xlvii
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Statistik Deskriptif Secara statistik deskriptif, gambaran Pendapatan Asli Daerah, Belanja Daerah,
Investasi, Pendapatan per Kapita Masyarakat dan Jumlah Penduduk KabupatenKota se- Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Pendapatan Asli Daerah, Jumlah Penduduk, Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan per Kapita dan Jumlah Penduduk
KabupatenKota se-Sumatera Utara sepanjang
Tahun 2005 -2009
Tahun No Variabel
Penelitian Statistik
Deskriptif 20052006 20062007 20072008 20082009
Terendah 1.28 2.42
3.22 2.42
Tertinggi 320.06 324.26
344.51 316.22
Rata – Rata 27.76
30.57 32.45
30.22 1
Pendapatan Asli
Daerah Y Standar Deviasi
63.51 64.47
68.67 62.88
Terendah 78.50 145.60
231.10 153.40
Tertinggi 1,135.90 1,322.40
1,751.80 1,872.90
Rata – Rata 287.82
395.00 541.93
567.36 2
Belanja Daerah
X
1
Standar Deviasi 214.67
254.75 328.93
368.46 Terendah 253.83
208.05 170.54
378.54 Tertinggi 7,814.88
7,236.00 7,144.31
8,230.34 Rata – Rata
2,152.29 2,170.83
2,319.97 2,734.94
3 Investasi
X
2
Standar Deviasi 2,274.64
2,210.27 2,340.65
2,547.66 Terendah 4,573.08
4,881.79 5,282.40
1,149.58 Tertinggi 21,016.00
23,629.97 26,620.95
31,026.88 Rata – Rata
9,496.47 10,473.24
11,275.52 12,346.27
4 Pendapatan
per Kapita X
3
Standar Deviasi 3,631.81
4,077.57 4,286.89
5,524.84 Terendah 34.54
34.82 38.73
41.06 Tertinggi 2,036.19
2,067.29 2,083.16
2,102.11 Rata – Rata
501.60 515.52
507.62 500.37
5 Jumlah
Penduduk X
4
Standar Deviasi 502.41
514.88 512.05
522.54 Sumber : Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
xlviii
5.1.1. Pendapatan Asli Daerah Y
Pendapatan asli daerah PAD adalah penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan
dalam membiayai kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha milik daerah, dan lain-lain penerimaan asli daerah yang
sah. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab, penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah secara bertahap akan semakin banyak
dilimpahkan kepada daerah. Dengan semakin meningkatnya kewenangan yang ada pada daerah, peranan keuangan daerah sangat penting karena daerah dituntut untuk dapat lebih
aktif lagi dalam memobolisasi sumber dananya sendiri disamping mengelola dana yang diterima dari pemerintahan pusat secara efisien.
KabupatenKota se-Provinsi Sumatera Utara belum sepenuhnya aktif dalam memobolisasi sumber dananya sendiri, hal ini terlihat dari kecenderungan Reealisasi PAD
yang berfluktuatif, seperti pada tahun 2006 PAD KabupatenKota se-Provinsi Sumatera Utara secara rata – rata sebesar Rp. 27.76 Milyar dengan standar deviasi 63.51, naik
menjadi Rp. 30.57 Milyar dengan standar deviasi 64.47 pada tahun 2007 dan Rp. 32.45 Milyar dengan standar deviasi 68.67 pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009, secara rata
PAD KabupatenKota se-Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan menjadi Rp. 30.22 Milyar dengan standar deviasi 62.88.
PAD KabupatenKota se-Sumatera Utara tertinggi sepanjang tahun 2006 hingga 2009 dicapai oleh Pemerintah Kota Medan pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp. 344.51
Universitas Sumatera Utara
xlix
Milyar, sedangkan PAD KabupatenKota se-Sumatera Utara tertinggi sepanjang tahun 2006 hingga 2009 dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Papak Bharat pada tahun 2006,
yaitu sebesar Rp. 1.28 Milyar. Untuk lebih jelasnya, statistik deskriptif PAD KabupatenKota se-Sumatera Utara
dapat dilihat pada Tabel 5.2. dan Gambar 5.1. dibawah ini.
Tabel 5.2. Statistik Deskriptif Pendapatan Asli Daerah KabupatenKota se-Sumatera Utara Tahun 2006 – 2009
Tahun No Analisis
Deskriptif 2006 2007
2008 2009
1 Terendah 1.28
2.42 3.22
2.42 2 Tertinggi
320.06 324.26
344.51 316.22
3 Rata – Rata
27.76 30.57
32.45 30.22
4 Standar Deviasi
63.51 64.47
68.67 62.88
Sumber : Tabel 5.1
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
300.00 350.00
400.00
20 06
20 07
20 08
20 09
T ahun PA
D
Sumber : Lampiran 3
Gambar 5.1. Trend Perkembangan Realisasi PAD KabupatenKota se-Sumatera Utara Tahun 2006 – 2009
5.1.2. Belanja Daerah X
1
Universitas Sumatera Utara
l
Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beben daerah. Belanja daerah merupakan salah satu
potensi dari sumber – sumber PAD. Belanja Daerah KabupatenKota se-Sumatera Utara dari tahun 2005 hingga tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Secara rata – rata terlihat bahwa Belanja Daerah KabupatenKota se-Sumatera Utara pada tahun 2005 sebesar Rp. 287.82 Milyar dengan standar deviasi 214.67 mengalami
peningkatan pada tahun 2006 menjadi Rp. 395.00 Milyar dengan standar deviasi 254.75. Peningkatan Belanja juga terjadi pada tahun 2007 dan 2008, yaitu masing – masing pada
tahun 2006 sebesar Rp. 541.93 Milyar dengan standar deviasi 328.93 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 567.36 Milyar dengan standar deviasi 368.46.
Belanja daerah terendah KabupatenKota sepanjang tahun 2005 hingga 2007 sebesar Rp. 78.50 Milyar pada tahun 2005, yaitu Belanja Daerah Kabupaten Pakpak
Bharat. Sedangkan Belanja Daerah tertinggi sebesar Rp. 1.872.70 Milyar pada tahun 2008, yaitu Belanja Derah Kota Medan. Untuk lebih jelasnya statistik deskriptif belanja daerah
Kabupeten Kota se-Sumatera Utara dari tahun 2005 – 2008 dirangkum seperti terlihat pada Tabel 5.3. dan Gambar 5.2. dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
li
Tabel 5.3. Statistik Deskriptif Belanja Daerah KabupatenKota se-Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
Tahun No Analisis
Deskriptif 2005 2006
2007 2008
1 Terendah 78.50
145.60 231.10
153.40 2 Tertinggi
1,135.90 1,322.40 1,751.80
1,872.90 3
Rata – Rata 287.82
395.00 541.93
567.36 4 Standar
Deviasi 214.67
254.75 328.93
368.46
Sumber : Tabel 5.1
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
20 05
20 08
: Belanja Daerah BD
Sumber : Lampiran 3
Gambar 5.2. Trend Belanja Daerah KabupatenKota se-Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
5.1.3. Investasi X
2
Investasi dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial danatau manfaat lainnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi KabupatenKota se-Sumatera Utara dari tahun 2005 hingga tahun
2008 cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Secara rata – rata terlihat bahwa Investasi KabupatenKota se-Sumatera Utara pada tahun 2005 sebesar Rp. 2,152.29 Milyar
dengan standar deviasi 2,274.64 mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi Rp.
Universitas Sumatera Utara
lii
2,170.83 Milyar dengan standar deviasi 2,210.27. Peningkatan Investasi juga terjadi pada tahun 2007 dan 2008, yaitu masing – masing pada tahun 2007 sebesar Rp. 2,319.97 Milyar
dengan standar deviasi 2,340.65 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,734.94 Milyar dengan standar deviasi 2,547.66.
Investasi Tertinggi KabupatenKota se-Provinsi Sumatera Utara sepanjang tahun 2005 hingga 2007 sebesar Rp. 8,230.34 Milyar pada tahun 2008, yaitu Investasi Kabupaten
Nias. Sedangkan Investasi terendah sebesar Rp. 170.54 Milyar pada tahun 2007, yaitu Investasi Kota Sibolga. Untuk lebih jelasnya statistik deskriptif belanja daerah Kabupeten
Kota se-Sumatera Utara dari tahun 2005 – 2008 dirangkum seperti terlihat pada Tabel 5.4. dan Gambar 5.3. dibawah ini.
Tabel 5.4. Statistik Deskriptif Investasi KabupatenKota se-Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
Tahun No Analisis
Deskriptif 2005 2006
2007 2008
1 Terendah 253.83
208.05 170.54
378.54 2 Tertinggi
7,814.88 7,236.00 7,144.31
8,230.34 3
Rata – Rata 2,152.29
2,170.83 2,319.97
2,734.94 4 Standar
Deviasi 2,274.64 2,210.27
2,340.65 2,547.66
Sumber : Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
liii
0.00 1000.00
2000.00 3000.00
4000.00 5000.00
6000.00 7000.00
8000.00 9000.00
20 05
20 06
20 07
20 08
T ahun In
ve st
asi
Sumber : Lampiran 3
Gambar 5.3. Trend Investasi KabupatenKota se-Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008 5.1.4. Pendapatan per Kapita X
3
Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita merupakan salah satu potensi dari sumber – sumber PAD.
Pendapatan KabupatenKota se-Sumatera Utara dari tahun 2005 hingga 2008 cendurung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Secara rata – rata terlihat pada tahun 2005
sebesar Rp. 9,709,843.36tahun dengan standar deviasi 3,689,069.28, meningkat menjadi Rp. 10,707,796.05 dengan standar deviasi 4,154,593.87 pada tahun 2006. Kenaikan
pendapatan per kapita juga terjadi pada tahun 2007, yaitu menjadi sebesar Rp. 11,490,054.23tahun dengan standar deviasi 4,389,243.53. Demikian halnya dengan tahun
2008, pendapatan per kapita Kabupatenkota se-Sumatera Utara juga mengalami peningkatan, yaitu menjadi 13,040,568.50tahun dengan standar deviasi 5,115,100.88.
