pengolahan makanan... 17

d. Porsi makan ... 18

e. Frekuensi makan ... 19

f. Jenis bahan makanan... 19


(8)

3. Konsep Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar... 25

B. Kerangka Berpikir ... 26

C. Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELTIAN A. Desain Penelitian... 29

B. Definisi Operasional Istilah... 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

E. Intrumen Penelitian ... 31

a. Teknik Pengukuran Instrumen ... 31

b. Validitas Instrumen ... 31

c. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Penelitian... 35

1. Letak Geografis Desa Ambarketawang... 35

2. Kondisi Demografi Desa Mabarketawang ... 36

B. Karakteristik Responden ... 37

C. Deskripsi Data ... 38

D. Pembahasan... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Tabel 2. Kecukupan Gizi Energi dan Protein Anak SD... 25 Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen konsep Ibu tentang Makan Sehat

Anak usia SD ... 32 Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut Jenis Kelamin .... 36 Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut

Menurut Tingkat Pekerjaan... 37 Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut Pendidikan ... 37 Tabel 7. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Pengertian Makanan Sehat... 38 Tabel 8. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Sumber Makanan ... 39 Tabel 9. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Fungsi Makanan... 40 Tabel 10.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Teknik Olah ... 41 Tabel 11.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Variasi Hidangan ... 42 Tabel 12.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Porsi Makan ... 44 Tabel 13.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar

Dilihat Dari Keamanan Makanan... 45 Tabel 14.Perhitungan Indikator Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia

Sekolah Dasar... 46 Tabel 15.Kategori Konsep Ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD ... 48


(10)

(11)

(12)

1

A. Latarbelakang Masalah

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Gizi dalam berbagai bentuk tersebut diperlukan manusia dalam jumlah tertentu. Akan tetapi, tiap jenis bahan makanan mempunyai kandungan gizi yang bermacam-macam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu makanan yang dikonsumsi seharusnya beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

Makanan sehat merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusia, antara lain makanan mempengaruhi pertumbuhan badan, sehingga dengan makanan yang cukup bergizi manusia dapat tumbuh secara optimal. Makan sehat merupakan upaya seseorang agar tercukupi kebutuhan gizinya dengan menyajikan berbagai hidangan yang bergizi, berimbang, dan bervariasi.

Konsep makan dan minum bagi masyarakat erat kaitannya dengan nafsu makan dan rasa lapar, termasuk kebiasaan makan lengkap, waktu makan, jenis dan tata cara makan mengikuti ketentuan-ketentuan budaya dari setiap kelompok masyarakat. Masyarakat umumnya makan dua kali sehari


(13)

dengan komposisi yang lebih sederhana karena pertimbangan kepraktisan. Sementara bagi sebagian masyarakat yang tidak mampu meskipun setiap hari bekerja berat mereka terbiasa dan sengaja membiasakan diri tidak makan pagi.

Lain halnya jika ada tamu yang menginap atau berkunjung di rumahnya. Untuk menghormati tamu, maka disajikan makanan yang lebih baik dan tidak seperti makanan yang biasa dimakan sehari-hari oleh anggota keluarga itu.Alat makan dan minum yang disajikan juga tidak seperti yang biasa digunakan untuk setiap harinya.

Masyarakat yang berekonomi rendah umumnya kurang mementingkan gizi dalam penyediaan makanan sehari-hari, yang penting asal perut kenyang dan penuh. Jumlah makanan yang disediakan atau dikonsumsi sangat terbatas sekali setiap harinya. Sayur yang dikonsumsi hanyalah hasil dari kebun atau ladang mereka. Apabila secara kebetulan sayur dan lauk habis maka mereka cukup makan dengan sambal sebagai pengganti sayur. Apabila terjadi musim kemarau panjang dan persediaan pangan hampir habis, maka makanan yang disediakan tidak seperti biasanya, banyaknya makan dalam piring sudah ditentukan. Hal ini wajar karena mereka mengalami kesulitan dalam mencari uang untuk keperluan sehari-hari. Oleh karena itu, makanan pokok disesuaikan dengan bahan yang diproduksi didaerah tersebut.(Nuryanti, 2002:56).

Ditinjau dari tingkat pendidikan, perkembangan pendidikan di pedesaan tidaklah sepesat di kota mengingat masyarakat kota sebagian besar


(14)

berpendidikan cukup maka pandangan terhadap pendidikan berbeda pula dengan masyarakat kota. Keterbatasan pengetahuan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang mampunya ibu dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan makan sehat. Masalah tersebut sebagai akibat dari tingkat pendidikan ibu yang rata-rata rendah dan karena kurangnya kesadaran ibu untuk menambah pengetahuan melalui media yang ada disekitarnya.

Masalah gizi pada umumnya banyak diderita anak-anak pada masa pertumbuhan. Masalah gizi utama tersebut meliputi kekurangan Energi Protein, kekurangan Vitamin A, gangguan akibat kekurangan Iodium dan Anemia zat besi. Masalah-masalah tersebut memudahkan terjadinya infeksi pada anak. Adapun masalah tersebut timbul karena anak sangat aktif bermain, banyak kegiatan di sekolah dan di rumah dipihak lain kadang nafsu makan menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang dibutuhkan.

Kebutuhan zat gizi diperoleh tubuh melalui makanan yang dimakan. Zat gizi yang diperoleh digunakan untuk melakukan kegiatan organ-organ di dalam tubuh serta kegiatan fisik, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi yang masih dalam taraf pertumbuhan (bayi, anak-anak, dan remaja), sedangkan bagi orang dewasa dan lanjut usia untuk pemeliharaan dan aktifitas. Menyadari pentingnya kebutuhan zat gizi bagi tubuh manusia maka perlu diupayakan pemenuhannya, dengan cara membiasakan makan yang baik, terutama bagi anak-anak.


(15)

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Makan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap manusia. Makanan yang kita makan harus memenuhi kebutuhan fisik tubuh,kebutuhan pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian sel-sel yang rusak. Tujuan utama penggunaan makan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh diperlukan untuk mempertahankan hidup. Unsur gizi yang diperlukan tubuh yang terdapat dalam makanan yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan berbagai komponen lainnya.

Kecukupan gizi anak usia sekolah dasar sangat penting untuk diperhatikan karena anak merupakan individu yang sedang berkembang dan dalam usia pertumbuhan sehingga memerlukan makanan yang bergizi yang yang relatif besar. Selain itu anak juga relatif peka terhadap penyakit dan infeksi dibanding orang dewasa dan anak merupakan individu yang masih belum mengerti dan belum perpengalaman sehingga perlu ditolong. Kekurangan atau kelebihan konsumsi gizi dari kebutuhan terutama bila berlangsung dalam jangka waktu yang berkesinambungan dapat membahayakan kesehatan bahkan pada tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Dengan pemasukan makanan yang bergizi baik diharapkan akan meningkatkan gizi dan kesehatan anak. Pemenuhan kebutuhan anak dalam bentuk makanan dapat diwujutkan dengan menghidangkan berbagai makanan yang mengandung gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Anak pada usia sekolah dasar (6-12 th) mengalami dua aspek perkembangan yaitu perkembangan biologis dan aspek perkembangan


(16)

personal-sosial. Pada masa perkembangan biologis, anak membutuhkan makan minum dengan kualitas dan kuantitas yang memadai untuk membentuk fisik yang sempurna.(Siti Zironah,1997)

Pada masa perkembangan aspek personal sosial, anak mulai mendapat pengawasan, pembatasan, perhatian, bimbingan, pengalaman dan pengaruh dari individu lain yang mengubah anak menjadi pribadi sosial. Untuk itu perlu pengawasan dari orang tua supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan. Karena anak masih dalam tahap pertumbuhan sehingga kebutuhan gizinya harus tetap seimbang.

