Tabel 11. Gambaran Subjek Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Jumlah N Persentase
PNS 2
3,6 Pegawai Swasta
14 25
Wiraswasta 6
10,7 Rohaniawan
1 1,8
Belum Bekerja 20
35,7
Lainnya 13
23,2
B. Hasil Penelitian
Pengambilan subjek penelitian ini dilakukan dengan cara teknik Snowball Sampling, yang mana merupakan teknik pengambilan sampel secara non-
probability. Oleh sebab itu, data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan statistika non-parametrik.
B.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik B.1.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kecemasan
Berikut adalah perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik untuk kecemasan:
Tabel 12. Perbandingan Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kecemasan Nilai
Hipotetik Empirik
Mean 50
47,64 Minimum
20 20
Maksimum 80
75 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai empirik lebih kecil dari nilai
hipotetik 47,6450 yang menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dimiliki oleh subjek penelitian lebih rendah dari yang diperkirakan oleh alat ukur.
Universitas Sumatera Utara
B.1.2. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Eudaimonic Well-Being EWB
Berikut adalah perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik untuk Eudaimonic Well-Being EWB:
Tabel 13. Perbandingan Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik EWB
Nilai Hipotetik Empirik
Mean 32
44,68 Minimum
21 Maksimum
64 63
Berdasarkan data dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai empirik lebih tinggi dari nilai hipotetik 44,6832 yang menunjukkan bahwa tingkat
Eudaimonic Well-Being yang dimiliki oleh subjek lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh alat ukur.
B.1.3. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Sense of Purpose EWB
Berikut adalah perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik untuk aspek Sense of Purpose dari variabel Eudaimonic Well-Being.
Tabel 14. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Sense of Purpose EWB
Nilai Hipotetik Empirik
Mean 12
15,64 Minimum
5 Maksimum
24 24
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mean emprik lebih tinggi daripad mean hipotetik 15,6412 yang berarti bahwa tingkat Sense
of Purpose subjek penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.
Universitas Sumatera Utara
B.1.4. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Purposeful Personal
Expresiveness EWB
Berikut adalah perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik untuk aspek purposeful personal expresiveness dari variabel Eudaimonic Well-Being.
Tabel 15. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Purposeful Personal
Expresiveness EWB Nilai
Hipotetik Empirik
Mean 14
21,62 Minimum
8 Maksimum
28 28
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mean emprik lebih tinggi daripad mean hipotetik 21,6214 yang berarti bahwa tingkat
purposeful personal expresiveness subjek penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.
B.1.5. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Effortful Engagement EWB
Berikut adalah perbandingan nilai empirik dan nilai hipotetik untuk aspek Effortful Engagement dari variabel Eudaimonic Well-Being.
Tabel 16. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Aspek Effortful Engagement
EWB. Nilai
Hipotetik Empirik
Mean 6
7,4 Minimum
1 Maksimum
12 12
Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mean emprik lebih tinggi daripad mean hipotetik 7,46 yang berarti bahwa tingkat Effortful
Engagement penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.
