PENUTUP ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL OLEH KEPALA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi Putusan Nomor : 12/Pid.TPK/2014/PN.TK)

pidana, kentuan itu biasa disebut sebagai asas: “nullum delictum nulla sine previa lege poenali”. Reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik itu. Dikatakan Simons bahwa strafbaar feit itu adalah “kelakuan handeling yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan, dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab. 1 Dapat diancam dengan pidana apabila yang bersangkutan mampu bertanggungjawab terhadap perbuatan yang dilakukannya. Selama ini yang tidak dianggap mampu mempertanggungjawabkan perbuatan pidana adalah orang yang belum dewasa atau di bawah pengampuan akan tetapi perkembangan kejahatan yang begitu pesat memberikan batasan usia kepada anak dibawah umur untuk mendapatkan hukuman atas kejahatan yang dilakukannya. 2

B. Pengertian dan Dasar Hukum Tindak Pidana Korupsi 1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Tindak Pidana Korupsi Sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 1 Roeslan Saleh, 1962. Stelse Pidana Indonesi, Hal 68. 2 Simon, 2002. Hukum Pidana, Hal 41. Tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak ekonomi, sosial masyarakat secara meluas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasan harus dilakukan secara luar biasa dan untuk menjamin kepastian hukum dan untuk menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak sosial ekonomi masyarakat secara meluas. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999, Pasal 2 1“ setiap orang yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan suatu keuangan negara atau perekonomian negara dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling sedikit 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliyar rupiah”. 2 dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana yang diatur dalam ayat 1 dilakukan dalan keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Khusus tindak pidana korupsi, pemberian sanksi pidana bagi pelaku yang melakukan tindak pidana korupsi dikenakan pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi. Adapun undang- undang tindak pidana korupsi yang baru yaitu undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 yang menambah dan merubah undang-undang Nomor 31 tahun 1999 diharapkan dapat berjalan secara efektif dalam penerapan pertanggungjawaban terhadap pelaku tindak pidana korupsi

2. Dasar hukum tindak pidana korupsi

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS MENGENAI UNSUR MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA DI PROVINSI MALUKU (Putusan Nomor : 07/PID.SUS/2012/PN.AB)

0 9 17

ANALISIS YURIDIS PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI DANA ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN BANYUWANGI (Studi Putusan Nomor 824/Pid. B/2007/PN. Bwi)

0 6 93

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI ANGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) LAMPUNG TIMUR ( Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Nomor 22/Pid/TPK/2011/PN.TK )

0 14 53

ANALISIS PERTANGGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOPERASI SINDANG JAYA DI LAMPUNG BARAT (Studi Putusan Nomor: 99/Pidana B/2006/PN. LW)

0 3 26

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No.06/PID.TPK/2011/PN.TK )

0 9 60

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA ABORSI DI BANDAR LAMPUNG (Studi Putusan PN Nomor 169/PID/B/2009/PNTK)

1 26 59

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA GRATIFIKASI OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL TULANG BAWANG (Studi Putusan Nomor:02/Pid./TPK/2012/PT.TK.)

0 40 59

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI TENDER PERBAIKAN JALAN (Studi Putusan Nomor : 07/PID.TPK/2011/PN.TK)

0 4 49

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DANA TILANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (Studi Putusan Nomor: 32/Pid.TPK/2014/PN.TJK)

0 9 53

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL OLEH KEPALA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi Putusan Nomor : 12/Pid.TPK/2014/PN.TK)

0 4 54