Pendapatan per kapita KabupatenKota se-Sumatera terendah sebesar Rp. 4,573,080.00 pada tahun 2005, yaitu pendapatan per kapita kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
liv
Pendapatan per kapita KabupatenKota se-Sumatera tertinggi sebesar Rp. 31,026,883.00 pada tahun 2008, yaitu pendapatan per kapita kota Medan.
Untuk lebih jelasnya statistik deskriptif pendapatan per kapita Kabupeten Kota se- Sumatera Utara dari tahun 2005 – 2008 dirangkum dalam Tabel 5.5. dan Gambar 5.4.
dibawah ini.
Tabel 5.5. Statistik Deskriptif Pendapatan per Kapita KabupatenKota se- Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
Tahun No Analisis
Deskriptif 2005 2006 2007 2008
1 Terendah 4,573,080.00 4,881,787.00 5,282,396.00
5,748,820.00 2 Tertinggi
21,015,995.00 23,629,967.00 26,620,947.00 31,026,883.00
3 Rata – Rata
9,709,843.36 10,707,796.05 11,490,054.23 13,040,568.50 4 Standar
Deviasi 3,689,069.28 4,154,593.87 4,389,243.53
5,115,100.88
Sumber : Tabel 5.1
.
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
2005 2008
: Pendapatan per Kapita PkP
Sumber : Lampiran 3
Gambar 5.4. Trend Pendapatan per Kapita KabupatenKota se-Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
5.1.5. Jumlah Penduduk X
4
Universitas Sumatera Utara
lv
Penduduk merupakan orang yang bertempat tinggal menetap dalam suatu wilayah. Penduduk merupakan variabel bebas pertama yang diduga mempengaruhi Pendapatan Asli
Daerah KabupatenKota se- Sumatera Utara. Jumlah penduduk yang mendiami KabupatenKota se-Sumatera Utara sepanjang tahun 2005 hingga tahun 2008 relatif
berfluktuatif, namun cenderung menurun setiap tahunnya. hal ini terlihat dari rata – rata jumlah penduduk KabupatenKota se-Sumatera Utara pada tahun 2005 sebanyak
515.243.230 jiwa dengan standar deviasi 522,817.79, meningkat pada tahun 2006 menjadi 530.128.180 jiwa dengan standar deviasi 535,671.71, namun pada tahun 2007 jumlah
penduduk yang mendiami KabupatenKota se-Sumatera Utara mengalami penurunan menjadi 521.434.680 dengan standar deviasi 532,963.85. Penurunan jumlah penduduk
yang mendiami KabupatenKota se-Sumatera Utara juga terjadi pada tahun 2008, yaitu menjadi 513,410.59 jiwa dengan standar deviasi 544,244.73. Berdasarkan hasil
pengamatan lebih lanjut, bahwa penurunan jumlah penduduk yang mendiami KabupatenKota se-Sumatera Utara, disamping dikarenakan tingginya angka kematian,
juga dikarenakan pemekaran KabupatenKota, penduduk yang semula menduduki Kabupaten A berpindang menjadi penduduk Kabupaten B.
Dari 22 KabupatenKota Sumatera Utara yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat merupakan Kabupaten dengan jumlah
penduduk paling sedikit, yaitu sebanyak 34.822, dan Kota Medan merupakan kota yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi, yaitu 2.102.105 jiawa Untuk
lebih jelasnya, statistik deskriptif jumlah penduduk KabupatenKota se-Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
lvi
dari tahun 2005 hingga tahun 2008 ditunjukkan pada Tabel 5.6. dan Gambar 5.5. dibawah ini.
Tabel 5.6. Statistik Deskriptif Jumlah Penduduk yang Mendiami KabupatenKota se- Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005 – 2008
Tahun No Analisis
Deskriptif 2005 2006 2007
2008
1 Terendah 34,542.00 34,822.00
38,726.00 41,062.00
2 Tertinggi 2,036,185.00
2,067,288.00 2,083,156.00 2,102,105.00
3 Rata – Rata
515,243.23 530,128.18
521,434.68 513,410.59
4 Standar Deviasi 522,817.79
535,671.71 532,963.85
544,244.73
Sumber : Tabel 5.1
500 1000
1500 2000
2500
2005 2008
Jumlah Penduduk
Sumber : Lampiran 3
Gambar 5.5. Trend Jumlah Penduduk Yang Mendiami KabupatenKota se-Sumatera
Utara Tahun 2005 – 2008
Berdasarkan keseluruhan analisis statistik deskriptif di atas, jelas tergambar bahwa kenaikan belanja daerah, investasi dan pendapatan per kapita KabupatenKota se-Provinsi
Sumatera Utara pada Tahun 2008 tidak sejalan dengan PAD KabupatenKota yang justeru mengalami penurunan pada Tahun 2009. Penurunan PAD ini hanya sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
lvii
penurunan jumlah penduduk sebagai akibat pemekaran beberapa KabupatenKota pada Tahun 2009.
5.2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier, uji F, uji t, dan analisis koefisien determinasi. Untuk
mengurangi human error, penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS Versi 16.0 didalam menganalisis data.
5.2.1. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data