40288672 FAKTOR FAKTOR PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBELANJA DI TOKO POGO JL PAHLAWAN NO 85 JOMBANG

FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBELANJA DI TOKO POGO JL. PAHLAWAN NO 85 JOMBANG

Skripsi

Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Strata Satu Program Studi Pendidikan Ekonomi

Amir Arifudin Wahab NIM 062.009

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2010

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBELANJA DI TOKO POGO JL. PAHLAWAN NO 85 JOMBANG

Oleh

Amir Arifudin Wahab NIM 062.009

Telah disetujui pada tanggal........................

Pembimbing

Dra. Nanik sri setyani. M. si

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBELANJA DI TOKO POGO JL. PAHLAWAN NO 85 JOMBANG

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh

Amir Arifudin Wahab NIM 062.009

Dewan Penguji

Nama

Tanda Tangan

Penguji I : Dra. Nanik Sri Setyani. M.Si

Penguji II : Dr. Munawaroh, M.Kes

Mengetahui Mengesahkan Ketua prodi studi ekonomi

Ketua pusat penelitian

Dr. Munawaroh, M.Kes Dr. Heny Sulistyowati, M.Hum

MOTTO

Bahagialah orang yang diberi Tuhan dengan kesibukan-kesibukan yang padat, karena keberadaan kesibukan itu membuat hari-hari kita menjadi penuh makna

Kesuksesan lebih diukur dari rintangan Yang berhasil diatasi seseorang saat berusaha untuk sukses

Daripada dari posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan

Saya menganggap orang yang bisa mengatasi keinginannya Lebih berani daripada orang yang bisa menaklukkan musuhnya

Karena kemenangan yang paling sulit diraih Adalah kemenangan atas diri sendiri

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sripsi ini kupersembahkan untuk:  Ibu dan almarhum ayah tercinta yang selama ini telah

merawat saya dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi orang yang berguna, khususnya almarhum ayah mungkin selama hidupnya saya sering menentang keinginannya saya minta maaf karena saat menjelang dipanggilnya Allah SWT, saya tidak sempat minta maaf. Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih terhadap kedua orang tua saya kasih sayangnya tak akan terputus selama akhir hayat seperti sepanjang jalan

 Buat kakak-kakak saya yang telah yang menyayangi saya  Buat semua keluarga besar saya yang sudah mendukung

saya selama ini

 Buat temen-temen STKIP jangan lah lupakan masa-masa

kebersamaan, dimana waktu tersebut sangat menyenangkan dan tak akan terlupakan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan, sehingga peneliti bisa menyelesaikan

skripsi dengan judul ” Faktor-faktor pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan berbelanja di toko pogo jl. pahlawan no 85 jombang ” sebaik-baiknya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan agar memperoleh gelar sarjana pendidikan (S1) jurusan pendidikan Ekonomi Koperasi STKIP PGRI Jombang. Meskipun peneliti mengalami banyak kesulitan dan hambatan tetapi banyak sekali pihak-pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dari semua pihak, baik pihak langsung maupun pihak tidak langsung. Tidak lupa peneliti sampaik ucapan terima kasih yang sebesa-besarnya kepada :

1. Winardi, SH, M.Hum, selaku ketua STKIP PGRI Jombang

2. Dra. Heny Sulistyowati, M.Hum, selaku ketua Puslit STKIP PGRI Jombang

3. Dr. Munawaroh, M. Kes, selaku ketua prodi pendidikan ekonomi

4. Dra. Nanik Sri Setyani, M.Si, selaku Dosen pembimbing

5. Semua dosen ekonomi yang telah memberikan ilmunya selama saya kuliah di STKIP PGRI Jombang.

6. Bapak Ir. H. Tiamoen, selaku pemilik toko POGO di Jombang yang telah memberikan ijin saya untuk melakukan observasi.

7. Teman-tamanku yang telah memberi semangat dalam segala hal khususnya rizal yang telah membantu saya kalau ada kesulitan selama 7. Teman-tamanku yang telah memberi semangat dalam segala hal khususnya rizal yang telah membantu saya kalau ada kesulitan selama

sebutkan semuanya semoga Allah memberi balasan yang sebesar-besarnya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, semoga skripsi ini dapat dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi perbaikan kualitas pembelajaran Ekonomi ke depan.

Jombang, Februari 2010

Peneliti

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin.

1.2 Jumlah responden berdasarkan jarak rumah.

1.3 Jumlah responden berdasarkan banyaknya berkunjung.

1.4 Jumlah responden berdasarkan pendapatan perbulan.

1.5 Jumlah responden berdasarkan usia.

1.6 Tanggapan responden.

1.7 Urutan tingkatan faktor responden. DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Struktur organisasi Toko POGO toserba Jombang.

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

1.8 Diagram Batang

ABSTRAK

Wahab, Amir Arifudin. February 2010. “Faktor-Faktor Pertimbangan Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Berbelanja Di Toko Pogo Jl.

