HERMAN ESTU WICAKSONO 4384 2010
PENILAIAN KINERJA PADA PDAM KABUPATEN MADIUN DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
HERMAN ESTU WICAKSONO NIM F3307061
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain, karena sesungguhnya hal itu akan bermanfaat juga bagi diri kamu sendiri
Manfaatkanlah waktu dengan baik karena waktu tidak akan pernah kembali
Tuntutlah ilmu setingginya dan pergunakan ilmu tersebut untuk kebaikan, baik bagi dirimu maupun orang lain
Jalanilah hidup ini dengan sabar, ikhlas, tawakal dan percaya pada diri sendiri dan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Karya ini kupersembahkan kepada Bapak dan Ibuku
Untukku dan masa depanku Seseorang yang spesial Semua sahabt-sahabatku Alamamaterku
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul Penilaian Kinerja Pada PDAM Kabupaten Madiun Ditinjau Dari Aspek Keuangan Dan Non Keuangan.
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Ibu Sri Murni, SE, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi pada Program Diploma III FE UNS.
3. Ibu Dra. Setianingtyas H, MM, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Tugas Akhir yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah membekali ilmu pengetahuan.
(4)
5. Bapak Drs. Subyantoro, M.Si selaku Direktur Utama PDAM Kabupaten Madiun yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan magang kerja di Instansi yang bapak pimpin.
6. Bapak Sumariyono, SE selaku Kepala Bagian Akuntansi yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan magang kerja.
7. Seluruh staf dan karyawan PDAM Kabupaten Madiun (Bpk Mahadi, Ibu Hani, Ibu Sri, Mbak Ira, Mbak Iik, Bpk Suyitno, Bpk Mudji) yang dengan sabar selalu memberikan kemudahan dan bantuan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan penulis.
8. Orang-orang yang sangat penulis sayangi, Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dorongan serta semangat baik material maupun spiritual.
9. Teman-teman kos “Kamto House” (Adit, Aji, Simbah, Roby, Shenkli, Mas Tama, Rahmat) semoga semakin rajin dan serius dalam kuliah sehingga cepat lulus.
10. Seorang yang spesial yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa DIII Akuntansi khususnya angkatan 2007, tetap semangat untuk kalian semua dan semoga sukses.
12. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir dan tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
(5)
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
Surakarta, Juni 2010
Penulis DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... ... xiv
(6)
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 1
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 1
2. Visi, Misi Dan Motto... 2
3. Tugas Utama Perusahaan... 3
4. Program Kerja Perusahaan... 3
5. Tarif Pemakaian Air Dan Kelompok Pelanggan... 5
6. Deskripsi Jabatan... 9
B. LATAR BELAKANG... 16
C. PERUMUSAN MASALAH ... 19
D. TUJUAN DAN MANFAAT ... 19
1. Tujuan ... 19
2. Manfaat ... 20
E. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN ... 21
(7)
A. TINJAUAN PUSTAKA ... ...22 1. Pengertian Laporan Keuangan ...
22
2. Komponen Laporan Keuangan ... 23
3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 24
4. Tujuan Laporan Keuangan... 25
5. Analisis Laporan Keuangan ... 25
6. Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 26
7. Pengertian Penilaian Kinerja... 28
8. Aspek Keuangan... 28
9. Aspek Non Keuangan ... 34
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 43
(8)
1. Aspek Keuangan... ...43 2. Aspek Non Keuangan ... ...54 BAB III TEMUAN
1. KELEBIHAN ... ...67 2. KELEMAHAN ... ...69 BAB IV PENUTUP
1. SIMPULAN... ...72 2. REKOMENDASI ... 7
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel I. 1 Daftar Tarif Progesif Pemakaian Air per m3 ... 6
Tabel I. 2 Daftar Biaya Jasa Pemakaian Air ... 6
Tabel II. 1 Daftar Nilai Kinerja Aspek Keuangan... 33
Tabel II. 2 Daftar Nilai Kinerja Aspek Oprasional ... 38
Tabel II. 3 Perhitungan Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif... 43
Tabel II. 4 Perhitungan Rasio Laba Terhadap Penjualan... 45
(10)
Tabel II. 6 Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas ... 47
Tabel II. 7 Perhitungan Rasio Total Aktiva Terhadap Total Utang ... 49
Tabel II. 8 Perhitungan Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi.... 50
Tabel II. 9 Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo ... 51
Tabel II. 10 Perhitungan Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan Air ... 52
Tabel II. 11 Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang ... 53
Tabel II. 12 Perhitungan Efektifitas Penagihan... 54
Tabel II. 13 Perhitungan Cakupan Pelayanan ... 55
Tabel II. 14 Perhitungan Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi ... 57
Tabel II. 15 Perhitungan Tingkat Kehilangan Air... 58
Tabel II. 16 Perhitungan Peneraan Meter Air ... 59
Tabel II. 17 Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-Rata per Bulan ... 61
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel Penilaian Aspek Keuangan 2 Tabel Penilaian Aspek Oprasional 3 Tabel Penilaian Aspek Administrasi
4 Penilaian Kinerja PDAM Kabupaten Madiun 5 Neraca
(13)
7 Tabel Indikator Utama
8 Kepmendagri No 47 Tahun 1999 9 Surat Pengantar Izin Magang 10 Surat Jawaban dari Instansi Magang
11 Surat Keterangan telah melakukan kegiatan magang 12 Surat Pernyataan
ABSTRACT
PENILAIAN KINERJA PADA PDAM KABUPATEN MADIUN DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Herman Estu Wicaksono F 3307061
PDAM Kabupaten Madiun is one of the government company which the provides of clean water. This time PDAM is the only local company that provides of clean water for the pubilc society. Generally, government company is not only
(14)
the pursuit of profit oriented, but also has a major task for the welfare of the people
The financial report is one source of information is very important for a company. The financial statements used to know about the financial condition of a company which will be used as a basis for decision making. The financial statements required by all companies, both profit-oriented companies and non profit oriented. The financial statements can also be used for assessing the performance of a company at a certain period.
This research aimed to assess the performance of the PDAM Kabupaten Madiun in 2006 until 2008. Performance appraisals are conducted at the PDAM Kabuptaen Madiun are reviewed from two aspects, that is financial aspects and non financial aspects. One of the most frequently technique used is financial statement analysis.
Based on research that has been done concerning the assessment of performance at PDAM Kabupaten Madiun, the level of success at PDAM Kabupaten Madiun district in 2006 is enough, with the results of the performance score of 49,86. The level of success at PDAM Kabupaten Madiun in 2007 is enough, with the results of the performance score of 59,23. The level of success PDAM Kabupaten Madiun rate in 2008 is enough, with the results of the performance score of 54,75.
Keyword : Financial Report, Financial Statement Analysis, PDAM
ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA PADA PDAM KABUPATEN MADIUN DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Herman Estu Wicaksono F 3307061
PDAM Kabupaten Madiun merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih bagi masyarakat.
(15)
Saat ini PDAM merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang bergerak dalam hal penyediaan air bersih yang berorientasi pada pelayanan publik, perusahaan yang berorientasi pada pelayanan publik pada umumnya tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga mempunyai tugas utama untuk mensejahterakan rakyat
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya akan dapat dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan. Laporan keuangan diperlukan oleh semua perusahaan, baik perusahaan yang berorientasi pada keuntungan maupun yang tidak berorientasi pada keuntungan. Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja dari suatu perusahaan pada periode tertentu.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai kinerja pada PDAM Kabupaten Madiun dari yahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Penilaian kinerja yang dilakukan pada PDAM Kabupaten Madiun ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah teknik analisis laporan keuangan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penilaian kinerja pada PDAM Kabupaten Madiun, maka tingkat keberhasilan PDAM Kabupaten Madiun pada tahun 2006 masuk dalam kategori cukup, dengan hasil nilai kinerja sebesar 49,86. Tingkat keberhasilan PDAM pada tahun 2007 masuk dalam kategori cukup, dengan hasil nilai kinerja sebesar 59, 23. Tingkat keberhasilan PDAM pada tahun 2008 masuk dalam kategori cukup, dengan hasil nilai kinerja sebesar 54,75.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, Analisis Laporan Keuangan, PDAM
BAB I
(16)
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Madiun dibangun sejak tahun 1987 oleh proyek peningkatan sarana air bersih Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Hasil pembangunan tersebut diserahkan dan dikelola oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pinpro PPSAB Jawa Timur Nomor: 498/KPTS/1987, tanggal 26 Oktober 1987 dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan tanpa meninggalkan fungsi sosial.
Sarana penyediaan air bersih ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Bapak Soelarso pada tanggal 28 Desember 1992, kemudian statusnya dialihkan dari Badan Pengelola Air Minum (BPAM) menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun yang disahkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun Nomor: 4 Tahun 1993 tanggal 19 Januari 1993 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 318/P/1993 pada tanggal 15 Juli 1993, diundangkan dalam lembaran daerah Kabupaten Madiun tahun 1993 Seri C pada tanggal 20 Juli 1993 Nomor 06 C
Dengan berjalannya waktu dan berkembangnya perusahaan, maka peraturan daerah tentang pendirian perusahaan (Perda Nomor 4 Tahun 1993) disempurnakan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2003 tentang pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Madiun.
