Uji Validitas Konstruk Self Efficacy dan Attitude

3.3 Uji Validitas Konstruk Self Efficacy dan Attitude

Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan cara menguji hipotesis yang menyatakan bahwa semua item mengukur satu hal saja yaitu konstruk psikologi yang didefinisikan. Dalam hal ini, metode statistika yang dikenal sebagai Confirmatory Factor Analysis CFA dapat digunakan. Ada dua langkah yang perlu dilakukan dalam rangka analisis ini: 1 menguji hipotesis apakah suatu model uni-dimensional semua item merupakan indikator bagi satu faktor yang hendak diukur sesuai fit dengan data yang dihasilkan, dan 2 jika terbukti memang model uni-dimensional yang fit dengan data, maka dilakukan uji hipotesis apakah masing-masing item signifikan dalam menghasilkan informasi tentang faktor yang diukur. Hipotesis yang pertama dapat diuji dengan 2 test  apakah ada perbedaan yang signifikan antara model dan data, sedangkan hipotesis yang kedua dapat diuji misalnya dengan t test  terhadap masing- masing koefisien muatan faktor, apakah signifikan lebih besar dari nol. Analisis faktor konfirmatorik CFA ini dilakukan terhadap butir-butir kuesioner untuk mengukur 1 self efficacy dan 2 attitude terhadap Matematika, Fisika, dan Biologi, pada siklus studi tahun 1999, 2003 dan 2007. Sebagai ilustrasi, gambar-2 adalah uji validitas konstruk CFA untuk item-item yang dimaksudkan mengukur self efficacy terhadap Biologi pada kuesioner TIMSS 2007. Pada Gambar-2 terlihat bahwa model yang menyatakan keempat item self efficacy SEF-1 sd SEF-4 merupakan indikator yang valid dari satu dimensi yang dalam hal ini adalah self efficacy model uni-dimensional ternyata tidak ditolak karena 2 1 1.02   dengan 0.31 0.05 p   . Ini berarti bahwa keempat item tersebut valid mengukur apa yang hendak diukur yaitu self efficacy terhadap mata pelajaran Biologi . Adapun koefisien muatan faktornya masing-masing adalah 0.65, 0.30, 0.13, dan 0.84 untuk item SEF-1 sd SEF-4. Uji t test  terhadap koefisien-koefisien ini ternyata menunjukkan bahwa keempat item tersebut signifikan dalam mengukur self efficacy. Dalam hal ini item SEF-4 adalah yang terbaik, diikuti oleh item SEF-1, SEF-2 dan yang paling lemah adalah item SEF-3. Perlu dicatat dari Gambar-2 bahwa model uni-dimensional terbukti fit dengan data setelah satu parameter tambahan disertakan yaitu korelasi antara dua measurement error pada SEF-2 dan SEF-3. Hal ini direpresentasikan oleh garis lengkung dengan dua anak panah yang menghubungkan measurement error di kedua item tersebut. Gambar-2. CFA Untuk Self Efficacy Terhadap Biologi Tahun 2007 Hasil lengkap dari uji validitas konstruk terhadap self efficacy dan attitude untuk mata pelajaran matematika, fisika, dan biologi, yang dilakukan untuk studi TIMSS tahun 1999, 2003, dan 2007 dirangkum dan disajikan pada Tabel-3. Selanjutnya koefisien muatan faktor dari masing-masing item yang mengukur Self Efficacy dan Attitude untuk tahun 1999, 2003, dan 2007 disajikan pada Tabel-4a, Tabel-4b, dan Tabel-4c. Perlu dicatat bahwa baik pada Table-3 maupun Table-4 tidak tersedia data kuesioner untuk tahun 1999 kecuali untuk mata pelajaran Matematika. Tabel-3. Model Fit Untuk Self Efficacy dan Attitude Tahun Self Efficacy Attitude Math Fisika Biologi Math Fisika Biologi 1999 2 1 2.36 0.13 p    -- -- 2 2 1.65 0.44 p    -- -- 2003 2 2 1.74 0.42 p    2 1 2.73 0.10 p    2 1 6.98 0.01 p    2 1 p    2 1 p    2 1 p    2007 2 1 1.08 0.30 p    2 1 0.29 0.59 p    2 1 1.02 0.31 p    2 1 0.14 0.70 p    2 1 5.26 0.022 p    2 1 0.25 0.61 p    Catatan: Data Self Efficacy dan Attitude tak tersedia pada studi 1999 Attitude tahun 2003 hanya 3 items sehingga df=0 dan p=1.00 Self Efficacy Biologi 2003 dan Attitude 2007: p0.05 tetapi RMSEA0.02 Tabel-4a. Muatan Faktor Items Self Efficacy dan Attitude Tahun 1999 Self Efficacy Attitude Item Math Fisika Biologi Math Fisika Biologi 1 0.25 -- -- 0.08 -- -- 2 -0.36 -- -- -0.75 -- -- 3 -0.93 -- -- -0.78 -- -- 4 -1.26 -- -- 0.53 -- -- 5 -- -- -- -0.60 -- -- Tabel-4b. Muatan Faktor Items Self Efficacy dan AttitudeTahun 2003 Self Efficacy