Pahlawan no 85 Jombang”, jurusan pendidikan ekonomi dan koperasi, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Jombang. Pembimbing : Dra.

Nanik Sri Setyani. M. Si

Kata Kunci : Faktor Pertimbangan Konsumen, Pengambilan Keputusan Ditoko POGO

Mempelajari perilaku konsumen dan pembeli pada hakekatnya melibatkan kita pada perilaku konsumen. Konsumen akan dihadapkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan yang membawa kepuasan kepada konsumen. Hal ini menimbulkan suatu bentuk perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli untuk suatu produk atau barang.

Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui faktor-faktor pertimbangan konsumen dalam pengambilan keputusan berbelanja di toko pogo dan yang kedua adalah untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan terhadap pertimbangan konsumen dalam berbelanja di toko POGO.

Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratif, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang terdiri dari observasi, quesiner ( angket), interview, dokumentasi. yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada 3 faktor yang dipertimbangkan dalam pengambil keputusan berbelanja ditoko POGO yaitu.faktor pelayanan, sangat mempengaruhi untuk menarik konsumen. Faktor lokasi, dimana kebanyakan konsumen yang membeli jaraknya dekat dengan toko POGO. Faktor harga menimbulkan suatu pilihan untuk memutuskan membeli. Diharapkan pihak manajemen perlu mempertahankan tiga faktor yang memutuskan pembelian ditoko POGO, dan sebaiknya toko POGO juga menggunakan komputer kasir biar lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memberikan peluang kepada industri untuk meningkatkan usahanya dalam menggunakan sumberdaya yang ada. hal ini menjadi salah satu sebab timbulnya persaingan dalam bidang industri yang semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dan munculnya berbagai ragam produk yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dimana produk-produk tersebut dapat menggantikan satu dengan yang lain produk sejenis dengan berbagai merek yang berbeda.

Mempelajari perilaku konsumen dan pembeli pada hakekatnya melibatkan kita pada studi perilaku manusia. Istilah perilaku konsumen pada umumnya memusatkan perhatian pada perilaku individu khususnya yang membeli produk yang bersangkutan, sekalipun para konsumen itu tidak terlibat dalam hal merencanakan pembelian produk tersebut ataupun menggunakan produk tersebut.

Disamping itu konsumen akan dihadapkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan antara lain tentang selera, persepsi, kelompok referensi dan kelas sosial sebelum melakukan pembelian, kemampuan didalam menganalisa perilaku berarti keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian berarti pula adanya keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran dan pimpinan toko dalam Disamping itu konsumen akan dihadapkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan antara lain tentang selera, persepsi, kelompok referensi dan kelas sosial sebelum melakukan pembelian, kemampuan didalam menganalisa perilaku berarti keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian berarti pula adanya keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran dan pimpinan toko dalam

Dari adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka setiap konsumen mempunyai keanekaragaman kebutuhan dan keinginan yang hendak dipuaskan. Hal ini menimbulkan suatu bentuk perilaku konsumen yang berbeda-beda tersebut menjadi suatu hal yang menarik perhatian peneliti guna mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk

atau barang maka peneliti mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBELANJA DI TOKO POGO JL. PAHLAWAN NO

B. BATASAN MASALAH

Agar tidak melebar pembahasan ini, maka peneliti akan memberikan batasan masalah penelitan ini hanya pada masalah pengungkapan faktor yang diduga dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam berbelanja di toko POGO Jombang dan karena keterbatasan peneliti faktor-faktor tersebut diangkat secara terbatas dengan pendekatan teori dan logika setelah mengamati lapangan maupun memperhatiakan refrensi yang terkait.

C. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam mengarahkan penelitiannya, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu.

1. Faktor–faktor apa yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan berbelanja di toko “POGO” Jombang.

2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling diutamakan terhadap pertimbangan konsumen dalam berbelanja di toko “POGO” Jombang.

D. TUJUAN MASALAH

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah.

1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan untuk berbelanja di toko POGO Jombang.

2. Untuk menjelaskan faktor utama yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan berbelanja di toko POGO Jombang.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi toko POGO Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dam sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran selanjutnya bagi toko tersebut.

2. Bagi Masyarakat Dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk membeli ditoko POGO.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Adapun definisi operasional yang terdapat dalam penelitian adalah.

a. Lokasi. Karena toko POGO berada di lingkup perkota yang dekat dengan konsumen, dimana tempat tersebut mudah dijangkau oleh konsumen sekitar guna memenuhi kebutuhannya.

b. Pelayanan. Yaitu dimana para karyawan berusaha melayani konsumen yang datang ketoko POGO dengan baik

c. Tempat persediaan yang mudah dicapai. Yaitu tempat penyimpanan barang (gudang) yang dimiliki toko POGO dekat dengan penjualan sehingga bisa mengefisienkan waktu.

d. Kecepatan. Yaitu pelayanan yang dilakukan karyawan baik berupa pemilihan barang maupun pada waktu transaksi pembayaran dilakukan dengan cepat dan efektif.