Universitas Sumatera Utara
B.2. Kategorisasi Data Penelitian B.2.1. Kategorisasi Data Kecemasan
Pada variabel ini peneliti membuat dua kategori kecemasan, yaitu Rendah dan Tinggi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan SEM atau Standard Error of
Measurement terlebih dahulu Azwar, 2013. Adapun koefisien reliabilitas r
xx’
alat ukur kecemasan adalah 0,964 dengan standar deviasi sebesar 12,8. Dengan demikian berikut ini adalah perhitungan SEM variabel kecemasan
Se = S
x
√ 1-r
xx
’ = 12,8 √ 1-0,964 = 12,8 √ 0,036 = 12,8 x 0,189 = 2,43
Penelitian ini mengunakan dera jat kepercayaan 95, atau α = 0,05,
sehingga α2 = 0,025. Pada tabel deviasi normal, nilai z untuk p = 0,025 adalah 1,96 selanjutnya nilai z ini akan dipakai pada fluktuasi skor kategorisasi
berikutnya. Dengan mengetahui besarnya SEM, maka fluktuasi skor kecemasan dapat diperkirakan sebagai berikut:
X ± Z
α2
Se X ± 1,96 2,43
X ± 4,76 Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas, maka kategorisasi
variabel kecemasan adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Kategorisasi Variabel Kecemasan Rentang Nilai
Kategori Jumlah N Persentase
X ≤ 45,24 Rendah
28 50
45,24 X 54,76 Tidak Terkategori
7 12,5
X ≥ 54,76 Tinggi
21 37,5
Universitas Sumatera Utara
B.2.2. Kategorisasi Data Eudaimonic Well-Being
Koefisien reliabilitas r
xx’
alat ukur Eudaimonic Well-Being adalah 0,867 dengan standar deviasi sebesar 8,96. Dengan demikian berikut ini adalah
perhitungan SEM variabel EWB: Se = S
x
√ 1-r
xx
’ = 8,96 √ 1-0,867 = 8,96 √ 0,133 = 8,96 x 0,36 = 3,27
Dengan mengetahui besarnya SEM, maka fluktuasi skor EWB dapat diperkirakan sebagai berikut:
X ± Z
α2
Se X ± 1,96 3,27
X ± 6,4 Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi dari variabel
Eudaimonic Well-Being adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Kategorisasi Variabel Eudaimonic Well-Being
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X ≤ 25,6 Rendah
2 3,6
25,6 X 38,4 Tidak Terkategori
8 14,3
X ≥ 38,4 Tinggi
46 82,1
B.2.3. Kategorisasi Data Aspek Sense of Purpose dari Variabel EWB
Koefisien reliabilitas r
xx’
aspek Sense of Purpose pada alat ukur Eudaimonic Well-Being adalah 0,776 dengan standar deviasi sebesar 4,21.
Dengan demikian berikut ini adalah perhitungan SEM aspek Sense of Purpose dari variabel EWB:
Universitas Sumatera Utara
Se = S
x
√ 1-r
xx
’ = 4,21 √ 1-0,776 = 4,21 √ 0,224 = 4,21 x 0,47 = 1,99
Dengan mengetahui besarnya SEM, maka fluktuasi skor aspek Sense of Purpose EWB dapat diperkirakan sebagai berikut:
X ± Z
α2
Se X ± 1,96 1,99
X ± 3,9 Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi dari aspek Sense of
Purpose dari variabel Eudaimonic Well-Being adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Kategorisasi Aspek Sense of Purpose Variabel Eudaimonic Well-
Being Rentang Nilai
Kategori Jumlah N Persentase
X ≤ 8,1 Rendah
3 5,4
8,1 X 15,9 Tidak Terkategori
21 37,5
X ≥ 15,9 Tinggi
32 57,1
B.2.4. Kategorisasi Data Aspek Puposeful Personal Expressiveness dari
Variabel EWB
Koefisien reliabilitas r
xx’
aspek Purposeful Personal Expressiveness pada alat ukur Eudaimonic Well-Being adalah 0,84 dengan standar deviasi sebesar 4,67.