Golongan anak usia sekolah dasar biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah sehingga sering melupakan waktu makan. Makan pagi/sarapan perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kekurangan enrgi dan supaya anak lebih mudah menerima pelajaran. Walaupun dirumah sudah sarapan tetapi tidak menutup kemungkinan anak membeli makanan diluar karena alasan tidak sempat makan pagi sebelum pergi kesekolah yang disebabkan karena ibu tidak sempat menyiapkan makanan dirumah. Selain itu karena faktor psikologis yaitu jika anak tidak jajan maka anak tidak solider dengan temannya. Dan juga karena ibu tidak sempat menyiapkan bekal sehingga anak merasa ingin tahu makanan yang baru dan disukai.

Anak sebagai individu yang belum mencapai kedewasaan perlu dididik karena jiwa anak merupakan jiwa yang sedang berkembang apalagi anak usia sekolah dasar masih sangat membutuhkan perhatian khusus dalam belajarnya


(17)

sampai ke hal mengkonsumsi makan. Ibu bertanggungjawab dalam penyelenggaraan makan bagi keluarganya, mulai dari perencanaan menu, perencanaan gizi, dan jumlah yang akan dimakan. Sebagai ibu rumah tangga dituntut peranan dan kesadarannya dalam meningkatkan status gizi anak. Karena keadaan gizi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan pada anak. Pemenuhan kebutuhan anak dalam bentuk makanan dapat diwujutkan dengan menghidangkan berbagai mkanan yang mengandung gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jenis makanan yang dihidangkan diharapkan menggunakan jenis bahan makanan yang beragam, meliputi makanan pokok, lauk pauk nabati dan hewani, sayuran, buah dan susu serta hasil olahannya. Selain itu dalam pemilihan menu diharapkan mengarah pada pedoman menu empat sehat lima sempurna dan menu seimbang.

Makan merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Begitu seringnya kebutuhan makan dilakukan, sehingga kegiatan tersebut akan mempola atau membentuk kebiasaan pada diri seseorang. Adapun makan itu berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup untuk kebutuhan memelihara kesehatan, memulihkan bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan, pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga.

Pentingnya zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan sepenuhnya tergantung pada bagaimana seseorang mengkonsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi oleh anak sekolah dasar harus mengandung semua unsur gizi. Karena tidak ada jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang


(18)

diperlukan maka seorang anak sekolah dasar harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan.

Konsumsi makanan anak akan dipengaruhi oleh penyediaan makanan dan Ibu harus memahami konsep makan sehat dalm menu sehari-hari anak usia sekolah dasar yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi, berimbang, dan bervariasi.

Ibu sebagai pengelola rumah tangga khususnya dalam menyediakan makanan untuk keluarganya harus pandai-pandai memilih makanan yang dikonsumsi oleh keluarganya.Ibu perlu memiliki kesadaran tentang manfaat makanan untuk kesehatan sehingga tidak menimbulkan perilaku makan yang hanya memenuhi kebutuhan biologis,sosial,status dari kesan yang berlebihan. Sekarang banyak ibu yang bekerja di luar rumah sebagai wanita karier, yang membawa dampak semakin sedikitnya waktu untuk di rumah,khususnya dalam menyediakan makanan untuk keluarganya. Mereka kadang-kadang cenderung memilih makanan yang bersifat praktis dan cepat untuk dikonsumsi.

Kemajuan masyarakat Indonesia telah diperkenalkan dengan selera makanan gaya fast food yang merupakan makanan siap santap, yang ternyata sangat mampu menarik minat banyak konsumen baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Jenis makanan ini sangat mudah dijangkau oleh kelompok menengah ke atas sehingga mempengaruhi pola konsumsi makan masyarakat dari pola konsumsi tradisional ke pola barat yang lebih modern.


(19)

Makanan tersebut umumnya merupakan sumber energi dan lemak yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin dan mineral sehingga apabila dikonsumsi secara berlebihan dan tidak dilengkapi makanan lain mengakibatkan mutu gizi yang tidak seimbang dan berdampak negatif terhadap keadaan kesehatan dan gizi.

Kurangnya pengetahuan dan salahnya konsep tentang kebutuhan pangan akan mempengaruhi konsumsi makan. Gangguan gizi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga dihadapkan pada penentuan jenis hidangan menu untuk keluarganya. Hidangan dan susunan menu selain ditentukan kualitasnya juga diperhatikan kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas tercermin dalam menu dan porsi yang dihidangkan dalam menu yang dimakan setiap hari.

Oleh karena itu perlu diteliti konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar seperti dalam penelitian ini yang mengambil tempat di Dusun Mejing Kidul, Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Hidangan menu sehari-hari merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi yang berkaitan dengan menu sehari-hari. Tiap jenis makanan mempunyai cita rasa, tekstur, aroma, warna, kandungan zat gizi yang berbeda-beda.


(20)

Penyediaan makanan umumnya merupakan tugas dan tanggungjawab dari seorang Ibu untuk keluarganya. Oleh karena itu Ibu dituntut peranan dan kesadarannya untuk meningkatkan gizi anak karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk memperoleh gizi yang baik maka Ibu harus memilih bahan makanan, menyusun menu makan sehari-hari sehingga anak dapat mengkonsumsi makanan dengan baik dan dapat tumbuh dengan baik pula.

Ibu sebagai pemegang peranan dalam mengelola pola makan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan pola makan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain, begitu juga antar masing-masing individunya.

Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang mempunyai kepercayaan ataupun pantangan terhadap suatu makanan, misalnya dengan melarang anak makan daging dan ikan dengan kepercayaan bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan cacingan. Apabila hal tersebut masih berpengaruh pada kelompok masyarakat maka perlu adanya upaya untuk memberikan pengertian mengenai pengetahuan gizi, khususnya pengetahuan gizi bagi anak usia sekolah dasar. Sehingga dengan pengetahuan gizi yang diperoleh sedikit demi sedikit orangtua mau mengubah pandangan bahwa sebenarnya kepercayaan ataupun pantangan dalam mengkonsumsi makanan itu belum tentu benar, bahkan hal tersebut akan merugikan kesehatan.


(21)

1. Bagaimana konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar 2. Bagaimana perhatian Ibu terhadap konsumsi makanan anak

3. Bagaimana konsumsi makanan yang dilakukan oleh anak

4. Bagaimana kondisi makanan yang disajikan Ibu untuk anak

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan mencapai sasaran, maka terlebih dahulu ditentukan dengan jelas masalah yang akan diteliti, peneliti membatasi masalah pada konsep makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, Gamping, Sleman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas permasalahan dalam penelitian :

“Bagaimana konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, Gamping, Sleman ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Umum

Konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar didusun mejing kidul, desa Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta.


(22)

2. Khusus

a. Untuk mengetahui ketercapaian aspek dari pengertian makanan sehat, sumber makanan, fungsi makanan, teknik olah, variasi hidangan, porsi makan, dan keamanan makanan.

b. Untuk mengetahui aspek apa yang paling baik dipahami oleh ibu

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya Ibu tentang konsep makan sehat anak usia sekolah dasar.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang sejenis dengan penelitian ini.


(23)

BAB II

DESKRIPSI TEORI

A. Diskripsi Teoritik 1. Konsep Makan Sehat

Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologi dan lingkungan, terutama keluarga, khususnya ibu.Alasan makan berbeda-beda dari orang ke orang. Mungkin karena alasan yang alamiah dan naluriah,yaitu makan karena lapar dan minum karena haus. Mungkin pula karena menganggap kewajiban rutin sehari-hari atau karena mengikuti kebiasaan sopan satun dalam kegiatan pergaulan sosial, atau mungkin pula karena hobi makan, iseng, dan lain-lain.

Jika dilihat dari segi gizi anak,makan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien) untuk berbagai keperluan metabolisme di samping oksigen. Berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan memulihkannya jika sakit, untuk melakukan berbagai kegiatan baik jasmani maupun rohani dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu pada anak, makan/pemberian makan merupakan pendidikan agar anak terbina untuk kebiasaan makan yang baik dan benar.

Makanan sehat merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusiaa, antara lain makanan mempengaruhi pertumbuhan badan, sehingga dengan makanan yang cukup bergizi manusia dapat tumbuh secara potimal.


