View of Pembagian Harta Bersama Akibat Perceraian: Studi Kasus di Pengadilan Agama Bekasi
S.H. selaku Panitera Muda Hukum di
11 Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Pengadilan Agama Kota Bekasi‛.
Pelaksanaan Peradilan Agama, Buku II,
Edisi Revisi 2010.
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 6 Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 6
B. Cara Mengajukan
Gugatan
Perkara.
a) Dalam menaksir panjar biaya ajukan gugatan pembagian harta ber-
Secara garis besar cara meng-
perkara perlu dipertimbangkan hal-hal sama di Pengadilan Agama Kota Be-
sebagai berikut: (a) Jumlah pihak kasi terdiri dari: 12 yang berperkara. Jarak tempat tinggal
(1) Sistem pelayanan perkara di dan kondisi daerah para pihak (ra- Pengadilan Agama menggunakan sis-
dius). (b) Untuk perkara cerai talak tem meja, yaitu sistem kelompok ker-
harus diperhitungkan juga biaya pe- ja yang terdiri dari: Meja I (ter-masuk
manggilan para pihak untuk sidang di dalamnya kasir), Meja II dan Meja
ikrar talak. (c) Biaya pemanggilan
III. 13 para pi-hak untuk menghadiri proses (2) Petugas Meja I menerima gu-
mediasi lebih dahulu dibebankan gatan, permohonan, permohonan ek-
kepada pihak Penggugat melalui uang sekusi dan perlawanan pihak ketiga
panjar biaya perkara. ( derden verzet). Dalam pendaftaran
6) Panjar Biaya Perkara Harta perkara, dokumen yang perlu diserah-
Bersama 14 di Pengadilan Agama Be- kan kepada petugas Meja I adalah: (a)
kasi.
Surat gugatan yang dituju-kan kepada
7) Setelah menaksir panjar bia- Ketua Pengadilan Agama. (b) Surat
ya perkara, petugas Meja I membuat kuasa khusus (dalam hal penggugat
Surat Kuasa Untuk Membayar atau Pemohon menguasakan kepada
(SKUM) dalam rangkap 4 (empat): pihak lain). (c) Fotocopy Kartu Ang-
(a) Lembar pertama warna hijau gota Advokat bagi yang mengguna-
untuk bank. (b) Lembar kedua warna kan jasa advokat.
putih untuk Penggugat / Pemohon. (c) (3) Surat gugatan/permohonan
Lembar ketiga warna merah untuk diserahkan kepada petugas Meja I
kasir. (d) Lembar keempat warna sebanyak jumlah pihak, ditambah 3
kuning untuk dimasukkan dalam rangkap untuk Majelis Hakim.
berkas.
8) Surat Keputusan Ketua dan memeriksa kelengkapan berkas
(4) Petugas Meja I menerima
Pengadilan Agama tentang Panjar dengan menggunakan daftar periksa
Biaya Perkara harus ditempel pada ( check list ). (5) Dalam menaksir panjar biaya perkara, petugas Meja I berpedoman pada Surat Keputusan Ketua Peng-
14 Hasil Wawancara dengan Enjang
Zaenal Hasan, S. H. selaku Panitera Muda
12 Ibid,. Hukum di Pengadilan Agama Kota Beka-
13 Ibid,. si, tanggal 08 Januari 2014.
7 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014 7 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
17) Petugas Meja II memasukkan kan
9) Petugas Meja I mengembali-
surat gugatan / permohonan tersebut Pemohon untuk diteruskan kepada
berkas kepada
Penggugat/
dalam map berkas perkara yang telah kasir.
dilengkapi dengan formulir: PMH
10) Penggugat/Pemohon memba- (Penetapan Majelis Hakim), Penun- yar uang panjar biaya perkara yang
jukan Panitera Pengganti, Penunjukan tercantum dalam SKUM ke bank.
Jurusita Pengganti, PHS (Penetapan
11) Pemegang Kas menerima Hari Sidang) dan Instrumen. bukti setor ke bank dari Penggugat /
18) Petugas Meja II menyerah- Pemohon dan membukukannya dalam
kan berkas kepada Panitera melalui buku Jurnal Keuangan Perkara.
Wakil Panitera untuk disampaikan
12) Pemegang Kas member no- kepada Ketua Pengadilan Agama. mor, membubuhkan tanda tangan dan
19) Dalam waktu paling lambat cap tanda lunas pada SKUM.
dua hari kerja berkas perkara sebagai-
13) Nomor urut perkara adalah mana angka (22) di atas harus sudah nomor urut pada Buku Jurnal Keuang-
diterima oleh Ketua Pengadilan Aga- an Perkara. 16 ma.
