Perawatan Diare Dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji Di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX

(1)

PERAWATAN DIARE DENGAN PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI di DESA TEMBUNG PASAR VII DUSUN IX

SKRIPSI Oleh

RISPALINA RITONGA 081121024

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Lembar Persetujuan Skripsi

Judul : Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambi Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang Nama Mahasiswa : Rispalina Ritonga

NIM : 081121024

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2009

Tanggal Lulus : 6 Januari 2010 Pembimbing

... Evi Karota Bukit, SKp. MNS NIP. 19671215 200003 2 001

Penguji I

... Iwan Rusdi, S.Kp, MNS NIP. 19730909 20003 1 001

Penguji II

... Ismayadi, S.Kep. Ns

NIP. 19750629 200212 1 002

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, 6 Januari 2010 Pembantu Dekan I,

... Erniyati, S.Kp, MNS


(3)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada Ibu Evi Karota Bukit, SKp. MNS selaku Dosen pembimbing sekaligus Pembantu Dekan II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, untuk ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran pada periode sebelumnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, Ibu Erniyati, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan I yang sebelumnya sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Bapak Ikhsanuddin Harahap, SKp. MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, dan seluruh Dosen beserta staf pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan fasilitas, kesempatan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.


(4)

Terimakasih kepada Ayah dan Ibunda tercinta, Drs. Pangara Ritonga dan Masdelina Pohan, S.Pd yang selalu memberikan do'a restu dan nasehat. Kakak Riski dan kedua abang saya Rahmad dan Amir yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, serta kekasih Ipaqu.

Buat teman-teman seangkatan, Nurainun, Lisa, Ibu Masita, Eni, Rina , Silvi serta semua teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu, yang sama-sama berjuang menuntut ilmu di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, tetap semangat dan terus berkarya. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Prakata ………. ... Iii-iv Daftar isi ...

v-vi Daftar Skema ... ………. vii

Daftar Tabel ... ………. viii

Abstrak ………... ………. ix

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Pertanyaan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Diare ... 6

1.1 Defenisi diare ... 6

1.2 Epidemiologi diare... 7

1.3 Etiologi diare ... 8

1.4 Gejala diare ... 9

1.5 Jenis-jenis diare ... 10

1.6 Proses Penulararan diare ... 10

1.7 Pencegahan terjadinya diare ... 11

1.8 Penatalaksanaan diare ... 11

2. Perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji ... 13

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN ... 17

1. Kerangka Konseptual ... 17

2. Definisi Operasional ... 19

BAB 4. METODELOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 20

1. Desain Penelitian ... 20

2. Populasi dan Sampel ... 20

2.1 Populasi ... 20

2.2 Sampel ... 20

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4. Pertimbangan Etik ... 21


(6)

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

7. Pengumpulan Data ... 25

8. Analisa Data ... 26

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

1. Hasil Penelitian ... 27

1.1 Karakteristik Responden ... 27

2. Pembahasan ... 33

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

1. Kesimpulan ... 37

2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 41

1. Persetujuan Menjadi Responden ... 42

2. Kuesioner Penelitian ... 38


(7)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Duan Jambu Biji di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX ... 18


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang (N = 14) ... 28 Tabel 2. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun

Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang

berdasarkan pengetahuan responden. ... 29 Tabel 3. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun

Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan sikap responden. ... 30 Tabel 4. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun

Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan manfaat yang dirasakan responden. ... 31 Tabel 5. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun

Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan penatalaksanaan terapi alternatif lain yang dilakukan responden. ... 32


(9)

Judul : Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang. Nama : Rispalina Ritonga

Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2009

Abstrak

Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia, masalah umum yang sering terjadi pada kondisi diare adalah dehidrasi hal ini dapat dikontrol dengan terapi rehidrasi dan pengobatan simptomatik digunakan Koalin untuk menghentikan diare terhadap efek langsung otot polos. Namun berdasarkan observasi di lapangan tidak semua kelompok masyarakat dalam penanganan diare meminum obat tertentu untuk menghentikan diare, sebagian kelompok masyarakat menggunakan terapi alternatif yaitu dengan memanfaatkan daun jambu biji yang mereka percayai mengandung bahan yang dapat mengurangi diare, ini berkaitan dengan kebiasaan, rendahnya daya beli masyarakat dan harga obat-obatan yang cukup tinggi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini studi deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tentang pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare. Tehnik pengambilan sample yaitu dengan accidental sampling dimana terdapat 14 sampel sesuai dengan sampel penelitian yang memenuhi kriteria. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi dan pemanfaatan daun jambu biji sebagai penatalaksanaan diare. Hasil penelitian perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji menunjukkan bahwa data pengetahuan responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji 100%, sikap responden saat mengetahui pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare 93%, manfaat yang dirasakan responden saat menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sebesar 79%, dan terapi alternatif lain yang dilakukan responden apabila perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji dianggap tidak mampu menyembuhkan diare sebesar 93%.


(10)

Judul : Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang. Nama : Rispalina Ritonga

Jurusan : Fakultas Keperawatan Tahun Akademik : 2009

Abstrak

Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia, masalah umum yang sering terjadi pada kondisi diare adalah dehidrasi hal ini dapat dikontrol dengan terapi rehidrasi dan pengobatan simptomatik digunakan Koalin untuk menghentikan diare terhadap efek langsung otot polos. Namun berdasarkan observasi di lapangan tidak semua kelompok masyarakat dalam penanganan diare meminum obat tertentu untuk menghentikan diare, sebagian kelompok masyarakat menggunakan terapi alternatif yaitu dengan memanfaatkan daun jambu biji yang mereka percayai mengandung bahan yang dapat mengurangi diare, ini berkaitan dengan kebiasaan, rendahnya daya beli masyarakat dan harga obat-obatan yang cukup tinggi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini studi deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tentang pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare. Tehnik pengambilan sample yaitu dengan accidental sampling dimana terdapat 14 sampel sesuai dengan sampel penelitian yang memenuhi kriteria. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi dan pemanfaatan daun jambu biji sebagai penatalaksanaan diare. Hasil penelitian perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji menunjukkan bahwa data pengetahuan responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji 100%, sikap responden saat mengetahui pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare 93%, manfaat yang dirasakan responden saat menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sebesar 79%, dan terapi alternatif lain yang dilakukan responden apabila perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji dianggap tidak mampu menyembuhkan diare sebesar 93%.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, diperkirakan setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Dari catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke-2 terbesar pada balita, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Penyakit diare di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan (Amiruddin, 2007).

Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare yang disebabkan oleh infeksi. Tingginya kejadian diare ini oleh karena foodborne infectionsdan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Terjadinya diare infeksi di negara berkembang menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak - anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibanding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi


(12)

semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali per tahun. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare menempati urutan ketiga penyebab kematian bayi (Amiruddin, 2007).

Masalah yang umum terjadi pada kondisi diare adalah dehidrasi yaitu dimana dehidrasi yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penduduk bila dehidrasi tidak dapat dikontrol dengan terapi rehidrasi (Brunner & Suddart, 2001). Salah satu cara penatalaksanaan diare dapat dilakukan dengan perawatan pada klien yang didukung pengobatan simptomatik dan kausatif, yaitu ada pengobatan simptomatik dapat digunakan Alkaloid morfin untuk menghentikan diare berdasarkan efek langsung terhadap otot polos (Manjoer, 2001), sedangkan terapi lain yang dapat dilakukan dengan pengobatan alternatif yang salah satunya yaitu pemanfaatan daun jambu biji (Supandiaman & Sujatno, 1997).

Berdasarkan observasi di lapangan tidak semua kelompok masyarakat dalam perawatan diare langsung ditangani dengan pemberian obat tertentu untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit diare. Sebagian kelompok masyarakat melakukan terapi alternatif, yaitu mereka mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji, mereka berpendapat bahwa daun jambu biji mengandung bahan yang dapat mempercepat proses penyembuhan diare (Susi, 2006).

Disamping itu, rendahnya daya beli masyarakat, pendapatan yang tidak memadai, ditambah lagi dengan harga obat-obatan yang cukup tinggi, memberikan alasan kenapa masyarakat memutuskan terapi daun jambu biji sebagai perawatan diare. Hal tersebut dapat diterima dengan beberapa alasan ditemukannya referensi


(13)

hasil penelitian yang menyebutkan daun jambu biji mengandung komposisi zat antara lain tannin, minyak atsiri, flavonoid, ursolic, oleanolic, karoten, vitamin B1, B2, B3, B6 dan vitamin C serta resin, avicularin dan guajaverin (Supandiaman & Sujatno, 1997). Adanya minyak atsiri dalam daun jambu biji diduga bersifat antibakteri. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan mengganggu proses terbentuknya membran dan atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Tannin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mengkin dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri, sehingga menghambat pertumbuhan sel bahkan mati. Tannin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempersifitasi protein karena diduga tannin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek anti bakteri tannin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik. Karena tannin pada daun jambu biji cukup banyak, penghambatan pertumbuhan bakteri salmonella typhimurium diduga juga disebakan oleh mekanisme ini (Dzulkarnain, 1996).

Alkaloid brotowali dapat menggangu terbentuknya jembatan sebrang silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 1998). Dengan demikian penghambatan pertumbuhan salmonella typhimurium juga


(14)

dapat disebabkan oleh adanya kandungan alkaloid pada ekstrak daun jambu biji (Achmad, 1986).

Berdasarkan pemaparan di atas perlu diketahui lebih lanjut melalui penelitian ini tentang bagaimana perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji sebagai penatalaksanaan yang umum digunakan oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX.

2. Tujuan Penelitian

Menjelaskan tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX ?

4. Manfaat Penelitian

4.1. Praktek Pelayanan Keperawatan Komunitas

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi pengetahuan dan pengembangan program puskesmas dari aspek pengembangan tanaman obat melalui apotek hidup serta masukan bagi perawat di komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif pada klien diare dengan pemanfaatan daun jambu biji.


(15)

4.2. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya dalam lingkup yang sama tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Diare 1.1. Defenisi

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik (EPEC). Dilaporkan bahwa sekitar 55% anak-anak di Indonesia terkena diare akibat infeksi EPEC (Budiarti, 1997). Gejala klinis diare yang disebabkan infeksi EPEC adalah diare yang berair sangat banyak yang disertai muntah dan badan sedikit demam.

Diare ditandai dengan keluarnya feses yang sangat encer dan berlangsung terus menerus atau lebih dari biasanya dalam sehari, mulas, dan kadang muntah (Wijayakusuma, 2008).

Kondisi diare ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2002). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (WHO, 1980). Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (Mansjoer, 2001).


(17)

1.2. Epidemiologi diare

Kejadian diare di negara berkembang antara 3,5 - 7 episode setiap anak pertahun dalam dua tahun pertama dan 2-5 episode pertahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Departemen Kesehatan RI dalam surveinya tahun 2000 mendapatkan angka kesakitan diare sebesar 301/1000 penduduk, berarti meningkat dibanding survei tahun 1996 sebesar 280/1000 penduduk, diare masih merupakan penyebab kematian utama bayi dan balita. (Hasil Surkesnas, 2001) mendapatkan angka kematian bayi 9,4% dan kematian balita 13,2%. Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Orang (umur) sekitar 80% kematian diare tersebut terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Data terakhir menunjukkan bahwa dari sekitar 125 juta anak usia 0- 11 bulan, dan 450 juta anak usia 1-4 tahun yang tinggal di negara berkembang, total episode diare pada balita sekitar 1,4 milyar kali pertahun, dari jumlah tersebut total episode diare pada bayi usia di bawah 0-11 bulan sebanyak 475 juta kali dan anak usia 1-4 tahun sekitar 925 juta kali pertahun (Budi, 2006).

Terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Per Provinsi Tahun 2005 yaitu daftar provinsi yang menduduki tingkat utama diare yaitu Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah penderita 69 orang dan yang meninggal mencapai 13 orang, dengan persentase 18,84%. Selanjutnya disusul Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penderita kedua terbanyak yaitu 145 orang dan yang meninggal 6 orang dengan persentase 8,38%. Provinsi ketiga terbanyak yaitu Papua dengan jumlah penderita 486 orang dan yang meninggal 37 orang dengan persentase 7,61% (Sumber Profil PP & PL, 2005).


(18)

Dalam hal ini juga diterangkan distribusi penyakit diare berdasarkan waktu yaitu tentang cakupan penderita diare dalam lima tahun terakhir dengan data misalnya pada tahun 2000 jumlah penderita diare mencapai 4.771.340, tahun 2001 sebanyak 2.873.414, tahun 2002 sebanyak 1.788.492, tahun 2003 sebanyak 1.950.745 dan yang terakhir tahun 2004 sebanyak 596.050 (Survei Subdit Diare). Variasi musiman untuk diare yaitu dapat terjadi menurut letak geografi, pada daerah sub-tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus terutama rotavirus puncaknya pada musim dingin. Di daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada musim kemarau, sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan. Insiden diare persisten mengikuti pola musiman yang sama seperti pada diare cair akut (Depkes RI, 1999).

