Hasil penelitian perbandingan koagulan PAC dan tawas dalam menurunkan kadar logam aluminium dalam air baku sungai Belawan dengan
menggunakan dosis yang berbeda dapat juga dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil penelitian efektivitas koagulan PAC dan tawas terhadap logam
aluminium dengan dosis yang berbeda Dapat dilihat pada gambar grafik diatas bahwa koagulan poly aluminium
chloride PAC lebih efektif dalam penurunan kadar logam aluminium pada air baku sungai Belawan.
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07 0,08
18 19
20 21
22 23
24 25
K ad
ar L
o g
am A
l
Dosis
Tawas PAC
4.2 Pembahasan
Air merupakan kebutuhan dasar manusia, air dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup. Semakin banyak jumlah penduduk, pemanfaatan sumber
daya air semakin meningkat. Eksploitasi sumber-sumber air yang berlebih dengan tidak diimbangi dengan perawatan terhadap sumber air akan mengakibatkan
kelangkaan air. Ditambah lagi ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, melakukan
penebangan pohon
tanpa memperdulikan
penghijauannya, pembangunan betonisasi yang mengurangi resapan air tanah, pembuangan sampah
dan limbah industri kesungai-sungai, akibatnya sumber air baku air bersih menjadi sangat langka. Penyediaan air bersih selain kuantitas, kualitas juga harus
memenuhi syarat baku mutu air. Maka dari itu perusahaan air minum selalu memeriksa kualitas air hasil pengolahan sebelum didistribusikan kepada
pelanggan Rifai, 2007. Aluminium Al merupakan logam yang paling banyak di dunia,
ditemukan dalam tanah, dalam air dan udara. Sekitar 8 kerak bumi terdiri dari aluminium. Elemen ini adalah logam yang paling berlimpah yang secara alamiah
terdapat di udara, tanah dan air. Karena aluminium sangat pervasif dalam lingkungan, pada titik yang tidak bisa dihindari, maka pengaruhnya terhadap
manusia. Akhir-akhir ini masa dan media telah memperhatikan efek buruk yang mungkin dari aluminium terhadap kesehatan manusia, termasuk perannya dalam
penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan Sclerosis lateral amyotropik, juga mengenai resiko potensial terhadap bayi yang minum formula susu mengandung
aluminium Parulian, 2009.
Menurut sasaran mutu air minum yang digunakan Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi syarat maksimal kekeruhan adalah 2 NTU sedangkan menurut
Peraturan Menteri Kesehetan RI No.492MENKESPERIV2010 yaitu 5 NTU. Sedangkan kadar maksimal logam aluminium yang diperbolehkan dalam air
minum menurut Peraturan Menteri Kesehetan RI No.492MENKESPERIV2010 adalah 0.2 mgL.
Pada Tabel 4.1 dapat ditentukan dosis optimum yang akan digunakan dalam penentuan dosis koagulan PAC dan tawas yang efektif terhadap penurunan
logam aluminium yaitu dengan dosis 23 ppm menggunakan koagulan PAC, karena pada dosis 23 ppm kekeruhannya di bawah 2 NTU sedangkan pada
koagulan tawas kekeruhannya di atas 2 NTU sehingga masih menyimpang syarat sasaran mutu PDAM Tirtanadi Hamparan Perak. Oleh karena itu yang menjadi
penentuan dosis yang digunakan diambil dari dosis rata-rata koagulan PAC yang memenuhi syarat sasaran mutu PDAM Tirtanadi Hamparan Perak yaitu di dosis
23 ppm. Dengan dosis yang optimum koagulan PAC dan tawas sama-sama memberikan pengaruh terhadap logam aluminium yaitu mengalami penurunan.
Kemampuan koagulan tawas dalam menurunkan logam aluminium pada air tidak terlalu baik dibandingkan koagulan PAC. Hal ini tampak jelas pada hasil
penelitian dengan dosis yang berbeda koagulan tawas memliki kadar logam aluminium yaitu pada dosis 19 ppm: 0.067 mgl, dosis 21 ppm: 0.034 mgl dan
dosis 23 ppm: 0.018 mgl sedangkan pada koagulan PAC kadar logam aluminiumnya yaitu pada dosis 19 ppm: 0.053 mgl, dosis 21 ppm: 0.020 mgl dan
dosis 23 ppm: 0.005 mgl dimana kadar logam aluminium sebelum penambahan