Attitude Item Math Fisika Biologi Math Fisika Biologi 1 0.18 0.17 0.16 0.50 0.60 0.65 2 -0.73 -0.97 -0.99 0.85 0.90 0.83 3 -0.35 -0.63 -0.65 0.51 0.59 0.61 4 -0.54 0.36 -0.35 -- -- -- 5 0.38 -0.45 -0.45 -- -- -- Tabel-4c. Muatan Faktor Items Self Efficacy dan AttitudeTahun 2007 Self Efficacy Attitude Item Math Fisika Biologi Math Fisika Biologi 1 0.08 0.39 0.65 0.60 0.93 0.85 2 -0.77 0.05 0.30 0.81 0.66 0.62 3 -0.39 -0.01 0.13 -0.51 0.81 84 4 0.16 1.63 0.84 0.84 0.45 0.47 5 -- -- -- -- -- -- Sebagai rangkuman dari uji validitas konstruk atas pengukuran self efficacy dan attitude, dapat disampaikan hal-hal berikut: 1. Kecuali pada pelajaran Biologi 2003, semua pengukuran self efficacy terbukti bersifat uni-dimensional dengan nilai 2  yang menghasilkan p0.05. Begitu pula halnya dengan semua pengukuran attitude kecuali untuk Fisika tahun 2007. Namun demikian, kedua pengukuran yang tidak fit dengan kriteria 2  ini tetap dapat digunakan karena jika menggunakan kriteria RMSEA Root Mean Square Error Adjusted diperoleh nilai yang amat dekat dengan nol, yaitu kurang dari 0.02. Apalagi jika mengingat sampelnya sangat besar, yaitu lebih dari 3000 orang. 2. Karena pengukuran attitude pada tahun 2003 hanya terdiri dari tiga items, maka Confirmatory Factor Analysis akan menghasilkan df=0, sehingga akan selalu fit dengan data 3. Item self efficacy terhadap matematika terbukti cukup konsisten untuk tahun 1999 dan 2003, tetapi pada tahun 2007 terjadi sedikit perubahan pada item nomor 1 dan 4 walaupun secara umum masih dapat diterima. 4. Item self efficacy terhadap fisika terdapat perbedaan cukup signifikan pada item 2 dan 3 di mana pada tahun 2007 tampaknya kedua item ini kurang berfungsi maksimal. 5. Item self efficacy terhadap biologi cukup konsisten antara tahun 2003 dan 2007, di mana perubahan koefisien dari negatif menjadi positif pada item 2, 3, dan 4 pada tahun 2007 adalah karena pada skoring tahun 2007 telah dilakukan penyesuaian reversed. 6. Semua pengukuran attitude tahun 2003 dan 2007 amat konsisten kecuali item 3 pada matematika 2007. Namun demikian pengukuran attitude terhadap matematika pada tahun 1999 menunjukkan bahwa hanya item nomor 4 yang konsisten dengan hal yang sama pada tahun 2003 dan 2007. 7. Jika dilihat dalam masing-masing tahun 2003 dan 2007, maka terlihat bahwa baik pengukuran self efficacy maupun attitude terbukti cukup konsisten secara lintas mata pelajaran. Kalaupun pada self efficacy biologi 2007 terjadi perubahan tanda yang menjadi positif, itu karena penyesuaian skoring seperti telah disebutkan pada butir 5 di atas. 8. Secara keseluruhan validitas konstruk dan kualitas item adalah cukup baik dan dapat diterima. Namun hampir semua item tampaknya cenderung multidimensional dalam arti meskipun valid dan signifikan mengukur konstruk yang hendak diukur tetapi ia juga mengukur hal lain jika bersama-sama dengan item tertentu lainnya. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa model fit selalu diperoleh setelah beberapa ”measurement error” dibuat berkorelasi satu sama lain. 3.4 Teknik Analisis Data Tujuan utama penelitian adalah untuk membandingkan prestasi belajar siswa Indonesia dari siklus studi tahun 1999 dengan 2003 dan selanjutnya 2007. Pada studi yang mungkin telah ada sebelumnya, teknik analisis data umumnya masih terbatas pada membandingkan secara langsung skor tes prestasi Matematika dan IPA tanpa memperhitungkan dampak variabel-variabel lain yang mempengaruhi prestasi tersebut. Di samping itu juga tidak diperhitungkan bahwa dampak variabel lain tersebut dapat berbeda pola maupun signifikansinya terhadap prestasi belajar dari satu siklus ke siklus berikutnya. Hal ini mengingat siswa dan sekolah yang dijadikan sampel berbeda, guru dan kepala sekolahnyapun berbeda dan kemungkinan telah ada perubahan-perubahan kebijakan dalam kurun waktu antar siklus tersebut. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan memperhitungkan hal-hal di atas. Artinya, peneliti ingin membandingkan apakah ada perbedaankenaikan prestasi belajar dari siklus studi yang satu ke siklus studi berikutnya seandainya perbandingan tersebut dilakukan dalam keadaan dimana pengaruh variabel-variabel lain se-equal mungkin. Dalam hal ini, teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan constraint sebagai berikut: 1. Bahwa model teoritis tentang pengaruh dari attitude, self efficacy, dan locus of control terhadap prestasi belajar adalah sama dan berlaku pada ketiga siklus studi. 2. Bahwa besarnya pengaruh dari ketiga variabel ini attitude, self efficacy, dan locus of control adalah sama pada ketiga siklus studi. 3. Bahwa hanya item yang digunakan baik pada tahun 1999, 2003 dan 2007 saja yang akan diikutkan dalam analisis untuk membandingkan prestasi belajar pada ketiga siklus studi 4. Bahwa karena siswa yang menjadi sampel tahun 1999 berbeda dengan tahun 2003 dan 2007 maka dampak suatu variabel terhadap dirinya sendiri pada tahun berikutnya tak dapat diestimasi misalnya apakah prestasi, self efficacy, dan attitude tahun 2007 ditentukan oleh prestasi, self efficacy, dan attitude tahun 2003?. 5. Bahwa validitas dan reliabilitas alat ukur ketiga variabel ini adalah sama pada ketiga siklus studi dampak kesalahan pengukuran dikonstankan, sekurang- kurangnya diperhitungkan secara statistikal. Jika perbandingan prestasi antar siklus dilakukan dengan constraint kondisi yang disamakan seperti tersebut di atas, maka akan diperoleh hasil perbandingan yang lebih murni. Selain itu, melalui teknik analisis ini dapat diungkapkan pula variabel mana yang sangat menentukan prestasi belajar siswa, terutama jika variabel tersebut dapat dipengaruhi melalui kebijakan. Adapun teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus memenuhi persyaratan konstrain di atas adalah model persamaan struktural dengan latent variable yang bersifat multi-group . Sedangkan perangkat lunak yang dapat digunakan dalam hal ini diantaranya adalah Lisrel versi 8.8 Joreskog danSorbom, 2006. Perangkat lunak lain yang memiliki kemampuan minimal sama dengan Lisrel adalah MPLUS Muthen, 2009 dan EQS Bentler, 2008. Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah Lisrel versi 8.8.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang didapat dalam penelitian mengenai trend prestasi TIMSS pada siklus tahun 1999, 2003 dan 2007. Dari data yang ada, ternyata variabel “Locus of control” hanya tersedia pada siklus tahun 1999, dan tidak terdapat pada angket pada siklus 2003 dan 2007. Oleh sebab itu dalam perbandingan prestasi antara ketiga siklus, pengaruh dari variabel ini tidak dimasukkan pada model yang dianalisis. Selanjutnya, khusus untuk IPA Biologi dan Fisika pada studi siklus tahun 1999 ternyata tidak diperoleh data mengenai variabel self efficacy, attitude dan locus of control. Oleh sebab itu, perbandingan bidang studi IPA hanya dilakukan antara siklus tahun 2003 dengan siklus tahun 2007. Yang pertama akan disajikan adalah gambaran deskriptif tentang ketiga konstruk yang akan dianalisis dalam model prestasi belajar, yaitu self efficacy, attitude, dan prestasi pada setiap mata pelajaran untuk tahun 1999, 2003, dan 2007. Setelah itu akan disajikan hasil pengujian model prestasi belajar, yang dalam hal ini tidak selengkap model yang direncanakan seperti pada Gambar-1. Variabel kualitas guru, aspirasi siswa, pendidikan orang tua, banyaknya PRles, penggunaan waktu luang, jenis kelamin, lokasi sekolah, locus of control, dan attitude toward school, terpaksa tak dapat dimasukkan ke dalam model karena satu atau beberapa alasan seperti 1 tak tersedia data lengkap untuk seluruh tahun, 2 banyak ”mising-data” pada variabel yang bersangkutan, 3 respons yang terlalu bias misalnya social-desirability yang tinggi sehingga nyaris tanpa variasi, 4 respons yang tidak serius, 5 korelasi yang terlalu rendah terhadap semua variabel, dll. Dengan demikian, dalam menguji model prestasi belajar hanya ada dua konstruk utama yang dianalisis yaitu self efficacy dan attitude terhadap mata pelajaran. Pada bagian terakhir disampaikan hasil pengujian perbedaan prestasi antar tahun dengan konstrain atau kondisi yang telah disampaikan pada bagian metodologi.