20) Prosedur pengajuan berper- satu rangkap surat gugatan/ permo-
14) Pemegang Kas menyerahkan
kara secara prodeo: 17 honan yang telah diberi nomor
a) Permohonan berperkara seca- perkara berikut SKUM kepada Peng-
ra prodeo diajukan bersama-sama gugat/Pemohon agar didaftarkan di
dengan surat gugatan/ permohonan Meja II.
dan melampirkan surat keterangan
15) Petugas Meja II mencatat tidak mampu dari Kepala Desa/Lurah perkara tersebut dalam Buku Register
atau yang setingkat. Induk Gugatan/Permohonan sesuai
b) Meja I membuat SKUM Rp. dengan nomor perkara yang tercan-
0,- dan menyerahkannya kepada tum pada SKUM.
pemohon.
c) Pemohon menyerahkan surat kan satu rangkap surat gugatan/
16) Petugas Meja II menyerah-
gugatan/permohonan dan SKUM permohonan yang telah terdaftar
kepada Kasir.
d) Kasir meyerahkan kembali
sehelai surat gugatan / permohonan
15 Hasil Wawancara dengan Enjang bersama SKUM kepada pihak. Zaenal Hasan, S. H. selaku Panitera Muda
Hukum di Pengadilan Agama Kota Beka-
17 Ibid,. Pedoman Pelaksanaan Pelaksa- si, tanggal 08 Januari 2014.
naan Tugas dan Pelaksanaan Peradilan
16 Ibid,. Agama.
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 8 Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 8
penanganan administrasi prodeo mur- an perkara harus tetap dicatat dalam
ni.
jurnal dan buku induk. (b) Pemanggilan pertama kepada
f) Meja II mencatat dalam para pihak oleh Jurusita tanpa biaya register perkara dan memproses lebih
(prodeo murni). lanjut bagaimana prosedur pada butir
(c) Apabila permohonan berper- (21), (22), dan (23).
kara secara prodeo dikabulkan Majelis
g) Setelah Majelis Hakim me- Hakim, Panitera Pengganti menyerah- nerima berkas dari Ketua Pengadilan
kan salinan amar Putusan Sela kepada Agama, Ketua Majelis menerbitkan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) PHS disertai perintah kepada Jurusita
untuk kemudian dibuatkan Surat / Jurusita Pengganti memanggil para
Keputusan bahwa biaya perkara pihak
untuk diadakan
sidang
tersebut dibebankan kepada DIPA insidentil. 18 Pengadilan Agama.
h) Untuk berperkara secara (d) Berdasarkan Surat Keputus- prodeo yang dananya dibantu oleh
an KPA tersebut, Bendahara Penge- Negara:
luaran menyerahkan bantuan biaya (1) Biaya dibebankan pada DIPA
perkara kepada Kasir sebesar yang Pengadilan Agama.
telah ditentukan DIPA. (2) Komponen biaya prodeo
(e) Kasir membuat SKUM dan meliputi antara lain: hanya pemang-
membukukan bantuan biaya tersebut gilan,
dalam Buku Jurnal Keuangan dan putusan, biaya saksi / saksi ahli, biaya
biaya pemberitahuan
isi
mempergunakan biaya sesuai kebu- materai, biaya alat tulis kantor, biaya
tuhan selama proses perkara berlang- penggandaan/fotokopi, biaya pember-
sung.
kasan dan biaya pengiriman berkas. (f) Kasir terlebih menyisihkan (3) Biaya prodeo tersebut dike-
biaya redaksi dan materai dari alokasi luarkan oleh Pengadilan Agama sesuai
biaya sebagaimana pada huruf (h) anggaran yang tersedia dalam DIPA.
angka (2).
(4) Biaya prodeo dapat dialoka- (g) Dalam ketersediaan anggaran sikan untuk perkara tingkat pertama,
sebagaimana huruf (h) angka (2) telah tingkat banding dan tingkat kasasi.
habis sementara perkara masih me- (5) Mekanisme pembiayaan per-
merlukan proses lebih lanjut, maka kara prodeo yang dibiayai DIPA
proses selanjutnya dilaksanakan seca- adalah sebagai berikut :
ra prodeo murni. (a) Tata cara pengajuan dan pro-
(h) Dalam hal terdapat sisa ang- ses penanganan administrasinya sama
garan perkara prodeo sebagaimana
dimaksud pada huruf (h) angka (2),
18 Ibid,.
9 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014 9 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
langsung oleh yang bersangkutan maupun memakai jasa pengacara.
C. Metode Penetapan Pembagian Pemeriksaan pembagian harta bersa- Harta Bersama
ma dalam hal yang kumulatif dilaku- Ketentuan mengenai harta benda
kan setelah pemeriksaan gugatan perkawinan dalam UU No.1 tahun
cerai. Apabila gugatan cerainya ditto- 1974 tentang Perkawinan diatur da-
lak, maka pembagian harta bersama- lam Pasal 35, 36, dan 37. Harta benda
nya biasanya juga ditolak. Karena yang diperoleh selama perka-winan,
pembagian harta bersama tersebut
menginduk pada gugatan cerai. an dari masing-masing suami istri dan
menjadi harta bersama. 19 Harta bawa-
Kecuali kalau minta pemisahan harta harta benda yang diperoleh masing-
bersama, karena salah satu pihak di- masing sebagai hadiah atau warisan,
khawatirkan atau bahkan terbukti adalah di bawah penguasaan masing-
menghilangkan harta bersama dengan masing sepanjang para pihak tidak 21 permohonan tersendiri.