(17)
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Madiun berkantor pusat di Caruban dengan unit pelayanannya tersebar di beberapa kecamatan. Daerah pemasaran PDAM Kabupaten Madiun meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun yang mencapai 15 kecamatan.
2. Visi, Misi dan Motto
PDAM sebagai perusahaan yang melayani air bersih pada masyarakat perlu merumuskan visi dan misi yang harus diungkapkan dengan tepat dan jelas, karena akan menjadi landasan dan menentukan arah dari strategi dan sasaran utama perusahaan.
Visi PDAM Kabupaten Madiun adalah menjadikan perusahaan yang sehat, berkualitas, mandiri dan prima dalam pelayanan.
Sedangkan misi PDAM Kabupaten Madiun adalah mempunyai komitmen dalam meningkatkan dan mengutamakan pelayanan yang profesional, menjadi mitra sejati pelanggan menuju sehat sejahtera.
Motto PDAM Kabupaten Madiun adalah lancar dan mantap pelayanannya. Disamping itu dalam menjalankan operasionalnya, PDAM Kabupaten Madiun berkeinginan untuk senantiasa memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat secara menyeluruh sehingga terjalin kerjasama atau kemitraan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.
(18)
Tugas utama PDAM Kabupaten Madiun adalah menyelenggarakan pengolahan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek kesehatan dan sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan dan memberikan pelayanan umum bagi penduduk di wilayah Kabupaten Madiun. Dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, PDAM Kabupaten Madiun mengambil air dari sumber (mata air) yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Madiun dan kemudian diolah sehingga menjadi air bersih yang siap digunakan oleh masyarakat
5. Program Kerja PDAM Kabupaten Madiun
PDAM Kabupaten Madiun sebagai unit usaha yang melayani kebutuhan hajat hidup orang banyak yaitu air, perlu meningkatkan kemampuan pelayanannya dari waktu ke waktu sejalan dengan kecenderungan arah perkembangan pembangunan, pertambahan perumahan, perkembangan penduduk dan kenaikan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Madiun.
Oleh karena itu PDAM sangat memerlukan suatu business plan (rencana kerja) yang merupakan suatu pedoman bagi perusahaan. Rencana pengembangan yang dibuat secara mendasar, menyeluruh dan berkesinambungan untuk jangka waktu lima tahun ke depan yang disusun dengan memperhatikan potensi dan kendala yang ada pada perusahaan dan lingkungannya.
(19)
Perumusan indikator program kerja bidang perencanaan teknis: 1) Peningkatan cakupan pelayanan sebanyak 20%.
2) Menurunkan kebocoran air hingga 30%. 3) Meningkatkan kapasitas produksi air.
4) Melaksanakan program-program pemeliharaan, baik pemeliharaan gedung, sambungan dan jaringan.
5) Peningkatan monitoring atau evaluasi kualitas dan kuantitas air secara menyeluruh.
6) Melaksanakan program-program pelatihan karyawan bagian perencanaan dan produksi.
b. Program Kerja Bidang Keuangan, diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan dan adanya efisiensi biaya. Untuk bidang peningkatan pendapatan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penyesuaian tarif, sebagai upaya menutupi kenaikan biaya yang disebabkan oleh adanya perubahan harga, misalnya: listrik, BBM, biaya pemeliharaan dan inflasi.
2) Penekanan biaya, ditujukan untuk mengeluarkan biaya sesuai dengan standar tapi bukan penghematan melainkan mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk dimanfaatkan.
3) Pembenahan struktur keuangan.
4) Pembenahan laporan keuangan, ditujukan untuk mempercepat proses pelaporan serta efisiensi dalam penginputan data.
(20)
Program kerja bagian umum menekankan pada peningkatan sumber daya manusia yang mempunyai program kerja sebagai berikut:
1) Sosialisasi struktur organisasi dan tata kerja, ditujukan untuk memberikan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing karyawan, yang disosialisasikan salah satunya dalam bentuk pemasangan struktur organisasi.
2) Menyelenggarakan pelatihan karyawan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan perubahan kultur dari pasif menjadi aktif.
3) Evaluasi program perbaikan kesejahteraan karyawan melalui peningkatan gaji, tunjangan, insentif, penghargaan dan bonus.
6. Tarif Pemakaian Air dan Kelompok Pelanggan
Berdasarkan Peraturan Bupati Madiun No: 16 tahun 2009, tarif air minum pada PDAM Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:
(21)
Kelompok
Pelanggan Jenis Pelanggan
Tarif Progresif per m3 0-10 m3
(Rp)
Di atas 10 m3 (Rp)
Kelompok I Sosial Umum 850 1000
Sosial Khusus 850 1000
Kelompok II Rumah Tangga A 1500 1650
Rumah Tangga B 1650 2000
Kelompok III Pemerintah 2145 2475
Niaga Kecil 2145 2475
Industri Kecil 2220 2550
Kelompok IV
Niaga Besar Industri Besar
Semua pelanggan yang tidak termasuk pada kelompok I,II,III 2310 2390 1650 2640 2720
Sumber : PDAM Kabupaten Madiun
Tabel I.2. Daftar Biaya Jasa Pemakaian Air Kelompok Jenis Pelanggan Jasa Jasa Pelanggan Administrasi (Rp) Pemeliharaan (Rp)
Kelompok I Sosial Umum 5.500 2.500
Sosial Khusus 5.500 2.500
Kelompok II Rumah Tangga A 5.500 2.500
Rumah Tangga B 5.500 2.500
Kelompok III Pemerintah 5.500 3.500
Niaga Kecil 5.500 3.500
Industri Kecil 5.500 4.500
Niaga Besar 5.500 5.500
Industri Besar 5.500 6.500
Sumber : PDAM Kabupaten Madiun
Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum dikelompokkan menjadi 4 (Empat) kelompok yaitu:
(22)
1) Sosial Umum adalah golongan pelanggan yang kegiatan sehari-harinya memberikan pelayanan untuk kepentingan umum khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah antara lain:
a) Kran umum / hidran umum b) Kamar mandi umum c) WC umum
2) Sosial Khusus adalah golongan pelanggan yang kegiatan sehari-harinya memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat serta mendapatkan sumber dana, antara lain:
a) Yayasan sosial
b) Sekolah negeri / swasta c) Panti asuhan
d) Rumah sakit pemerintah e) Puskesmas
f) Klinik pemerintah g) Tempat-tempat ibadah
b. Kelompok II
Rumah Tangga adalah pelanggan rumah tangga yang dalam rumah tangga tersebut berfungsi sebagai tempat tinggal, terdiri atas:
(23)
1) Rumah Tangga A, adalah rumah tangga biasa yang dialiri dari sumber air grafitasi, khusus pelanggan yang berada di daerah lereng pegunungan yaitu unit Gemarang dan Kare.
2) Rumah Tangga B, adalah pelanggan rumah tangga biasa yang berada diwilayah pelayanan PDAM Kabupaten Madiun kecuali unit Gemarang dan Kare.
c. Kelompok III, terdiri dari: 1) Pemerintahan
a) Kantor / instansi pemerintah dan swasta, asrama pemerintah. b) Kolam renang milik pemerintah
c) Badan Usaha Milik Daerah
d) TNI dan POLRI, yang sarana dan prasarananya dikelola oleh TNI dan POLRI.
2) Niaga Kecil adalah golongan pelanggan yang kegiatan sehari-harinya berhubungan dengan usaha yang dapat mendatangkan keuntungan, antara lain:
a) Kios / warung b) Toko
c) Koperasi
d) Losmen / penginapan e) Salon kecantikan
(24)
3) Industri Kecil: Industri tegel dan beton, industri penggergajian kayu dan industri kecil lainnya.
4) Niaga Besar terdiri dari hotel, restoran, kolam renang milik swasta, supermarket, SPBU dan usaha-usaha besar lainnya.
5) Industri Besar terdiri dari perusahaan manufaktur, perusahaan elektronik dan industri besar lainnya.
7. Deskripsi Jabatan
Tugas dari masing-masing jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi terebut adalah sebagai berikut:
a. Bupati
Mempunyai wewenang untuk menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan bagi perusahaan, yang mempunyai hak untuk:
1) Memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan dari Direksi atau Dewan Pengawas.
2) Mengangkat dan memberhentikan Direksi atau Dewan Pengawas. 3) Mengesahkan program kerja dan anggaran perusahaan.
4) Mengesahkan laporan tahunan perusahaan.
5) Memberikan persetujuan atau penghapusan aktiva perusahaan.
(25)
Adalah pengurus perusahaan yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan secara umum dan atau secara khusus terhadap jalannya perusahaan.
c. Direktur Utama
Adalah pimpinan tertinggi perusahaan yang bertugas melaksanakan pengelolaan perusahaan untuk tujuan dan kepentingan serta mewakili perusahaan baik di luar maupun di dalam perusahaan, dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati.