e. Harga. Yaitu besarnya uang yang harus dibayar konsumen terhadap suatu barang yang dijual oleh toko POGO tidak jauh beda dengan toko-toko besar lainnya sehingga toko POGO mampu bersaing dengan toko lain.

f. Penggolongan barang. Yaitu penggolongan barang yang sesuai merk dan jenis barang sehingga memudahkan konsumen untuk memilih barang.

g. Servis yang ditawarkan. Toko POGO menyediakan pelayanan servis bagi konsumen yang membeli barang ditoko POGO. Apa bila barang yang dibeli ditoko POGO ada yang rusak toko tersebut bersedia menggantinya.

h. Toko yang menarik. Untuk menarik konsumen, toko POGO menyediakan fasilitas bagi konsumen seperti musik dan pendingin ruangan.

i. Kemampuan tenaga penjualnya. Semua karyawan yang ada ditoko POGO menguasai kelebiahan maupun kekurangan produk yang dijual sehingga konsumen merasa dibantu dalam menentukan barang yang sesuai kebutuhan konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peneliti Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1. Rachmat, Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Berbelanja di Hypermart Malang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen berbelanja di hypermart Malang. Dengan menggunakan menggunakan jenis penelitian survey dengan menggunakan alat analisis faktor, serta faktor mana yang dominan yang mempengaruhi keputusan konsumen berbelanja di hypermart malang . Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan maka dapat dihasilkan 7 faktor inti yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di Hypermart Malang. Ketujuh faktor tersebut yaitu meliputi kelompok acuan, fasitas pendukung dan iklan, pribadi, motivasi, promosi dan jaminan produk, lokasi dan harga serta keyakinan atas produk. Faktor kelompok acuan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di Hypermart Malang.

2. Indriana imran. Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Adidas PT. Nusantara

Sportindo, Depok. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen produk Adidas, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk Adidas, mengidentifikasi, menggunakan metode judgment sampling dan alat analisis deskriptif. Serta menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi pembelian produk Adidas. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden dalam penelitian ini sebagian besar (85%) berjenis kelamin laki-laki dan berusia 20-24 tahun (40%), serta dengan status belum menikah (85%). Sebagian besar (47%) adalah pelajar dan pendidikan terakhir di dominasi oleh lulusan SMA (34%) dengan pendapatan sebagian besar (28%) Rp. 2.500.000 per bulan. Pada tahap pengenalan kebutuhan, alasan utama konsumen menggunakan produk Adidas adalah mutu yang sesuai (67%). Pencarian informasi, sumber informasinya adalah dari iklan televisi. Evaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk adalah kenyamanan dipakai.

B. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang dapat dijadikan suatu peluang bisnis. Berhasil tidaknya suatu usaha dalam mencapai tujuan berbisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Karena kemampuan mereka yang dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi yang dijalankan diperusahaan tersebut bisa lancar.

Menurut william J. Stanton pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembelian potensial (Drs. Basu swastha dan Drs. Irawan. Hal: 5 tahun 1986).

Menurut Philip Khotler dan kevin lane keller pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyarahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. (hal: 6).

Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, kegiatan tersebut didalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh perusahaan itu sendiri. Pada umumnya pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba. Oleh sebab itu tugas menejer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Fungsi pertama Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, kegiatan tersebut didalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh perusahaan itu sendiri. Pada umumnya pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba. Oleh sebab itu tugas menejer pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Fungsi pertama

Menurut Philip Khotler menejemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani. (Drs. Basu swastha dan Drs. Irawan. Hal: 6).

Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsungan dan suksesnya organisasi. Karena perencanaan merupakan suatu proses yang memandang kedepan adalah mengembangkan program untuk tujuan pemasaran. Sedangkan fungsi penganalisahan juga sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih tepat. Fungsi terakhir dari menejemen yaitu pengawasan berfungsi untuk mengendalikan segala macam aktivitas agar tidak menyimpang.

C. Konsep Pemasaran Dan Orientasi Masyarakat

Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Semua kegiatan dalam perusahaan menganut konsep pemasaran. Kegiatan ini meliputi seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah perusahaan harus lebih Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Semua kegiatan dalam perusahaan menganut konsep pemasaran. Kegiatan ini meliputi seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah perusahaan harus lebih

Jadi bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan anda. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. (Drs. Basu swastha dan Drs. Irawan. Hal: 10).

Akan tetapi sekarang konsep pemasaran sudah mengalami perkembangan bersama majunya masyarakat dan teknologi. Kalau perusahaan ingin terus berhasil perusahaan tersebut harus dapat menanggapi cara kebiasaan dalam masyarakatnya. Sebab Faktor ketidak puasan konsumen karena tidak terpenuhinya harapan mereka karena perusahaan tidak bisa mengetahui apa yang diinginkan konsumen. Jadi perusahaan tidak berorientasi kepad pembeli saja, akan tetapi berorientasi kepada masyarakat, konsep ini disebut konsep pemasaran masyarakat( societal marketing concept ).