(24)

Sebaliknya apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang salah akan mengakibatkan kesehatan yang tidak baik. Melihat kenyataan yang ada seorang ibu dituntut untuk dapat menyusun dan menyiapkan hidangan untuk keluarganya. Supaya tersedia hidangan yang sehat ibu perlu memahami tentang konsep makan sehat.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan konsep adalah pengertian, pendapat atau paham dan juga rancangan yang telah ada dalam pikiran.(Poerwodarminto,1996). Sedangkan makan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien) untuk mempertahankan hidup,mempertahankan kesehatan melakukan berbagai kegiatan baik jasmani dan rohani dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selanjutnya makan sehat merupakan upaya seseorang agar semua kebutuhan terpenuhi yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan pertumbuhan,pemeliharan dan penggantian sel-sel yang rusak. Sedangkan makanan sehat menurut Rini Pujiastuti (1999: 8) harus memiliki syarat: 1) sesuai dengan susunan makanan yang diinginkan benar dalam tahap pembuatannya dan layak untuk dimakan, 2) bebas dari pencemaran benda yang sangat kecil atau jasad renik yang dapat menimbulkan penyaakit atau benda mati yang dapat mengotori pada tahap pembuatannya, 3) bebas dari unsur kimia yang dapat merusak atau bebas dari suatu keadaan yang mudah dirusak oleh unsur kimia, 4) bebas dari jasad renik atau parasit yang menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya.


(25)

Menurut Asmira Sutarto (1980: 18) makanan sehat berarti dalam susunan hidangan sehari-hari mengandung semua zat yang diperlukan oleh tubuh terbebas dari kuman yang dapat menimbulkan penyakit juga menjaga kebersihan makanan.Dari makanan kita dapat memperoleh zat gizi. Hal ini sesuai dengan pendapat Marsetyo (1991 : 11) bahwa zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi berguna untuk:

1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan.

2) Dan berguna untuk memperoleh energi untuk melakukan kegitan fisik.

Tujuan utama penggunaan makan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh diperlukan untuk mempertahankan hidup. Unsur gizi yang diperlukan tubuh yang terdapat dalam makanan yaitu air, lemak, karbohidrat, mineral, dan komponen minor lainnya. Adapun tiga macam zat yang dapt memberi kalori bagi tubuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Unsur gizi yang digunakan untuk membangun sel jaringan tubuh adalah protein, mineral, dan air. Sedangkan unsur gizi yang membantu dalam mengatur fungsi faal alat tubuh adalah vitamin,mineral dan air.

Beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyediaan menu makan sehat:

a. Susunan Hidangan Sehat

Pemerintah Republik Indonesia telah melancarkan gerakan sadar gizi yang memperkenalkan kepada masyarakat yaitu slogan empat sehat


(26)

lima sempurna. Dikatakan empat sehat lima sempurna karena susunan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, buah ditambah susu. Dengan susunan menu sesuai slogan tersebut diharapkan dapat saling melengkapi unsur gizi yang tidak terdapat dalam salah satu golongan makanan. Dengan demikian diharapkan telah tercukupi zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan.

Setelah adanya anjuran tentang empat sehat lima sempurna, pemerintah menganjurkan tenteng menu seimbang. Sedangkan yang dimaksud dengan menu seimbang adalah penyusunan menu dengan memperhatikan zat gizi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Lie Goan Hong dalam Kardjati (1985: 83) mengatakan bahwa pengetahuan dasar tentang cara penyusunan menu sehari-hari yang seimbang sangat diperlukan guna mendapatkan variasi dengan harga yang memenuhi selera. Berdasarkan pengertian dan penjelasan di atas maka hidangan di Indonesia mengarah pada pola menu empat sehat lima sempurna dan pola menu makanan seimbang. Disebut seimbang karena menu mengandung ketiga golongan zat makanan yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Lie Goan dalam Rini Pujiastuti (1999: 10) keseimbangan zat makanan pada menu memiliki ciri:

1) Menghasilkan cukup energi yang diperlukan oleh tubuh.

2) Memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan, mekanisme pertumbuhan, perbaikan jaringan yang rusak dan pemeliharaannya.


(27)

3) Mengandung lemak untuk memberi asam lemak essensial dalam vitamin yang larut dalam lemak.

4) Memberi vitamin dan mineral dalam jumlah yang adekuat. b. Makan Makanan yang Aman bagi Kesehatan

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Menurut Iwan Darmansyah dalam F.G. Winarno (1995:76) konsep makanan sehat sangat penting adalah keserasian antara komposisi dan jumlah masing- masing bahan makanan karena jumlah yang berlebihan dari komponen tertentu dapat mengakibatkan gangguan seperti sakit jantung dan penyakit metabolik lainnya. Dalam membuat makanan yang sehat terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu bahan tambahan makanan yang tidak merupakan komponen utama makanan dan bahan makanan sendiri. Bahan tambahan makanan merupakan zat kimia yang dipakai untuk mengolah, menyedapkan makanan, membumbui, memberi warna, memproses dan memproduksi segala makanan.

Beberapa golongan bahan tambahan makanan (BTM) dapat dilihat pada tabel 1.


(28)

Tabel 1: Golongan Bahan Tambahan Makanan (BTM)

No Golongan Bahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengawet Antioksidan Pengemulsi/pengental Pewarna Flavor/aroma Penyedap Pemanis Nutrien Lain-lain

- buffer asam dan basa - Anti acking - Anti busa - Glazur - Ragi

Asam benzoat, asam propionat, asam sorbat dan garamnya, nitrat, nitrit, sulful dioksida, nipagin, nipasol.

Hidrooksianol-terbutilasi (BHA), senyawa galat, vitamin C dan garamnya, vitamin E, Na-sulfit

Monodigleserida, ester sukrosa dan asam lemak, lestin garam fosfat, pati termodifikasi, kalsium glukonat, Ca sitrat, berbagai gum tanaman, selulosa tween, span, tilose dan turunannya (CMC,HPC)

Alam: caroten, clorofil, daun suji; Sintetik:tartrazin

Alam: ekstra tanaman, asam esensial dan sintetis: senyawa ester, aldehid dan keton MSG (Vetsin dan jenisnya)

Siklamat, sakarin, aspartan

Vitamin, mineral, asam amino essensial

Widyakarya Nasional (1995:7) c. Pengolahan Makanan

Setiap hidangan yang disajikan memerlukan penanganan yang berbeda sebelum disajikan sehingga diperlukan pengetahuan tentang cara pengolahan yang baik. Pengolahan yang baik disini dapat diartikan bervariasi teknik olahnya dengan tetap mempertimbangkan tujuan sebenarnya didalam proses pengolahan, yaitu agar makanan mudah dicerna dalam tubuh, memperbaiki aroma, rasa, warna, dan tektur bahan


(29)

makanan, serta membebaskan makanan dari jasad renik dan bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.

Memilih variasi teknik olah pada susunan hidangan makanan sangat penting, sehingga dengan adanya variasi teknik olah tidak monoton dalam mengkonsumsi makanan disamping untuk menghindari kebosanan terhadap masakan tertentu.

Supaya zat gizi dalam makanan tidak rusak atau hilang selama proses pengolahan,maka kita harus memperhatikan perlakuan selama proses pengolahan.

Pemilihan teknik olah sebaiknya disesuaikan dengan sifat dan jenis bahan, situasi, alat dan hal lain yang mempengaruhi. Sedangkan teknik olah yang biasa digunkan antara lain: merebus, menumis, menggoreng, mengukus, dan lain sebagainya.

d. Porsi

Porsi makan juga perlu disesuaikan dengan keadaan anak, untuk anak laki – laki tentunya akan berbeda porsinya dengan anak perempuan. Demikian pula untuk anak yang lebih tua umurnya porsinya tentu lebih banyak dari anak yang lebih kecil. Hal itu berlaku juga untuk anak yang aktifitasnya lebih banyak maka porsi makannya tentunya juga akan lebih banyak.