Direktur Utama mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan.
2) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan baik tahunan maupun jangka panjang.
3) Bertanggung jawab mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan. 4) Mengangkat, memberhentikan dan memutasi pegawai perusahaan. 5) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan. d. Bagian Umum
Mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan dan pengendalian kegiatan di bidang ketatausahaan, hukum, kepegawaian, pengadaan, kerumahtanggaan, gudang dan perbekalan. Untuk Menjalankan tugasnya Bagian Umum mempunyai fungsi:
1) Menyusun rencana kegiatan bidang administrasi perusahaan.
2) Menyusun rencana kegiatan yang berhubungan dengan produk, hukum, dan kepegawaian.
(26)
3) Merencanakan kegiatan organisasi perusahaan.
4) Merencanakan kebutuhan dan pengendalian logistik peusahaan. 5) Malaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama
sesuai dengan bidang tugas.
Bagian Umum dikepalai oleh seorang kepala Bagian Umum yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Kepala Bagian Umum membawahi:
a) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. b) Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian. c) Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan. d) Sub Bagian Gudang dan Perbekalan. e. Bagian Keuangan
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan dan perencanaan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan, menyelenggarakan administrasi keuangan, evaluasi anggaran, menyajikan laporan dan analisa keuangan. Untuk melaksanakan tugasnya Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
1) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja perusahaan. 2) Mengendalikan sumber-sumber pendapatan dan pembelanjaan
perusahaan.
3) Menyelenggarakan administrasi keuangan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
(27)
4) Melakukan evaluasi data keuangan dan mengadakan penilaian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.
5) Menyusun laporan perhitungan hasil usaha dan perhitungan neraca laba/rugi.
6) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai dengan bidang tugas.
Bagian keuangan dikepalai oleh seorang kepala Bagian Keuagan yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Kepala Bagian Keuangan membawahi:
a) Sub Bagian Perencanaan dan Analisis Anggaran. b) Sub Bagian Akuntansi.
c) Sub Bagian Pengendali Rekening. d) Sub Bagian Perbendaharaan f. Bagian Hubungan Langganan
Mempunyai tugas melaksanakan perhitungan atas pemakaian air oleh pelanggan, menerima pengaduan serta menyelenggarakan pemasaran/penyuluhan kepada pelanggan dan masyarakat. Untuk Melaksanakan tugasnya Bagian Hubungan Langganan mempuyai fungsi:
1) Melaksanakan kegiatan pembacaan dan pencatatan stand meter pelanggan.
2) Mengolah data pemakaian air oleh pelanggan.
(28)
4) Memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan pelanggan. 5) Menyelenggarakan operasi penertiban pemakai air.
6) Menampung pengaduan dari masyarakat dan pelanggan.
7) Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penyuluhan kepada pelanggan dan masyarakat.
8) Melakukan kegiatan koordinasi dengan bagian terkait dalam rangka pelayanan pelanggan.
9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai dengan bidang tugas.
Bagian Hubungan Langganan dikepalai oleh kepala bagian Hubungan Langganan yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Kepala Bagian Hubungan Langganan membawahi:
a) Sub Bagian Pelayanan dan Pemasaran. b) Sub Bagian Pengelolaan Rekening. g. Bagian Perencanaan
Mempunyai tugas merencanakan program pengembangan sistem penyediaan air bersih serta perencanaan lain yang bersifat teknik. Untuk melaksanakan tugasnya, Bagian Perencanaan Teknik mempunyai fungsi:
1) Mengumpulkan dan mengolah data-data teknis sebagai bahan perencanaan pengembangan maupun rehabilitasi sistem penyediaan air bersih.
(29)
2) Menyusun program pengembangan pelayanan air bersih baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
3) Melakukan evaluasi sistem pendistribusian air bersih dari sumber sampai pelanggan.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai bidang tugas.
Bagian Teknik dikepalai oleh kepala Bagian Perencanaan yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Kepala Bagian Perencanaan membawahi:
a) Sub Bagian Perencanaan dan Bangunan.
b) Sub Bagian Perencanaan Sambungan Pelannggan. h. Bagian Transportasi, Distribusi dan Produksi
Mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengendalikan penyediaan air bersih sesuai yang dibutuhkan meliputi aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas dan menjaga pendistribusian air dari instalasi produksi sampai pelanggan. Untuk melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi: 1) Menyusun program penyediaan air baku yang cukup dan memenuhi
standar yang ditentukan.
2) Menyediakan dan mengendalikan suplai air bersih ke jaringan distribusi sesuai kebutuhan.
3) Memelihara sumber dan lingkungan sumber.
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai bidang tugas.
(30)
Bagian Transportasi, Distribusi dan Produksi dikepalai oleh kepala Bagian Tranportasi, Distribusi dan Produksi yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Kepala Bagian Perencanaan membawahi: a) Sub Bagian Trandist
b) Sub Bagian Produksi
i. Ketua Satuan Pengawasan Internal
Mempunyai tugas membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perusahaan. Bagian Satuan Pengawasasn Internal dikepalai oleh ketua Satuan Pengawasan Internal yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Ketua Satuan Pengawasan Internal membawahi: 1) Sub Bagian Pengawasan Umum
2) Sub Bagian Pengawasan Teknik
j. Kantor Unit
Kantor unit dipmimpin oleh seorang kepala unit yang mempunyai tugas:
(31)
1) Mengkoordinir dan menyelenggarakan semua kegiatan administrasi dan teknik pada kantor unit.
2) Mengendalikan, mengatur dan melaksanakan pengembangan pelayanan pada unit perusahaan yang dipimpinnya.
3) Mengendalikan semua kegiatan administrasi dan teknik yang ada di kantor unit perusahaan.
4) Melayani pembayaran sampai pengaduan gangguan pelayanan air di unit perusahaan yang dipimpinnya.
Bagian Unit dikepalai oleh kepala unit yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Bagian Unit membawahi:
a) Pelaksana Administrasi Keuangan. b) Pelaksana Teknis.
B. Latar Belakang
Seiring semakin majunya pola pikir masyarakat maka kebutuhan manusia semakin tidak terbatas, sehingga hal tersebut akan menimbulkan berbagai macam kebutuhan. Salah satu kebutuhan manusia yang utama dan paling mendasar adalah kebutuhan akan air bersih. Sampai saat ini banyak masyarakat di Indonesia yang belum bisa menikmati air bersih, berbagai macam kantor pemerintah, perusahaan dan sekolah juga sangat membutuhkan air bersih yang sangat banyak, sehingga jumlah air bersih semakin lama semakin berkurang. Untuk itu sudah menjadi tanggung
(32)
jawab pemerintah untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat. Melalui PDAM yang berinduk pada pemerintah daerah, pemerintah berupaya untuk menyediakan layanan air bersih bagi mayarakat. PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih yang fungsinya salah satunya dapat memenuhi permintaan jasa air bersih.
Selain memenuhi permintaan air bersih yang semakin lama semakin meningkat, perusahaan juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Saat ini PDAM merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang bergerak dalam hal penyediaan air bersih yang berorientasi pada pelayanan publik, perusahaan yang berorientasi pada pelayanan publik pada umumnya tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga mempunyai tugas utama untuk mensejahterakan rakyat. Hal ini akan semakin mendorong perusahaan untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat melayani masyarakat dengan baik dan tanpa membebani masyarakat.
Dalam hal untuk melayani pemerintah daerah, PDAM dituntut meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan daerah (PAD) sedangkan untuk melayani masyarakat, PDAM dituntut untuk menjalankan fungsi sosial dan komersialnya. Kedua kepentingan tersebut akan membawa konsekuensi terhadap eksistensi PDAM itu sendiri. Sebagai organisasi sektor publik, selain memberikan pelayanan yang baik
(33)
terhadap masyarakat, perusahaan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaan.
Peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan tidak hanya dengan meningkatkan pendapatan PDAM yang salah satunya melalui kenaikan tarif pemakaian air bersih, melainkan juga dengan meningkatkan kinerja karyawan, operasionalisasi biaya secara efektif dan efisien. Penilaian terhadap kinerja perusahaan secara menyeluruh perlu lebih banyak dilakukan, karena hal tersebut sangat penting dan berguna bagi berbagai pihak, baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut diantaranya adalah Pihak-pihak manajemen, pemilik, kreditur, investor, karyawan, lembaga pemerintah dan juga dari masyarakat umum. Selain itu agar juga dapat dijadikan perbandingan dan kemajuan PDAM di masa yang akan datang dan untuk dijadikan bahan evaluasi dan masukan kepada manajemen untuk mengambil kebijakan demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan dalam melayani masyarakat.
PDAM Kabupaten Madiun merupakan BUMD yang selama 2006, 2007 dan 2008 selalu mengalami kerugian namun di sisi lain, dari cakupan pelayanan, sambungan rumah baru, kapasitas produksi air, jumlah distribusi air, jumlah air terjual dan pendapatan penjualan air selalu mengalami kenaikan dari tahun 2006.