D. Strategi Pemasaran

Dalam suatu bisnis membutuhkan suatu strategi untuk mencapai tujuannya. Strategi adalah suatu rencana permainan mencapainya. Setiap perusahaan bisnis harus mempunyai strategi untuk mencapai tujuannyan, yang terdiri dari strategi pemasaran dan strategi teknologi serta strategi penetapan sumber yang cocok.

Strategi generik porter (michael porter) mengemukakan tiga strategi yang bagus yaitu keunggulan biaya secara keseluruhan, diferensiasi dan fokus.

Keunggulan biaya secara keseluruhan. Bisnis bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi yang terendah, sehingga harga dapat lebih murah dari pada pesaing lainnya. Perusahaan ini mengutamakan strategi harga yang murah dengan merekayasa pembelian, produksi, distribusi, dan sedikit memerlukan keterampilan pemasaran.

Diferensiasi merupakan suatu bisnis bekerja untuk mencapai kinerja yang terbaik dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting bagi sebagian besar pasar. Jadi perusahaan yang ingin posisi terdepan dalam mutu harus menggunakan komponen terbaik, memadukannya yang baik, memeriksa dengan teliti dan mengkomunikasikan mutunya secara efektif.

Fokus bagi seorang pebisnis yang mefokuskan diri pada satu atau lebih segmen kepasar yang sempit dari pada mengejar pasar yang lebih besar. Aliansi stategis. Perusahaan-perusahaan juga sadar bahwa mereka membutuhkan mitra strategis jika ingin menjadi efektif, bentuk aliansi pemasaran yang terbagi kedalam empat katagori utama:

1. aliansi produk atau jasa, satu perusahaan memberikan lisensi kepada perusahaan lain untuk memproduksi produknya, atau dua perusahaan bersama-sama memasarkan produk mereka yang saling melengkapi,

2. aliansi promosi, sebuah perusahaan setuju melakukan promosi untuk produk atau jasa perusahaan lain,

3. aliansi logistik, disini suatu perusahaan menawarkan dukungan logistik bagi produk perusahaan lain,

4. kolaborasi harga, satu atau lebih perusahaan turut serta dalam kolaborasi pemberian harga khusus.

Jadi strategi yang diterapkan diatas adalah untuk mencapai penjualan yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah.

E. Pendekatan Dalam Mempelajari Perilaku konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, yang dimana ada dua pendekatan dalam proses pengambilan keputusan proses tersebut memerlukan pendekatan atau perspetif yaitu perspektif manajerial dan perspektif holistik. Dari kedua pendekatan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan dari masing-masing pendekatan.

1. Perspektif manajerial. Pendekatan ini didasari oleh keinginan para manajer pemasarn untuk mengetahui penyebab spesifik perilaku konsumen. Jadi bahwa jika mereka mampu memprediksi perilaku konsumen, maka mereka akan dapat untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Pendekatan ini bersifat mikro dan kognitif. Sifat mikro karena pendekatan yang menekan pada konsumen individu yang mencakup, sikap, persepsi, gaya hidup, dan karakteristik demografi. Dan pendekatan kognitif karena pendekatan menekankan pada proses berfikir konsumen individu untuk mempengaruhi keputusannya. Dengan kata lain konsumen dianggap sebagai orang yang rasional karena itu pendekatan ini juga disebut pendekatan pengambilan keputusan.

Anggapan bahwa konsumen orang yang rasional merupakan kelemahan karena tidak semua orang bersifat rasional diman orang pada waktu tertentu mereka seringkali berindak tidak rasional misalnya membeli produk karena gengsi. Konsumen dianggap bebas dari lingkungan padahal seringkali konsumen membeli produk bukan untuk kebutuhan individu melainkan untuk menjalin persahabatan misalnya membeli hadiah untuk temannya.

2. Perspektif holistik. Pendekatan ini lebih bersifat makro karena menekankan pada sifat pengalaman konsumsi dari pada proses pembelian dan lebih fokus kekontek budaya. Pendekatan holistik tertarik pada pemahaman konteks lingkungan dari tindakan konsumen. Jadi dari pendekatan ini perilaku konsumen lebih konteks ke belanja dari pada pengambilan keputusan karena belanja sering dipengaruhi oleh faktor budaya. Kelemahan dari pendekatan ini dipengaruhi oleh budaya seringkali pendekatan ini tidak cukup menekankan pada keputusan pembeli karena apabila pemasar ingin memprediksi keputusan itu, maka mereka harus memahami bagaimana konsumen mengambil keputusan pembelian dengan kata lain para pemasar tidak cukup mengandalkan pendekatan ini jika ingin memahami konsumen secara individu.

Pendekatan ini menjelaskan tentang perilaku manusia dalam menentukan atau memutuskan suatu barang dan jasa. Pendekatan-pendekatan tersebut kesemuanya penganalisa mengapa manusia berperilaku tertentu dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang dan jasa.