Kecukupan pangan secara kasar dapat dikatakan sudah terpenuhi jika konsumsi pangan telah memenuhi kebutuhan akan kalori dan protein. Dengan terpenuhinya kedua zat tersebut, maka biasanya kecukupan zat


(30)

gizi lain telah terpenuhi kecuali vitamin C dan serat. Hal ini bukan berarti makanan yang disajikan untuk anak cukup hanya menyajikan nasi dan lauk pauk saja tanpa mempedulikan jumlah/ berat makanan. Secara kuantitatif makanan yang disediakan atau dikonsumsi ditentukan oleh umur, jenis kelamin serta aktifitas.

Berhubungan dengan penilaian konsep makan sehat yang berasal dari bahan makanan sendiri adalah komposisi dan jumlah masing- masing bahan makanan yang dapat mempengaruhi proses sehat atau sakit.

e. Frekuensi Makan

Begitu pula frekwensi makan anak antara yang satu dengan yang lain juga barbeda. Frekwensi makan anak ada yang makan tiga kali sehari ditambah dengan makanan selingan namun ada yang makan dua kali sehari bahkan ada yang hanya makan satu kali sehari ditambah makanan selingan. Frekwensi dan waktu makan yang baik adalah :

1) Makan Pagi pukul 06.00–08.00 2) Makan Siang pukul 12.00–14.00 3) Makan Malam pukul 18.00–20.00

4) Makanan Selingan pukul 10.00–11.00 atau 16.00–17.00 f. Jenis Bahan makanan

Zat gizi yang dibutuhkan tubuh terdapat dalam bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Akan tetapi, masing-masing bahan makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda baik jenis maupun jumlahnya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizinya seseorang harus


(31)

mengkonsumsi bahan makanan yang beranekaragam.Semakin beragam bahan makanan yang dikonsumsi seseorang, maka kebutuhan gizinya akan terpenuhi. Hal ini sesuai dengan salah satu pesan dasar gizi seimbang, yaitu makanlah makanan yang beranekaragam setiap hari.

Bahan makanan yang dikonsumsi selain beranekaragam juga harus seimbang susunannya antara bahan satu dengan yang lain sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Lilik Saripah (1978: 10) bahwa makanan sehat harus mengandung semua zat makanan dalam proporsi yang tepat baik jumlah maupun kualitasnya.

Menurut Harper dalam Indriasari (1998: 17), ketentuan baik yang perlu diikuti dalam mengkonsumsi makanan adalah mengkonsumsi bahan makanan sekurang-kurangnya sepuluh bahan makanan yang berbeda setiap hari. Keragaman bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat dikategorikan :

1) Baik, jika masyarakat mengkonsumsi 10 atau lebih jenis bahan makanan yang brbeda setiap hari.

2) Sedang jika mengkonsumsi 6-9 jenis.

3) Kurang dari 5 jenis bahan makanan yang berbeda setiap harinya.

Frekuensi penggunaan bahan makanan yang dikonsumsi dapat menggambarkan frekuensi bahan makanan selama periode tertentu. Bahan makanan yang dikonsumsi dikelompokkan kedalam bahan makanan


(32)

serelia dan umbi-umbian, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

1) Serelia dan umbi-umbian

Bahan makanan serelia dan umbi-umbian merupakan bahan makanan yang mengandung karbohidarat. Yang termasuk bahan makanan serelia dan umbi-umbian antara lain : beras, jagung, tepung terigu roti, kentang ,singkong, ubi jalar, gembili, talas, uwi, mie, tepung beras, dan lain-lain.

2) Lauk hewani

Bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber protein yang bersal dari hewan. Yang termasuk dalam bahan lauk hewani antara lain : daging sapi, kambing, ayam, telur,jerohan,keju, bebek,menthok,ikan,udang,cumi-cumi.

3) Lauk nabati

Bahan lauk nabati adalah lauk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hasil olahannya, antara lain : tempe, tahu, kacang-kacangan,. Lauk nabati merupakan sumber protein.

4) Sayuran

Sayuran merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dimakan,antara lain daun, bunga, umbi maupun batang. Sayuran merupakan sumber mineral dan vitamin. Setiap jenis sayuran memiliki warna, rasa aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda, sehingga bahan pangan sayuran-sayuran dapat menambah variasi


(33)

makanan. Yang termasuk sayuran antara lain, kol, wortel, kentang, loncang, buncis, sawi hijau, dan lain-lain.

5) Buah-buahan

Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari. Pada umumnya buah merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah diartikan sebagai semua produk yang

dikonsumsi sebagai “pencuci mulut”. Yang termasuk buah antara

lain mangga, jeruk, apel, pisang, semangka, dan lain-lain. 6) Lain-lain

Yang termasuk dalam golongan ini, antara lain : gula, susu, kopi, teh, coklat, minyak goreng, mentega, saos, kecap, dan lain-lain.

g. Kebutuhan gizi

Kebutuhan gizi menggambarkan banyaknya masing-masing zat gizi minimal yang diperlukan oleh masing-masing individu agar tetap hidup sehat atau untuk mencegah terjadinya difisiency.Masing-masing individu tidak sama, ada yang tinggi ada yang rendah, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetika.

2. Anak Usia Sekolah Dasar

a) Karakteristik Anak Usia SD

Masa anak usia sekolah ditandai dengan masuknya anak ke sekolah dasar, anak mulai masuk dalam dunia baru dimana dia banyak


(34)

berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya. Pada masa ini anak cenderung menerima segala sesuatu yang disajikan kepadanya, tanpa suatu kritik. Berdasarkan hal ini maka pada tahun-tahun pendidikan sekolah dasar harus banyak diperhatikan dan diberi bimbingan.

Masa anak-anak menurut Aristoteles yang dikutip Kartini Kartono (1986: 37) dibagi menjadi tiga yatu: sejak lahir sampai 7 tahun disebut masa anak kecil, sedangkan umur 7–14 tahun disebut usia sekolah dan usia 14-21 tahun disebut masa remaja.Menurut Siti Zironah (1997: 14) masa anak diagi menjadi tiga yaitu: masa kanak- kanak dimulai dari lahir sampai umur 5 tahun,sedangkan masa anak sekolah adalah umur 6 tahun sampai 12 tahun, dan masa pubertas sejak umur 13 sampai 18 tahun. Dari uraian diatas nampak pengertian anak sekolah, dalam penelitian ini dibatasi pada anak sekolah yang berumur 6 sampai 12 tahun yang sedang belajar di sekolah dasar.

b) Konsumsi makan Anak Usia SD

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Makan merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia dan harus memenuhi keperluan tugas fisik tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan dan pengganti sel yang rusak. Dari makanan kita memperoleh zat gizi. Oleh karena itu bahan makanan yang dikonsumsi sedapat-dapatnya harus beraneka ragam.

Anak usia 6-12 tahun dikenal sebagai anak usia sekolah dasar merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan gizi


(35)

harus terpenuhi dengan sempurna yang dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya, khususnya dalam energi dan protein. Energi akan memberikan kalori yang bergua untuk melakukan aktifitas, sedangkan protein penting untuk perkembangan otaknya.

Menurut Syahmien Moehji (1992: 131) kecukupan gizi energi dan protein anak usia 6-12 tahun dapat dlihat pada tabel 2

Tabel 2 : Kecukupan Gizi Energi dan Protein Anak Sekolah Dasar Usia(tahun) Energi(kal) Protein(gr)

7-9 10-12

1600 1900

50 60 Sumber:Ilmu Gizi,(1992:131)

Soerdjoharjo dalam Rini Puji Astuti (1999: 18) mengemukakan bahwa makanan yang dikonsumsi anak harus memenuhi sarat tertentu,yaitu syarat kesehatan, dan makanan harus baik untuk dikonsumsi adalah : a) cukup memberikan kalori; b) harus ada perbandingan yang baik antara zat makanan pokok seperti karbohidrat, lemak dan protein; c) cukup megandung vitamin, garam dan mineral; d) mudah dicerna; dan e) sifat higienis.

Anak usia sekolah dasar membutuhkan suplai makanan yang memadai dalam jumlah dan kualitas untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, dan aktifitas yang dilakukan. Menurut Endang Mulyatiningsih (1995: 81) kecukupan zat gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, genetika,hamil dan menyusui. Kebutuhan energi pada dasarnya tergantung


(36)

pada empat faktor yang saling berkaitan yaitu kegiatan fisik, ukuran dan komposisi tubuh, umur, iklim dan faktor ekologi lainnya .