menentukan lain (pasal 35 ayat (1) Harta kepemilikan terdiri dari dua dan (2) UU No.1 tahun 1974 tentang
jenis, yaitu harta milik sempurna dan Perkawinan). Harta bawaan suami 22 harta milik tidak sempurna. Bila
atau istri kembali kepada para pihak terjadi pembagian harta gono gini, masing-masing, yang membawa harta
kedua jenis harta milik tersebut pun benda tersebut ke dalam perkawin-
memiliki cara pembagian yang ber- an. 20 beda, berikut penjelasannya:
a. Harta Milik Sempurna perkawinan senantiasa merupakan ba-
Pembagian harta kekayaan dalam
Harta milik sempurna ialah hak gian yang krusial dari suatu percerai-
milik atas zat dan manfaatnya sekali- an. Hal ini dapat kita cermati dari
gus. 23 Ciri-ciri harta milik sempurna banyaknya kasus yang menarik per-
diantaranya: sejak awal pemilikan hatian publik terhadap pembagian
terhadap materi dan terhadap manfaat harta perkawinan. Pembagian harta
harta itu bersifat sempurna, materi bersama lewat Pengadilan Agama, bisa diajukan serempak dengan penga- juan gugatan perceraian (kumulatif)
21 Hasil wawancara dengan Drs. Amri, atau dapat pula digugat tersendiri se-
S. H., M. H., selaku hakim di Pengadian Agama Bekasi, tanggal 03 januari 2014.
22 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah,
19 Tim New Merah Putih, Undang- Fikih Muamalah, (Bogor:Ghalia Indone- Undang No.1 tahun 1974 tentang Perka-
sia, 2011), h. 31. winan, Jakarta: GalangPress Group, hlm:
23 Ghufron A dan Mas ‘Adi, Fikih 128.
Muamalah Kontektual, (Jakarta:PT Raja
20 Ibid,.128. Grafindo Perdana,2002), h. 68-74.
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 10
Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
dan manfaatnya sudah ada sejak pemilikan benda itu, pemilik tidak dibatasi waktu, pemilikannya tidak boleh digugurkan, dan apabila hak milik itu kepunyaan bersama maka masing-masing orang dianggap bebas mempergunakan miliknya itu sebagai-
mana milik mereka masing-masing. 24
Dalam menentukan pembagian harta bersama dari segi Harta Milik Sem- purna yaitu terlebih dahulu harus adanya pembuktian (bukti-bukti kon- kret/jelas), adanya pemeriksaan se- tempat (apakah letak barang tersebut berada dalam yurisdiksi Pengadilan Agama Bekasi atau di luar yurisdiksi Pengadilan Agama Bekasi), jika telah terbukti kebenaran kepemilikan sem- purna maka harta tersebut dibagi dua (setengah-setengah) antara suami dan istri. Namun, jika kiranya ada hal lain yang masih dalam pertimbangan ke- dua belah pihak maka pembagian harta tersebut dilakukan melalui kesepakatan bersama (diantara kedua
belah pihak). 25
b. Harta Milik Tidak Sempurna Harta milik tidak sempurna ialah hak milik yang hanya berlaku ke atas salah satu dari pada zat atau manfaat
24 Hasil wawancara dengan Drs. Amri, S. H., M. H., selaku hakim di Pengadian
Agama Bekasi, tanggal 07 januari 2014.
25 Hasil wawancara dengan Firris Barlian, S. Ag, M. H., selaku hakim di
Pengadian Agama Bekasi, tanggal 06 januari 2014.
harta tersebut. 26 Ciri-cirinya yaitu: Harus dibuktikan dahulu harta terse- but. Bila dimiliki secara sempurna. Selanjutnya, hakim tetap berupaya agar tercapai kesepakatan untuk me- nyelesaikan pembagian harta tersebut. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka bagian yang sudah bisa menjadi milik sempurna saja yang kemudian dibagi dua. Bisa dengan menjual harta tersebut atau mengover kreditkan atau apabila ada salah satu dari kedua belah pihak sanggup membayar sesuai harga yang patut maka, dilakukan pembayaran setelah dihitung berapa harga yang harus dibayar setelah di-
kurangi jumlah bagiannya. 27 Adapun pembagian harta bersama untuk harta yang tidak sempurna yaitu: terlebih dahulu harus adanya pembuktian (bukti-bukti konkret/jelas), adanya pemeriksaan setempat apabila terda- pat barang sengketa yang dilakukan penyitaan dimana barang tersebut berada di luar yurisdiksi Pengadilan Agama Bekasi, dan atau barang terse- but masih dalam tanggungan (kredit), maka pembagian harta tersebut dapat melalui kompensasi berupa pengem- balian oleh pihak yang ingin mene- ruskan kredit terhadap bagian pihak lain sesuai dengan jumlah kredit yang telah dilunasi, atau melalui over
26 Slamet Abidin, Aminuddin, Fikih Muamalah, hal. 32
27 Hasil wawancara dengan Firris Barlian, S. Ag, M. H., selaku hakim di
Pengadian Agama Bekasi, tanggal 06 januari 2014.
kredit kepada pihak ketiga dan uang dayaan atau lebih, sehingga menjadi hasil overan tersebut dibagi kepada
satu kebudayaan). 30 suami dan istri yang bersengketa. 28 Dalam pandangan penulis, proses
akulturasi terjadi pada saat umat
D. Antara Akulturasi dan Asimilasi Islam dapat menerima konsep harta dalam Hukum Keluarga Islam
bersama atau gono gini secara sosial Pembagian harta bersama yang
yang bersumber dari hukum adat. Pa- telah diterapkan Undang-Undang
da dasarnya landasan pertama ter- No.1 tahun 1974 dan Kompilasi Hu-
jadinya pembagian harta bersama di kum Islam dalam pandangan penulis
Indonesia ialah menyerap dari hukum mengandung unsur-unsur akulturasi
adat, dalam hukum adat, harta perka- dan asimilasi. Akulturasi adalah suatu
winan terdiri dari harta bawaan dan proses sosial yang timbul mana kala
harta gono gini. Harta bawaan adalah suatu kelompok manusia dengan ke-
harta yang dibawa oleh suami atau budayaan tertentu dihadapkan dengan
dan oleh istri secara sendiri sendiri unsur dari suatu kebudayaan asing.
