Analisis Fundamental TINJAUAN PUSTAKA

lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal overvalued dan dalam situasi ini investor tersebut dapat mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah undervalued, sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut. Dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental menurut Tandelilin 2001, menggunakan dua pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto biasanya sebesar tingkat return yang disyaratkan. 2. Pendekatan PER Price Earning Ratio Pendekatan ini penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan earning dari saham tersebut.

II.4. Analisis Fundamental

Pendekatan fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, rapat umum pemegang saham, manajemen, dan lain-lain. Pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat dibagi dua, pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan seperti: jenis teknologi, biaya-biaya perusahaan dan di luar kendali perusahaan seperti: tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi. Karakteristik analisis fundamental yaitu setiap investor merupakan makhluk rasional, di mana seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan dan berasumsi bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan Dengan harapan perusahaan mampu meningkatkan nilainya di kemudian hari. Para calon investor yang akan membeli saham akan menganalisis kondisi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari investasinya. Menurut Rivai, et al. 2007 Analisis fundamental adalah tehnik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara, yaitu: 1. Mengestimasi nilai faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa mendatang. 2. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Sedangkan menurut Jogiyanto 2003, analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan, sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham. Jones 2004 menyatakan bahwa “Fundamental analysis is based on the premise that any security and the market as a whole has an intrinsic value, or the true value as estimated by investor. This value is a function of the firm’s underlyng variables, which combine to produce an expected return and an accompanying risk. By assessing these fundamental determinants of the value of a security, an estimate of its intrinsic value can be determined. This estimated intrinsic value can then be compared to the current market price of the security”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Analisis fundamental memfokuskan pada data laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overprice. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya nilai intrinsik, dan harga saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar modal lebih besar dari nilai intrinsiknya. Halim 2003 menjelaskan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi, dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanam modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut, atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

II.5. Pengertian Kinerja