Makanan yang baik adalah makanan yang dapat menyediakan kebutuhan tubuh untuk memperoleh zat gizi dalam jumlah dan jenis yang cukup agar dapat digunakan untuk melangsungkan proses kehidupan.

3. Konsep Ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD

Seorang ibu dituntut untuk dapat menyediakan makanan yang berkualitas bagi keluarganya terutama anak sesuai dengan kecukupan gizinya sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan umurnya.

Kualitas hidangan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak akan zat gizi yang dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas anak yang tergolong tinggi. Susunan makanan dapat dikatakan baik apabila dapat memenuhi fungsi makanan bagi tubuh sebagai zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Beragamnya jenis makanan yang dikonsumsi sangat dianjurkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang mempunyai zat gizi lengkap sehingga memerlukan jenis makanan lain untuk melengkapinya.

Supaya dapat menyediakan makanan yang berkualitas, seorang ibu perlu memahami konsep tentang makan sehat sehingga dapat tersedia makanan yang sehat dikonsumsi oleh anak yang berpengaruh terhadap status kesehatannya, baik dalam jenis maupun jumlah yang dikonsumsinya.


(37)

Penilaian dalam mengkonsumsi pangan dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dapat diketahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis yang dikonsumsi, kebiasaan makan dan cara mendapatkan makanan. Secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah pangan yang dikonsumsi. Data penilaian ini dihitung konsumsi gizinya dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan.

Penilaian konsumsi pangan secara kuantitatif dapat menggunakan metode recall, dengan mencatat jenis bahan dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada beberapa hari yang lalu. Menurut Suhardjo (1989: 23) mengemukakan recall dilakukan selama dua sampai tiga hari berturut-turut supaya dapat meberikan gambaran secara umum

B. Kerangka Berpikir

Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologi dan lingkungan terutama keluarga, khususnya ibu. Kualitas hidangan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak akan zat gizi yang dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas anak yang tergolong tinggi.

Susunan makanan yang baik apabila dapat memenuhi fungsi makanan bagi tubuh sebagai zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat


(38)

Pengolahan dalam setiap makan sangat diperlukan untuk memberikan variasi teknik olah dengan tetap mempertimbangkan tujuan sebenarnya di dalam proses pengolahan, yaitu agar makanan mudah dicerna tubuh, memperbaiki aroma, rasa, tekstur, warna makanan,serte membebaskan makanan dari jasat renik dan bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.

Porsi dan frekuensi makan pada anak juga diperhatikan.Porsi makan anak perempuan dan laki-laki, begitupula frekuensi makan ada yang dua kali sehari ditambah selingan,atau ada yang makan satu kali sehari ditambah selingan

Adanya variasi konsep makan sehat anak sekolah dasar yang dimiliki ibu menimbulkan variasi konsep makan.

Ibu sebagai pengelola rumahtangga khususnya dalam penyediaan makan harus memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah dasar karena anak usia sekolah dasar membutuhkan unsur gizi dalam makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan pikirannya. Berhubungan dengan kenyataan tersebut maka ibu diharapkan memiliki pengetahuan tentang makan sehat.

Seorang ibu yang memiliki pengetahuan tentang makan sehat akan menyediakan makanan untuk keluarganya, khususnya untuk anaknya dengan mendasarkan kepada konsep yang dimilikinya sehingga tersedia makanan yang memenuhi syarat kesehatan. Jadi dari konsep yang dimiliki ibu tentang makan sehat, anak dapat mengkonsumsi makanan dengan baik, meskipun ibu tidak dapat menyediakan makanan sendiri dirumah. Hal ini dapat dilakukan


(39)

dengan mengajarkan pengetahuan yang dimiliki tentang makan sehat kepada orang lain yang menyediakan makanan dirumah.

Karena adanya variasi cara mendapatkan pengetahuan atau memahami konsep makan maka ada variasi konsep makan sehat pada ibu.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun mejing kidul, desa Ambarketawang ?”.


(40)

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat non hipotetik yaitu tanpa menguji hipotesis baik membandingkan variabel maupun menghubungkan variabel. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keadaan subyek penelitian secara mendalam. Bila ditinjau dari metodenya maka penelitian ini termasuk penelitian survei.

Seperti yang diungkapkan Suharsimi.A (1992: 86) bahwa metode survai merupakan salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang luas dan banyak. Disamping itu survei merupakan bagian dari studi diskriptif yang bertujuan untuk mencari informasi dari suatu keadaan (fenomena) secara mendalam.

B. Definisi Operasinoal Istilah

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.(Suharsimi Arikunto,2002: 91).

Agar dapat memperjelas dan menghindari terjadinya salah penafsiran, maka akan dikemukakan definisi operasional variabel penelitian yang ada sebagai berikut :

Konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar menggambarkan seberapa baik konsep makan sehat anak usia sekolah dasar yang dikuasai ibu.


(41)

C. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang,Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan juni 2006 sampai dengan juli 2006.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini populasi meliputi ibu-ibu di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, kecamatan Gamping. Berdasarkan data yang diperoleh baik dari daftar penduduk,maupun hasil observasi yang telah dilakukan,maka diketahui jumlah ibu didusun mejing kidul, desa Ambarketawang yang mempunyai anak usia sekolah dasar ada 70 orang.

Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subyek penelitian, maka jenis penelitian ini dapat disebut penelitian populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1992:102) bahwa disebut penelitian populasi apabila anggota populasi dijadikan subyek penelitian.

Besarnya sampel menurut Suharsimi Arikunto (1992: 107) adalah apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu besar serta untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam penarikan sampel atau sampling maka seluruh populasi diambil menjadi


(42)

E. Instrumen Penelitian

a. Teknik Pengukuran Intrumen

Dalam penelitian ini pengukuran instrumen dilakukan dengan berpedoman pada kajian teori yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian dijabarkan kedalam indikator-indikator yang dituangkan dalam butir-butir pernyataan Sedang pengukuran data yang terkumpul dilakukan dengan tanda chek list (  ) yang sesuai dengan butir pernyataan-pernyataan tersebut.

b. Validitas Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yanga digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto,2002:136 ).

Tabel 3. Kisi- kisi Instrumen Variabel Konsep

Pengukuran

Indikator Sub Indikator No Item Konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar Mengukur tinggi rendahnya konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar

Pengetahuan tentang makan sehat untuk anak usia sekolah dasar

- Pengertian - Sumber - Fungsi - Teknik Olah - Porsi - Keamanan makanan - Variasi 1-4 5-7 8-9 10-13 26,27,28 29-35 14-25


(43)

alternatif,drngan ketentuan jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Kemudian hasil penilaian dijumlahkan untuk masing-masing responden yang merupakan nilai total konsep makan sehat. Setelah diperoleh nilai total kemudian dikategorikan menurut nilai ideal, dimana kategori rendah diberi nilai 1, sedang adalah 2 dan kategori tinggi.

c. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode angket atau kuisioner

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,2002:128). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar.


(44)

data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan umum, maka teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode yang merupakan hasil yang sesuai dengan metode pengumpulan data secara sistematis tentang fenomena yang diselidiki untuk memperoleh kesimpulan (Nasir,1998:63). Data dikumpulkan, dikelompokkan, diinterprestasikan untuk kemudian disimpulkan. Data- data dalam penelitian ini merupakan data- data deskriptif berupa tabulasi dan dibuat prosentase untuk mempermudah dikelompokkan dalam bentuk uraian.

Menurut Sutrisno Hadi (2001:263) bahwa untuk memberi skor data dari masing- masing ubahan tersebut didasarkan pada kriteria normal yaitu:

Golongan baik : (Mean i + 1 SD) s/d (Mean i + 3 SD) Golongan cukup baik : (Mean i–1 SD) s/d (Mean i + 1 SD) Golongan kurang baik : (Mean i–3 SD) s/d (Mean i–1 SD)

Dimana harga M dan SD tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mi : 1/2 (Maksimum ideal + minimum ideal) SDi : 1/6 (Maksimium ideal–minimum ideal)

Untuk mengukur ketercapaian konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilakukan skoring pada instrumen yaitu 1 untuk jawaban


(45)

diperoleh dari mean ideal dibagi skor ideal dibandingkan dengan mean perolehan dibagi skor ideal.