F. Model Pengambilan Keputusan Konsumen

Dalam suatu fenomena akan lebih mudah dipahami bila digambarkan dalam sebuah model.sebuah model merupakan sajian atau gambaran yang ringkasdan sedehana dari sebuah fenomena.

Untuk memberikan gambaran tentang perilaku konsumen bagaiman konsumen membuat keputusan pembelian, maka dapat digambarkan sebagai berikut.

Pengaruh eksternal

Upaya pemasaran Lingkungan sosial-budaya perusahaan

1. Keluarga

2. Sumber informasi Masukan

1. Produk

2. Promosi

3. Kelas sosial

3. Harga

4. Budaya dan sub-budaya

4. Saluran distribusi

Pengambilan keputusan konsumen

Pengenalan kebutuhan Bidang psikologis

1. Motivasi

Pencarian sebelum

2. Persepsi pembelian

3. Pembelajaran Proses

4. Kepribadian Evaluasi alternatif

5. sikap

Pengalaman

Perilaku pasca keputusan

Pembelian Keluaran

1. Mencoba

2. Membeli ulang

Evaluasi pasca pembeli

Gambar 1.1 Model Pengambilan Keputusan Konsumen. Sumber dari buku perilaku konsumen. Ni Wayan Sri Suprapti, 2010 Gambar 1.1 Model Pengambilan Keputusan Konsumen. Sumber dari buku perilaku konsumen. Ni Wayan Sri Suprapti, 2010

1. Tahap masukan.

2. Tahap proses.

3. Tahap luaran. Tahap dari model pengambilan keputusan konsumen sebagai berikut.

1. Tahap masukan. Merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan suatu produk. Faktor eksternal terdiri dari dua sumber yaitu pertama berbagai upaya pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen yaitu berupa produkitu sendiri, harganya distribusinya dan promosinya dan yang kedua yang bersumber dari pengaruh sosiologis konsumen yaitu keluarga, teman tetanggga dan sumber informasi lainnya, kelas sosial, budaya, dan sub-budaya. Pengaruh kedua sumber itu merupakan masukan bagi konsumen yanbg menentukan apa yang akan dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang telah dibelinya.

2. Tahap proses. Merupakan tahap kedua yang berkauitan dengan bagaiman konsumen membuat keputusan, pada tahap ini faktor 2. Tahap proses. Merupakan tahap kedua yang berkauitan dengan bagaiman konsumen membuat keputusan, pada tahap ini faktor

3. Tahap luaran. Merupakan tahap pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua aktivitas pasca pengambilan keputusan yang saling terkait yaitu, perilaku pembeli dan evaluasi pasca pembelian. Dalam membeli, konsumen mungkin saja melakukan coba- coba sebelum melakukan pembelian aktual atau pembelian ulang. Sebagaimana namanya, pembelian coba-coba dilakukan untuk mencoba menggunakan, merasakan, atau mencicipi suatu produk. Akan tetapi hal itu tidak dilakukan untuk emua produk. Sering kali konsumen membeli langsung suatu produk tanpa didahului tindakan mencoba membeli. Pengalaman yang diperoleh konsumen ketika melakukan coba-coba atau pembelian ulang merupakan masukan baginya untuk melakukan evaluasi pasca pembelian, dan hal itu menambah pengalamannya.

Dalam mempelajari perilaku konsumen sangat perlu mengetahui model perilaku konsumen. Berikut ini akan diuraikan model Howard shet yang dapat dipergunakan untuk meramalkan perilaku pembeli secara tepat.

Model Howord Shet tentang perilaku pembeli/konsumen berisi empat elemen pokok yaitu.

1. Input / bahan.

2. Proses intern.

3. Out put hasil.

4. Pengaruh eksogen. (Basu Swasta dan Irawan hal 123 tahun 1986 )

Dalam Model Howord Shet sebagai berikut.

1. Input. Sebagai bahan untuk model tersebut adalah berupa dorongan dari sumber pemasaran (termasuk periklanan) dan lingkungan sosial (yaitu klas-klas sosial). Banyaknya sumber sekali informasi dari berbagai macam merk yang berkaitan dengan harga, kualitas, ketersediaan dan pelayanan.

2. Proses intern. Susunan hipotesis merupakan proses intern dari konsumen yang menggambarkan proses dukungan antara input dan output pembelian susunan ini berdasarkan sejumlah teori antara teori belajar dan teori kesadaran susunan hipotesis terdiri dari dua bagian.

a. Susunan pengamatan. Yang terdiri dari perhatian ini dipengaruhi oleh kedua artian yang mendorong (stimulasi ambigute) dan oleh sikap-sikap pengamatan dan sikap.

b. Susunan belajar. Yang terdiri dari motif, pemakaian merk, kriteria pemilihan, maksud tujuan untuk membeli, keyakinan dan kepuasan yang akan diperoleh.