pada waktu awal perkawinan yang Dan kebudayaan asing itu lambat laun
pada dasarnya tetap dimiliki oleh me- diterima dan di olah dalam kebuda-
reka masing-masing sendiri dan tidak yaannya sendiri tanpa menyebabkan
menjadi harta bersama. Sedangkan hilangnya unsur kebudayaan kelom-
harta bersama atau gono gini berarti pok itu sendiri. 29 harta yang merupakan hasil usaha
Akulturasi merupakan sebuah isti- suami dan istri secara bersama-sama lah dalam ilmu sosiologi yang berarti
sepanjang perkawinan mereka. 31 proses pengambil alihan unsur-unsur
Ditetapkannya Harta Bersama da- (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah
lam Undang-undang No. 1 tahun 1974 kelompok atau individu. Adalah suatu
dan Kompilasi Hukum Islam menun- hal yang menarik ketika melihat dan
jukkan terjadinya proses akulturasi mengamati proses akulturasi tersebut
yang menghasilkan proses asimilasi sehingga nantinya secara evolusi men-
atau peleburan dua budaya. Dalam hal jadi asimilasi (meleburnya dua kebu-
ini, proses akulturasi dan asimilasi pada harta bersama nampak mudah terjadi dikalangan umat Islam, karena pada dasarnya didalam ajaran Islam
terdapat khazanah pemikiran menge-
28 Hasil wawancara dengan Drs. Amri, S. H., M. H., selaku hakim di Pengadian
30 Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Agama Bekasi, tanggal 07 januari 2014
Pengantar Baru, PT. Raja Grafindo
29 Muhammad Fauzy, Psikologi Lintas Persada, Jakarta, 2007, hlm: 41 Budaya: Riset dan Aplikasi, Gramedia
31 Suprihatin, Maslahah Jurnal Hukum Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
Islam, Vol. 3 No.1, Maret 2012, hal. 59.
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 12 Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 12
b) Jabari (syirkah amlak jabari) istilah Syirkah yang sudah diakui
yaitu perserikatan yang muncul secara Secara bahasa kata syirkah berarti
paksa bukan keinginan orang yang al-ikhtilath (percampuran) dan perse-
berserikat artinya hak milik bagi kutuan. 32 maksud percampuran di sini
mereka berdua atau lebih tanpa adalah jika seseorang mencampurkan
dikehendaki oleh mereka. Seperti hartanya dengan harta orang lain se-
harta warisan yang mereka terima dari hingga sulit untuk dibedakan. Syirkah
bapaknya yang telah wafat. Harta memiliki kedudukan yang sangat kuat
warisan ini menjadi hak milik dalam Islam. sebab keberadaannya
bersama bagi mereka yang memiliki dirujukan oleh al- Qur’an, al-hadist, hak warisan.
dan ijma ulama. 2) Syirkah Uqud Macam-macam Syirkah :
Syirkah Ukud adalah dua orang
1) Syirkah Amlak atau lebih melakukan akad untuk Menurut Sayyid Sabiq, yang di-
bekerja sama (berserikat) dalam maksud dengan syirkah amlak adalah
modal dan keuntungan. Artinya kerja bila lebih dari satu orang memiliki
sama ini didahului oleh transaksi satu jenis barang tanpa akad baik
dalam penanaman modal dan kese-
bersifat ikhtiari atau jabari. 35 Artinya, pakatan pembagian keuntungan. barang tersebut dimiliki oleh dua
syirkah ukud dan orang atau lebih tanpa didahului oleh
Pembagian
hukumnya yaitu : akad. Hak kepemilikan tanpa akad itu
Syirkah Inan yaitu pengga- bungan harta atau modal dua orang
a)
dapat disebabkan oleh dua sebab: 34
a) Ikhtiari atau disebut (syirkah atau lebih yang tidak selalu sama amlak ikhtiari) yaitu perserikatan
jumlahnya. Boleh satu pihak memiliki harta yang muncul akibat tindakan
modal lebih besar dari pihak lain. hukum orang yang berserikat, seperti
b) Syirkah al-mufawadhah yaitu dua orang yang sepakat membeli
perserikatan di mana modal semua suatu barang atau keduanya menerima
pihak dan bentuk kerja sama yang hibah, wasiat, atau wakaf dari orang
mereka lakukan baik kualitas dan lain maka benda-benda ini menjadi
harus sama dan harta serikat (bersama) bagi mereka
kuantitasnya
keuntungan dibagi rata. berdua.
c) Syirkah al-Abdan yaitu
perserikatan dalam bentuk kerja yang
32 Sayyid Sabiq, hasilnya dibagi bersama sesuai Fiqh al-Sunnah, dengan kesepakatan. Artinya perseri-
(Beirut: Dar al-Fikr, 2006), juz III, hlm. 931.
33 Sayyid Sabiq, Op. cit., hlm. 932
35 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Mua-
34 Gufron Ihsan, Fiqih Muamalat, malah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.131.
2007), hlm.168.