1.3. Etiologi

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2002).

Etiologi Penyakit Diare yaitu Infeksi beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan menyebabkan diare, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella dan Escherichia coli. Infeksi virus yang menyebabkan diare yaitu rotavirus, Norwalk virus, cytomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis. Intoleransi makanan, seperti pada orang yang


(19)

tidak dapat mencerna komponen makanan berupa laktosa ( gula dalam susu). Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan menetap dalam sistem pencernaan, contohnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan Cryptosporidium. Reaksi obat contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung magnesium. Penyakit Intestinal penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal (Amiruddin, 2007).

1.4. Gejala diare

Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai dengan muntah-muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi (Amiruddin, 2007).


(20)

1.5. Jenis - Jenis Diare

Diare akut merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak. Diare bermasalah merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, diare ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah. Diare persisten merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus, penyebab diare persisten sama dengan diare akut (Depkes RI, 2007).

1.6. Proses Penularan Diare

Agent infeksius yang menyebabkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui jalur fekaloral terutama karena menelan makanan yang terkontaminasi (terutama makanan sapihan) atau air, kontak dengan tangan yamg terkontaminasi. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman enteropatogen perut termasuk karena tidak memadainya penyediaan air bersih,


(21)

pembuangan tinja yang tidak higienis, vektor, aspek sosial ekonomi (Amiruddin, 2007).

1.7. Pencegahan Terjadinya Diare

Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat diare maka diperlukan upaya-upaya pencegahan yaitu menggunakan air bersih, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, penggunaan jamban untuk pembuangan tinja, memberikan ASI, memperbaiki makanan pendamping ASI, memberikan imunisasi campak (Amiruddin, 2007).

1.8. Penatalaksanaan Diare

Penatalaksanaan diare dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu memberikan pengobatan terhadap kondisi diare berupa obat-obatan seperti Ampicillin, Tetrasiklin, Chloramfenicol dan ada dengan pemberian terapi cairan atau rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal yang perlu diperhatikan yaitu jenis cairan misalnya pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit, diberikan cairan RL, bila tidak tersedia dapat diberikan cairan NaCl isotonik ditambah 1 ampul Na Bikarbonat 7,5 % 50 ml. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan, jalan masuk atau cara pemberian cairan, rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral atau IV, jadwal pemberian cairan yaitu rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi


(22)

untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ke-3. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi secara klinis ditentukan dari jenis diare karena koleriform atau disentriform, selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah. Terapi Simptomatik, obat anti diare bersifat simptomatik dan diberikan sangat berhati-hati atas pertimbangan yang rasional. Terapi Defenitif, pemberian edukasi yang jelas sangat penting, sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi (Manjoer, 2001).

Karena penyebab diare akut/diare mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan. Diare akut dapat disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman/ cairan yang cukup saja, pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare dan mengobati penyakit penyerta, minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24 jam, karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang cukup.

Untuk anak yang masih menyusui sebaiknya ASI dan susu formula harus tetap dilanjutkan pemberiannya secara signifikan untuk mengurangi lamanya dan beratnya diare pada anak, oleh karena nucleotida adalah bahan yang sangat diperlukan untuk replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten. Pada anak yang lebih besar makanan yang direkomendasikan meliputi air tajin (beras,


(23)

kentang, pisang, gandum, cereal) dan makanan yang dihindari yaitu makanan yang mengandung tinggi gula seperti minuman kaleng, sari buah apel serta makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi karena menyebabkan lambatnya pengosongan lambung. Dalam hal ini yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut (Amirruddin, 2007).

2. Perawatan Diare Dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji

Penatalaksanaan diare secara konservatif telah dipaparkan sebagai uraian diatas. Hal lain yang umum digunakan oleh masyarakat dalam penatalaksanaan diare adalah perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji. Hal ini beralasan karena berdasarkan observasi di lapangan tidak semua kelompok masyarakat dalam perawatan diare langsung dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan medis tertentu untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit diare. Sebagian kelompok masyarakat melakukan terapi alternatif dimana mereka mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji, mereka berpendapat bahwa daun jambu biji mengandung bahan tertentu yang dapat mempercepat proses penyembuhan diare (Susi, 2006).

Hal tersebut dapat diterima dengan beberapa alasan yaitu ditemukannya referensi hasil penelitian yang menyebutkan daun jambu biji mengandung komposisi


(24)

zat antara lain : tannin, minyak atsiri, flavonoid, ursolic, oleanolic, karoten, vitamin B1, B2, B3, B6 dan vitamin C serta resin, selain Avicularin dan Guajaverin (Supandiaman & Sujatno, 1997). Adanya minyak atsiri dalam daun jambu biji diduga bersifat antibakteri. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan mengganggu proses terbentuknya membran dan atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Tannin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri, sehingga menghambat pertumbuhan sel bahkan mati (Dzulkarnain, 1996).

Alkaloid brotowali dapat menggangu terbentuknya jembatan sebrang silang komponen penyusunan peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 1998), sedangkan penelitian terhadap kemampuan rebusan daun jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri eschericiacolli dan staphiloccoccus aureus menunjukkan , kadar 2% dapat menghambat pertumbuhan S. Aureus dan dalam kadar 10% dapat menghambat pertumbuhan E. Colli. Hasil penelitian itu dapat digunakan sebagai dasar penggunaan daun jambu biji sebagai obat dalam perawatan diare akibat infeksi (Yuniarti, 1991).

Secara khusus penelitian tentang daun jambu biji yang pernah dilakukan umumnya memberikan hasil, daun jambu biji berkhasiat sebagai anti diare, dimana senyawa kimia yang terkandung dalam jambu biji antara lain Polofenol, Karoten,


(25)