Penelitian lain sebelumnya dilakukan pada PDAM Kota Surakarta (Wicaksono, 2007) dengan judul “Evaluasi Kinerja Keuangan PDAM Kota Surakarta 2003-2005”. Penelitian tersebut hanya menggunakan aspek
(34)
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan PDAM Kota Surakarta pada tahun 2003-2005 masuk dalam kategori cukup.
Atas dasar hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PDAM Kabupaten Madiun, dengan mengambil judul:
“PENILAIAN KINERJA PDAM KABUPATEN MADIUN
DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TAHUN 2006-2008”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara spesifik penulis dapat menentukan rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana penilaian kinerja pada PDAM Kabupaten Madiun ditinjau dari aspek keuangan dan aspek non keuangan selama 3 tahun terakhir (2006-2008)” Dalam hal ini penulis mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Perusahaan Daerah Air Minum.
D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
(35)
Melalui proses penilaian kinerja kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan dan non keuangan, sehingga dapat dijadikan masukan dalam mengambil kebijakan perusahaan di masa mendatang.
2. Manfaat a. Bagi Penulis
Untuk mengaplikasikan serta menerapkan teori-teori yang di penulis di bangku kuliah ke dalam praktik sesungguhnya sehingga dapat menambah pengetahuan penulis dalam hal penilaian kinerja perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan masukan dalam hal pengambilan kebijakan perusahaan, demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.
(36)
(37)
37 BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2004: 2). Sedangkan menurut (Harnanto, 1995: 4) laporan keuangan adalah alat utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak ekstern yang di dalamnya terdapat laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2004) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, yang terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan.
(38)
38 2. Komponen Laporan Keuangan
Dalam setiap periode akuntansi, laporan keuangan harus terdapat komponen-komponen laporan keuangan sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini dutunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk periode tertentu. Selisih pendapatan dan biaya merupakan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan.
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode.
d. Laporan Arus Kas
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan, melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
(39)
39
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kulitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut (Zaki Baridwan, 1999: 5) Karakteristik kualitatif laporan keuangan meliputi: a. Dapat dipahami
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
b. Relevan
Informasi laporan keuangan harus relevan dengan maksud penggunaanya karena digunakan untuk keperluan para pengambil keputusan.
c. Netral
Informasi laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
d. Dapat dibandingkan
Informasi laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan perusahaan antar periode maupun antar periode pada perusahaan yang sejenis, sehingga dapat mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
(40)
40 e. Tepat waktu
Informasi laporan keuangan harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
4. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut (Zaki Baridwan, 1999: 4) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
c. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman modal.
d. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
(41)
41 5. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Dwi Prastowo, 2002: 56)
6. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut (Putri Nugrahaningsih, 2007: 9) metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan dari tiap-tiap pos tersebut apabila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan, atau diperbandingkan dengan laporan perusahaan lainnya yang sejenis. Metode dan teknik analisis digunakan untuk menyederhanakan data sehingga data lebih mudah dimengerti. Ada dua metode yang digunakan, yaitu:
a. Analisis Vertikal
Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara masing-masing pos dalam laporan keuangan tersebut.
(42)
42 b. Analisis Horizontal
Analisis horizontal adalah analisis dengan melakukan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya.
Sedangkan teknik analisis laporan keuangan yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Common Size Analysis
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan untuk laporan laba rugi dan dari total aktiva untuk neraca.
2) Comparative Analysis
Analisis camparative merupakan metode analisis laporan keuangan yang membandingkan beberapa periode laporan keuangan, baik laporan perusahaan itu sendiri maupun laporan perusahaan lain yang sejenis.
3) Ratio Analysis
Analisis rasio merupakan metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
(43)
43 7. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian mengkomunikasikan dengan para karyawan (Robert L Mathis dan Jahn Jackson, 2004: 81). Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik karyawan yang menjadi pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.
Sedangkan menurut (R Wayne Mondy, 2008: 237) penilaian kinerja adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja perusahaan.
8. Aspek keuangan
Berdasarkan peraturan penilaian kinerja pada perusahaan PDAM, terdapat 10 indikator dalam penilaian kinerja aspek keuangan, yaitu sebagai berikut:
a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Rasio laba terhadap aktiva produktif merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan aktiva produktif. Rasio ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan kemapuan perusahaan menghasilkan laba dilihat dari aktiva produktif yang dimiliki. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
(44)
44
Nilai bonus diberikan apabila terjadi peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif dari tahun sebelumnya.
b. Rasio Laba terhadap Penjualan
Rasio laba teradap penjualan merupakan rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan penjualan air. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dilihat dari jumlah penjualan air pada setiap periode. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Nilai bonus diberikan apabila terjadi peningkatan rasio laba terhadap penjualan dari tahun sebelumnya.
c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin tinggi rasio maka semakin baik pula kemampuan perusahaaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
(45)
45
d. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan tingkat prosentase sumber dana perusahaan, antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri perusahaan. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan untuk melunasi kewajiban perusahaan dilihat dari jumlah keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Rasio tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Rasio ini menunjukkan tingkat prosentase besarnya pendapatan yang terserap dalam biaya operasi perusahaan, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kehematan dalam penggunaan sumber dana untuk kegiatan operasional perusahaan. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
(46)
46
g. Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukir potensi laba yang dihasilkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo, yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana perkembangan investasi yang dibiayai dengan sumber pinjaman. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
h. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Rasio ini digunakan untuk mengukur produktivitas tingkat penggunaan aktiva produktif yang dimiliki yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
i. Jangka Waktu Penagihan Piutang
Rasio ini menunjukkan tingkat penagihan piutang dan perputaran piutang usaha menjadi kas dalam satu tahun. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(47)
47 j. Efektifitas Penagihan
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan efektivitas manajemen dalam memperkirakan presentase piutang tertagih menjadi kas. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(48)
48
Berikut ini adalah tabel tentang nilai kinerja aspek keuangan pada PDAM.
Tabel II.1. Daftar Nilai Kinerja Aspek Keuangan Pada PDAM
Sumber: PDAM Kabupaten Madiun
Indikator Penilaian Nilai Kinerja Keuangan
1 2 3 4 5
1. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
<= 0% 0-3% 4-7% 8-10% >=10%
Nilai Bonus 0-3% 4-6% 7-9% 10-12% >12%
2. Rasio Laba terhadap Penjualan
<=0% 1-6% 7-14% 15-20% >20%
Nilai Bonus >0-3% 4-6% 7-9% 10-12% >12%
3. Current Ratio <=1 1,01-1,25 1,26-1,50 1,51-1,75 1,76-2,00 4. Rasio Utang Jangka
Panjang
>1 0,8-1,0 >0,7-0,8 >0,5-0,7 <=0,5 terhadap Ekuitas >1 0,8-1 0,7-0,79 0,5-0,6 <=0,5 5. Rasio Total Aktiva
terhadap Total Utang
<=1.0 1,1-1,3 1.4-1.7 1.8-2.0 >2
6. Rasio Biaya Operasi >=1,00 0,85-0,99 0,65-0,84 0,51-0,64 <=0,50 7. Rasio EBITDA
terhadap Angsuran
<=1.00 1,01-1,30 1,31-1,75 1,76-2,00 >2,00 Pokok dan Bunga
Jatuh Tempo
8. Rasio Aktiva Produktif terhadap
>8,00 6,01-8,00 4,01-6,00 2,01-4,00 <=2 Penjualan Air
9. Jangka Waktu Penagihan Piutang
>180 151-180 91-150 61-90 <=60
(49)
49 9. Aspek Non Keuangan
Dalam penilaian kinerja perusahaan terdapat aspek non keuangan yang terdiri dari aspek operasional dan aspek administrasi. Berikut ini adalah penilaian kinerja PDAM dengan menggunakan aspek operasional. a. Aspek Operasional
Dalam hal penilaian aspek operasional perusahaan terdapat sepuluh indikator penilaian, yaitu:
1) Cakupan Pelayanan
Menggambarkan kemampuan PDAM untuk menjalankan fungsinya sebagai perusahaan yang melayani masyarakat umum, yaitu seberapa banyak penduduk yang terlayani oleh PDAM. Secara sistematis rumus cakupan pelayanan dapat dituliskan sebagai berikut:
Nilai bonus diberikan apabila terjadi peningkatan cakupan pelayanan dari tahun sebelumnya.
2) Kualitas Air Distribusi
Sebagai perusahaan yang menyediakan air bagi masyarakat, maka PDAM harus mampu menjaga kualitas air yang didistribusikan kepada masyarakat seperti yang telah ditetapkan oleh peraturan Menteri Kesehatan.