Dengan demikian berikut ini adalah perhitungan SEM aspek Purposeful Personal Expressiveness dari variabel EWB:
Se = S
x
√ 1-r
xx
’ = 4,67 √ 1-0,84 = 4,67 √ 0,16 = 4,67 x 0,4 = 1,87
Dengan mengetahui besarnya SEM, maka fluktuasi skor aspek Purposeful Personal Expressiveness EWB dapat diperkirakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
X ± Z
α2
Se X ± 1,96 1,87
X ± 3,66 Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi dari aspek Purposeful
Personal Expressiveness dari variabel Eudaimonic Well-Being adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Kategorisasi Aspek Purposeful Personal Expressiveness
Variabel Eudaimonic Well-Being
Rentang Nilai Kategori
Jumlah N Persentase
X ≤ 10,34 Rendah
1 1,8
10,34 X 17,66 Tidak Terkategori
7 12,5
X ≥ 17,66 Tinggi
48 85,7
B.2.5. Kategorisasi Data Aspek Effortful Engagement dari Variabel
Eudaimonic Well-Being
Koefisien reliabilitas r
xx’
aspek Effortful Engagement pada alat ukur Eudaimonic Well-Being adalah 0,85 dengan standar deviasi sebesar 2,47. Dengan
demikian berikut ini adalah perhitungan SEM aspek Effortful Engagement dari variabel EWB:
Se = S
x
√ 1-r
xx
’ = 2,47 √ 1-0,85 = 2,47 √ 0,15 = 2,47 x 0,39 = 0,96
Dengan mengetahui besarnya SEM, maka fluktuasi skor aspek Effortful Engagement EWB dapat diperkirakan sebagai berikut:
X ± Z
α2
Se X ± 1,96 0,96
X ± 1,88
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi dari aspek Effortful Engagement dari variabel Eudaimonic Well-Being adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Kategorisasi Aspek Effortful Engagement Variabel Eudaimonic
Well-Being Rentang Nilai
Kategori Jumlah N Persentase
X ≤ 4,12 Rendah
12 21,4
4,12 X 7,88 Tidak Terkategori
13 23,2
X ≥ 7,88 Tinggi
31 55,4
B.3. Hasil Korelasi Kecemasan dengan Eudaimonic Well-Being
Berikut ini adalah hasil korelasi antara variabel kecemasan dengan variabel EWB menggunakan korelasi
Spearman’s Rho, dengan dua arah dan derajat kepercayaan 95:
Tabel 22. Hasil Korelasi Spearman’s Rho antara Variabel Kecemasan dengan
EWB Variabel
Eudaimonic Well Being EWB Kecemasan
- 0,377
Hasil korelasi tersebut memiliki signifikansi 0,004, yang berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut sangat
signifikan di -0,377. Korelasi tersebut bertanda negatif yang berarti hubungan antara kedua variabel tersebut berkebalikan, yakni semakin rendah variabel
kecemasan maka semakin tinggi variabel Eudaimonic Well-Beingnya, begitu pula sebaliknya.
Selain hasil korelasi tersebut, data tabulasi silang juga memperlihatkan bahwa subjek dengan kecemasan yang rendah dan Eudaimonic Well-Being yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi merupakan subjek yang terbanyak, yakni 25 orang. Berikut ini adalah sebaran data tabulasi menyilang antara variabel Kecemasan dengan variabel
Eudaimonic Well-Being:
Tabel 23. Cross Tabulation Kecemasan dengan EWB
KC EWB
Rendah Tidak
Terkategori
Tinggi Rendah
2 -
-
Tidak Terkategori
1 1
6
Tinggi 25
6 15
Selain sebaran data tabulasi silang antara Kecemasan dengan EWB. Berikut ini juga akan diperlihatkan sebaran data tabulasi Kecemasan dengan
aspek-aspek EWB. Pertama, sebaran data tabulasi menyilang antara variabel kecemasan dengan aspek Sense of Purpose:
Tabel 24. Cross Tabulation Kecemasan dengan Aspek Sense of Purpose EWB
KC SoP
Rendah Tidak
Terkategori
Tinggi Rendah
1 -
2
Tidak Terkategori
8 4
9
Tinggi 19
3 10
Dari data di atas dapat dilihat bawha M-S-M yang menjadi subjek penelitian ini memiliki jumlah terbanyak pada kondisi Kecemasan yang rendah