Flavanoid, Tannin (Peneliti IPB, Sussi, 2006). Penelitian lain tentang pemanfaatan daun jambi biji dalam perawatan diare juga dimanfaatkan yaitu dengan cara memakan langsung daun jambu biji muda dan biasanya penderita akan sembuh dalam waktu sekitar 3 hari (Staf Pengajar Universitas Bengkulu, Widiono, 2001). Pada pengujian menggunakan metode tiosianat, ekstrak daun jambu biji putih lokal mempunyai faktor protektif mendekati vitamin E atau Tokoferol yaitu sebesar 1.10. Tokoverol sendiri mempunyai faktor protektif 1.16 sedangkan daun jambu biji merah faktor protekrifnya lebih rendah yakni kurang dari 1. Pada penggunan menggunakan metode TBA, ekstrak etanol dari daun jambu biji putih lokal dapat menghambat oksidasi lipida sampai 94,14% terhadap kontrol yang tidak diberi antioksidan ini berarti daun jambu biji terbukti memilki kemampuan anti oksidan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan kandungan daun jambu putih lokal hasil uji vitokimia ekstrak daun jambu biji memiliki senyawa yang terdapat dalam ekstrak adalah Tanin, Venol, Flafanoid, Kuinon, Steroid (Susi, 2006).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diyakini bahwa pemanfaatan daun jambu biji sebagai terapi dalam perawatan diare dapat diterima. Berdasarkan referensi yang banyak beredar di masyarakat menyebutkan bahwa di Cina dan kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Malaysia dan Brunei, jambu biji yang juga dikenal dengan jambu klutuk, terutama bagian daunnya sudah sejak lama dikenal sebagai obat untuk menyembuhkan radang usus besar, menghilangkan infeksi, menyembuhkan diare dan disentri, bermanfaat untuk menghentikan perdarahan (Andre, 2008). Berdasarkan hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa masyarakat


(26)

yang dikenal masih memanfaatkan daun jambu biji sebagai perawatan diare adalah masyarakat desa Talang Pauh, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, adanya sebuah kepercayaan tertentu pada masyarakat tersebut yaitu cara pengambilan daun jambu biji langsung menggunakan mulut tanpa tangan dan memakannya dan untuk pengambilan kedua kalinya baru menggunakan tangan, namun sebagian lagi masyarakatnya mengambil pucuk daun jambu biji lalu merebusnya terlebih dahulu, pengobatan ini dilakukan satu kali sehari, biasanya akan sembuh dalam waktu 3 hari, bila penderita masih bayi atau menyusui maka ibunyalah yang akan memakanya dan terkadang air ludah bekas hasil kunyahan sang ibu diberikan langsung pada bayinya (Widiono, 2001).


(27)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang gambaran masyarakat dalam perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji, hal ini termasuk pengetahuan, sikap masyarakat, manfaat yang dirasakan mayarakat, dan terapi alternatif lain apabila penggunaan daun jambu biji untuk perawatan diare. Dalam penanganan diare dengan penatalaksana cepat, tepat dan bermutu, angka kematian karena diare dapat ditekan seminimal mungkin. Mengingat harga obat-obatan yang cukup tinggi, sebahagian masyarakat mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji, selain mudah didapat dan digunakan sebagai obat alternatif antidiare, hal tersebut dapat diterima dengan beberapa alasan karena ditemukannya referensi hasil penelitian yang menyebutkan daun jambu biji mengandung komposisi zat antara lain tannin, minyak atsiri (Supandiaman & Sujatno, 1997). Pengobatan ini biasanya dilakukan satu kali sehari, pada umumnya akan sembuh dalam waktu 3 hari (Widiono, 2001).


(28)

Skema 1. Kerangka konsep perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji

Klien dengan diare di Desa Tembung Pasar

VII Dusun IX Kabupaten Deli

Serdang

Perawatan Diare Dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji

- Pengetahuan

- Sikap

- Manfaat

- Terapi


(29)

1 Defenisi Operasional 2.1 Diare

Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderitanya.

2.2 Daun Jambu Biji

Tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, memiliki banyak cabang dan ranting, batang pohonya keras dan berwarna cokelat serta licin, dengan struktur daun bercorak bulat telur, memanjang dengan ukuran 2,5-10 cm. Bunganya kecil-kecil berwarna putih. Buahnya berbentuk seperti bulat telur, berwarna hijau sampai kekuningan.

2.3 Perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji

Penggunaan daun jambu biji oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX sebagai pengobatan alternatif pada seseorang yang menderita diare atau penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderitanya. Masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX dapat dikaji tingkat pengetahuan dan sikap tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji serta manfaat yang dirasakan saat menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare serta penatalaksanaan terapi alternatif lain yang dilakukan apabila daun jambu biji tidak memperbaiki kondisi saat terkena diare.


(30)

BAB 4

METODELOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX.

2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1.Populasi

Populasi pada pelitian ini adalah keluarga di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX yang terkena diare dan mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan tanaman obat tradisional yaitu daun jambu biji. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 203 Kepala Keluarga dan pada survei awal penelitian diperoleh sejumlah keluarga yang mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji sebanyak 22 kepala keluarga

2.2.Sampel

Pengambilan sampling dengan cara accidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada. Sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria yang diteliti, kriteria


(31)

dalam penelitian ini adalah keluarga/ anggota keluarga yang pernah terkena diare, dimana keluarga tersebut mempercayakan/ meyakini daun jambu biji sebagai pengobatan dan perawatan alternatif untuk penanggulangan diare, anggota keluaga tersebut sadar dan kooperatif serta bersedia menjadi subjek penelitian. Adapun hasil penelitian yang dilakukan diperoleh sejumlah responden yang menderita diare dan memanfaatkan daun jambu biji sebagai perawatan diare yaitu terdapat 14 kepala keluarga dan menjadi sampel dalam penelitian ini.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX dengan pertimbangan masih terdapatnya kasus diare di daerah tersebut, dimana masyarakat masih mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji. Dan di daerah ini belum pernah dilakukan penelitian yang sama. Penelitian in dilakukan selama bulan 1 sampai dengan 23 November 2009.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti juga menjelaskan bahwa partisipasi responden bersifat sukarela, apabila calon responden bersedia maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent (persetujuan menjadi responden), responden juga


(32)

mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian dan peneliti tidak memaksa dan menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri dan disusun berdasarkan referensi dan hasil penelitian terdahulu (Susi, 2006 dan Widiono, 2001). Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu pada bagian pertama instrumen penelitian berisi kuesioner tentang data demografi yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Bagian kuesioner yang kedua berisi tentang pernyataan responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji sebanyak 10 pernyataan. Kuesioner ini berisi tentang pengetahuan responden tentang penggunaan daun jambu biji dalam perawatan diare sebanyak 4 pernyataan. Pernyataan sikap responden saat terkena diare dengan pemanfaatan daun jambi biji sebanyak 2 pernyataan. Manfaat yang dirasakan oleh responden saat memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare sebanyak 2 pernyataan. Pernyataan tentang penatalaksaan terapu alternatif bila diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji sebanyak 2 pernyataan.