(50)
50
Secara sistematis penilian kualitas distribusi air dapat dituliskan sebagai berikut:
Penilaian Nilai
a) Memenuhi syarat air minum 3 b) Memenuhi syarat air bersih 2 c) Tidak memenuhi syarat 1 3) Kontinuitas Air
Kontinuitas air merupakan pengaliran air untuk bisa mengalir secara penuh kepada pelanggan selama 24 jam tanpa henti. Secara sistematis penilaian kontinuitas air dapat dilakukan sebagi berikut:
Penilaian Nilai
a) Semua pelanggan
mendapat aliran air selama 24 jam 2 b) Belum semua pelanggan
Mendapat aliran air 24 jam 1
4) Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Air
Instalasi produksi merupakan bangunan beserta peralatannya yang menjadi satu kesatuan untuk memproduksi air, dapat berupa instalasi jaringan pipa, sumur bor dan pengolahannya. Jika suatu instalasi produksi tidak dapat lagi memproduksi sebesar kapasitas terpasang atau tidak dioperasionalkan lagi maka kinerjanya akan berkurang.
(51)
51
Rumus produktivitas pemanfaatan instalasi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
5) Tingkat Kehilangan Air
Tingkat kehilangan air merupakan air yang didistribusikan kepada pelanggan tetapi tidak tercatat. Tingkat kehilangan air ditoleransi sebesar 20%, yang berarti PDAM harus mampu mengendalikan tingkat kehilangan air sebesar 20% dari total penjualan air. Semakin tinggi tingkat kehilangan air maka semakin kecil penilaian kinerjanya. Rumus tingkat kehilangan air dapat dituliskan sebagai berikut:
Nilai bonus diberikan apabila terjadi penurunan tingkat kehilangan air dari tahun sebelumnya.
6) Peneraan Meter
Merupakan alat ukur yang harus baik dan akurat, jika meter air tidak dalam kondisi akurat maka angka yang dicatat tidak benar. Untuk menjamin agar meter air dapat berjalan sesuai fungsinya, maka harus dapat dipastikan bahwa selama meter air tersebut dipasang dalam kondisi baik dan akurat.
(52)
52
Penilaian peneraan meteran air dapat dituliskan sebagai berikut:
7) Kecepatan Penyambungan Baru
Merupakan lamanya waktu penyambungan untuk pelanggan PDAM yang baru, mulai dari pembayaran sampai dengan air dapat mengalir di rumah pelanggan.
Penilaian Nilai
a) Kurang dari 6 hari kerja 2 b) Lebih dari 6 hari kerja 1
8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-Rata per Bulan
Merupakan kemampuan PDAM dalam menangani pengaduan dari pelanggan. Hal ini merupakan salah satu bentuk dari pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan terhadap proses yang berkaitan dengan penyaluran sampai pembayaran air. Semua pengaduan harus dicatat ketika masuk dan setelah diselesaikan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
9) Kemudahan Pelayanan
Dalam hal ini PDAM harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan untuk semua urusan mulai dari pembayaran rekening sampai permintaan perbaikan instalasi sambungan. Maka PDAM harus membuka unit pelayanan (service
(53)
53
point) selain di kantor pusat agar PDAM dapat memberikan kemudahan pelayanan bagi pelanggan di daerah terpencil.
Penilaian Nilai
a) Tersedia service point 2 b) Tidak tersedia service point 1 10) Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah pegawai yang aktif pada akhir tahun buku dengan jumlah pelanggan yang aktif pada akhir tahun buku. Rumus rasio karyawan dapat dituliskan sebagai berikut:
Tabel II. 2. Daftar Nilai Kinerja Aspek Operasional pada PDAM
Sumber: PDAM Kabupaten Madiun
Indikator Penilaian Nilai Kinerja Operasional
1 2 3 4 5
1. Cakupan Pelayanan 2. Produktifitas
Pemanfaatan Instalasi Produksi
3. Tingkat Kehilangan Air
4. Peneraan Meter Air 5. Kemampuan
Pengaduaan Rata-Rata per Bulan 6. Rasio Karyawan
<=15% <=70% >40% >0-10% <80% >18 16-30% 71-80% 31-40% 11-20% >=80% 15-18 31-45% 81-90% 21-30% 21-25% -12-14 46-60% >90% <=20% -9-11 >60% -<=8
(54)
54 b. Aspek Administrasi
Dalam hal penilaian kinerja pada PDAM terdapat 10 indikator untuk menilai kinerja aspek administrasi, dimana rumus penilaian pelaksanaan setiap indikator dalam aspek administrasi tersebut adalah sama, yaitu sebagai berikut:
Penilaian Nilai
1) Sepenuhnya dipedomani 4
2) Dipedomani sebagian 3
3) Memiliki, namun belum dipedomani 2
4) Tidak memiliki pedoman 1
a) Rencana Jangka Panjang
Suatu perusahan harus mempunyai rencana jangka panjang (corporate plan) yang mencakup rencana strategis mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun. Rencana jangka panjang ini mencakup berbagai aspek, baik aspek teknis maupun aspek non teknis.
b) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya perencanaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan adanya perencanaan organisasai dan uraian tugas secara jelas. Rencana organisasi dan uraian tugas merupakan suatu tata kerja yang dimiliki PDAM dan disahkan oleh Bupati selaku Kepala Daerah.
(55)
55 c) Prosedur Standar Operasi
Prosedur standar operasi atau SOP harus dimiliki setiap kantor PDAM. SOP tersebut terdiri dari pedoman di bidang teknik dan menjelaskan juga teknis pelaksanaannya dan di bidang administrasi meliputi sistem akuntansi, sistem panggajian, sistem penilaian pegawai, sistem pelaporan dan lain-lain.
d) Gambar Nyata Laksana
Merupakan gambar di atas kertas yang menggambarkan setiap bangunan dan peralatan yang digunakan perusahaan dalam kegiatan produksi sehari-hari. Gambar tersebut harus mengindentifikasikan letak, ukuran, volume, waktu pemasangan dan lain-lain. Gambar ini harus disesuaikan apabila terjadi perubahan di lapangan.
e) Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan
Merupakan alat untuk menilai kinerja karyawan dalam perusahaan, meliputi penilaian kedisiplinan, prestasi dan lain-lain. Untuk itu perlu adanya penilaian kerja karyawan yang dapat digunakan untuk menilai prestasi kinerja karyawan PDAM.
f) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan digunakan manajemen sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan secara terencana, serta digunakan untuk mengendalikan dan mengawasi kegiatan perusahaan agar tidak menyimpang dari tujuan awal yang telah ditetapkan.
(56)
56 g) Tertib Laporan Internal
Laporan internal merupakan media penyampaian informasi bagi manajemen terhadap kegiatan operasional perusahaan. Laporan internal ini meliputi laporan harian, bulanan dan tahunan yang harus disajikan tepat waktu karena sangat diperlukan setelah berakhirnya periode pelaporan. Apabila terjadi penundaan, maka informasi yang dihasilkan tidak akan akurat.
Penilaian Nilai i. Dibuat tepat waktu 2 ii. Tidak dibuat tepat waktu 1 h) Tertib Laporan Eksternal
Laporan eksternal merupakan alat untuk menyampaikan informasi dalam perusahaan kepada pihak luar sebagai dasar pengambilan keputusan. Laporan eksternal meliputi laporan keuangan tahunan kepada Badan Pengawas.
Penilaian Nilai i. Di buat tepat waktu 2 ii. Tidak dibuat tepat waktu 1
(57)
57 i) Opini Auditor Independen
Merupakan opini yang diberikan oleh auditor independen dalam melakukan pemeriksaan yang dibuat oleh perusahaan pada setiap akhir periode tahun buku penilaiannya adalah sebagai berikut:
Penilaian Nilai
i. Wajar tanpa pengecualian 4 ii. Wajar dengan pengecualian 3 iii. Tidak memberikan pendapat 2 iv. Pendapat tidak wajar 1 j) Tindak Lanjut Hasil Penemuan Akhir
Merupakan suatu tindak lanjut atas opini yang dikeluarkan oleh auditor independen dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Penilaiannya adalah sebagai berikut:
Penilaian Nilai
i. Tidak ada temuan 4
ii. Ditindaklanjuti, seluruhnya selesai 3 iii. Ditindaklanjuti, sebagian selesai 2
(58)
58 F. Pembahasan
Berikut ini adalah pembahasan penilaian kinerja pada PDAM Kabupaten Madiun dilihat dari aspek keuangan, aspek non keuangan pada tahun 2006, 2007 dan 2008.
1. Aspek Keuangan
a. Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio laba terhadap aktiva produktif.
Tabel II. 3
Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan data di atas, rasio laba terhadap aktiva produktif PDAM kabupaten Madiun pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah sebesar (6,15%), (1,83%) dan (0,79%). Rasio laba terhadap aktiva produktif pada tahun 2006 menunjukkan angka (6,15%). Hal ini berarti setiap Rp 1,- dari total aktiva lancar yang digunakan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atau menghasilkan rugi sebelum pajak
Rumus 2006 2007 2008
1. Laba (rugi) sebelum pajak
2. Aktiva Produktif Rasio laba terhadap
aktiva produktif (%) Kenaikan (penurunan) (525.618,89) 8.553.484,28 (6,15%) -(193.491,44) 10.600.073,79 (1,83%) 4,32% (94.929,50) 11.953.750,64 (0,79%) 1,04%
(59)
59
sebesar Rp 0,06,- sedangkan nilai kinerja yang diperoleh PDAM pada tahun 2006 adalah 1.