disertai dengan SoP yang tinggi. Kedua, data tabulasi silang pada sebaran data Kecemasan dengan PPE juga memperlihatkan bahwa subjek dengan kecemasan
yang rendah dan Purposeful Personal Expressiveness yang tinggi merupakan subjek yang terbanyak, yakni 25 orang. Berikut ini adalah sebaran data tabulasi
Universitas Sumatera Utara
menyilang antara variabel kecemasan dengan aspek Purposeful Personal Expressiveness:
Tabel 25. Cross Tabulation Kecemasan dengan Aspek Purposeful Personal
Expressiveness EWB KC
PPE
Rendah Tidak
Terkategori
Tinggi Rendah
1 -
-
Tidak Terkategori
2 1
4
Tinggi 25
6 17
. Ketiga, adalah sebaran data tabulasi Kecemasan dengan Effortful
Engagement. Pada sebaran ini juga sejalan dengan lainnya bahwa mereka yang mengalami kecemasan rendah dan EE yang tinggi merupakan subjek yang
terbanyak, yakni 17 orang. Akan tetapi, persebaran datanya lebih merata dibandingkan aspek variabel EWB yang lainnya. Berikut ini adalah sebaran data
tabulasi menyilang antara variabel kecemasan dengan aspek Effortful Engagement:
Tabel 26. Cross Tabulation Kecemasan dengan Aspek Effortful Engagement
EWB KC
EE
Rendah Tidak
Terkategori
Tinggi Rendah
5 2
5
Tidak Terkategori
6 2
5
Tinggi 17
3 11
Universitas Sumatera Utara
B.4. Gambaran Keseluruhan Subjek Berdasarkan Hubungan Antara Variabel Kecemasan dengan Variabel
EWB dan Ketiga Aspek EWB
Berikut ini adalah gambaran masing-masing subjek secara menyeluruh berdasarkan hubungan antara variabel kecemasan dengan variabel Eudaimonic
Well-Being dan ketiga aspek EWB:
Tabel 27. Gambaran Masing-Masing Subjek Berdasarkan Korelasi Kecemasan dengan
EWB dan Ketiga Aspek EWB. Keterangan :
= Tinggi = Tidak Terkategori
= Rendah Subjek
Ke- Kec.
EWB SoP
PPE EE
1 R
T T
T T
2 R
T T
T T
3 R
T T
T T
4 R
T T
T T
5 R
T T
T T
6 R
T T
T T
7 R
T T
T T
8 R
T T
T T
9 R
T T
T T
10 R
T T
T T
11 R
T T
T T
12 R
T T
T T
13 R
T T
T T
14 R
T T
T T
15 R
T T
T T
16 R
T T
T TT
17 R
T T
T TT
18 R
T T
T TT
19 R
T TT
T T
20 R
T TT
T T
R T
TT
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 27.
32 TT
T TT
T T
33 TT
T TT
T T
34 TT
T T
T R
35 TT
TT TT
T R
36 T
T T
T T
37 T
T T
T T
38 T
T T
T T
39 T
T T
T T
40 T
T T
T T
41 T
T T
T TT
42 T
T T
T TT
43 T
T TT
T T
44 T
T TT
T T
45 T
T TT
T T
46 T
T TT
T T
47 T
T TT
T T
48 T
T TT
TT T
49 T
TT T
TT TT
50 T
TT TT
T TT
51 T
T T
T R
52 T
T T
T R
53 T
TT TT
T R
54 T
TT TT
T R
55 T
TT R
TT TT
56 T
TT R
TT R
Subjek Ke-
Kec. EWB
SoP PPE
EE 21
R T
TT T
TT 22
R T
TT T
TT 23
R T
T TT
TT 24
R T
TT T
R 25
R T
TT T
R 26
R TT
TT T
R 27
R R
TT R
R 28
R R
R TT
R 29
TT T
T T
TT 30
TT T
T TT
T 31
TT T
TT T
T
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada sekitar 15 orang subjek mengalami kecemasan yang rendah memiliki EWB beserta masing-masing
aspeknya yang tinggi subjek 1-15. Jumlah kondisi subjek seperti ini adalah yang paling mendominasi dibanding lainnya. Selain itu, ada 5 subjek yang mengalami
kecemasan rendah dan satu aspek EWB yang tidak terkategori, yang mana variabel EWB dan aspek lainnya tinggi subjek 16-20. Berikutnya ditemukan ada
3 subjek dengan kecemasan rendah dan dua aspek EWB yang tidak terkategori, yang mana variabel EWB dan aspek lainnya tinggi subjek 21-23. Ada 2 subjek
dengan kecemasan rendah memiliki 1 aspek EWB yang tidak terkategori dan 1 aspek EWB yang rendah, sedangkan yang lain tinggi subjek 24 dan 25. Ada 1
subjek dengan kecemasan rendah memiliki EWB yang tidak terkategori, 1 aspek EWB yang tidak terkategori, dan 1 aspek EWB yang rendah subjek 26.