3. Hasil/ out put. Variabel tanggapan (response variabel) sebagai hasil daari model Howard Shet yang berupa keputusan untuk membeli

4. Pengaruh eksogen. Adanya tujuan peangaruh eksogen yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Walaupun tidak terlalu besar penangaruhnya, adapun pengaruh eksogen tersebut adalah.

a. Pentingnya pembelian.

b. Sifat kepribadian.

c. Status keuangan.

d. Batasan waktu (mendesak tidaknya kebutuhan).

e. Faktor sosial dan organisasi.

f. Kelas sosial.

g. Kebudayaan.

Tiga model yang dikemukakan oleh Howard Shet dalam proses pembelian keputusan yaitu:

a. pemecahan masalah yang luas, yaitu pengambilan keputusan di mana pembeli belum mengembangkan kriteria pemilihan,

b. pemecahan masalah yang terbatas, yaitu situasi yang menunjukan bahwa pembeli telah memakai kreteria-kreteria pemilihan, tetapi ia belum memutuskan merk apa yang baik baginya,

c. pemecahan masalah yang berulang kali yaitu pembeli telah menggunakan kriteria pemilihan dan telah menetapkan produk pilihnya ( Basu swasta dan T. Hani Handoko. Hal 43 tahun 2000).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Howard Shet menitik beratkan pada pembeli ulang dan menggambarkan dinamika prilaku pembelian selam satu periode.

G. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen akan melalui beberapa tahap dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk ataupun jasa, seperti yang dikemukakan oleh Besu Swasta dan Irawan, bahwa proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas tahap yaitu.

1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan. Mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan ini ditunjukkan terutama untuk kebutuhan yang belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui yang belum pernah segera dipenuhi atau masih mungkin bisa ditunda pemenuhanya, seta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi, jadi dari tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan.

2. Menilai sumber-sumber. Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli, jika jumlah uang yang tersedia tidak begitu banyak, sedangakan kebutuhannya cukup besar, maka konsumen akan lebih menyukai pembelian secara kredit. Jika produk yang dibeli memerlukan jumlah uang cukup besar, biasanya diperlukan waktu yang agak lam dalam mempertimbangkan pembeliannya.

3. Menciptakan tujuan pembelian. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama. Tergantung pada jenis produk dan kebutuhan.

4. Mengidentifikasi alternatif pembelian. Setelah

ditetapkan, konsumen mengidentifikasi alternatif pembeliannya untuk meningkatkan prestise, pengidentifikasian alternatif pembelian tersebut.

tujuan

pembelian

5. Keputusan pembeli. Setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli maka pembeli akan menjumpai serangakaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran.

Dalam menentukan keputusan pembelian, faktor-faktor yang menentukan kesan terhadap sebuah toko adalah motif langganan yang lebih penting adalah menyangkut.

a. Lokasi.

b. Pelayanan.

c. Tempat persediaan yang mudah dicapai.

d. Kecepatan.

e. Harga.

f. Penggolongan barang.

g. Service yang ditawarkan.

h. Toko yang menarik.

i. Kemampuan tenaga penjualannya.

6. Perilaku sesudah pembelian. Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dugaan tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting.

Perilaku merk dapat mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk pemasaran( Basu Swasta Dh. Dan Irwan, hal: 122 tahun 1986).

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembelian untuk bersedia membeli barang-barang atau jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen tersebut demikian sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produknya secara lebih baik, faktor-faktor tersebut antara lain.

a. Faktor budaya. Oleh Stanton didefinisikan Kebudayaan adalah sebagai simbol dan faktor yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penuntut dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Simbul tersebut dapat bersifat tak tampak seperti sikap, pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama atau dapat pula bersifat tampak seperti alat-alat, perumahan, produk, karya seni dan sebagainya. Setiap orang dapat merasakan lapar, tetapi apa yang harus dimakan dan bagaiman caranya untuk memuaskan rasa lapar, semua ini terdapat didalam kebudayaan. Jadi dalam kenyataan memang banyak perilaku manusia yang masih ditentukan oleh a. Faktor budaya. Oleh Stanton didefinisikan Kebudayaan adalah sebagai simbol dan faktor yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penuntut dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Simbul tersebut dapat bersifat tak tampak seperti sikap, pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama atau dapat pula bersifat tampak seperti alat-alat, perumahan, produk, karya seni dan sebagainya. Setiap orang dapat merasakan lapar, tetapi apa yang harus dimakan dan bagaiman caranya untuk memuaskan rasa lapar, semua ini terdapat didalam kebudayaan. Jadi dalam kenyataan memang banyak perilaku manusia yang masih ditentukan oleh

b. Klas sosial. Faktor sosial dapat dipengaruhi pandangan tingkah laku pembeli adalah klas sosial. Pada dasarnya masyarakat dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan :

1. golongan atas, Yang termasuk golongan atas ini antara lain : pengusaha- pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.

2. golongan menengah, Yang termasuk golongan menengah ini antara lain : karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.