(46)

A. Diskripsi Data Penelitian

1. Letak Geografis Desa Ambarketawang

Desa Ambarketawang yang beralamat di jalan wates km 5 Ambarketawang, Gamping, Sleman berada ditengah-tengah antara perbatasan dengan:

- Sebelah Utara : Desa Sidoarum - Sebelah Selatan : Desa Tamantirto - Sebeah Barat : Desa Balecatur - Sebelah Timur : Desa Banyuraden

Luas wilayah Desa Ambarketawang keseluruhan berjumlah 628 ha terdiri atas 588 ha dataran dan 40 ha perbukitan/pegunungan.

Wilayah Desa Ambarketawang dibagi menjadi 13 pedukuhan yaitu: - Mejing Lor

- Mejing Wetan - Mejing Kidul - Gamping Lor - Gamping Tengah - Gamping Kidul - Patukan


(47)

- Kalimanjung - Mancasan - Watulangkah

2. Kondisi Demografi Desa Ambarketawang

Wilayah desa Ambarketawang mempunyai jumlah pendudukan secara keseluruhan sebanyak 17.350 jiwa, dari jumlah tersebut penduduk desa Ambarketawang berwarga negara Indonesia sedangkan warga negara asing tidak ada. Dari luas keseluruhan wilayah desa Ambarketawang yaitu 628 ha, yang dijadikan pemukiman penduduk adalah 355 ha.

Jumlah penduduk desa Ambarketawang secara keseluruhan sebanyak 17.350 jiwa.

Tabel 4. Jumlah penduduk desa Ambarketawang menurut tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 2 3 4 5

SD/Sederajat SLTP

SLTA Akademia Universitas/PT

862 473 525 -Sumber: Profil Tingkat Pendidikan

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayah desa Ambarketawang menyelesaikan pendidikan SD/Sederajat sedangkan penduduk yang berpendidikan SLTP sebanyak 473 orang dan penduduk yang berpendidikan SLTA sebanyak 525 orang.


(48)

2 3 4 5 6 Peternakan Perikanan Industri kecil/Kerajinan Industri/sedang Jasa/Perdagangan

- Jasa pemerintahan/Non - Jasa lembaga keuangan - Jasa perdagangan - Jasa penginapan

- Jasa komunikasi dan Angkutan - Jasa pelayanan hukum dan Nasehat - Jasa keterampilan

- Jasa lainnya

451 211 214 259 1:459 240 320 23 75 3 293 28 Sumber: Profil Pekerjaan

B. Karasteristik Responden

Berdasarkan tingkat pendidikan ibu di dusun Mejing Kidul diketahui bahwa tingkat rata-rata dari responden adalah SMP.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan F Persentase

SD 13 18,57

SMP 47 67,14

SLTA 10 14,29

Perguruan Tinggi -

-Jumlah 70 100


(49)

Tabel 7. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar dilihat dari Pengertian Makanan sehat

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

1

Makanan empat sehat untuk anak sekolah dasar terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah , susu.

25 35,71 45 62,28 70 100

2

Makanan empat sehat lima sempurna untuk anak sekolah dasar lauk pauk, sayur, buah, susu, dan mie.

18 25,71 52 74,28 70 100

3

Makanan yang terdiri dari nasi dan sayuran termasuk menu yang lengkap untuk anak saya.

62 88,57 8 11,43 70 100

4

Menu daging dan sayuran adalah menu yang sehat untukanak saya

54 77,14 16 22,86 70 100


(50)

(57%) dan tidak 30,25 (43%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang konsep makan sehat anak usia sekolah dasar hanya diketahui oleh 40 orang ibu atau 57% orang ibu (lebih dari setengahnya).

Tabel 8. Konsep Ibu Tentang Makan sehat Anak Usia Sekolah Dasar dilihat dari sumber makanan.

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

F % F % N %

5

Coklat sangat baik sebagai pengganti nasi bagi anak sekolah dasar karena mengandung karbohidarat yang tinggi.

4 5,71 66 94,28 70 100

6

Makanan awetan seperti sarden mengandung gizi lebih baik dari makanan segar bagi anak sekolah dasar.

10 14,28 60 85,71 70 100

7

Protein yang terdapat pada susu,telur, ikan, sangat baik untuk pertumbuhan anak saya.

70 100 0 0 70 100


(51)

tidak 42 orang ibu (60%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari sumber makanan hanya diketahui kurang dari setengahnya ( 40%) orang ibu.

Tabel 9. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari Fungsi Makanan

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

8

Buah dan sayuran sangat baik untuk anak sekolah dasar terutama sebagai pengatur

pencernaan.

60 85,71 10 14,28 70 100

9

Manfaat protein yang terdapat pada susu untuk anak sekolah dasar adalah untuk pertumbuhan

70 100 0 0 70 100

Rata-rata 65 92,85 5 7,14 70 100 %

Berdasarkan pernyataan konsep ibu tenyang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari fungsi makanan perolehan jawaban ya 65 orang ibu (93%) dan tidak 42 orang ibu (7,14%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang


(52)

Tabel 10. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari Teknik Olah.

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

10 Makanan untuk anak sekolah dasar sebaiknya lembek.

0 0 70 100 70 100

11 Saya lebih sering memasak lauk untuk anak saya dengan cara digoreng.

61 87,14 9 12,86 70 100

12 Memasak makanan dari bahan hewani, seperti daging lebih baik dibakar atau dengan panas yang tinggi untuk anak sekolah dasar.

51 72,86 19 27,14 70 100

13 Sayuran yang saya berikan pada anak saya adalah sayuran bersantan.

41 58,57 29 41,43 100

Rata-rata 38,25 54,64 31,75 45,35 70 100%

Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari teknik olah, perolehan jawaban ya 38,25 orang ibu (55%) dan tidak 31,75 orang ibu (45%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang konsep


(53)

Tabel 11. Konsep Ibu tentang Makan Sehat anak Usia SD dilihat dari Variasi Hidangan.

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

14 Masakan lauk untuk anak saya setiap kali makan terdiri dari protein nabati dan hewani.

59 84,28 11 15,71 70 100

15 Kentucky banyak mengandung gizi dan aman dikonsumsi setiap saat untuk Anak saya

28 40 42 60 70 100

16 Anak saya lebih menyukai sayuran hijau daripada mengkonsumsi sayuran tidak berwarna.

64 91,43 6 8,57 70 100

17 Supaya tidak membosankan makanan pokok nasi dapat diganti bahan lain seperti roti atau sandwich untuk anak saya.


(54)

perlu disajikan untuk makanan anak saya karena mengandung gizi yang utuh

19 Anak usia sekolah dasar sebaiknya sudah dikenalkan dengan makanan pedas.

60 85,71 10 14,28 70 100

20 Saya membuat variasi makanan dari satu jenis bahan, seperti tempe yang dibuat perkedel untuk anak saya.

48 68,57 22 31,43 70 100

21 Menu yang disajikan untuk makan siang dan makan malam sering sama untuk anak saya

58 82,86 12 17,14 70 100

22 Coklat, permen, jelly merupakan makanan yang baik dikonsumsi anak sekolah dasar.

9 12,86 61 87,14 70 100

23 Saya tidak membatasi porsi makan anak saya demi

pertumbuhannya.


(55)

protein yang tinggi dan penting sebagai zat pembangun tubuh.

25 Hidangan makan pagi anak sekolah dasar dapat terdiri dari roti dan susu.

63 90 7 10 70 100

Rata-rata 43,58 62,26 26,42 37,73 70 100

Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari variasi hidangan, perolehan jawaban ya 43,58 orang ibu (62%) dan tidak 26,42 orang ibu (38%). Artinya bahwa pemahaman konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari variasi hidangan sebagian besar sudah memahami ( 62,26%) atau 44 orang ibu.