Kuesioner in berisi pernyataan tertutup, apabila responden menjawab dengan jawaban “ya” diberi skor 1 dan jika responden memberi jawaban “tidak” maka diberi skor 0. Dari pernyataan yang ada skor minimum yang mungkin diperoleh adalah 0


(33)

dan skor maksimum 10, semakin tinggi skor penilaian maka akan semakin menyatakan bahwa responden memanfaatkan daun jambu biji dalam penatalaksanaan perawatan diare.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi yaitu mampu mengukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas tersebut. Adapun uji validitas yang sesuai penelitian berdasarkan dengan cara pengujiannya yaitu validitas internal hal ini dapat dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan memiliki kevalidan internal apabila setiap bagian instrumen mendukung missi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini kuesioner telah dikonsultasikan dengan staf pengajar Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(34)

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003). Uji Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini akan menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisa data dengan satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas dilakukan dengan terkumpulnya data responden yang memenuhi kriteria yang ditentukan sebagai subjek studi. Uji test ini menggunakan rumus KR-20. Dengan menggunakan uji test KR-20 ini maka akan dapat diperoleh data secara keseluruhan kuesioner tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada sekelompok sampel. Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2006). Hasil analisa reliabilitas untuk kuesioner ini bahwa kuesioner ini akan reliabel apabila koefeisinnya sama dengan atau lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995). Uji reliabilitas ini akan diujikan kepada 10 responden penderita diare dengan pemanfaatan daun jambu biji dan didapatkan


(35)

hasil 0,804. Maka dengan ini instrument dapat dikatakan reliabel dan layak untuk digunakan.

7. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu ketua Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan peneliti selanjutnya membawa surat izin tersebut kepada instansi yang terkait dalam penelitian ini yaitu kepala lingkungan Desa Tembung Pasar VII Dusun IX dilokasi penelitian. Setelah itu peneliti meminta persetujuan kepada anggota keluarga yang memenuhi kriteria penelitian yaitu keluarga yang pernah menderita diare dan memanfaatkan daun jambu biji sebagai perawatan diarenya dengan menandatangani inform consent. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden yang diteliti dengan menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan tetutup dan berstruktur sebagai data dasar.

Sebelum melakukan interview peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelasakan kepada responden tujuan, manfaat dari prosedur penelitian. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner tersebut. Adapun waktu yang diberikan untuk pengisian kuesioner adalah selama 20 menit. Bila kuesioner telah selesai diisi maka peneliti mengumpulkan kembali, diperiksa kelengkapannya, dan apabila terdapat data yang tidak lengkap


(36)

maka akan diselesaikan saat itu juga. Selanjutnya data dikumpulkan dan dianalisa dengan baik.

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka analisa data dilakukan dengan memeriksa kembali semua kuesioner yaitu dari data demografi dan data pernyataan tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji serta memastikan semua jawaban sudah diisi sesuai dengan petunjuk. Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan diolah dengan menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut :

8.1Editing atau memeriksa, yaitu mengecek kelengkapan data termasuk isi instrumen, yakni mengecek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.

8.2Coding atau memberi tanda, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori dan diklasifikasikan dengan cara memberi tanda atau kode untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa data.

8.3Tabulasi, yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

8.4Analisa data, yaitu menganalisa data yang telah terkumpul, untuk data demografi akan dipresentasikan dalam bentuk distribusi frekuensi lalu diinterpretasikan.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan sejak tanggal 1 sampai dengan 23 November 2009 di Tembung Pasar VII Kabupaten Deli Serdang, dengan jumlah responden sebanyak 14 orang. Selanjutnya hasil penelitian data meliputi karakteristik responden, deskripsi perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang karakteristik masyarakat yang memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare.

1.1.Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan peneliti terhadap keluarga yang memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare, menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang deskripsi karakteristik responden yang mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan responden.

Tabel 1 dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki (64%) dan berumur 20 – 30 tahun (64%). Responden pada umumnya memiliki jenjang pendidikan terakhir SMU (43%). Responden pada


(38)

umumnya memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan pekerjaan tidak tetap lainnya (58%) dan penghasilan per bulan rata-rata Rp.750.000- Rp.1.500.000 (43%).

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang (N = 14).

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur

20-30 9 64

31-40 4 28 >41 1 7 Jenis Kelamin

Laki-laki 9 64

Perempuan 5 36

Pendidikan

SD 2 14

SMP 2 14

SMA 6 43

UNIVERSITAS 4 29

Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI 3 21

Buruh/Tani 3 21

Wiraswasta 4 29

Lain-lain 4 29

Penghasilan Per bulan

- < Rp.750.000,- 5 36

- Rp.750.000.- Rp.1.500.000,- 6 43


(39)

1. Pernyataan Tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu berdasarkan pengetahuan responden.

Berdasarkan dari hasil penelitian tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji berdasarkan pengetahuan responden bahwa masyarakat didesa Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang 100% masyarakat sudah mengetahui informasi tentang pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare sebagai pengobatan tradisional, hal ini sudah diketahui secara turun-temurun dari kelurga maupun orang terdekat, dan 85,7% masyarakat menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare. Dan sekitar 92,9% dimana pengetahuan diperoleh dari tenaga kesehatan dan disebarkan melalui media informasi tentang penatalaksanaan alternatif dalam perawatan diare.

Tabel 2. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan pengetahuan responden.

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)

Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji dari orang tua/ teman terdekat.

14 (100) (0)

Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan DaunJambu Biji dari tenaga kesehatan/ media elektronik.


(40)

Keluarga saya memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare.

12(86) 2(14)

Keluarga saya sudah menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sejak beberapa bulan yang lalu.

12(86) 2(14)

2. Pernyataan Tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji berdasarkan sikap responden.

Sekelompok masyarakat yang sudah mengenal daun jambu biji dalam perawatan diare hanya menggunakan daun jambu biji saja saat terkena diare sebesar 92,9%, masyarakat mempercayakan perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji berpendapat bahwa daun jambu biji mengandung bahan yang dapat mempercepat penyembuhan diare, sehingga saat terkena diare masyarakat segera menggunakan daun jambu biji tersebut.

Tabel 3. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan sikap responden.

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)

Saat terkena diare saya hanya memanfaatkan daun jambu biji saja.

13(93) 1(7)

Menggunakan daun jambu biji segera setelah terkena diare.

13(93) 1(7)


(41)

3. Pernyataan Tentang Pemanfaatan Daun Jambu Biji berdasarkan manfaat yang dirasakan responden.

Manfaat dari daun jambu biji telah beredar dimasyarakat, salah satunya dalam perawatan diare. Pemanfaatan dari daun jambu biji dengan cara memakan langsung atau merebus 78,6% biasanya sipenderita akan sembuh dalam waktu kurang lebih 3 hari. Dan sebagian masyarakat yang terkena diare menyarankan menggunakan daun jambu biji dalam perawtan diare sebesar 100% karena pada umunya masyarakat sudah mengetahui manfaat dari daun jambu biji.