3. golongan bawah. Yang termasuk golongan bawah ini antara lain : buruh- buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil.

c. kelompok referensi kecil. Kelompok ini juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian, dan seringa dijadikan pedoman oleh konsumen dalm bertingkah laku. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok baik tingkah laku fisik maupun mental. Termasuk kelompok referensi kecil ini antara lain : serikat buruh, tim atletik, perkumpulan agam, lingkungan tetangga, dan sebagainya.

Biasanya masing-masing kelompok mempunya ketuanya yang dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu. Sehingga seseorang mudah terpengaruh oleh orang lain untuk membeli sesuatu. Kadang-kadang nasehat orang lain tersebut lebih berpengaruh dari pada iklan dimajalah, surat kabar, televisi, atau media lainnya.

d. Keluarga. Dalam keluarga masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Misalnya anak-anak, tidak selalu menerima apa saja dari orang tua mereka, tetapi juga menginginkan sesuatu yang lain. Namun terdapat kebutuhan keluarga yang digunakan oleh seluruh anggota, seperti : mebel, televisi, almari es, dan sebagainya.

Oleh karena itu menejer pemasaran perlu mengetahui sebenarnya.

1. Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.

2. Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.

3. Siapa yang melakukan pembeli.

4. Siapa pemakai produknya. Keempat hal yang dapat dilakukan oleh orang yang berbeda, atau dapat pula dilakukan oleh satu atau bebrapa orang. Suatu saat seorang anggota keluarga dapat berfungsi sebagai pengambilan 4. Siapa pemakai produknya. Keempat hal yang dapat dilakukan oleh orang yang berbeda, atau dapat pula dilakukan oleh satu atau bebrapa orang. Suatu saat seorang anggota keluarga dapat berfungsi sebagai pengambilan

e. Pengalaman Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar sesorang dapat memperoleh pengalaman.

f. Faktor pribadi Usia “orang yang membeli suatu barang dan jasa yang berubah- ubah selama hidupnya”.

Pekerjaan “para pemasar berusaha untuk mengidentifikasi kelompok pekerja yang mempengaruhi minat yang lebih dari data produk dan jasa mereka disebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produk mereka hanya untuk kelompok pekerjaan tertentu. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan (tingkatannya, kestabilannya dan pola waktu) tabungan dan milik kekayaan (termasuk prosentase yang mudah diuangkan) kemampuan meminjam, dan sikap terhadap pengeluaran lawan menabung. Gaya hidup adalah pola seseorang dalam dunia kehidupan sehari- hari yang dinyatankan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan.

I. Konsep Perilaku Konsumen

Yaitu konsep sebagai suatu abstraksi merupakan suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu dalam mempelajari dan menganalisa konsep perilaku konsumen merupakan suatu yang sangat komplek, terutama banyak variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dan kecenderungan sebagai usaha agar mudah dipahami dan dipelajari dalam pengembangan teori yang mengarahkan pada penelitian perilaku konsumen.

Perilaku konsumen menurut pandapat Basu Swasta dan T. Hani Handoko yaitu kegiatan-kegiatan individuyang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan-penentuan kegiatan tersebut.

Dengan demikian dalam konsep perilaku konsumen berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam kegiatan fisik dalam mendapatkan barang-barang atau jasa ekonomi.

J. Pengertian Pembelian

Dengan adanya perkembangan dunia usaha yang semakin modern maka konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu barang atau mempergunakan jasa atau mempertimbangkan banyak hal dalam Dengan adanya perkembangan dunia usaha yang semakin modern maka konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu barang atau mempergunakan jasa atau mempertimbangkan banyak hal dalam

“Buying (pembelian) adalah kegiatan yang meliputi penentuan barang-barang apa yang akan dibeli serta dengan harga berapa barang tersebut dapat dibeli,buying (pembelian) menyangkut suatu kebijaksanaan

dalam penelitian”. Untuk itu didalam melukakan suatu transaksi atau pembelian seseorang konsumen dipengaruhi oleh motivasi, diman motivasi dapat mendorong seseorang dalam melakukan pembelian.

K. Macam-Macam Dan Situasi Pembelian

Kegiatan konsumen dalam pembelian dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah dan terdapat tiga macam situasi. Jenis situasi tersebut antara lain.

1. Perilaku respon rutin. Jenis perilaku pembelian yang sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-merk beserta atributnya. Merka tidak selalu membeli merk yang sama karena dipengaruhi oleh kebiasaan persediaan atau sebab-sebab lain.

2. Penyelesaian masalah terbatas. Pembeli akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui merk dalam suatu jenis produk yang disukai, sehingga membutuhkan 2. Penyelesaian masalah terbatas. Pembeli akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui merk dalam suatu jenis produk yang disukai, sehingga membutuhkan

3. Penyelamatan masalah ekstensif. Suatu pembelian akan dapat menjadi kompleks jika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria-kriteria penggunaannya.

Sehingga dalam hal ini perusahaan harus mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli terhadap atribut-atribut kelompok produk tersebut.

L. Struktur Keputusan Membeli

keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur tujuh komponen antara lain.