Fenomena menarik ditemukan bahwa ada 2 subjek dengan kecemasan rendah yang memiliki EWB rendah dan hampir semua aspek lainnya rendah serta hanya
satu aspek yang tidak terkategori subjek 27 dan 28. Dari data tabel juga dapat dilihat ada 5 subjek dengan kecemasan yang
tidak terkategori memiliki EWB yang tinggi dan hanya 1 aspek yang tidak terkategori, yang mana lainnya tinggi subjek 29-33. Ada juga subjek dengan
kecemasan tidak terkategori memiliki EWB yang tinggi, tetapi terdapat satu aspek EWB yang rendah subjek 34. Selanjutnya, ditemukan ada subjek dengan
kecemasan tidak terkategori memiliki EWB yang tidak terkategori, 1 aspek yang tinggi, 1 aspek tidak terkategori, dan 1 aspek yang rendah subjek 35.
Universitas Sumatera Utara
Hal menarik lainnya ditemukan pada subjek-subjek dengan kecemasan yang tinggi dimana secara umum mereka tetap memiliki EWB yang tinggi. Dari
tabel dapat diamati ada 5 subjek dengan kecemasan tinggi memiliki EWB dan aspek-aspek lainnya yang sama-sama tinggi subjek 36-40. Selain itu, ada 7
subjek dengan kecemasan tinggi dan EWB tinggi, memiliki 1 aspek EWB yang tidak terkategori dan lainnya tinggi subjek 41-47. Ada 1 subjek dengan
kecemasan tinggi memiliki 2 aspek EWB yang tidak terkategori, dimana lainnya tinggi subjek 48. Ada 2 subjek dengan kecemasan tinggi, EWB-nya yang tidak
terkategori, memiliki 2 aspek EWB yang tidak terkategori dan 1 lainnya tinggi subjek 49-50. Selanjutnya ada 2 subjek dengan kecemasan tinggi, EWB tinggi
dan dua aspek EWB yang tinggi, tetapi ada satu aspek yang rendah subjek 51 dan 52. Ada 2 subjek dengan kecemasan tinggi, EWB tidak terkategori, memiliki 1
aspek EWB yang tinggi, 1 tidak terkategori, dan 1 aspek yang rendah subjek 53 dan 54. Dari tabel juga dapat dilihat ada satu subjek dengan kecemasan yang
tinggi, EWB tidak terkategori, memiliki 2 aspek tidak terkategori, dan 1 aspek yang rendah subjek 55. Subjek yang paling akhir dalam tabel juga menjadi hal
yang menarik, dimana subjek tersebut mengalami kecemasan yang tinggi, EWB tidak terkategori, 1 aspek tidak terkategori, dan 2 aspek yang rendah subjek 56.
B.5. Hasil Berkaitan dengan Data Kontrol
Berikut ini adalah data kecemasan dan Eudaimonic Well-Being subjek M- S-M menggunakan analisis perbandingan means:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 28. Data Kecemasan dan EWB Subjek Berdasarkan Data Kontrol
M-S-M. Keterangan:
= Tinggi = Tidak Terkategori = Rendah
Data Kontrol
Item Kontrol Kecemasan
Eudaimonic Well Being EWB
Mean Kategori
Mean Kategori
Intensitas Hanya Sekali
61,67 T
47,67 T
Beberapa Kali 47,86
TT 45,11
T Sering
47 TT
42,57 T
Sangat Sering 37,5
R 46
T
Jangka Waktu
Terakhir M-S-M
6 bulan yang lalu 50,44
TT 42,33
T Kurang dari 6 sd 3
bulan yang lalu 51,60
TT 44,8
T Kurang dari 3 bulan
yang lalu 45,52
TT 45,94
T
Agama Islam
46,17 TT
44,11 T
K. Protestan 52,63
TT 46,94
T K. Katolik
41 R
40,75 T
Pendidikan SMASederajat 50
TT 42,71
T D3
55,71 T
37,57 TT
S1 Sem. 2 54
TT 45,33
T S1 Sem. 4
32 R
52 T
S1 Sem. 6 32,5
R 50
T S1 Sem. 8
43 R
43 T
S1 Sem. 8 41,5
R 43,88
T Lulusan S1
50,21 TT
44,14 T
Sedang S2sdrjt 41,25
R 48,5
T Lulusan S2sdrjt
38 R
53,5 T
Pekerjaan PNS
41,5 R
43,50 T
Peg. Swasta 44
R 44,21
T Wiraswasta
46,17 TT
48,00 T
Rohaniawan 60
T 46,00
T Belum bekerja
49,65 TT
44,45 T
Lain-lain 47,64
TT 44,08
T
SukuEtnis Batak
48,38 TT
48,92 T
Jawa 45
R 42,58
T Karo
61,33 T
41,83 T
Sunda 42,33
R 46
T Betawi
52 TT
43,50 T
Melayu 45,83
TT 42,67
T Aceh
65
T
30
TT
T TT
R
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 28. Data
Kontrol Item Kontrol
Kecemasan EWB
Mean Kategori
Mean Kategori
SukuEtnis
Palembang 39
R 43
T Mandailing
35,5 R
54 T
Minang 42
R 48
T China
41,5 R
45 T
Minahasa 60
T 51
T Bugis
40 R
39 T
Banjar
60
T
27
TT
Usia
17
56,60 T
33,5 TT
18 48,5
TT 53
T 19
48,5 TT
41 T
20 46,4
TT 47
T 21
48,5 TT
50,5 T
22 46,33
TT 45,56
T 23
53 TT
45,67 T
24 41
R
38
TT 25
43,33 R
41 T
26 54,33
TT 54
T 27
46,5 TT
44,67 T
28 56,33
T 58,5
T 29
30,5 R
44,33 T
30 47,33
TT 45
T 32
43 R
40 T
35 40
R 39
T 39
67
T 50
T 40
31 R
44,68 T
Berdasarkan perbandingan means pada data kontrol di tabel di atas dapat dilihat bahwa pada data kontrol intensitas, dapat dilihat ada perbedaan kecemasan,
yang mana mean pada subjek yang melakukan hanya sekali jauh lebih tinggi daripada mean intensitas lainnya. Selanjutnya pada data kontrol jangka waktu
terakhir dan data kontrol agama yang dianut tidak ada perbedaan mean kecemasan yang kuat. Pada data kontrol pendidikan dapat dilihat bahwa mean kecemasan
juga tidak terlalu berbeda, kategori mean pada data tersebut secara umum rendah,
Universitas Sumatera Utara
hanya satu yang tinggi yakni pada pendidikan D3. Data kontrol pekerjaan juga tidak terlalu berbeda, tetapi ada satu item kontrol yang tinggi, yakni pada
pekerjaan rohaniawan. Pada data kontrol sukuetnis, mean kecemasan subjek berkisar pada kategori rendah dan tidak terkategori, tetapi ada empat kelompok
sukuetnis yang memiliki kategori mean kecemasan yang tinggi, yakni Karo, Aceh, Minahasa, dan Banjar. Terakhir, pada data kontrol usia, mean kecemasan di
masing-masing kelompok umur secara umum sama rata di kategori rendah dan tidak terkategori, tetapi ada tiga kelompok yang kecemasannya tinggi, yakni usia
17, usia 28, dan usia 39. Dari data di atas, juga dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan mean yang
besar pada variabel Eudaimonic Well-Being di semua jenis data kontrol yang digunakan. Kisaran kategori mean EWB berada secara umum di kategori Tinggi.
Hanya ada lima mean yang tidak terkategori dan tidak ada mean yang rendah. Kelima mean tersebut yakni pada data kontrol pendidikan di item D3, pada suku
Aceh dan Banjar di data kontrol sukuetnis, dan pada usia 17 dan 24 di data kontrol usia.
Ada suatu temuan pada mean yang tidak terkategori tersebut, yakni 4 dari ke lima mean tersebut memiliki korelasi negatif dengan kecemasan. Hal ini terjadi
pada subjek lulusan D3, pada suku Aceh dan Banjar, dan pada usia 17, yang mana masing-masing kategori kecemasannya tinggi.
Universitas Sumatera Utara
B.6. Gambaran Kecemasan Berdasarkan Indikator Anxiety Absent dan
Anxiety Present. Tabel 29. Gambaran Subjek dengan Kecemasan Rendah dan Tidak
Terkategori Berdasarkan Indikator Anxiety Present dan Anxiety Absent.
Keterangan : Ditebalkan = lebih tinggi, dimiringkan = lebih rendah Subjek ke-
Anxiety Absent Anxiety Present Nilai Kecemasan
Kategori
1 23
20 43
R 2
15
17
32 R
3 19
16 35
R 4
12 10
22 R
5
21
17 38
R 6
22
20 42
R 7
10 12
22 R
8 18
25 43
R 9
22
21 43
R 10
20 20
40 R
11 22
18 40
R 12
14
10 24
R 13
20 20
40 R
14 17
16 33
R 15
20
15 35
R 16
20
21
41 R
17 13
17 30
R 18
19 19
38 R
19
21
19 40
R 20
10 10
20 R
21 20
18 38
R 22
15
14 19
R 23
19 19
38 R
24 18
22 40
R 25
18 18
36 R
26
23
20 43
R 27
18 22
40 R
28 17
16 33
R 29
23
31 54
TT 30
27 27
54 TT
31 22
31 53
TT 32
24
30
54 TT
33 22
28 50
TT 34
24 27
51 TT
35
24
23 47
TT
Universitas Sumatera Utara
Data tabel di atas adalah gambaran kecemasan subjek yang berada pada kategori rendah dan tidak terkategori berdasarkan indikator Anxiety Absent dan
Anxiety Present. Berdasarkan data tabel tersebut dapat dilihat bahwa 28 subjek yang berada pada kecemasan yang rendah terdiri dari 15 orang 53,58 yang
nilai Anxiety Present-nya lebih rendah daripada Anxiety Absent, 7 orang 25 nilai Anxiety Absent-nya lebih rendah daripada Anxiety Present, dan 6 orang
lainnya 21,42 memiliki nilai yang seimbang. Disamping itu, dari 7 orang subjek yang tidak terkategori, terdiri dari 5 orang 71,43 subjek yang nilai
Anxiety Absent-nya lebih rendah, 1 orang 14,29 yang nilai Anxiety Present-nya yang lebih tinggi, dan 1 orang lainnya 14,29 yang nilainya seimbang.
Selain subjek yang berada pada kategori rendah, di bawah ini adalah gambaran subjek yang berada pada kecemasan di kategori tinggi berdasarkan
indikator Anxiety Absent dan Anxiety Present. Dari data tabel di bawah dapat dilihat bahwa subjek yang berada pada kategori kecemasan tinggi terdiri dari 14
orang 66,67 yang nilai Anxiety Present-nya lebih tinggi dibandingkan Anxiety Absent-nya, 6 orang 28,56 yang nilai Anxiety Absent-nya lebih tinggi,
sedangkan 1 orang 4,76 lainnya memiliki nilai yang seimbang. Tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30. Gambaran Subjek dengan Kecemasan Tinggi Berdasarkan Indikator
Anxiety Absent dan Anxiety Present. Keterangan : Ditebalkan = lebih tinggi, dimiringkan = lebih rendah
Subjek ke- Anxiety Absent
Anxiety Present Nilai Kecemasan
36 30
34 64
37 30
35 65
38 32
35 67
39 28
30 58
40 37
30 67
41 29
30
59 42
30 30
60 43
30 31
61 44
29 30
59 45
28
29
57 46
35 40
75 47
29 32
61 48
29
32
61 49
29 31
60 50
31 29
60 51
32
33
65 52
32
28 60
53 35
34 69
54 29
31 60
55
32
27 59
56 31
29 60
C. Pembahasan