Tabel 4. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan manfaat yang dirasakan responden.

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)

Berdasarkan pengalaman saya, diare dapat teratasi setelah menggunakan daun jambu biji selama > 1-3hari.

11(79) 3(21)

Jika ada orang yang terkena diare, saya menyarankannya untuk menggunakan daun jambu biji.

14(100) (0)

4. Pernyataan Tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji berdasarkan penatalaksanaan terapi alternatif lain yang dilakukan responden.


(42)

Dalam pengobatan diare yang dilakukan setelah penggunaan obat alternatif yaitu daun jambu biji bila tidak dapat menyembuhkan penyakit diare biasanya masyarakat menggunakan obat-obatan seperti enterostop, diaform, diapet dll sebanyak 78,6% untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit diare yang dapat mereka beli ditoko. Dari 92,9% masyarakat apabila penggunaan obat-obatan tersebut tidak dapat menyembuhkan diare maka masyarakat pergi kepuskesmas atau rumah sakit untuk memeriksakan penyakit diarenya lebih lanjut.

Tabel 5. Distribusi frekuensi Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang berdasarkan penatalaksanaan terapi alternatif lain yang dilakukan responden.

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)

Bila lebih dari tiga hari diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji maka saya memutuskan membeli obat diare ditoko obat.

11(79) 3(21)

Bila lebih dari satu minggu diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji dan obat diare dari toko obat maka saya akan pergi ke pukesmas atau ke petugas kesehatan lainnya.


(43)

2. PEMBAHASAN

Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji oleh masyarakat di Desa Tembung Pasar VII Dusun IX. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji.

Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa masyarakat didesa Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang terdapat data demografi responden yaitu berjenis kelamin laki-laki (64%) dan berumur 20 – 30 tahun (64%). Responden memiliki jenjang pendidikan terakhir SMU (43%). pekerjaan sebagai wiraswasta dan pekerjaan tidak tetap lainnya (58%) dan penghasilan per bulan rata-rata Rp.750.000- Rp.1.500.000 (43%).

Pengetahuan responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji didesa Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang 100% diketahui masyarakat, informasi tentang pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare sebagai pengobatan tradisional, sudah diketahui secara turun-temurun dari keluarga maupun orang terdekat. Dan sekitar 93% hal ini didukung juga oleh tenaga kesehatan dan disebarkan melalui media informasi penatalaksanaan alternatif dalam perawatan diare, dan keluarga yang memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare 86% dan sudah dimanfaatkan selama beberapa bulan yang


(44)

lalu, hal ini umum digunakan masyarakat dalam mempercepat proses penyembuhan diare (Susi, 2006).

.

Sikap responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji didesa Tembung pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang sekelompok masyarakat yang melakukan terapi alternatif, dimana 93% masyarakat mempercayakan perawatan dengan pemanfaatan daun jambu biji. Dan masyaraka berpendapat bahwa daun jambu biji mengandung bahan yang dapat mempercepat penyembuhan diare (Susi, 2006). Selain itu rendahnya daya beli masyarakat, pendapatan yang tidak memadai, di tambah lagi dengan harga obat-obatan yang tinggi. memutuskan masyarakat untuk menggunakan terapi daun jambu biji sebagai pengobatan penyakit diare (Supandiaman & Sujatno, 1997). Sedangkan penelitian tentang rebusan daun jambu biji yang menghambat bakteri E. colli dan staphiloccus averus menunjukkan kadar 2% dapat menghambat pertumbuhan Stapilococus dan 10 % menghambat E.colli hasilnya digunakan dasar dalam penggunaan obat diare secara infeksi (Yuniarti, 1991).

Manfaat yang dirasakan responden tentang perawatan diare dengan pemanfaatan daun jambu biji didesa Tembung pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang, Pemanfaatan dari daun jambu biji dengan cara memakan langsung atau merebus 79% biasanya sipenderita akan sembuh dalam waktu kurang lebih tiga hari (Widiono, 2001), dan sebagian masyarakat yang terkena diare menyarankan menggunakan daun jambu biji dalam perawtan diare sebesar 100% karena pada


(45)

umunya masyarakat sudah mengetahui manfaat dari daun jambu biji. Adapun manfaat dari daun jambu biji untuk mengobati radang usus besar, menghilangkan infeksi, disentri (Andre, 2008) hal tersebut dapat diterima karena daun jambu biji mengandung komposisi zat antara lain: tannin, minyak atsiri, flavonoid, ursolic, oleanolic, karoten, vitamin B1, B2, B3, B6 dan vitamin C serta resin, selain Avicularin dan Guajaverin (Supandiaman & Sujatno, 1997). Minyak atsiri dalam daun jambu biji diduga bersifat antibakteri, dan padat menghambat atau mematikan kuman dengan mengganggu proses terbentuknya membran dan atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Disamping itu tannin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri, sehingga menghambat pertumbuhan sel bahkan mati (Dzulkarnain, 1996). Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebesar 100% masyarakat yang terkena diare menyarankan menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sebesar, karena pada umumnya masyarakat sudah mengetahui manfaat dari daun jambu biji tersebut. Adanya minyak atsiri yang terkandung dalam daun jambu biji diduga bersifat antibakteri. Tannin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang (Dzulkarnain, 1996).


(46)

Pengobatan lain yang dilakukan setelah penggunaan obat alternatif yaitu daun jambu biji bila tidak dapat menyembuhkan penyakit diare biasanya masyarakat menggunakan obat-obatan yang dapat dibeli ditoko seperti enterostop, diaform, diapet dll untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit diare. Adapun pengobatan dengan obat-obat tersebut untuk menghindari dehidrasi, salah satu cara penatalaksanaan diare dapat dilakukan dengan perawatan pada klien yang didukung pengobatan simptomatik dan kausatif, yaitu adanya pengobatan simptomatik dapat digunakan Alkaloid morfin/ Koalin untuk menghentikan diare berdasarkan efek langsung terhadap otot polos (Manjoer, 2001), alkaloid morfin/ koalin inilah yang terdapat pada enterostop, diper, diaoform. Dalam pengobatan diare yang dilakukan setelah penggunaan obat alternatif yaitu daun jambu biji bila tidak dapat menyembuhkan penyakit diare biasanya masyarakat menggunakan obat-obatan toko seperti enterostop, diaform, diapet dll sebanyak 79% untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit diare. Dan 100% masyarakat apabila penggunaan obat-obatan tersebut tidak dapat menyembuhkan diare maka masyarakat pergi kepuskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan mengenai Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX menghasilkan kesimpulan sebagai berikut ini

1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakanpada tanggal 1 sampai dengan 23 November 2009 pada masyarakat di Tembung Pasar VII Dusun IX, diperoleh dari data demografi responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (64%), berumur 20 – 30 tahun sebanyak 9 (64%), memiliki jenjang pendidikan terakhir SMU sebanyak 6 orang (43%), pekerjaan sebagai wiraswasta dan pekerjaan tidak tetap lainnya sebanyak 8 orang (71,4%) dan penghasilan per bulan rata-rata Rp.750.000- Rp.1.500.000 sebanyak 6 orang (58%). Dari hasil penelitian tentang pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare dimanfaatkan oleh masyarakat, hal ini dapat terlihat dari pengetahuan masyarakat yang sudah mengenal dan manfaat daun jambu biji dalam perawatan diare dari keluarga secara turun-temurun atau informasi dari teman dekat, tenaga kesehatan dan media informasi lainnya, serta semakin baiknya sistem kesehatan informasi keluarga dengan memanfaatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Sikap masyarakat yang mempercayakan perawatan dengan pemanfaatan daun jambu biji, dan masyarakat berpendapat bahwa daun jambu biji mengandung bahan yang dapat mempercepat proses penyembuhan diare.


(48)

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat saat menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare yaitu dapat disembuhkan dalam waktu kurang lebih tiga hari. Namun apabila pemanfaatan daun jambu biji dalam perawatan diare yang berkepanjangan masyarakat umumnya biasanya membawakan keluarganya kepusat kesehatan. 2.Saran

2.1.Bagi Masyarakat

Bagi komunitas diharapkan keluarga dapat memahami pentingnya menjaga gaya hidup sehat dengan membersihkan lingkungan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit terutama diare yang begitu cepat penyebarannya dari air dan makanan. 2.2. Bagi Instsitusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengetahuan keperawatan khususnya perawat dibidang komunitas. Institusi Keperawatan Komunitas diharapkan dapat meningkatkan peran serta perawat komunitas dalam meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya terutama kesehatan lingkungan yang menyangkut masyarakat luas.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R. (2007). Current Issue Kematian Anak (Penyakit Diare). Dapat diakses: http://ridwanamiruddin. wordpress. com/2007/10/17/ current-issue-kematian-anak-karena-penyakit-diare/html.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Brunner, A & Suddarth,C. (2001). Keperawtan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Budi, S . (2006). Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare (Edisi-3).

Jakarta: Depkes RI Direktorat Jenderal PPM & PL.

Budi, S. (2006). Diare Akut Pada Anak. Makasar : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. FKUH/RSUP Dr. Wahidin Sudirihusodo.

Bundanuzula, (2008). Manfaat dan Khasiat Daun Jambu Biji, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Dapatdiakses: categry/html.

Danim, S. (2003). Riset Keperawata ; Sejarah dan Metodologi, Jakarta : EGC. Depkes RI, (2000). Diare Akut Disebabkan Bakteri, Jakarta : Kepmenkes RI

Tentang Pedoman P2D. Dapat diakses:

Depkes RI, (1999). Buku Ajar Diare, Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD). Ditjen, PPM & PLP.

Dwiloka, B. & Riana, R. (2005). Teknis Menulis Karya Ilmiah; Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan, Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC. Ester, M. (2005). Pedoman Perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Farida, L. (2000). Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Hargo, D. (1995). Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Kesehatan Keluarga. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI.

Harmanto. (2008). Manfaat dan Khasiat Daun Jambu Biji. Dapat diakses: //www. Herba-obat-sehat-tanaman buah.co.html.

Hidayat, S. (2008). Diare. 10 Ramuan siap Menghadang. Staf Peneliti kebun Raya Bogor– LIPI, di Bogor. Dapat diakses: http: //www.agrotek .com/ opini. Html.

Indriani, S. (2006). Daun Jambu Biji Berkhasiat sebagai Antioksidan. Dapa t diases: http : // www.ipb.ac.id/id/? b=26 html.

Natsir, D. (2008). Tanaman Obat Sehat. Dapat diakses: pertanian, co.id.html.

Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S . (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.


(50)

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Lingkungan Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Tehnopro, H. (2002). Wahana Informasi Tehnologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, Rahasia Dibalik Kenikmatan Buah dan Sayur. Dapat diakses: http://www.Warintek,ristek,go.id/pertanian/jambu biji/html.

Sumijatun (2006). Konsep Dasar Keperawtan Komunitas, Jakarta: EGC.

Widiono, S. (2001). Obat Tradisional Diare, Staf Pengajar Universitas Bengkulu. Dapat diakses: http://www.bengkulu, pertanian, co.id.html.

Wijayakusuma, H. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Takhlukkan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda.

Yuniarti. (1991). Daun Jambu biji sebagai obat alternative diare. Dapat diakses:


(51)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian :Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang

Peneliti :Rispalina Ritonga

Nama tersebut diatas adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar-mengajar di Fakiltas Keperawatan dengan tujuan penelitian yaitu menjelaskan tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak/ ibu agar menjadi responden dalam penelitian ini. Identitas pribadi sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan dalam masalah penelitian. Dalam hal ini kesediaan menjadi responden tidak dipaksakan, atas dasar sukarela, mengisi dengan jujur dan apa adanya.

Jika bersedia menjadi responden maka silahkan menandatangani surat persetujuan menjadi responden ini. Demikianlah keterangan syarat ini saya perbuat, atas pehatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, November 2009

Peneliti Responden


(52)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI Kode : Tanggal :

Jam :

Petunjuk:

1. Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada.

2. Beri tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dan benar menurut anda.

3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

DATA DEMOGRAFI

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : ( ) 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan Pendidikan : ( ) 1. SD ( ) 2. SMP

( ) 3. SMA ( ) 4. Universitas Pekerjaan : ( ) 1. PNS/TNI/POLRI ( ) 2. Buruh/Tani

( ) 3. Wiraswata ( ) 4.Lain-lain Penghasilan : ( ) 1.≤ Rp. 750.000

( ) 2.Rp.>750.000 – Rp.1.500.000 ( ) 3. > Rp. 1.500.000


(53)

PERAWATAN DIARE DENGAN PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI Pernyataan tentang Perawatan Diare Dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji

PERNYATAAN YA TIDAK

1. Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji dari orang tua/ teman terdekat.

2. Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji dari tenaga kesehatan/ media elektronik.