Tahun 2007 rasio yang diperoleh PDAM Kabupaten Madiun sebesar (1,83%). Hal ini berarti setiap Rp 1,- dari total aktiva lancar yang digunakan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atau menghasilkan rugi sebelum pajak sebesar Rp 0,02,- dan pada tahun 2007 perusahaan memperoleh nilai bonus 2 karena terjadi kenaikan rasio sebesar 4,32% dari tahun 2006, sedangkan nilai kinerja pada tahun 2007 adalah 1 yang artinya masih buruk.
Rasio yang diperoleh PDAM pada tahun 2008 adalah (0,79%). Rasio tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 yang sebesar (1,83%). Secara umum mulai tahun 2006-2008 jumlah kerugian yang diderita perusahaan semakin berkurang sedangkan aktiva produktif yang dimiliki perusahaan semakin bertambah. Dalam hal ini perusahaan memperoleh nilai bonus sebesar 1 pada tahun 2007 karena terjadi kenaikan rasio sebesar 1,04%.
(60)
60 b. Rasio Laba terhadap penjualan
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio laba terhadap penjualan. Tabel II. 4
Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil perhitungan rasio laba terhadap penjualan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah (8,25%), (2,79%), (1,25%). Rasio yang diperoleh perusahaan pada tahun 2006 sebesar (8,25%) hal ini berarti setiap penjualan air yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat menghasilkan laba atau setiap Rp 1,- dari penjualan air menghasilkan rugi sebelum pajak sebesar Rp 0,08,- Pada tahun 2006 perusahaan mendapatkan nilai kinerja sebesar 1 yang artinya masih buruk.
Pada tahun 2007 rasio yang diperoleh perusahaan sebesar (2,79%) yang artinya masih buruk. Tetapi pada tahun 2007 terjadi kenaikan rasio sebesar 5,46% hal ini disebabkan karena kerugian yang diderita perusahaan semakin berkurang sedangkan total penjualan perusahaan pada tahun 2007 mengalami kenaikan. Perusahaan juga
Rumus 2006 2007 2008
a. Laba (rugi) sebelum pajak
b. Penjualan
Rasio laba terhadap penjualan Kenaikan (penurunan) (525.618,89) 6.372.166,00 (8,25%) (193.491,44) 6.937.764,84 (2,79%) 5,46% (94.929,50) 7.557.385,85 (1,25%) 1,54
(61)
61
mendapatkan nilai bonus 2 karena rasio tahun 2007 lebih tinggi dari pada tahun 2006.
Pada tahun 2008 rasio yang diperoleh perusahaan sebesar (1,25%). Perusahaan mendapatkan nilai kinerja sebesar 1 yang artinya kinerjanya masih buruk, karena rasio masih berada di bawah 1 %. Tetapi secara umum rasio tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2006-2008. Hal ini disebabkan karena kerugian yang di derita perusahaan semakin lama semakin berkurang sedangkan penjualan setiap tahun semakin meningkat.
c. Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio aktiva lancar terhadap utang lancar.
Tabel II. 5
Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil dari perhitungan rasio aktiva lancar terhadap utang lancar pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 0,34, 0,30, 0,23. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar perusahaan pada tahun 2006
Rumus 2006 2007 2008
1. Aktiva Lancar 2. Utang Lancar
Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Kenaikan (penurunan) 4.033.346,79 11.708.489,06 0,34 -2.931.188,67 9.659.308,31 0,30 (0,04) 2.615.785,03 11.527.137,51 0,23 (0,07)
(62)
62
sebesar 0,34 yang berarti jumlah aktiva lancar yang digunakan untuk membayar kewajiban masih kurang atau dengan kata lain proporsi antara aktiva lancar dengan utang lancar masih lebih besar utang lancar. Pada tahun 2006 kinerja perusahaan memperoleh nilai kinerja 1 yang berarti masih buruk.
Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar perusahaan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,04 menjadi sebesar 0,30 yang artinya masih sangat buruk. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan rasio sebesar 0,07 menjadi sebesar 0,23. Hal ini disebabkan karena jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan, sedangkan jumlah utang lancar yang dimiliki perusahaan tidak mengalami penurunan secara signifikan. d. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
Berikut ini perhitungan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas. Tabel II. 6
Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Rumus 2006 2007 2008
1. Utang Jangka Panjang 2. Ekuitas
Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Kenaikan (penurunan) 2.584.875,21 (4.782.111,77) (0,54) -2.541.471,90 (1.787.902,90) (1,42) 0,88 2.079.386,10 (1.878.878,05) (1,11) (0,31)
(63)
63
Hasil perhitungan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar (0,54), (1,42), (1,11). Rasio perusahaan pada tahun 2006 sebesar (0,54) yang berarti perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 1 yang artinya kinerja perusahaan masih buruk. Hal ini disebabkan karena jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan berjumlah negatif atau lebih kecil dibandingkan jumlah utang yang ditanggung perusahaan.
Rasio yang diperoleh perusahaan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi sebesar (1,42) yang berarti perusahaan memperoleh nilai kinerja 1 yang berarti buruk. Sedangkan rasio perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar (1,11) yang berarti kinerja perusahaan masih buruk. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007-2008 jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan berjumlah negatif atau lebih kecil dibandingkan jumlah utang yang harus ditanggung perusahaan.
(64)
64
e. Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio total aktiva terhadap total utang.
Tabel II. 7
Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan di atas rasio perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 0,69, 0,87, 0,88. Rasio total aktiva terhadap total utang perusahaan pada tahun 2006 sebesar 0,66 hal ini berarti total aktiva yang dimiliki perusahaan masih belum proporsional dengan total utang yang ditanggung perusahaan. Pada tahun 2006 perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 1 yang artinya masih buruk
Pada tahun 2007 rasio perusahaan mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,87. Hal ini berarti perusahaan memperoleh nilai kinerja 1 yang artinya masih buruk, sedangkan tahun 2008 perusahaan memperoleh rasio sebesar 0,88. Tetapi secara umum rasio total aktiva terhadap total utang perusahaan setiap tahun mengalami kenaikan, hal
Rumus 2006 2007 2008
1. Total Aktiva 2. Total Utang
Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Kenaikan (penurunan) 10.658.930,70 15.441.042,47 0,69 -11.830.425,67 13.618.327,77 0,87 0,18 13.436.074,34 15.314.952,55 0,88 0,01
(65)
65
ini dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan mengalami pertambahan yang cukup signifikan sedangkan total utang semakin berkurang
f. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi.
Tabel II. 8
Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil perhitungan rasio operasi terhadap pendapatan operasi pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 1,12, 1,05, 1,03. Rasio perusahaan pada tahun 2006 sebesar 1,12 yang berarti biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan lebih tinggi dibandingkan pendapatan operasi yang diterima perusahaan.
Pada tahun 2007 dan 2008 rasio yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan, yaitu menjadi sebesar 1,05 dan 1,03. Hal ini dikarenakan setiap tahun perusahaan mampu menekan biaya operasi
Rumus 2006 2007 2008
1. Biaya Operasi 2. Pendapatan Operasi Rasio Biaya Operasi
terhadap Pendapatan Operasi Kenaikan (penurunan) 7.122.854,50 6.372.166,00 1,12 -7.280.421,35 6.937.764,83 1,05 0,07 7.802.647,75 7.577.385,85 1,03 0,02
(66)
66
dan di sisi lain perusahaan mampu meningkatkan pendapatan operasi. Pada tahun tersebut perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 1 yang artinya masih buruk.
g. Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo.
Tabel II. 9
Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo
PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008 (dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil perhitungan rasio laba operasi sebelum penyusutan terhadap angsuran dan bunga yang jatuh tempo pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar (0,02), 0,22, 0,46. Pada tahun 2006 perusahaan memperoleh rasio sebesar (0,02) sehingga perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 1 yang berarti kinerja perusahaan masih buruk.
Rumus 2006 2007 2008
1. Laba sebelum Penyusutan
2. Angsuran dan Bunga jatuh Tempo
Rasio Laba sebelum Penyusutan terhadap Angsuran dan Bunga Kenaikan (penurunan) (131.479,53) 7.788.836,29 (0,02) -545.147,29 2.534.137,56 0,22 0,2 807.925,37 1.184.393,49 0,68 0,46
(67)
67
Tahun 2007 perusahaan memperoleh rasio sebesar 0,22, rasio tersebut mengalami kenaikan daripada tahun 2006. Hal ini disebabkan karena perusahaan mampu menghasilkan laba sebelum biaya penyusutan dan angsuran dan bunga jatuh tempo yang dibayar perusahaan semakin kecil.
Secara keseluruhan rasio perusahaan pada tahun 2006-2008 selalu mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena laba sebelum penyusutan yang diterima perusahaan semakin besar dan angsuran yang masih dibayar perusahaan semakin kecil. Tetapi nilai kinerja perusahaan tahun 2006-2008 adalah sebesar 1 yang artinya masih buruk karena di bawah nilai standar.
h. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air
Berikut ini tabel perhitungan rasio aktiva produktif terhadap penjualan air.
Tabel II. 10
Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Rumus 2006 2007 2008
1. Aktiva Produktif 2. Penjualan Air
Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Kenaikan (penurunan) 8.553.484,28 5.836.783,20 1,47 -10.600.073,79 6.359.941,32 1,67 (0,21) 11.953.750,63 6.913.070,82 1,73 (0,06)
(68)
68
Hasil perhitungan rasio aktiva produktif terhadap penjualan air pada tahun 2006,2007, 2008 adalah sebesar 1,46, 1,67, 1,73. Meskipun pada tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan rasio, tetapi secara keseluruhan rasio yang diperoleh perusahaan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 memperoleh nilai kinerja 5 yang berarti sangat baik. Hal ini disebabkan karena jumlah aktiva produktif yang dimiliki perusahaan semakin bertambah, sehingga dapat menghasilkan penjualan air yang maksimal.
i. Jangka Waktu Penagihan Piutang
Berikut ini adalah tabel perhitungan jangka waktu penagihan piutang. Tabel II. 11
Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan di atas jangka waktu penagihan piutang perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 39 hari, 36 hari, 36 hari. Secara keseluruhan jangka waktu penagihan piutang perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 mendapatkan nilai kinerja 5 yang berarti sangat baik.
Rumus 2006 2007 2008
1. Piutang Usaha 681.242,46 680.530,50 762.057,13 2. Jumlah Penjualan per
hari
Jangka Waktu Penagihan Piutang
17.700,46
38,49 hari
19.271,56
35,31 hari
21.048,29
(69)
69 j. Efektifitas Penagihan
Berikut ini adalah tabel perhitungan efektifitas penagihan. Tabel II. 12
Perhitungan Efektifitas Penagihan PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam ribuan)
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil perhitungan efektifitas penagihan pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 99,81%, 99,43%, 98,96%. Meskipun pada tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan, tetapi secara keseluruhan efektifitas penagihan pada tahun 2006, 2007, 2008 memperoleh nilai kinerja sebesar 5 yang artinya sangat baik. Hal ini disebabkan karena tingkat efektifitas penagihan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 masih diatas 90%.
2. Aspek Non Keuangan
Berikut ini adalah perhitungan penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan aspek non keuangan.
a. Aspek Operasional
Dalam perhitungan aspek operasional terdapat sepuluh indikator penilaian kinerja, yaitu:
Rumus 2006 2007 2008
1. Rekening Tertagih 2. Penjualan Air
Efektifitas Penagihan Kenaikan (penurunan) 5.825.791,35 5.836.783,21 99,81% -6.323.837,96 9.359.941,32 99,43% (0,38%) 6840.964,02 6.913.070,82 98,96% (0,47%)
(70)
70 1) Cakupan Pelayanan
Berikut ini adalah tabel perhitungan Cakupan Pelayanan. Tabel II. 13
Perhitungan Cakupan Pelayanan PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan tabel di atas, cakupan pelayanan pada tahun 2006, 2007, 2008 memperoleh nilai sebesar 15,16%, 20,16%, 21,48%. Cakupan pelayanan perusahaan pada tahun 2006 sebesar 15,16% dari total penduduk. Tahun 2006 perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 1 yang artinya masih buruk. Karena cakupan pelayanan masih di bawah nilai standar.
Cakupan pelayanan perusahaan pada tahun 2007 sebesar 20,16% dari total penduduk, pada tahun 2007 perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 2 yang berarti cukup. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang menjadi pelanggan perusahaan semakin meningkat. Pada tahun 2007 perusahaan memperoleh nilai bonus sebesar 3 karena terjadi kenaikan cakupan pelayanan sebesar 5% dari tahun 2006.
Rumus 2006 2007 2008
1. Jumlah Penduduk Terlayani
2. Jumlah Penduduk Cakupan Pelayanan Kenaikan (penurunan) 103.345 681.574 15,16% -139.494 686.675 20,16% 5% 148.116 689.534 21,48% 1,32%
(71)
71
Pada tahun 2008 cakupan pelayanan perusahaan sebesar 21,48% dan memperoleh nilai kinerja sebesar 2. Pada tahun 2008 perusahaan memperoleh nilai bonus 1 karena terjadi kenaikan cakupan pelayanan dari tahun 2007. Secara keseluruhan cakupan pelayanan perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 selalu mengalami kenaikan.
2) Kualitas Air Distribusi
Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Akuntansi dan data yang ada di perusahaan, kualitas air yang didistribusikan PDAM pada tahun 2006, 2007, 2008 telah memenuhi syarat air bersih. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil uji yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam hal ini perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 2 yang berarti cukup untuk kualitas distribusi air.
3) Kontinuitas Air
Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Akuntansi dan data yang ada di perusahaan, perusahaan belum mampu untuk mengalirkan air kepada pelanggan selama 24 jam non stop. Hanya di daerah tertentu perusahaan dapat mengalirkan air selama 24 jam non stop. Dalam hal ini perusahaan memperoleh nilai kinerja 1 untuk kontinuitas air.
(72)
72
4) Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi
Berikut ini adalah tabel perhitungan produktifitas pemanfaatan instalasi produksi
Tabel II. 14
Perhitungan Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
(dalam liter)
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan tabel di atas produktifitas pemanfaatan instalasi produksi pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 99,18%, 90,45%, 84,23%. Produktifitas pemanfaatan instalasi produksi perusahaan pada tahun 2006 sebesar 99,18% dalam hal ini perusahaan memperoleh nilai kinerja 4 yang berarti baik. Karena kapasitas terpasang mampu mengasilkan kapasitas produksi hampir 100%.
Pada tahun 2007 produktifitas pemanfaatan instalasi produksi perusahaan sebesar 90,45%. Pada tahun tersebut perusahaan mengalami penurunan produktifitas sebesar 8,73%. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang tidak seimbang antara kapasitas
Rumus 2006 2007 2008
1. Kapasitas Produksi 2. Kapasitas Terpasang
Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Kenaikan (penurunan) 302,50 305 99,18% -317,50 351 90,45% (8,73%) 326,50 387 84,23% (6,22%)
(73)
73
terpasang dengan kapasitas produksi. Meskipun terjadi penurunan pada tahun tersebut perusahaan memperoleh nilai kinerja 4 yang berarti baik.
Pada tahun 2008 produktifitas pemanfaatan instalasi produksi perusahaan sebesar 84,23%. Pada tahun tersebut perusahaan mengalami penurunan produktifitas sebesar 6,22%. Hal ini disebabkan karena kapastitas terpasang mengalami kenaikan tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan kapasitas produksi perusahaan. Pada tahun 2008 perusahaan memperoleh nilai kinerja 3 yang berarti baik.
5) Tingkat Kehilangan Air
Berikut ini tabel perhitungan tingkat kehilangan air perusahaan. Tabel II. 15
Perhitungan Tingkat Kehilangan Air PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan tingkat kehilangan air pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 29,89%, 29,52%, 29,11%. Tingkat
Rumus 2006 2007 2008
1. Jumlah air di
distribusikan – air yang terjual
2. Jumlah air yang di distribusikan
Tingkat Kehilangan Air Kenaikan (penurunan) 1.582.312 5.293.102 29,89% -1.592.330 5.394.801 29,52% (0,37%) 1.698.476 5.833.909 29,11% (0,41%)
(74)
74
kehilangan air yang diderita perusahaan pada tahun 2006 sebesar 29,89%, dalam hal ini perusahaan memperoleh nilai kinerja 3 yang berarti sangat baik, karena tingkat kehilangan air mendekati tingkat yang disarankan, yaitu 20% dari jumlah total air yang terjual.
Tingkat kehilangan air pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan menjadi sebesar 29,52% dan 29,11%, tingkat kehilangan air perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat menekan tingkat kehilangan air. Untuk tingkat kehilangan air pada tahun 2007 dan 2008 perusahaan memperoleh nilai kinerja 3 yang berarti sangat baik dan perusahaan memperoleh nilai bonus sebesar 3 karena mampu menurunkan tingkat kehilangan air
6) Peneraan Meter
Berikut ini adalah tabel perhitungan peneraan meter. Tabel II. 16
Perhitungan Peneraan Meter PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan pada tabel diatas peneraan meter air perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 sebesar 29,89%,
Rumus 2006 2007 2008
1. Jumlah Pelanggan yang Meter Airnya Ditera 2. Jumlah Seluruh
Pelanggan Peneraan Meter Kenaikan (penurunan) 4.500 18.789 29,89% -3.975 19.852 29,52% (0,37%) 3.043 21.332 14,26% (15,26%)
(75)
75
29,52%, 14,26%. Pada tahun 2006 perusahaan memperoleh nilai perhitungan peneraan meter sebesar 29,98% dan perusahaan mendapat nilai kinerja sebesar 3 yang berarti sangat baik..
Pada tahun 2007 dan 2008 peneraan meter air perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 29,53% dan 14,26%. Hal tersebut dikarenakan jumlah seluruh pelanggan mengalami kenaikan tetapi jumlah pelanggan yang meter airnya ditera mengalami penurunan. Pada tahun 2007 dan 2008 perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 3 dan 2 yang berarti cukup baik.
7) Kecepatan Penyambungan Baru
Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Akuntansi dan data yang ada di perusahaan, pada tahun 2006, 2007, 2008 perusahaan sudah mampu memberikan pelayanan dalam hal penyambungan baru, dimulai dari ditandatangani kontrak hingga air dapat mengalir ke rumah pelanggan. Selama proses tersebut perusahaan membutuhkan waktu kurang dari 6 hari. Untuk kecepatan penyambungan perusahaan memperoleh nilai kinerja sebesar 2 yang berarti baik.
(76)
76
8) Kemampuan Penanganan Pengaduan rata-rata per Bulan
Berikut ini adalah tabel perhitungan penanganan pengaduan rata-rata per bulan.
Tabel II. 17
Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-Rata per Bulan
PDAM Kab Madiun tahun 2006 – 2008
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan tabel di atas tingkat kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 100%. Hal ini berarti perusahaan dapat menyelesaikan seluruh pengaduan yang diajukan oleh pelanggan. Untuk kemampuan penanganan penagihan rata-rata per bulan perusahaan memperoleh nilai kinerja 2 yang berarti baik.
9) Kemudahan Pelayanan
Perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008 telah memberikan kemudahan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan adanya service point selain di kantor pusat dan berada di daerah.
Rumus 2006 2007 2008
1. Jumlah Pengaduan Yang Selesai Ditangani
1.561 1.561 1.313
2. Jumlah Seluruh Pengaduan Kemampuan
Penaganan rata-rata
1.561
100%
1.561
100%
1.313
(77)
77
Dalam hal ini perushaan memperoleh nilai kinerja 2 yang bisa diartikan baik.
10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio karyawan per 1000 pelanggan.
Tabel II. 18
Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan PDAM Kab Madiun tahun 2006-2008
Sumber: Data Primer (diolah)
Menurut hasil perhitungan pada tabel di atas jumlah rasio karyawan pada tahun 2006, 2007, 2008 adalah sebesar 4,90, 5,04, 4,69. Secara keseluruhan rasio karyawan pada tahun 2006, 2007, 2008 memperoleh nilai kinerja sebesar 5 yang berarti sangat baik. Hal ini disebabkan karena jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sudah sesuai dengan jumlah pelanggan yang aktif.
Rumus 2006 2007 2008
1. Jumlah Seluruh Pelanggan
2. Jumlah Pelanggan Aktif
Rasio Karyawan per 1000 pelanggan
92
18.769
4,90
100
19.852
5,04
100
21.332
(1)
memungkinkan perusahaan untuk dapat menambah jumlah pendapatan karena kenaikan jumlah pelanggan.
b. Selama tahun 2006, 2007 dan 2008 tingkat kehilangan air perusahaan semakin mangalami penurunan. Tahun 2006 tingkat kehilangan air menunjukkan nilai sebesar 28,89% dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi sebesar 29,52% dan pada tahun 2004 menjadi sebesar 29,11%. Hal ini berarti perusahaan mampu untuk menekan tingkat kehilangan air yang memungkinkan perusahaan untuk mengurangi kerugian.
B. Kelemahan
1. Aspek Keuangan
a. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas pada tahun 2006, 2007 dan 2008 masih menunjukkan keadaan yang masih buruk. Hal ini disebabkan karena jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah utang yang harus ditanggung perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan belum mampu untuk menutup jumlah seluruh utang jangka panjang.
b. Selama tahun 2006, 2007 dan 2008 rasio total aktiva terhadap total utang menghasilkan rasio sebesar 0,69, tahun 2007 sebesar 0,87 dan pada tahun 2008 sebesar 0,88. Keadaan tersebut masih menunjukkan kondisi yang masih buruk. Hal ini dikarenakan total aktiva yang dimiliki perusahaan
(2)
85
belum mampu untuk menutup semua total utang yang harus ditanggung oleh perusahaan.
c. PDAM Kabupaten Madiun pada tahun 2006, 2007 dan 2008 menunjukkan penurunan pada indikator aktiva lancar terhadap utang lancar. Pada tahun 2006 rasio aktiva lancar terhadap utang lancar sebesar 0,34 dan mengalami penurunan pada tahun 2007 menjadi sebesar 0,30 pada tahun 2008 menjadi sebesar 0,23. Hal ini disebabkan karena adanya jumlah perubahan aktiva lancar dengan utang lancar, dimana jumlah utang lancar perusahaan tidak mengalami penurunan yang cukup signifikan, sedangkan aktiva lancar perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dalam hal ini rasio aktiva lancar terhadap utang lancar perusahaan masih di bawah nilai terendah.
2. Aspek Non Keuangan
a. Kontinuitas aliran air selama tahun 2006, 2007 dan 2008 masih menunjukkan nilai yang rendah. Hal ini disebabkan karena perusahaan belum mampu untuk menyediakan air secara non stop 24 jam.
b. Jumlah cakupan pelayanan perusahaan masih tergolong rendah karena belum mampu memenuhi target cakupan pelayanan sebesar 60% dari total jumlah penduduk.
c. Prosedur Operasi Standar (SOP) selama tahun 2006, 2007 dan 2008 belum mampu dipedomani secara sepenuhnya oleh perusahaan.
(3)
d. Rencana jangka panjang selama tahun 2006, 2007 dan 2008 belum mampu dipedomani secara sepenuhnya oleh perusahaan.
(4)
87 BAB IV PENUTUP
Berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan penulis pada bab sebelumnya di PDAM Kabupaten Madiun selama tahun 2006, 2007 dan 2008, maka penulis akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pembahasan yang dilakukan oleh penulis, dimana hasil dari penilaian kinerja tersebut terdapat dalam lampiran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan penulis tentang penilaian kinerja pada PDAM Kabupaten Madiun ditinjau dari aspek keuangan dan non keuangan, maka penulis dapat menyimpulkan tingkat kinerja PDAM Kabupaten Madiun pada tahun 2006 masuk dalam kategori cukup dengan nilai kinerja sebesar 49,86. Tingkat kinerja PDAM Kabupaten Madiun pada tahun 2007 masuk dalam kategori cukup dan mengalami kenaikan menjadi sebesar 59,23. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang cukup signifikan dalam penilaian kinerja aspek operasional. Tingkat kinerja PDAM Kabupaten Madiun pada tahun 2008 masuk dalam kategori cukup dan mengalami penurunan menjadi sebesar 54,75. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan dalam penilaian aspek keuangan dan non keuangan. Tetapi secara keseluruhan tingkat keberhasilan PDAM Kabupaten Madiun selama tahun 2006, 2007 dan 2008 masuk dalam kategori cukup.
(5)
B. Rekomendasi 1. Aspek Keuangan
a. Direksi PDAM hendaknya mengambil langkah-langkah yang nyata untuk mengurangi kerugian yang dialami perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dan menekan biaya operasi yang selama ini masih cukup tinggi.
b. Perusahaan hendaknya lebih banyak untuk meningkatkan penambahan dalam hal instalasi sumber air, instalasi pompa dan pengolahan air, instalasi transmisi dan distribusi, sehingga dapat meningkatkan jumlah total aktiva perusahan dan memungkinkan perusahaan dapat memperluas jaringan yang kemudian dapat meningkatkan pelanggan baru.
c. Perusahaan harus lebih banyak melakukan investasi jangka pendeknya dan meningkatkan jumlah persediaan, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah aktiva lancar. Tetapi di sisi lain hendaknya perusahaan harus mampu untuk melakukan pembayaran pinjaman plus denda yang didapat dari pihak ketiga ataupun dari pemerintah pusat dan perusahaan harus lebih selektif dalam hal penggunaan utang jangka panjangnya.
(6)
89 2. Aspek Non Keuangan
a. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan supaya memenuhi target 60% dari total jumlah penduduk, hendaknya PDAM Kabupaten Madiun mengupayakan perluasasan jaringan ke seluruh wilayah Kabupaten Madiun, kemudian mengintensifkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai arti pentingnya penggunaan air bersih.
b. Sehubungan dengan kontinuitas aliran air yang masih belum mampu untuk mengalirkan air selama 24 jam non stop kepada pelanggan, perusahaan hendaknya memprioritaskan agar distribusi air kepada pelanggan dapat mengalir selama 24 jam non stop, sehingga pelanggan tidak merasa dikecewakan dan secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan. c. Pimpinan perusahaan hendaknya sering melakukan inspeksi mendadak
(sidak) ke setiap bagian yang ada di perusahaan, sehingga para karyawan dapat melaksanakan tugasnya sesuai tugas dan tanggungjawabnya.