13 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014 13 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
tukang besi, kuli angkut, tukang jahit, .... ِثُلُّثلا ىِف ُءآَكَرُش ْمُهَف tukang celup, tukang servis elektronik
Artinya: ‚maka mereka bersekutu dan sebagainya.
dalam yang sepertiga‛.
d) Syirkah al-Wujuh yaitu per- Adapun dalam hadis, Rasulullah serikatan tanpa modal, artinya dua
bersabda:
orang atau lebih membeli suatu ُذَحَا ْه ُخَي ْمَلاَم ِهْيَكْيرَّشلا ُثِلاَث اَوَا barang tanpa modal, yang terjadi
ُهَبِحاَص اَمُه ُذَحَا َناَخ اَرِإَف ُهَبِح اَصَامُه 37 adalah hanya berpegang kepada nama
ُناَطْيّشلا َءاَجَو اَمِهِىْيَب ْهِم ُتْجَرَخ baik dan kepercayaan para pedagang
Artinya: ‚aku orang ketiga dari terhadap mereka.
dua hamba-Ku yang bekerja sama
e) Syirkah mudharabah yaitu selama keduanya tidak berkhianat. persetujuan antara pemilik modal da-
Jika salah satunya berkhianat, maka lam seorang pekerja untuk mengelola
aku akan keluar dari keduanya dan uang dari pemilik modal dalam suatu
penggantinya adalah syetan‛. (HR. perdagangan tertentu yang keuntung-
Abu Daud).
annya dibagi sesuai dengan kesepa- Ketentuan syar’i menyangkut syir- katan bersama. 36 kah ini dikembangkan umat islam
dalam bentuk harta syirkah di atas, dapat ditemukan bah-
Berdasarkan pada deskripsi konsep
Indonesia
bersama. Secara sosiologis ketentuan wa pada dasarnya harta bersama
harta bersama yang ditetapkan mela- dalam perkawinan menurut Islam
lui Undang-Undang no.1 tahun 1974 masuk pada kategori syirkah amlak
dan Kompilasi Hukum Islam merupa- ikhtiari . Hal ini dikarenakan harta
kan proses akulturasi dan asimilasi bersama diperoleh setelah melakukan
didalam masyarakat Islam. Proses ini perserikatan melalui akad nikah.
terjadi karena dalam ajaran Islam itu sendiri terdapat konsep syirkah amlak
Analisis Penelitian Ikhtiari yang dapat dijadikan sebagai Pada hakikatnya, harta bersama
dasar analogi dalam menerapkan hu- merupakan harta perolehan selama
kum kebolehan harta menerima gono ikatan perkawinan yang didapat atas
gini bersama sebagai salah satu kon- usaha masing-masing secara sendiri-
sep dan praktik yang diterapkan umat sendiri atau didapat secara usaha ber-
Islam.
sama. Secara normatif pembagian har- Dalam proses syirkah amlak ikh- ta bersama merupakan aplikasi ajaran
tiari terdapat ilat yaitu adanya per- Islam mengenai syirkah yang dilaku-
serikatan antara dua orang atau lebih
37 Ibid,. Gufron Ihsan, Fiqih Muamalat,
36 Ibid,. 169 hlm: 128
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 14 Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 14
(boleh). Menurut para fukaha, hukum Hal ini dapat dijadikan rujukan dalam
kepemilikan syirkah amlak disesuai- menerima harta bersama dimana da-
kan dengan hak masing-masing yaitu lam harta bersama terdapat perseri-
bersifat sendiri-sendiri secara hukum. katan diantara suami dan istri.
Artinya seseorang tidak berhak untuk Melalui metode analogi ( al-Qiyas )
menggunakan atau menguasai milik ini, keberadaan konsep syirkah amlak
mitranya tanpa izin dari yang ikhtiari dapat dijadikan sebagai dasar
bersangkutan. Karena masing-masing diterimanya harta bersama dalam
mempunyai hak yang sama. hukum Islam. Al-Qiyas menurut baha-
c. Adanya Far’u (Cabang), ya- sa mengukur sesuatu dengan sesuatu
itu sesuatu yang tidak ada ketegasan yang lain untuk diketahui adanya
hukumnya dalam Al- Qur’an, al- persamaan antara keduanya. Adapun
Sunnah, atau al- Ijma’ , yang hendak Para ulama Ushul Fiqih sepakat bah-
ditemukan hukumnya melalui Qiyas . wa yang menjadi rukun 38 Qiyas yaitu: Adapun Far’u (cabang) dalam perso-
a. Ashl yaitu masalah yang te- nalan ini adalah harta bersama (gono lah ditetapkan hukumnya baik dalam
gini).
Al- Qur’an atau dalam Sunnah Rasu-
d. Illat merupakan sesuatu yang lullah. Ashl disebut juga al-maqis
karena (keberadaan)nya maka hukum ‘alaih (tempat mengiyaskan sesuatu).
menjadi ada. 39 Atau, perkara yang Dalam hal ini, yang menjadi ashal
memunculkan hukum, berupa tasyri’ dalam kebolehan harta gono gini
(pensyariatan suatu hukum). Jadi, adalah Syirkah Amlak Ikhtiari. Keber-
itu disyari’atkan karena adaan syirkah di tunjang dengan
hukum
adanya ‘illat. ‘illat adalah dalil, tanda, ditegaskan dalam Al- Qur’an surat
dan yang memberitahu (adanya) hu- Saad ayat 24: ‚Sesungguhnya keba-
kum. Oleh karena itu, ‘illat termasuk nyakan orang-orang yang berserikat
ma’qul an-nash, artinya, bisa dipaha- itu sebagian mereka berbuat zalim
mi dari nash. kesamaan Illat antara kepada sebagian yang lain kecuali
syirkah amlak ikhtiari dan harta gono orang-orang yang beriman dan me-
gini adalah adanya perserikatan di ngerjakan amal soleh dan amat sedikit
antara dua orang atau lebih. mereka itu‛.
Adapun porsi Pembagian Harta
b. Adanya Hukum ashl yaitu Bersama masing-masing sebanyak hukum syara’ yang terdapat pada ashl 50%. Dalam KHI (Kompilasi Hukum
yang ditetapkan pada far’u (cabang) Islam) yang diterapkan dalam Per- dengan jalan Qiyas . Kemudian hukum
adilan Agama, harta gono-gini antar
39 Atha bin Khalil, Ushul Fiqih, Bogor: Kencana, 2009, hal.130.
38 Satria Effendi, Ushul Fiqih, Jakarta:
Pustaka Thariqul Izzah, 2003, hal.113.
15 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014 15 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
gono-gini atau tidak. Jika ada, itulah yang di terapkan Pengadilan Agama
yang diberlakukan. Kota Bekasi sesuai dengan pasal 97
Qadha, jika tidak ada sulh dan KHI disebutkan: ‚Janda atau duda
‘ urf , barulah masuk dalam sistem ter- cerai hidup, masing-masing berhak
akhir, yaitu qadha. Qadha sendiri ada- seperdua dari harta bersama sepanjang
lah keputusan yang ditetapkan oleh tidak ditentukan lain dalam perjanjian
hakim setempat tentang masalah yang
perkawinan‛. 42 disampaikan kepadanya. Namun ketentuan dalam KHI ini
Dalam kondisi ini seorang hakim bukanlah suatu putusan hukum yang
harus melihat kepada kondisi suami paten, jika suami istri sepakat mem-
istri tersebut, untuk bisa menentukan bagi harta dengan prosentase tertentu,
pembagian harta gono-gini secara maka kesepakatan dan keridhaan
baik. Dan dalam kondisi ini boleh mereka didahulukan. ‘ Urf , merupakan
bagi hakim untuk menggunakan hu- adat kebiasaan yang berlaku di sebuah
kum perdata yang berlaku di per- masyarakat, sehingga itu menjadi hu-
adilan, selagi tidak bertentangan kum di masyarakat tersebut. Para ula-
dengan hukum syariat Islam. ma sepakat ‘urf bisa dijadikan salah
Adapun upaya Hakim Pengadilan satu acuan hukum. Dalam salah satu
Agama Kota Bekasi dalam membagi kaidah fikih disebutkan,
harta bersama pada harta yang ber-
status tidak sempurna karena masih Artinya: ‚Sebuah adat kebiasaan
dalam proses pembayaran di bank, itu bisa dijadikan sandaran huk 41 um‛. dengan cara:
1. Memberikan kompensasi umum; (2) Tidak bertentangan dengan
Dengan syarat: (1) Urf itu berlaku
berupa pemberian oleh pihak yang nash syar’i; (3) ‘ Urf itu sudah berlaku
meneruskan akad kreditnya. sejak lama, bukan sebuah kebiasaan
2. Melakukan pelelangan, di yang baru saja terjadi; (4) Tidak
mana hasilnya dibagi dua secara berbenturan dengan tasyri’.
sama.
Jadi, jika dalam masalah harta Hal tersebut dilakukan berdasar- gono-gini tidak ada kesepakatan anta-
kan pasal 96 Kompilasi Hukum Islam ra suami istri, maka dilihat apakah da-
dan pasal 37 Undang-undang Nomor 1 lam masyarakat tersebut ada ‘ urf yang
Tahun 1974 tentang perkawinan dan
ketentuan ini sejalan dengan putusan
40 Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Mahkamah Agung RI tanggal 9 Nuansa Aulia, 2012.
Desember 1959 No. 424.K/SIP/1959,
41 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
42 Majalah Al Furqon, Vol. 55 Jakarta, Cet. 3, 1998, hal: 168.
September – Oktober 2012.
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 16 Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 16
masing suami dan istri. suami istri kalau terjadi perceraian maka masing-masing pihak mendapat
Kesimpulan
setengah bagian. Sehubungan dengan Pembagian harta bersama dilaku- hal tersebut, pembagian harta ber-
kan atas dasar Undang-undang Nomor sama setengah untuk suami dan
1 tahun 1974 tentang perkawinan dan setengah untuk istri dalam kasus-
Kompilasi Hukum Islam, maka harta kasus tertentu dapat dilenturkan
kekayaan yang diperoleh baik dari mengikat realita dalam kehidupan
pihak suami atau istri menjadi hak keluarga di beberapa daerah Indonesia
bersama sepanjang tidak ditentukan ini ada pihak suami yang tidak ber-
lain dalam perjanjian perkawinan dan partisispasi dalam membangun eko-
jika perkawinan putus, masing-masing nomi rumah tangga. Dalam hal ini,
berhak ½ (seperdua) dari harta ter- sebaiknya para praktisis hukum lebih
sebut, karena selama perkawinan hati-hati dalam memeriksa kasus-
terdapat adanya harta bersama, maka kasus tersebut agar memenuhi rasa
hakim disini memberikan putusan keadilan, kewajaran, dan kepatutan.
mengenai besarnya bagian masing- Adapun manfaat diterapkan harta
masing. Pengadilan menetapkan pem- bersama adalah menyangkut perlin-
bagian harta bersama tersebut ½ dungan hak. Dalam hal ini adalah hak
(seperdua) bagian untuk penggugat kepemilikan harta dari pihak yang
dan ½ (seperdua) bagian untuk tergu- berpisah. Sebagaimana tercantum da-
gat. Dalam agama Islam tidak meng- lam salah satu kemaslahatan yaitu
atur tentang harta bersama dalam Al- Hifzul Mal.
Qur’an, oleh karena itu terserah sepe- Secara umum, kepemilikan dalam
nuhnya kepada mereka untuk meng- Islam dapat diartikan sebagai ijin
aturnya. Pendapat ini dikemukakan syar’i untuk memanfaatkan barang. 43 oleh Hazairin, Anwar Harjono, dan
Sedangkan kepemilikan individu ada- Andoerraoef serta diikuti oleh murid- lah hukum syara’ yang mengatur
muridnya. Sebagian pakar hukum barang atau jasa yang disandarkan
Islam yang lain mengatakan bahwa dari individu yang memungkinkannya
suatu hal yang tidak mungkin jika untuk memanfaatkan barang dan
agama Islam tidak mengatur tentang mengambil kompensasi darinya. De-
harta bersama ini, sedangkan hal-hal ngan kata lain, harta yang sah dibagi-
lain yang kecil-kecil saja diatur secara kan oleh penggugat dan tergugat dari
rinci oleh agama Islam dan ditentukan harta bersama selama perkawinan
kadar hukumnya. Tidak satupun yang
tertinggal, semuanya termasuk dalam
43 Ibid,. Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih ruang lingkup pembahasan hukum Muamalat, hal.50.
Islam. Jika tidak disebutkan dalam
17 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 18
Al- Qur’an, maka ketentuan itu pasti dalam Al-Hadis dan Al-Hadis ini merupakan sumber hukum Islam juga.
Pembagian harta bersama yang telah diterapkan Undang-Undang No.1 tahun 1974 dan Kompilasi Hu- kum Islam dalam pandangan penulis mengandung unsur-unsur akulturasi dan asimilasi. Proses akulturasi terjadi pada saat umat Islam dapat menerima konsep Harta Bersama atau Gono Gini secara sosial yang bersumber dari hukum adat. Adapun manfaat di- terapkan harta bersama adalah me- nyangkut perlindungan hak. Secara umum, kepemilikan dalam Islam da- pat diartikan sebagai ijin syar’i untuk memanfaatkan barang. Sedangkan kepemilikan individu adalah hukum syara’ yang mengatur barang atau jasa yang disandarkan dari individu yang memungkinkannya untuk meman- faatkan barang dan mengambil kom- pensasi darinya. Dengan kata lain, harta yang sah dibagikan oleh peng- gugat dan tergugat dari harta bersama selama perkawinan akan menjadi har- ta milik bagi masing-masing suami dan istri.
Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama yaitu: (a) Tahap pertama penggugat membuat gugatan dan membuat gugatan di Pengadilan Aga- ma Kota Bekasi. (b) Tahap kedua Petugas Meja 1 mendaftar perkara tersebut ke buku register. (c) Para penggugat membayar biaya perkara sesuai panjar biaya sesuai panjar yang ditentukan sekaligus menetapkan no- mor perkara tersebut. (d) Ketua
Pengadilan Agama menetapkan Maje- lis Hakim (PMH).sekaligus panitera sekretaris menunjuk panitera peng- ganti dan jurusita yang akan memban- tu hakim dalam persidangan. (e) Majelis hakim menetapkan hari sidang pemeriksaan perkara tersebut sekaligus memerintahkan jurusita un- tuk memanggil pihak-pihak.
Sidang Pertama: bila para pihak hadir baik penggugat maupun tergu- gat Majelis Hakim akan menyerahkan para pihak kepada mediator untuk melakukan mediasi. Bila pada sidang pertama ada para pihak yang tidak ha- dir tersebut akan dipanggil kembali kepada jurusita. di bacakan gugatan lalu bila mana ada tambahan atau pengurangan, penggugat di beri ke- sempatan untuk menyampaikan tam- bahan atau pengurangan tersebut. Lalu diberi kesempatan kepada tergu- gat untuk menjawab gugatan tersebut. Baik secara lisan atau tertulis. Kemu- dian setelah ada jawaban dari tergu- gat, kesempatan penggugat menyam- paikan replik kemudian di beri kesem- patan kepada tergugat untuk me- nyampaikan duplik.
Setelah sudah replik dan duplik, tergugat dan penggugat menyerahkan bukti-bukti seperti saksi-saksi, akta, dan sumpah. Setelah pembuktian dari tergugat dan penggugat baru Majelis Hakim member kesimpulan akhir beserta putusannya.
Harta Bersama dalam Undang-un- dang No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam menunjukkan terjadinya proses akulturasi yang menghasilkan Harta Bersama dalam Undang-un- dang No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam menunjukkan terjadinya proses akulturasi yang menghasilkan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri turasi dan asimilasi pada harta bersa-
Sipil, Edisi Pertama , (Jakarta: PT. ma nampak mudah terjadi dikalangan
Media Sarana Press,1986) umat Islam, karena pada dasarnya
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perka- didalam ajaran Islam terdapat khaza-
winan Islam Suatu Analisis UU nah pemikiran mengenai terjadinya
No. 1 Tahun 1974 dan KHI , Bumi harta bersama dengan istilah Syirkah
Aksara, Jakarta, Cet. I, 1996 yang sudah diakui masyarakat Islam.
Prof. R.H.A. Soenarjo S.H., Al- Qur- Berdasarkan hasil penelitian di
’an dan Terjemahnya , Jakarta, atas, maka pendapat penulis sebagai-
mana dalam Pasal 35 Undang-undang Ahmad Rofiq, Hukum Islam di No. 1 Tahun 1974 adalah harta keka-
Indonesia , PT. Raja Grafindo yaan yang diperoleh suami isteri
Persada, Jakarta, Cet. 3, 1998 selama perkawinan.
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunah Hal positif dalam Pembagian Har-
Departemen Pendidikan Nasional, ta Bersama ada Perlindungan hak
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepemilikan bagi suami dan istri.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Dengan kata lain, harta yang sah
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan dibagikan oleh penggugat dan tergu-
Im Al- Shan’any, Subul al-Salam, juz gat dari harta bersama selama per-
3, (Kairo: Dar Ihya’ al-Turats al- kawinan akan menjadi harta milik
‘Araby, 1379H/1960M), an Sudi- bagi masing-masing suami dan istri.
yat, Hukum Adat Sketsa Asas , Sedangkan hal negatif dalam Pem-
cet. Ke-4, (Yogyakarta: Liberty, bagian Harta Bersama maka akan
terjadi timbulnya sengketa dan T.Jafizham, Persentuhan Hukum di pemalsuan sehingga terjadi permasa-
Indonesia dengan Hukum Per- lahan pembagian harta yang belum
kawinan Islam, Percetakan Mus- terselesaikan.
tika, Medan, 1977 Abdul Manan, Masalah Hukum Per- \Daftar Pustaka
data Islam di Indonesia , Kencana, Jakarta, 2008.
Undang-undang Perkawinan Republik Penjelasan Umum angka 4 huruf e Indonesia No. 1 Tahun 1974 , Pe-
Undang-Undang Nomor 1 Tahun nerbit Arkola, Surabaya.
1974 tentang Perkawinan Hilman Hadikusuma, Hukum Perka-
UU Perkawinan , (Jakarta, New Merah winan Indonesia Menurut Perun-
Putih,2009) cet. Ke-1, pasal 35-37 dangan, Hukum Adat, Hukum
Kompilasi Hukum Islam , Fokusme- Agama , (Bandung: CV. Mandar
dia, Bandung, 2012 Maju,1990).
19 Maslahah, Vol. 5, No. 1, Mei 2014
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Per- Soerjono Soekanto, Pengantar Peneli- cetakan Sinar Baru Algensindo,
tian Hukum , (Jakarta: Universita Bandung, 2010, cet. Ke 47,
Indonesia, 1986). WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar
Suharsini Arikunto, Prosedur Peneliti- Bahasa Indonesia. an Suatu Pendekatan Praktek Slamet Abidin, Aminuddin, Fikih
(Jakarta: PT. Rineta Cipta, 1998 Munakahat
Tim New Merah Putih, Undang- Amir Syarifuddin, Hukum Perka-
Undang No.1 tahun 1974 tentang winan Islam di Indonesia.
Perkawinan, Jakarta: GalangPress Departemen Agama R.I Al- Qur’an
Group. dan Terjemah. Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Hamdani, H.S.A., Risalah Nikah , Alih
Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Bahasa Agus Salim,
Indonesia,2011) Soedarsono Soimin, Hukum Orang
Ghufron A dan Mas ‘Adi, Fikih Mua- dan Keluarga ; Perspektif Perdata
malah Kontektual, (Jakarta:PT Barat/BW Hukum Islam dan
Raja Grafindo Perdana,2002) Hukum Adat.
Slamet Abidin, Aminuddin, Fikih Buku Pedoman Pelaksanaan Peradilan
Muamalah Agama Buku II Edisi Revisi 2010
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Prof. Dr. Sugiyono, Metode Pene-
Pengantar Baru, PT. Raja Grafin- litian Kuantitatif, Kualitatif, dan
do Persada, Jakarta, 2007 R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013)
Suprihatin, Maslahah Jurnal Hukum Lexy J Moleong, Penelitian Kualitatif
Islam, Vol. 3 No.1, Maret 2012 (Bandung: PT. Remaja Rosdakar-
Gufron Ihsan, Fiqih Muamalat, ya, 2004).
(Jakarta: Kencana, 2010) Anselm Strauss, Juliet Corbin, Dasar-
Satria Effendi, Ushul Fiqih, Jakarta: dasar penelitian Kualitatif (Yog-
Kencana, 2009 yakarta: PT. Pustaka Belajar,
Atha bin Khalil, Ushul Fiqih, Bogor: 2003).
Pustaka Thariqul Izzah, 2003
Maslahah , Vol. 5, No. 1, Mei 2014 20