Tabel 12. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari Porsi Makan

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

26 Nasi yang dihidangkan untuk makan pagi anak sekolah dasar adalah sekitar 1 gelas (140 gram).

8 11,43 62 88,57 70 100

27 Seiris tempe 50 gram sama nilainya dengan 25 gram daging.


(56)

Rata-rata 20,67 29,52 49,33 70,47 70 100

Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari porsi makan diperoleh jawaban ya 20,67 orang ibu (30%) dan tidak 49,33 orang ibu (70%). Artinya bahwa pemahaman konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari porsi makan hanya diketahui oleh 21orang ibu atau 30% ibu (kurang dari setengahnya)

Tabel 13. Konsep Ibu Tentang makan Sehat anak Usia SD dilihat dari Keamanan Makanan

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

Ya Tidak

f % F % N %

29 Makanan yang aman untuk dikonsumsi anak sekolah dasar adalah makanan yang terhindar dari bahan kimia tertentu seperti pewarna sintetis dan siklamat.

54 77,14 16 22,86 70 100

30 Es yang dijual dengan sirup merah menyala baik dikonsumsi oleh anak sekolah dasar.


(57)

dikonsumsi anak sekolah dasar. 32 Motto/vetsin yang

ditambahkan dalam makanan anak sekolah dasar dalam setiap hidangan makanan adalah ½ sendok teh.

16 22,86 54 77,14 70 100

33 Anak saya menyukai makanan jajanan berkuah dengan saus yang banyak.

18 25,71 52 74,28 70 100

34 Makanan jajanan sehat perlu dicontohkan pada anak supaya anak sekolah dasar terbiasa jajan yang sehat

62 88,57 8 11,43 70 100

35 Pisang goreng, combro, gethuk adalah makanan jajanan yang sehat untuk dikonsumsi anak saya.

67 95,71 3 4,28 70 100

31,86 45,51 38,14 54,43 70 100

Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari keamanan makanan, perolehan jawaban ya 31,86 orang ibu (46%) dan tidak 38,14 orang ibu (54%). Artinya bahwa pemahaman konsep ibu


(58)

Tabel 14. Perhitungan indikator konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar

No Indikator Ketercapaian Rangking keteKeterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pengertian makanan sehat Sumber makanan Fungsi makanan Teknik olah Variasi hidangan Porsi makan Keamanan makanan 57% 40% 93% 55% 62% 30% 45% 3 6 1 4 2 7 5

Lebih dari ½ nya Kurang ½ nya Sebagian besar Lebih dari ½ nya Sebagian besar Kurang ½ nya Kurang ½ nya Rata-rata 54,57%

Diagaram konsep ibu tentang makan sehat anak usia SD

57 40 93 55 62 30 45 0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6 7

indikator

p

ersen Series 1

Ket:

1. Pengertian makan sehat 2. Sumber makana

3. Fungsi makanan 4. Teknik olah 5. Variasi makanan 6. Porsi makan


(59)

(40) orang ibu yang memahami atau lebih dari setengahnya, sumber makanan 40% (28) orang ibu atau kurang dari setengahnya yang memahinya, fungsi makanan 93% (65) orang ibu atau sebagian besar sudah memahami, teknik olah 55% (38) orang ibu atau lebih dari setengahnya memahami, variasi hidangan 62% (44)orang ibu atau sebagian besar sudah memahaminya, porsi makan 30% (21) orang ibu atau kurang dari setengahnya yang memehaminya, dan keamanan makanan 46% (32) orang ibu atau hanya sebagian yang memahami konsep makan sehat.

Konsep makan sehat anak usia sekolah dasar menu dilihat dari pengertian makanan sehat, fungsi makan sehat, variasi hidangan dan tenik olah menunjukkan sebagian besar sudah dipahami oleh ibu. Sedangkan dilihat dari sumber makanan, porsi makan dan keamanan makanan menunjukan kurang dipahami oleh ibu.

Selanjutnya untuk mengidentifikasikan tinggi rendahnya konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar, maka dari nilai ideal instrumen dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu kurang, cukup dan baik.

Ber dasarkan kategori tersebut maka konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, dapat dilihat pada tabel 15


(60)

2 3

11,8–23,4 23,5 - 35

Cukup Baik

63 7

90 10

Jumlah 70 100

Dari tabel 15, dapat terlihat bahwa kategori konsep ibu tentang makan sehat anak usia SD di dusun Mejing Kidul,pada kategori kurang tidak ada, kategori sedang sebesar 90 % dan kategori tinggi sebesar 10 %, skor rata-rata 18,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, Desa Ambarketawang berada pada kategori cukup.

Apabila dibandingkan dengan rerata skor ideal yaitu 23,48 : 35 = 0,67 maka data perolehan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar 18,7 : 35 = 0,53, artinya bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar ditinjau dari menu,sumber, fungsi, variasi, teknik olah, porsi dan keamanan makan masih dibawah rerata ideal sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu masih kurang memahami konsep makan sehat.

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul adalah sebesar 54,57% atau hanya sebagian yang memahami konsep makan sehat.

Hal ini menunjukkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar masih kurang . Jika dibandingkan dengan kriteria kurang dan baik,


(61)

anak usia sekolah dasar. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya jenis kelamin, umur, pengalaman, situasi dan dorongan.

Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh RR. Rini Pujiastuti tahun 1999 mengenai konsep ibu taentang makan sehat dan anak kegemukan di SD Muhamadiyah Sapen hasilnya sedikit berbeda. Dapat diketahui tingkat pendidikan yang dimiliki ibu memiliki pengaruh terhadap konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar.

Keadaan tersebut harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait diantaranya perlu ditingkatkan kesadaran ibu tentang makan sehat yang dapat dilakukan dengan cara memberi penyuluhan sampai dengan memberikan buku atau selebaran kepada ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Sedangkan bagi para ibu hendaknya memiliki kemauan yang tinggi untuk mencari pengetahuan tentang konsep makan sehat. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini diantaranya Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk memberikan penyuluhan.


(62)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul sebagai berikut:

1. Konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian dari aspek pengertian makanan sehat (57%),sumber makanan (40%), fungsi makanan (93%), teknik olah (55%), variasi hidangan (62%), porsi makan (30%),dan keamanan makanan (46%). 2. Dibandingkan dengan rata-rata ideal yaitu 67% konsep ibu tentang

makan sehat anak usia sekolah dasar diperoleh 55%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep makan sehat anak usia sekolah dasar ada di bawah rerata ideal.

3. Ranking konsep ibu tentang makanan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian aspek fungsi makanan (93%) pada urutan 1 (satu), variasi hidangan (62%) pada urutan ke 2 (dua), pengertian makan sehat (57%) pada urutan ke 3 (tiga), teknik olah (55%) pada urutan ke 4 (empat), keamanan makanan (46%) pada urutan ke 5 (lima), sumber makanan (40%) pada urutan ke 6 (enam), porsi makanan (30%) pada urutan ke 7 (tujuh).


(63)

maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Orang tua khususnya ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga memiliki konsep makan sehat yang lebih baik terutama dalam hal sumber makanan, porsi makan dan keamanan makan. Cara ini dapat dilakukan dengan menambah wawasan melalui buku bacaan, artikel serta media lain yang berhubungan dengan gizi.

2. Bagi instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK agar memberikan penyuluhan tentang makan sehat.

3. Bagi mahasiswa, perlu diadakan penelitian lebih lanjut terutama pada faktor lain yang belum terungkap pada penelitian ini seperti faktor penyebab.


(64)

Arisman. (2004). Gizi dalam Daur kehidupan. Jakarta : Egc Corputty. (1983). Ilmu Gizi. Jakarta: PN. Blai Pustaka

Endang Mulyatiningsih. (1995). Ilmu Gizi. FPTK IKIP Yogyakarta

Hardinsyah dan Drajat Martianto. Gizi Terapan. Bandung: PAU Pangan dan Gizi IPB

Kartasapoetra . (1990). Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Lilik Saripah dan Sudaryanti. (1979). Ilmu Gizi untuk SMTK. Jakarta: Direktorat Jendral Menengah dan Kejuruan

Made Astawan. (1998). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Nazir. (1998). Metode Peneitian. Jakarta : Graha Indonesia

Poerwodarminto. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sugiyono.(2003). Statistika untuk penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta Bandung Suhardjo. (1989). Berbagai cara pendidikan gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan

Gizi

Suharsimi A. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Cipta. Suharsimi A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Sutrisno Hadi. (2001). Metodologi ResearchJilid III. Yogyakarta : Andi Offset


(65)

1. Rumus

a. M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal) b. SD = 1/6 (Maksimum Ideal–Minimum Ideal) c. Penentuan Kategori

Golongan baik : (Mi + 1 SD) s/d (Mi + 3 SD) Golongan cukup baik : (Mi - 1 SD) s/d (Mi + 1 SD) Golongan kurang baik : (Mi + 3 SD) s/d (Mi + 1 SD)

2. Perhitungan

a. Konsep ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD 1) M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal)

M = ½ (35 + 0) M = ½ (35) M = 17,5

SD = 1/6 (Maksium Ideal–Minimum Ideal) SD = 1/6 (35–0)

SD = 1/6 (35) SD = 5,83

2) Penetuan Kategori


(66)

Golongan cukup baik = (Mi–1 SD) s/d (Mi + 1 SD) = (17,5–5,8) s/d (17,5 + 5,8) = 11,7 s/d 23.3

Golongan kurang baik = (Mi–3SD) s/d (Mi–1 SD) = (17,5–17,4) s/d (17,5–5,8) = 0,1 s/d 11,7


(1)

maka rentang nilah cukup jauh. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu bukan merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap konsep makan sehat anak usia sekolah dasar. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya jenis kelamin, umur, pengalaman, situasi dan dorongan.

Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh RR. Rini Pujiastuti tahun 1999 mengenai konsep ibu taentang makan sehat dan anak kegemukan di SD Muhamadiyah Sapen hasilnya sedikit berbeda. Dapat diketahui tingkat pendidikan yang dimiliki ibu memiliki pengaruh terhadap konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar.

Keadaan tersebut harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait diantaranya perlu ditingkatkan kesadaran ibu tentang makan sehat yang dapat dilakukan dengan cara memberi penyuluhan sampai dengan memberikan buku atau selebaran kepada ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Sedangkan bagi para ibu hendaknya memiliki kemauan yang tinggi untuk mencari pengetahuan tentang konsep makan sehat. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini diantaranya Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk memberikan penyuluhan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul sebagai berikut:

1. Konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian dari aspek pengertian makanan sehat (57%),sumber makanan (40%), fungsi makanan (93%), teknik olah (55%), variasi hidangan (62%), porsi makan (30%),dan keamanan makanan (46%). 2. Dibandingkan dengan rata-rata ideal yaitu 67% konsep ibu tentang

makan sehat anak usia sekolah dasar diperoleh 55%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep makan sehat anak usia sekolah dasar ada di bawah rerata ideal.

3. Ranking konsep ibu tentang makanan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian aspek fungsi makanan (93%) pada urutan 1 (satu), variasi hidangan (62%) pada urutan ke 2 (dua), pengertian makan sehat (57%) pada urutan ke 3 (tiga), teknik olah (55%) pada urutan ke 4 (empat), keamanan makanan (46%) pada urutan ke 5 (lima), sumber makanan (40%) pada urutan ke 6 (enam), porsi makanan (30%) pada urutan ke 7 (tujuh).


(3)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulaan penelitian yang telah dikemukakan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Orang tua khususnya ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga memiliki konsep makan sehat yang lebih baik terutama dalam hal sumber makanan, porsi makan dan keamanan makan. Cara ini dapat dilakukan dengan menambah wawasan melalui buku bacaan, artikel serta media lain yang berhubungan dengan gizi.

2. Bagi instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK agar memberikan penyuluhan tentang makan sehat.

3. Bagi mahasiswa, perlu diadakan penelitian lebih lanjut terutama pada faktor lain yang belum terungkap pada penelitian ini seperti faktor penyebab.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2004). Gizi dalam Daur kehidupan. Jakarta : Egc Corputty. (1983). Ilmu Gizi. Jakarta: PN. Blai Pustaka

Endang Mulyatiningsih. (1995). Ilmu Gizi. FPTK IKIP Yogyakarta

Hardinsyah dan Drajat Martianto. Gizi Terapan. Bandung: PAU Pangan dan Gizi IPB

Kartasapoetra . (1990). Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Lilik Saripah dan Sudaryanti. (1979). Ilmu Gizi untuk SMTK. Jakarta: Direktorat Jendral Menengah dan Kejuruan

Made Astawan. (1998). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Nazir. (1998). Metode Peneitian. Jakarta : Graha Indonesia

Poerwodarminto. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sugiyono.(2003). Statistika untuk penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta Bandung Suhardjo. (1989). Berbagai cara pendidikan gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan

Gizi

Suharsimi A. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Cipta. Suharsimi A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Sutrisno Hadi. (2001). Metodologi ResearchJilid III. Yogyakarta : Andi Offset Syahmien Moehji. (1992). Ilmu Gizi-II. Jakarta: Bharata


(5)

PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Rumus

a. M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal) b. SD = 1/6 (Maksimum Ideal–Minimum Ideal) c. Penentuan Kategori

Golongan baik : (Mi + 1 SD) s/d (Mi + 3 SD) Golongan cukup baik : (Mi - 1 SD) s/d (Mi + 1 SD) Golongan kurang baik : (Mi + 3 SD) s/d (Mi + 1 SD)

2. Perhitungan

a. Konsep ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD 1) M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal)

M = ½ (35 + 0) M = ½ (35) M = 17,5

SD = 1/6 (Maksium Ideal–Minimum Ideal) SD = 1/6 (35–0)

SD = 1/6 (35) SD = 5,83

2) Penetuan Kategori


(6)

= (17,5 + (5,8) s/d (17,5 + 17,4) = 23.3 s/d 34.9

Golongan cukup baik = (Mi–1 SD) s/d (Mi + 1 SD) = (17,5–5,8) s/d (17,5 + 5,8) = 11,7 s/d 23.3

Golongan kurang baik = (Mi–3SD) s/d (Mi–1 SD) = (17,5–17,4) s/d (17,5–5,8) = 0,1 s/d 11,7


Dokumen yang terkait

Penyuluhan tentang Penyakit Diabetes Mellitus dan Osteoarthritis di Dusun Kaliabu, Ambarketawang, Gamping, Sleman

0 4 74

PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DI KWT AN-NABA PADUKUHAN GAMPING LOR, DESA AMBARKETAWANG, KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN

1 10 115

PENDIDIKAN AKHLAK ISLAMI PADA ANAK USIA DINI DI TKIT NURUL ITTIHAD GAMPING LOR, AMBARKETAWANG, GAMPING, SLEMAN

0 3 123

GAMBARAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA Gambaran Sikap Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMP NEGERI 4 GAMPING Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta.

0 1 198

Perbedaan Indeks Entomologi Pemantauan Jumantik Dewasa dan Jumantik Anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 30- 36 BULAN DI POSYANDU GAMPING KIDUL AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN

0 0 9

PADA AKSEPTOR AKSEPTOR KB KB KB IIIIUD UD UD DI DI DI DESA DESA DESA AMBARKETAWANG AMBARKETAWANG AMBARKETAWANG GAMPING GAMPING SLEMAN SLEMAN TAHUN TAHUN TAHUN 2011 2011 NASKAH NASKAH PUBLIKASI PUBLIKASI - GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PEMAKAIAN IUD PADA

0 0 7

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-3 TAHUN DI DESA NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-3 TAHUN DI DESA NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 9

SURVEI TENTANG PEMBERIAN TOILET TRAINING BAGI ANAK USIA BALITA PADA IBU-IBU DI DESA DONOHARJO, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA

0 3 134