3. Keluarga saya memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare.

4. Keluarga saya sudah menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sejak beberapa bulan yang lalu.

5. Saat terkena diare saya hanya memanfaatkan daun jambu biji saja.

6. Saya menggunakan daun jambu biji segera setelah terkena diare.

7. Berdasarkan pengalaman saya, diare dapat teratasi setelah menggunakan daun jambu biji selama > 1-3hari.

8. Jika ada orang yang terkena diare, saya menyarankannya untuk menggunakan daun jambu biji.

9. Bila lebih dari satu minggu diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji maka saya memutuskan membeli obat diare ditoko obat.

10.Bila lebih dari tiga hari diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji maka saya akan pergi kepukesmas atau ke petugas kesehatan lainnya.


(54)

CURRICULLUM VITAE

Nama : Rispalina Ritonga

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 September 1987

Agama : Islam

Alamat : Tembung Pasar VII, Jl.Prima No.10

Riwayat Pendidikan :

1. 1993 – 1999 : SD Inpres No. 060998 2. 1999 – 2002 : SLTPN I Percut Sei Tuan 3. 2002 – 2005 : SMUN I Percur Sei Tuan 4. 2005-2008 : Akademi Keperawatan Imelda

5. 2008 - 2010-01-09 :Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R. (2007). Current Issue Kematian Anak (Penyakit Diare). Dapat diakses: http://ridwanamiruddin. wordpress. com/2007/10/17/ current-issue-kematian-anak-karena-penyakit-diare/html.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Brunner, A & Suddarth,C. (2001). Keperawtan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Budi, S . (2006). Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare (Edisi-3).

Jakarta: Depkes RI Direktorat Jenderal PPM & PL.

Budi, S. (2006). Diare Akut Pada Anak. Makasar : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. FKUH/RSUP Dr. Wahidin Sudirihusodo.

Bundanuzula, (2008). Manfaat dan Khasiat Daun Jambu Biji, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Dapatdiakses: categry/html.

Danim, S. (2003). Riset Keperawata ; Sejarah dan Metodologi, Jakarta : EGC. Depkes RI, (2000). Diare Akut Disebabkan Bakteri, Jakarta : Kepmenkes RI

Tentang Pedoman P2D. Dapat diakses:

Depkes RI, (1999). Buku Ajar Diare, Pendidikan Medik Pemberantasan Diare (PMPD). Ditjen, PPM & PLP.

Dwiloka, B. & Riana, R. (2005). Teknis Menulis Karya Ilmiah; Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan, Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC. Ester, M. (2005). Pedoman Perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Farida, L. (2000). Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Hargo, D. (1995). Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Kesehatan Keluarga. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI.

Harmanto. (2008). Manfaat dan Khasiat Daun Jambu Biji. Dapat diakses: //www. Herba-obat-sehat-tanaman buah.co.html.

Hidayat, S. (2008). Diare. 10 Ramuan siap Menghadang. Staf Peneliti kebun Raya Bogor– LIPI, di Bogor. Dapat diakses: http: //www.agrotek .com/ opini. Html.


(2)

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, dan Lingkungan Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Tehnopro, H. (2002). Wahana Informasi Tehnologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian, Rahasia Dibalik Kenikmatan Buah dan Sayur. Dapat diakses: http://www.Warintek,ristek,go.id/pertanian/jambu biji/html.

Sumijatun (2006). Konsep Dasar Keperawtan Komunitas, Jakarta: EGC.

Widiono, S. (2001). Obat Tradisional Diare, Staf Pengajar Universitas Bengkulu. Dapat diakses: http://www.bengkulu, pertanian, co.id.html.

Wijayakusuma, H. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Takhlukkan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda.

Yuniarti. (1991). Daun Jambu biji sebagai obat alternative diare. Dapat diakses:


(3)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian :Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang

Peneliti :Rispalina Ritonga

Nama tersebut diatas adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar-mengajar di Fakiltas Keperawatan dengan tujuan penelitian yaitu menjelaskan tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji di Tembung Pasar VII Dusun IX Kabupaten Deli Serdang.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak/ ibu agar menjadi responden dalam penelitian ini. Identitas pribadi sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan dalam masalah penelitian. Dalam hal ini kesediaan menjadi responden tidak dipaksakan, atas dasar sukarela, mengisi dengan jujur dan apa adanya.

Jika bersedia menjadi responden maka silahkan menandatangani surat persetujuan menjadi responden ini. Demikianlah keterangan syarat ini saya perbuat, atas pehatiannya saya ucapkan terima kasih.


(4)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI Kode : Tanggal :

Jam :

Petunjuk:

1. Saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada.

2. Beri tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dan benar menurut anda.

3. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

DATA DEMOGRAFI

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : ( ) 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan

Pendidikan : ( ) 1. SD ( ) 2. SMP

( ) 3. SMA ( ) 4. Universitas

Pekerjaan : ( ) 1. PNS/TNI/POLRI ( ) 2. Buruh/Tani ( ) 3. Wiraswata ( ) 4.Lain-lain

Penghasilan : ( ) 1.≤ Rp. 750.000

( ) 2.Rp.>750.000 – Rp.1.500.000 ( ) 3. > Rp. 1.500.000


(5)

PERAWATAN DIARE DENGAN PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI Pernyataan tentang Perawatan Diare Dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji

PERNYATAAN YA TIDAK

1. Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji dari orang tua/ teman terdekat.

2. Keluarga saya memperoleh informasi tentang Perawatan Diare dengan Pemanfaatan Daun Jambu Biji dari tenaga kesehatan/ media elektronik.

3. Keluarga saya memanfaatkan daun jambu biji dalam perawatan diare.

4. Keluarga saya sudah menggunakan daun jambu biji dalam perawatan diare sejak beberapa bulan yang lalu.

5. Saat terkena diare saya hanya memanfaatkan daun jambu biji saja.

6. Saya menggunakan daun jambu biji segera setelah terkena diare.

7. Berdasarkan pengalaman saya, diare dapat teratasi setelah menggunakan daun jambu biji selama > 1-3hari.

8. Jika ada orang yang terkena diare, saya menyarankannya untuk menggunakan daun jambu biji.

9. Bila lebih dari satu minggu diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji maka saya memutuskan membeli obat diare ditoko obat.

10.Bila lebih dari tiga hari diare tidak sembuh dengan pemanfaatan daun jambu biji maka saya akan pergi


(6)

CURRICULLUM VITAE

Nama : Rispalina Ritonga

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 September 1987

Agama : Islam

Alamat : Tembung Pasar VII, Jl.Prima No.10

Riwayat Pendidikan :

1. 1993 – 1999 : SD Inpres No. 060998 2. 1999 – 2002 : SLTPN I Percut Sei Tuan 3. 2002 – 2005 : SMUN I Percur Sei Tuan 4. 2005-2008 : Akademi Keperawatan Imelda

5. 2008 - 2010-01-09 :Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara