49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kecemasan dengan Eudaimonic Well-Being pada Men Who Have Sex with Men M-S-M. Oleh sebab
itu, melihat penelitian ini menekankan analisis pada data-data numerikal angka berkaitan dengan metode statistika maka pendekatan yang tepat digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang dipakai bersifat penjelasan eksplanasi, yang mana dimaksudkan untuk
menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain Bungin, 2005. Pada penelitian ini akan fokus untuk menjelaskan
hubungan suatu variabel, yakni kecemasan dengan variabel lain, yakni Eudaimonic Well-Being EWB.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Untuk dapat menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu diidentifikasikan variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini
adalah: 1.
Variabel 1 : Kecemasan
2. Variabel 2
: Eudaimonic Well-Being EWB
Universitas Sumatera Utara
B. Definisi Operasional B.1. Kecemasan
Mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Spielberg, maka definisi operasional Kecemasan dalam penelitian ini adalah “Adanya reaksi
ketidaknyamanan emosional akibat situasi berkaitan dengan perilaku M-S-M, ketidaknyamanan tersebut ditandai dengan hadrinya indikator kecemasan berupa
perasaan negatif takut, khawatir, stres, gugup, bingung, bimbang, dan lainnya dan sebaliknya kehilangan perasaan positif tenang, rileks, senang, kepercayaan
diri, dan lainnya ”. Kecemasan yang diukur dalam penelitian ini menggunakan
alat ukur STAI-S oleh Spielberg untuk melihat tingkat berdasarkan dua kategori, Tinggi dan Rendah, dimana situasinya state adalah perilaku seks sesama laki-
laki M-S-M. Tinggi dan Rendahnya akan ditentukan dengan menggunakan rumus fluktuasi SEM yang akan dijelaskan pada sub-bab E.
B.2. Eudaimonic Well-Being
Dari definisi teoritis yang dikemukakan oleh Waterman, maka definisi operasional Eudaimonic Well-Being
pada penelitian ini adalah “Penilaian subjek akan kesesuaian setiap aktivitas dengan tujuan hidup dan secara maksimal terlibat
pada aktivitas yang sesuai tersebut sebagai ekspresi dirinya”. Pada penelitian ini akan mengukur tingkat Eudaimonic Well-Being dan bersamaan dengan itu juga
akan diukur tingkat ketiga aspek yang ada di dalamnya. Berikut ini adalah definisi operasional ketiga aspek tersebut:
Universitas Sumatera Utara
1. Sense of Purpose SoP mengacu pada sejauh mana subjek penelitian ini
mengenal dirinya sendiri sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam hidupnya.
2. Purposeful Personal Expressiveness PPE mengacu pada perilaku subjek
yang melakukan setiap aktivitas yang sesuai dengan dirinya untuk mengekspresikan jati dirinya.
3. Effortful Engagement EE mengacu pada upaya maksimal yang dilakukan
subjek pada setiap aktivitas yang bermakna bagi dirinya. Ketiga aspek di atas akan digambarkan dengan tingkat penilaian subjek
akan aitem yang berkaitan dengan aspek yang terkait. Eudaimonic Well-Being ini akan diukur dengan QEWB Quetionnaire for Eudaimonic Well-Being oleh
Waterman yang sekaligus mengukur ketiga aspek di atas.
C. Populasi dan Sampling