1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran mutu 2. Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran mutu

3. Keputusan tentang merk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

4. Keputusan tentang jumlah produksi. Konsumen harus mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

5. Keputusan tenaga pembelinya. Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, swalayan atau toko- toko lain. Dalam hal ini produsen pedagang besar, pengecer, harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjualan tertentu.

6. Keputusan tenaga waktu pembeli. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang 6. Keputusan tenaga waktu pembeli. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang

7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan kredit, keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya. Perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

Dalam suatu pembelian produk, keputusan yang harus diambil tidak harus selalu berurutan seperti di atas. Pada situasi pembelian seperti penyelesaian masalah keputusan yang diambil dapat bermula dari keputusan tentang penjual karena penjual dapat membantu merumuskan perbedaan-perbedaan diantara bentuk dan merk produk. Ia juga dapat mengambil keputusan lebih awal, yang penting penjual perluuntuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.

M. Pengertian Pedagang Eceran

Menurut Alexs Nitisemito pedagang eceran yaitu suatu lembaga distribusi terakhir yang berlangsung berhadapan dengan konsumen dalam kegiatan nya menjual barang-barangnya.

Fungsi pedagang eceran ini adalah sangat penting karean merupakan peranan terakhir yang berhubungan dengan konsumen sehingga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran penjualan sampai ketempat-tempat terpencil. pedagang eceran dapat diklafikasikan sebagai berikut.

1. Pedagang eceran besar Pedagang eceran besar biasanya mempunyai banyak pegawai atau pelayan. Pelayan ini adalah anggota keluarga sendiri atau orang lain yang digaji.

2. Pedagang eceran kecil. Yaitu pedagang eceran yang biasanya mempunyai dua atau tiga pelayan, pelayan ini kadang-kadang anggota keluarga sendiri atau orang lain yang digaji. Pedagang eceran kecil terbagi menjadi dua yaitu yang perpengalaman dan tidak berpengalaman, pedagang kecil berpengalaman adalah mempunyai tempat toko kecil, kios dan warung. Sedangkan yang tidak berpengalaman adalah pedagang eceran yang tidak mempunyai tempat.

N. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Mengambil Keputusan Berbelanja

Setelah penulis menguraikan pengertian faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan berbelanja, maka penulis menjelaskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dan yang

utama dalam mengambil keputusan berbelanja.

Mengenai apa sajakah proses faktor pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja. Konsumen ada beberapa tahap dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau pun jasa, dimana proses tersebut merupakan

sebuah pendekatan untuk konsumen membeli atau tidaknya, sebagai berikut.

Menganalisa keinginan dan kebutuhan, dimana seorang konsumen keinginan dan kebutuhan berbeda-beda oleh sebab itu dengan menganalisa keinginan konsumen maka kebutuhan yang belum terpenuhi akan terpenuhi. Yang kedua dengan menilai dari sumbernya, maka konsumensaat membeli suatu barang konsumen tersebut akan melihat jumlah uang yang dimiliki apakah cukup untuk membeli barang tersebut. Yang ketiga menciptakan tujuan pembelian, dimana tiap-tiap konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Yang keempat menganalisa prestise konsumen, dimana konsumen akan membeli suatu barang yang dilihat dari tempatnya membeli barang. Ke lima keputusan membeli, dimana keputusan konsumen untuk membeli suatu barang tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi, pelayanan, tempat persediaan yang mudah dicapai, kecepatan, harga, penggolongan barang, servis (setelah pembelian), toko menarik, kemampuan tenaga penjual. Dengan faktor tersebut kosumen akan menentukan kenapa konsumen membeli barang tersebut. Yang ke enam faktor ini yang akan mempengaruhi perilaku konsumen setelah pembelian dimana konsumen Menganalisa keinginan dan kebutuhan, dimana seorang konsumen keinginan dan kebutuhan berbeda-beda oleh sebab itu dengan menganalisa keinginan konsumen maka kebutuhan yang belum terpenuhi akan terpenuhi. Yang kedua dengan menilai dari sumbernya, maka konsumensaat membeli suatu barang konsumen tersebut akan melihat jumlah uang yang dimiliki apakah cukup untuk membeli barang tersebut. Yang ketiga menciptakan tujuan pembelian, dimana tiap-tiap konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Yang keempat menganalisa prestise konsumen, dimana konsumen akan membeli suatu barang yang dilihat dari tempatnya membeli barang. Ke lima keputusan membeli, dimana keputusan konsumen untuk membeli suatu barang tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi, pelayanan, tempat persediaan yang mudah dicapai, kecepatan, harga, penggolongan barang, servis (setelah pembelian), toko menarik, kemampuan tenaga penjual. Dengan faktor tersebut kosumen akan menentukan kenapa konsumen membeli barang tersebut. Yang ke enam faktor ini yang akan mempengaruhi perilaku konsumen setelah pembelian dimana konsumen

Oleh sebab itu mengapa konsumen memilih berbelanja ditoko tersebut padahal disekitar rumah mereka ada barang yang menyediakan kebutuhan konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN