Pengetahuan Keluarga tentang Kekambuhan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

(1)

UN

FAKULT

NIVERSIT

SKRIP

Oleh FITRIA 1011010

TAS KEP

TAS SUM

2014

PSI

h ANI

023

PERAWA

MATERA

4

ATAN

UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Proposal penelitian ini selesai karena berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Yesi Ariani S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing dalam meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Hrp S.Kp, MNS dan A. Fathi S.Kep, MNS selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan banyak memberi masukan-masukan kepada penulis.

5. Diah Arruum S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah membimbing dan memberi nasihat yang berharga selama penulis menjalani masa studi di perkuliahan.


(4)

6. Secara khusus saya ucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya kepada ayahanda tercinta Poniran dan ibunda tercinta Siti Khotimah atas doa restu, kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. 7. Adik tercinta Fandri Setiawan yang telah memberikan doa dan dukungan

kepada penulis

8. Teman teristimewa sekaligus sahabat Nanda Syahputra A.md yang telah banyak membantu, memotivasi dan memberikan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Sahabat penulis : Mutia Sari, Fatimah Sihotang, Iim Pratiwi, Fithri Hervianty, Cici Fitri Lestari, Ilham Fahri, Azlia Helmi Manurung,Angga Fajar Anshari.

10.Teman Seperjuangan skripsi Sartika Nina Novita, dan Zakia Syafawani 11.Seluruh teman-teman S1 Program Studi Ilmu Keperawatan 2010 yang

telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyiapkan skripsi ini Akhirnya penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan proposal penelitian ini.

Medan, Juni 2014


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2 Masalah penelitian ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1. Praktek Keperawatan ... 5

1.4.2. Pelayanan Masyarakat... 5

1.4.3. Penelitian Keperawatan... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan ... 6

2.1.1. Defenisi Pengetahuan ... 6

2.1.2. Jenis- jenis Pengetahuan ... 6

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan ... 9

2.1.5. Sumber- sumber Pengetahuan ... 9


(6)

2.2.1 Pengertian Stroke ... 9

2.2.2 Klasifikasi Stroke ... 10

2.2.3 Etiologi ... 13

2.2.4 Patofisiologi ... 14

2.2.5 Manifestasi Kinik ... 15

2.2.6 Stroke Berulang... 17

2.2.7.1 Tanda dan Gejala ... 19

2.2.7.2 Faktor yang mempengaruhi kekambuhan ... 20

2.2.7.3 Pencegahan... 23

2.3 Konsep keluarga ... 24

2.3.1 Pengetian ... 24

2.3.2 Fungsi Keluarga ... 25

2.3.3 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan ... 26

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 27

3.2 Defenisi Operasional ... 28

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 29

4.2. Populasi dan Sampel ... 29

4.2.1. Populasi ... 29

4.2.2. Sampel ... 29

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 30

4.5. Instrumen Penelitian ... 31

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

4.7. Pengumpulan Data ... 33


(7)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian ... 35

5.1.1. Karakteristik Responden ... 35

5.1.2. Pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke ... 37

5.1.3. Pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala, faktor- faktor yang mempengaruhi dan pencegahan kekambuhan stroke ... 37

5.2. Pembahasan ... 57

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Saran ... 43

6.2.1. Saran untuk praktik keperawatan ... 43

6.2.2. Saran untuk masyarakat ... 44

6.2.3. Saran untuk penelitian selanjutnya... 44 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Lembar Penjelasan Penelitian

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 3. Instrumen Penelitian

4. Hasil Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi, Pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

5. Jadwal Tentatif Penelitian 6. Anggaran Penelitian

7. Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawat USU

8. Surat Pernyataan Validitas isi

9. Surat Pengantar Reliabilitas kuisioner 10.Surat Balasan Uji Reliabilitas kuisioner

11.Surat Izin Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan

12.Surat Pemberian Izin Pengambilan Data dari Dinas Kesehatan Labuhan Batu Selatan

13.Surat Pemberian Izin Pengambilan Data dari Kepala Puskesmas Aek Batu 14.Surat pemberitahuan Telah melakukan penelitian


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Defenisi Operasional Penelitian ... 28 Tabel 5.1.Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik data demografi

keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba,

Labuhan Batu Selatan ... 36 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan keluarga tentang

kekambuhan stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu

Kecamatan Torgamba, Labuhan Batu Selatan ... 37 Tabel 5.3. Distribusi nilai mean, median standar deviasi, minimal dan

maksimal komponen pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke (n=30) ……….. 38


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

Judul : Family’s knowledge about recurrence of stroke in Puskesmas Aek Batu Working Area, Torgamba, South Labuhan Batu Name : Fitriani

Student Number : 101101023 Mayor : Nursing Year : 2014

Abstract

Stroke is a kind of nerve disorder that is caused by the disturbing of brain blood circulation that happens suddenly, progressive, and fast. The patient who has got stroke attack tends to get another stroke attack in the future and the effect of the second attack is worse than the fist one where the death rate and disablement is higher, too. Family has an important role in maintaining and caring the member who suffers from stroke. the level of knowledge of stroke can lead the family tho the readiness to take care of the stroke patient well. This research has a purpose to figure out the family’s level of knowledge about recurrence of stroke. the design of the research was descriptive with 30 samples taken with total sampling technique. The research was conducted in May 2014 in Puskesmas Aek Batu, Torgamba, South Labuhan Batu. The data analysis used frequency distribution. From the result of the research, we know that majority of the respondent (90 %) was in good category. It is suggested that nurse give education and knowledge structurally to the family of stroke patient about recurrence of stroke in order to reduce the rate of recurrence of stroke in the future.


(11)

Judul : Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

Nim : 101101023

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Stroke merupakan gangguan saraf yang disebabkan gangguan aliran darah otak yang timbul mendadak, progresif dan cepat. Pasien yang telah mengalami serangan stroke lebih mudah terkena serangan ulang stroke dan dampaknya lebih parah dari serangan pertama dimana angka kematian dan kecacatan lebih tinggi. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang menderita stroke. Tingkat pengetahuan keluarga yang tinggi akan mengarah dalam kesiapan merawat anggota keluarga yang menderita stroke dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan Analisa data menggunakan distribusi frekuensi,. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke berada dalam kategori baik 90 %. Untuk itu disarankan kepada perawat untuk memberikan edukasi secara terstruktur kepada keluarga pasien tentang tentang kekambuhan stroke agar meminimalisir angka kejadian kekambuhan stroke.


(12)

Judul : Family’s knowledge about recurrence of stroke in Puskesmas Aek Batu Working Area, Torgamba, South Labuhan Batu Name : Fitriani

Student Number : 101101023 Mayor : Nursing Year : 2014

Abstract

Stroke is a kind of nerve disorder that is caused by the disturbing of brain blood circulation that happens suddenly, progressive, and fast. The patient who has got stroke attack tends to get another stroke attack in the future and the effect of the second attack is worse than the fist one where the death rate and disablement is higher, too. Family has an important role in maintaining and caring the member who suffers from stroke. the level of knowledge of stroke can lead the family tho the readiness to take care of the stroke patient well. This research has a purpose to figure out the family’s level of knowledge about recurrence of stroke. the design of the research was descriptive with 30 samples taken with total sampling technique. The research was conducted in May 2014 in Puskesmas Aek Batu, Torgamba, South Labuhan Batu. The data analysis used frequency distribution. From the result of the research, we know that majority of the respondent (90 %) was in good category. It is suggested that nurse give education and knowledge structurally to the family of stroke patient about recurrence of stroke in order to reduce the rate of recurrence of stroke in the future.


(13)

Judul : Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

Nim : 101101023

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Stroke merupakan gangguan saraf yang disebabkan gangguan aliran darah otak yang timbul mendadak, progresif dan cepat. Pasien yang telah mengalami serangan stroke lebih mudah terkena serangan ulang stroke dan dampaknya lebih parah dari serangan pertama dimana angka kematian dan kecacatan lebih tinggi. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang menderita stroke. Tingkat pengetahuan keluarga yang tinggi akan mengarah dalam kesiapan merawat anggota keluarga yang menderita stroke dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan Analisa data menggunakan distribusi frekuensi,. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke berada dalam kategori baik 90 %. Untuk itu disarankan kepada perawat untuk memberikan edukasi secara terstruktur kepada keluarga pasien tentang tentang kekambuhan stroke agar meminimalisir angka kejadian kekambuhan stroke.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke adalah kehilangan tiba-tiba fungsi otak akibat terganggunya pasokan darah ke suatu bagian otak. Kejadian stroke biasanya merupakan hasil dari penyakit serebrovaskular yang lama (Smeltzer & Bare, 2002 ).

Penderita stroke menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, dimana insiden stroke di Amerika Serikat ± 700.000 pertahunnya dan merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Perbandingan antara penderita stroke pria dan wanita di Amerika Serikat adalah 1,2: 1 serta perbandingan antara kulit hitam dan kulit putih yakni 1,8 : 1. (Caplan, 2000). Di negara industri, penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada kelompok usia lanjut setelah penyakit jantung dan kanker (Lumbantobing, 2003).

Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) melaporkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian yang utama di rumah sakit. Di samping itu stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan nomor satu di dunia ( Pinzon & Asanti, 2010).

Angka kejadian stroke di Indonesia sangat tinggi, bahkan merupakan negara dengan jumlah terbesar penderita stroke di Asia. Informasi terbaru dari Yayasan Stroke Indonesia tahun 2008 menunjukkan, setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan


(15)

sisanya cacat ringan atau berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat perkotaan dan adanya perubahan pola makan. Perubahan pola makan ke arah tinggi lemak (misalnya fast food) berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah atau hiperkolesterolemia (Tamaroh, 2009).

Diperkirakan 25% orang yang sembuh dari stroke pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Persentase penderita stroke yang mengalami stroke berulang tercatat 11,8-14,5% (Siswanto,2005).

Stroke berulang merupakan stroke yang terjadi lebih dari satu kali dan hal yang mengkhawatirkan pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatnya biaya perawatan. Bahaya yang ditimbulkan oleh stroke berulang adalah kecacatan dan bisa mengakibatkan kematian. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke berulang diantaranya faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, ras, keturunan dan faktor yang dapat diubah seperti hipertensi, diabetes mellitus, kelainan jantung, merokok, aktivitas fisik/olahraga, kepatuhan kontrol, obesitas, konsumsi alkohol, dan diet. Menurut penelitian bahwa butuh waktu pemulihan stroke secara keseluruhan dalam enam bulan pertama dan keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit (Yulinda, 2009 dalam Satiti, 2013).

Keluarga merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perjalanan penyakit, sehingga keluarga mempunyai peranan penting dalam


(16)

pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang menderita stroke. Tingkat pengetahuan keluarga yang tinggi akan mengarah dalam kesiapan merawat anggota keluarga yang menderita stroke dengan baik (Indarwati, 2009).

Penelitian Van Excel, dkk (2005) terhadap 151 penderita stroke dan keluarganya menunjukkan bahwa anggota keluarga yang merawat penderita stroke rata-rata menghabiskan waktu 3,4 jam sehari untuk bersama penderita stroke (misalnya, mengantar ke dokter, mandi, dan berpakaian) dan 10,8 jam sehari untuk tugas mengawasi penderita stroke misalnya, mengawasi saat jalan dan makan (Sonatha, 2012).

Hasil penelitian Endang (2005) dalam Zen (2006) mengatakan bahwa dukungan moral dan motivasi dari keluarga sangat berharga bagi pasien stroke untuk menigkatkan harga diri dan rasa bahwa ada orang yang peduli dengan kesehatan, sehingga pasien memiliki motivasi untuk melakukan berbagai terapi.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengetahuan keluarga tentang kekambuhan penderita stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian adalah bagaimana gambaran pengetahuan


(17)

keluarga tentang kekambuhan penderita stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi karakteristik responden penelitian tentang kekambuhan stroke.

b. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan stroke.

c. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke.

d. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang pencegahan kekambuhan stroke.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi perawat mengenai gambaran pengetahuan keluarga tentang kekambuhan penderita stroke dalam memberikan pendidikan kesehatan di keluarga.

1.4.2. Bagi Pelayanan Masyarakat

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan pengetahuan keluarga tentang terjadinya stroke berulang akan bertambah sehingga pencegahan terjadinya stroke berulang dapat dilakukan.

1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan

Mengembangkan penelitian dan melanjutkan penelitian terkait sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk penelitian selanjutnya terkait dengan stroke.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Penginderaan meliputi penginderaan penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan pandangan terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Jenis – jenis pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

a. Pengetahuan langsung

Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran.

b. Pengetahuan tidak langsung

Pengetahuan tidak langsung adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman- pengalaman yang lalu.

c. Pengetahuan indrawi

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra- indra lahiriah.


(20)

d. Pengetahuan konseptual

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara tidak langsung dapat membentuk suatu konsepsi tentang objek- objek eksternal

e. Pengetahuan particular

Pengetahuan particular berkaitan dengan satu individu, objek- objek tertentu atau realita- realita tertentu.

f. Pengetahuan universal.

Pengetahuan universal adalah pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada. Misalnya agama dan filsafat.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) adalah:

1. Umur

Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.


(21)

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas.

3. Paparan media massa.

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai ini berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki.

4. Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun skunder keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi disbanding orang dengan status ekonomi rendah, semakin tinggi status social ekonomi seseorang semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan hidup lebih berkualitas.

5. Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media. Apabila hubungan sosial seseorang dengan individu baik maka pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah.


(22)

6.Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoadmodjo,2003)

2.1.5 Sumber - sumber pengetahuan

Pengetahuan sesorang biasanya diperoleh dari penginderaan. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoadmodjo,2003).

2.2. Stroke 2.2.1 Pengertian

Stroke istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang mempengaruhi aliran darah ke otak dan mengakibatkan defisit neurologi. Stroke terjadi ketika ada kekurangan pasokan darah ke otak dan pendarahan dalam otak (Lewis, 2000).


(23)

Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011).

Stroke adalah gangguan perdarahan di otak yang mengakibatkan fungsi otak terganggu, dan bila berat dapat mengakibatkan kematian sebagian sel- sel otak (disebut infark). Gangguan peredaran darah berupa iskemia dan perdarahan (Lumbantobing, 2007)

2.2.2 Klasifikasi Stroke

Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan stroke hemorrhagic. Kedua kategori ini merupakan suatu kondisi yang berbeda, pada stroke hemorhagic terdapat timbunan darah di subarahchnoid atau intraserebral, sedangkan stroke iskemik terjadi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi. Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai berikut :

a. Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak. penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam


(24)

darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil. Penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh darah. Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawah nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat menyebabkan kematian jaringan otak. Penggolongan stroke iskemik atau infark menurut Junaidi (2011) dikelompokkan sebagai berikut 1. Transient Ischemic Attack (TIA)

Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam atau serangan sementara dan disebabkan oleh thrombus atau emboli. Satu sampai dua jam biasanya TIA dapat ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa teratasi sekitar 50 % pasien sudah terkena infark (Grofir, 2009; Brust, 2007, Junaidi, 2011).

2. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)

Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam, biasanya RIND akan membaik dalam waktu 24–48 jam.


(25)

3. Stroke In Evolution (SIE)

Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang dimana terlihat semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit neurologis yang timbul berlangsung bertahap dari ringan sampai menjadi berat.

4. Complete Stroke Non Hemorrhagic

Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak berkembang lagi bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami infark. b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage) atau dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak (subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan sampai pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia, karena penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah rapuh ini, disebabkan karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala


(26)

tekanan darah tinggi. Beberapa jenis stroke hemoragik menurut Feigin (2007), yaitu:

1. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini biasanya diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meningens lainnya. Pasien harus diatasi beberapa jam setelah mengalami cedera untuk dapat mempertahankan hidup.

2. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma subdural yang robek adalah bagian vena sehingga pembentukan hematomanya lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak.

3. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang subaraknoid) dapat terjadi sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma.

4. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di substansi dalam otak yang paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah (Wardhana, 2011).

2.2.3 Etiologi

Beberapa penyebab stroke antara lain : 1. Trombosis

Thrombosis adalah bekuan darah di dalam pembuluh darah di otak. Thrombosis disebabkan oleh arteroskeloris dan pelambatan sirkulasi serebral. Gejala yang dialami berupa pusing, perubahan kognitif atau kejang.


(27)

2. Embolisme Serebral

Embolisme serebral adalah bejkuan darah yang dibawa ke otak dari berbagai tubuh yang lain. Biasdanya daerah asal emboli adalah endokarditis, infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal. Embolusbasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi serebral.

3. Iskemia serebral

Iskemi serebral adalah penurunan aliran darah ke area otak. 4. Hemoragi serebral

Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Keempat kondisi tersebut mengakibatkan berhentinya suplai darah ke otak yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara atau sensasi (Smeltzer & Bare, 2002).

2.2.4 Patofisiologi

2.2.4.1 Pengaturan aliran darah ke otak

Karena neuron tidak beregenerasi, pencegahan kerusakan otak diperlukan untuk mencegah defisit neurologis. Sistem serebrovaskular sangat adaptif mempertahankan aliran darah konstan ke otak meskipun perubahan signifikan dalam sirkulasi sistemik. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah otak dapat dibagi menjadi faktor ekstrakranial dan intracranial.Faktor ekstrakranial berkaitan dengan sistem peredaran darah yaitu tekanan darah sistemik, cardiac


(28)

output, dan viskositas. Faktor intrakranial meliputi faktor metabolik, pembuluh darah dan tekanan intrakranial. Perubahan metabolik merupakan faktor intrakranial penting yang terlibat dalam regulasi aliran darah otak. faktor metabolik yang menyebabkan vasodilatasi dengan restorasi aliran darah ke normal meliputi konsentrasi carbondioxyde tinggi dan tekanan oksigen rendah. Kondisi pembuluh darah yang menyuplai otak juga mempengaruhi aliran darah otak. banyak orang memiliki anomali kongenital pada sistem cerbrovasculer. anomali kongenital dapat mengganggu aliran darah otak dan situs umum untuk perkembangan penyakit artherosclerotic. artherosclerotic dari setiap penyebab meningkatkan resistensi pada pembuluh darah dan aliran darah lebih lanjut berkurang. Tekanan intrakranial adalah faktor lain yang mempengaruhi aliran darah otak. salah satu penyebab peningkatan tekanan intrakranial adalah stroke. Peningkatan tekanan intracranial dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak (Lewis, 2000).

2.2.4 Manifestasi klinik

Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologi, bergantung pada lokasi lesi, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral. Beberapa gejala stroke adalah sebagai berikut :

a. Kehilangan motorik

Stroke mengakibatakan kehilangan control volunteer terhadap gerakan motorik. Disfungsi motorik yang paling sering terjadi adalah hemiplegia (paralisis pada satu sisi).


(29)

b. Kehilangan komunikasi

Beberapa jenis disfungsi komunikasi yaitu disartria (kesulitan berbicara), afasia (kehilangan bicara) dan apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.

c. Gangguan persepsi

Gangguan persepsi dapat diartikan sebagai gangguan dalam persepsi visual, hubungan visual- spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual terjadi karea gangguan jarak sensori primer diantara mata dan korteks visual. Gangguan persepsi visual yang paling sering terjadi yaitu homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang). Gangguan hubungan visual-spasial adalah gangguan dalam mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial. Kehilangan sensori dapat berupa kerusakan terhadap sentuhan ringan atau berat, dengan kehilangan propriosepsi (kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh).

d. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik

Disfungsi kognitif dapat ditunjukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi yang menyebabkan pasien menghadapi masalah frustasi.

e. Disfungsi kandung kemih

Setelah stroke pasien mungkin mengalam inkontinensia urin sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan postural (Smeltzer, 2002).


(30)

2.2.6 Stroke Berulang (Kambuh)

Perjalanan penyakit stroke beragam, penderita tersebut dapat pulih sempurna, ada pula yang sembuh dengan cacat ringan, sedang sampai berat. Pada kasus berat dapat terjadi kematian, pada kasus yang dapat bertahan hidup beberapa kemungkinan terjadi stroke berulang, dementia dan depresi. Stroke merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan cacat pada usia di atas 45 tahun (Siswanto, 2005).

Secara klinik gambaran perjalanan stroke ada beberapa macam, pertama defisit neurologiknya terjadi sangat akut dan maksimal saat munculnya serangan, gambaran demikian sering terjadi pada stroke karena emboli, kedua kedua yang dikenal dengan stroke in evolution atau progressing stroke adalah bilamana defisit neurologiknya memburuk secara bertahap yang umumnya dalam ukuran menit sampai jam sampai defisit neurologik yang maksimal tercapai (complet stroke), bentuk ini biasanya disebabkan karena perkembangan proses trombosis arterial yang memburuk atau suatu emboli yang rekuren. Stroke berulang juga didefinisikan sebagai kejadian serebrovaskuler baru yang mempunyai satu diantara kriteria berikut:

1. Defisit neurologik yang berbeda dengan stroke pertama.

2. Kejadian yang meliputi daerah anatomi atau daerah pembuluh darah yang berbeda dengan stroke pertama.

3. Kejadian ini mempunyai sub tipe stroke yang berbeda dengan stroke pertama. Kriteria ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa sebab yang teratur dari kemunduran klinik setelah stroke pertama (seperti hipoksia, hipertensi,


(31)

hiperglikemia, infeksi) atau gejala yang lebih buruk karena kemajuan serangan stroke tidak salah diklasifikasikan sebagai kejadian serebrovaskuler berulang. Stroke berulang dengan makin banyak faktor resiko yang dipunyai, maka tinggi kemungkinan mendapatkan stroke berulang. Faktor resiko stroke yang dipunyai tersebut, seperti riwayat hipertensi, diabetes mellitus, kelainan jantung, dislipidemia, dan lain-lain harus ditanggulangi dengan baik, penderita harus berhenti merokok dan harus rajin berolah raga yang disesuaikan dengan keadaannya. Pasien dengan gejala klinik atau faktor resiko perilaku lebih dari satu mempunyai peningkatan resiko terjadinya stroke berulang dan penanganan yang tepat dari faktor resiko tersebut sangat penting untuk pencegahan stroke. Pada kelompok resiko tinggi setelah terjadinya serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara terus menerus untuk mencegah terjadinya stroke berulang (Siswanto, 2005).

Kekambuhan stroke atau terjadinya stroke berulang dipengaruhi oleh tiga hal penting, yaitu : (1). Penanggulangan faktor resiko yang ada dikaitkan dengan kepatuhan penderita dalam mengontrol atau mengendalikan faktor resiko yang telah ada, seperti menjaga kestabilan tekanan darah. Seseorang yang tekanan darah yang tidak dikontrol dengan baik akan meningkatkan resiko terjadinya stroke berulang. (2). Pemberian obat-obatan khusus yang bertujuan untuk mencegah terjadinya stroke kedua atau stroke berulang, seperti penggunaan aspirin yang terbukti mengurangi terjadinya kejadian stroke berulang hingga 25%. (3). Genetik, yaitu seseorang yang mempunyai gen untuk terjadinya stroke berulang (Junaidi, 2011).


(32)

Stroke berulang merupakan penyebab utama kematian, kecacatan dan tingginya biaya akibat stroke berulang. Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 180 pasien stroke infark, 38 diantaranya merupakan stroke berulang, sedangkan penelitian yang dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung, mendapatkan kejadian stroke berulang 13,2 % dari 1210 pasien stroke, dimana 78 % berupa infark serebri dan 12,8 % merupakan perdarahan intraserebral.

2.2.6.1Tanda dan gejala kekambuhan stroke.

Tanda dan gejala stroke mengalami kekambuhan sama dengan gejala awal stroke diantaranya yaitu :

a. Mati rasa mendadak atau kelemahan pada wajah, lengan atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh.

b. Kebingungan tiba-tiba, kesulitan berbicara atau memahami c. Kesulitan tiba-tiba melihat pada satu atau kedua mata.

d. Tiba- tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan dan koordinasi e. Tiba-tiba, sakit kepala parah pada bagian belakang dengan tidak diketahui penyebabnya.

f. Kesulitan menelan.

g. Kelemahan di lengan dan kaki, kadang-kadang menyebabkan tiba-tiba jatuh. h. Kejang


(33)

2.2.6.2Faktor yang mempengaruhi kejadian Stroke Berulang

Stroke tidak mempunyai penyebab tunggal, melainkan banyak penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stroke. Berbagai faktor yang terdapat pada seseorang bisa merupakan penyebab terjadinya stroke pada suatu ketika, hal tersebut mengakibatkan seseorang yang sudah pernah mengalami stroke kemungkinan dapat terjadi serangan kedua (stroke berulang) apabila faktor-faktor stroke masih tetap ada dan tidak dilakukan pengelolaan. Pengelolaan pada pasca stroke agar tidak menjadi stroke berulang tidaklah mudah, hal ini disebabkan karena berbagai faktor diantaranya faktor intrinsik (penderitanya yang menyangkut usaha dalam memodifikasi pola hidup serta faktor ekstrinsik yang meliputi lingkungan dan upaya dokter dalam membantu mengendalikan faktor risiko (Siswanto, 2005).

Peluang terjadinya stroke berulang berdasarkan faktor risiko tunggal lebih kecil bila dibandingkan dengan kombinasi factor risiko, hal ini menunjukkan bahwa stroke berulang merupakan penyakit yang mempunyai banyak penyebab (multifactorial causes). Semakin banyak faktor risiko yang dipunyai, makin tinggi kemungkinan mendapatkan stroke berulang. Faktor risiko stroke yang dipunyai harus ditanggulangi dengan baik, karena penanganan yang tepat dari faktor risiko tersebut sangat penting untuk prevensi sekunder. Pada kelompok risiko tinggi, setelah terjadi serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara kontinyu untuk mencegah terjadinya stroke berulang.

Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling berpengaruh untuk terjadinya stroke berulang, baik secara


(34)

mandiri maupun bersama-sama (OR=7,04). Hipertensi menyebabkan gangguan kemampuan autoregulasi pembuluh darah otak sehingga pada tekanan darah yang sama aliran darah ke otak pada penderita hipertensi sudah berkurang dibandingkan penderita normotensi. Penderita dengan tekanan darah tinggi dan adanya gambaran CT Scan kepala yang abnormal atau adanya diabetes mellitus akan meningkatkan kejadian stroke berulang. Tekanan darah diastolik ≤ 90 mmHg secara mandiri memiliki kemaknaan hubungan dengan kejadian stroke berulang meskipun tidak sekuat tekanan darah sistolik. Bertambahnya usia diikuti dengan peningkatan tekanan sistolik yang terus terjadi sampai dengan usia 80 tahun.

Kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kejadian stroke berulang dengan risiko sebesar 5,56 kali. Tinginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang merupakan pencetus atau faktor risiko dari beberapa penyakit vaskuler. Selain itu, adanya perubahan produksi protasiklin dan penurunan aktivitas plasminogen dalam pembuluh darah dapat merangsang terjadinya trombus. Diabetes mellitus akan mempercepat terjadinya aterosklerosis pembuluh darah kecil maupun besar di seluruh tubuh termasuk di otak, yang merupakan salah satu organ sasaran diabetes mellitus. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak.

Adanya pengaruh antara diabetes mellitus dengan kejadian stroke berulang juga dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian Husni dan


(35)

Laksmawati menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok SNH ulang dan kontrol (p = 0,001). Lai, dkk melaporkan bahwa selain faktor risiko hipertensi, diabetes mellitus merupakan faktor risiko kuat untuk terjadinya stroke berulang. Begitu juga hasil studi kohort yang dilakukan oleh Hankey, dkk menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes mellitus pada saat stroke pertama mempunyai risiko 2,1 kali lebih tinggi untuk terjadinya stroke berulang dibandingkan dengan pasien stroke yang tidak menderita diabetes mellitus.

Risiko untuk terjadinya stroke berulang pada penderita stroke dengan kelainan jantung sebesar 4,62 kali dibandingkan dengan penderita stroke tanpa kelainan jantung. Menurut Broderick, dkk (1992), kelainan jantung yang sering berhubungan dengan stroke berulang adalah aterosklerosis, disritmia jantung khususnya fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, infark miokard, dan gagal jantung, kelainan-kelainan jantung tersebut dapat ditampilkan dalam gambaran EKG. Moroney, dkk. (1998) melaporkan bahwa fibrilasi atrium merupakan prediktor bebas terjadinya stroke berulang dengan risiko 2,2 kali setelah disesuaikan dengan variabel demografi. Lai, dkk. (1994) mengemukakan bahwa penderita stroke dengan disertai kelainan jantung berupa fibrilasi atrium akan meningkatkan kejadian stroke berulang 1,9 kali pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Ketidakteraturan berobat memberikan peluang untuk terjadinya stroke berulang sebesar 4,39 kali dibandingkan dengan penderita stroke yang teratur berobat. Seorang penderita stroke yang mau melakukan kontrol dan minum obat


(36)

secara teratur akan terhindar dari serangan stroke berulang. Kontrol yang dilakukan secara teratur bertujuan untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi peningkatan faktor risiko, sehinga bisa dilakukan penanganan dan pengobatan segera. Lai, dkk. (1994) menyatakan bahwa dengan pengendalian faktor risiko baik terhadap hipertensi, kelainan jantung, dan diabetes mellitus dapat menurunkan kejadian stroke berulang.

2.2.6.3 Pencegahan kekambuhan stroke

Stroke dapat dicegah pada seseorang. Berbagai faktor yang berperan dalam terjadinya stroke telah diketahui dan memberikan dasar bagi program pedncegahan yang efektif. Faktor risiko berulang belum didefenisikan secara jelas, tetapi tampaknya hampir sama dengan faktor primer penyebab stroke. Pencegahan stroke merupakan tindakan yang paling efektif untuk menghindari kematian, disabilitas dan penderitaan. Pencegahan stroke terbagi menjadi 2 yaitu : a. Pencegahan primer.

Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah terjadinya stroke dengan menghindari atau mengatasi faktor risiko stroke. Misalnya penyuluhan berulang- ulang agar masyarakat memahami bahaya serangan stroke dan segala akibatnya. Selanjutnya perlu diingatkan bahwa faktor risiko stroke, beberapa diantaranya sebenarnya bisa dihindari. Prevensi primer yang bersifat individual terutama ditujukan pada kelompok yang rawan stroke

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah berulangnya stroke meliputi gaya hidup sehat, pengendalian faktor risiko, terapi medikantosa dan terapi bedah.


(37)

Gaya hidup atau pola hidup terutama yang tidak sehat sangat erat kaitannya dengan faktor risiko penyakit pembuluh darah. Upaya merubah gaya hidup yang tidak benar menjadi gaya hidup sehat sangat diperlukan untuk mendukung upaya prevensi sekunder yang lainnya. Gaya hidup sehat meliputi pengaturan gizi yang seimbang, olahraga secara teratur, berhenti merokok dan mengurangi minum alcohol.

Berbagai faktor yang terdapat pada seseorang bisa merupakan penyebab terjadinya stroke, hal tersebut mengakibatkan seseorang yang sudah pernah mengalami stroke kemungkinan dapat terjadi serangan kedua (kambuh) apabila faktor risiko stroke masih tetap ada dan tidak dilakukan pengelolaan. Pengendalian faktor risiko yang dapat diubah seperti hipertensi, diabete mellitus, dislipidemia, kelainan jantung, dapat dilakukan dengan control dan berobat secara teratur.

Diagnosis yang cepat sangat penting untuk pemulihan maksimal dan pencegahan serangan stroke berulang. Tujuan terapi farmakologis untuk stroke adalah membuka oklusi arteria dan reperfusi jaringan otak yang iskemik, membatasi terjadinya oklusi tromboemboli, meningkatkan toleransi sel saraf yang iskemik, mencegah bencana reperfusi, mencegah dan mengobati komplikasi, dan mencegah terjadinya stroke berulang (Siswanto,2005).

2.3 Konsep Keluarga 2.3.1. Pengertian keluarga

Menurut Duval (1972) dalam Ali (2009) keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan


(38)

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta social individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang regular ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.

Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan “lembaga” yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai unit layanan perlu diperhitungkan (Ali,2009).

2.3.2 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 fungsi yaitu: a. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga yang berguna dalam hal pemenuhan kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Keluarga adalah tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dalam hal belajar disiplin, norma, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi Reproduksi adalah fungsi keluarga yang bertujuan untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.


(39)

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi keluarga dalam bidang ekonomi adalah memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan primer,sekunder dan tersier

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi Perawatan Kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2.3.3. Tugas Keluarga dalam bidang kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan kesehatan keluarga, keluarga harus memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga (Friedman, 1986) yaitu : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat

3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka penelitian

Skema 3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini dibuat untuk melihat gambaran pengetahuan keluarga tentang kekambuhan pasien stroke. Penderita stroke yang mengalami kekambuhan tidak sedikit akan menyebabkan kematian. Maka dari itu perlu pengetahuan yang cukup dari keluarga untuk mencegah kekambuhan stroke. Pengetahuan ini akan digambarkan dalam kriteria baik, cukup, dan tidak baik.

Pengetahuan keluarga tentang kejadian kekambuhan penderita stroke :

1. Tanda dan gejala kekambuhan stroke 2. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kekambuhan stroke 3. Pencegahan kekambuhan

stroke

Kategori pengetahuan:

 Baik  Cukup  Tidak baik


(41)

3.2 Defenisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini akan dijabarkan pada table di bawah ini. No Variabel Defenisi

Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke Segala sesuatu yang diketahui suami atau istri atau anak atau menantu yang merawat penderita stroke tentang informasi yang berkaitan dengan tanda dan gejala kekambuhan stroke, faktor- faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke, dan pencegahan kekambuhan stroke Kuesioner dengan jumlah pertanyaan 15 dengan pertanyaan pilihan.

Pertanyaan no 1-5 : pertanyaan pengetahuan tanda dan gejala kekambuhan stroke, no 6- 11 :pertanyaan untuk faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke, nomor 12-15 : pertanyaan untuk pencegahan kekambuhan stroke Pengetahuan baik : 8-15 Pengetahuan tidak baik : 0-7


(42)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan salah satu anggota keluarganya pernah menderita stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan yaitu sebanyak 30 orang pada bulan Juni – Desember 2013.

4.2.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data penelitian menggunakan angket, subjek sejumlah itu


(43)

diambil seluruhnya (Arikunto 2010). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu yaitu desa Asam Jawa, Torgamba, Labuhan batu Selatan dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mulai bulan Januari sampai Maret 2014.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat ethical clearance dari komisi Etik penelitian Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Labuhan Batu Selatan, dan Puskesmas Aek Batu. Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri serta responden akan diberikan informasi tentang sifat, manfaat, tujuan dan proses penelitian. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar bukti persetujuan (informed consent). Selama proses penelitian, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak melakukan tindakan yang merugikan dan menghindari atau meminimalisir tindakan berbahaya terhadap pasien (nonmaleficence). Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu.


(44)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti yang berpedoman pada konsep teori dan tinjauan pustaka. Kuisioner penelitian ini dibagi menjadi dua pilihan. Pertama data demografi mencakup data mengenai umur, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan , hubungan dengan pasien, kejadian stroke pertama kali anggota keluarga dan kode responden.

Kedua memuat tentang pengetahuan tanda dan gejala, faktor – faktor yang mempengaruhi serta pencegahan kekambuhan stroke. Kuisioner ini terdiri atas 15 pertanyaan. Pertanyaan tentang tanda dan gejala kekambuhan stroke (1-5), faktor- faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke (6-11), dan pencegahan kekambuhan stroke berjumlah (12-15).

Untuk setiap jawaban benar, peneliti memberi skor 1, dan untuk jawaban salah, peneliti memberi skor 0. Dengan demikian, skor tertinggi yang nantinya diperoleh adalah 15, dan skor terendah adalah 0. Untuk penentuan kategori pada tingkat pengetahuan digunakan rumus (sudjana, 2005) dengan rumus :


(45)

Berdasarkan rumus di atas, maka tingkat pengetahuan keluarga diklasifikasikan ke dalam 2 kelas yaitu, baik, dan tidak baik sehingga panjang kelasnya adalah 7,5 dengan batas interval sebagai berikut: tingkat pengetahuan tidak baik (0-7), baik (8-15).

4.6 Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrument untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmojo, 2010). Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas isi. Uji validitas isi instrumen telah dilakukan oleh dosen Keperawatan Medikal Bedah Dasar dan Keperawatan Jiwa Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebanyak 2 orang.

Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten dan bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji Kuisioner penelitian ini diuji dengan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan (Arikunto, 2006). Dengan rumus K-R 20 karena instrumen menggunakan skala


(46)

dikotomi yang terdiri dari 15 pernyataan atau dengan jumlah butir pertanyaan ganjil (Arikunto, 2010). Dari hasil penghitungan dengan rumus KR-20 diperoleh koefisien reliabilitasnya 0.75. Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas nya > 0.70 (Polit & Beck, 1998). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebenarnya sebanyak 10 orang. Uji reliabilitas telah dilakukan dilakukan pada keluarga yang anggota keluarga mempunyai penyakit stroke di wilayah kerja Puskesmas Sigambal, Labuhan Batu.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Mengajukan ethical clearance penelitian pada Komisi Etik Fakultas

Keperawatan USU.

2. Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada institusi Fakultas Keperawatan USU.

3. Mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Dinas Kesehatan Labuhan Batu Selatan.

4. Mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Puskesmas Aek Batu,Torgamba, Labuhan Batu Selatan.

5. Peneliti menjelaskan sifat, manfaat, tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian serta meminta kesediaan salah satu anggota keluarga pasien stroke untuk menjadi responden dalam mengikuti penelitian ini.


(47)

6. Peneliti memberikan informed consent kepada responden untuk diisi dan disetujui.

7. Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuisioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke.

8. Selanjutnya responden mengisi kuisioner pada hari yang sama setelah kuisioner dibagikan.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama member kode dan memeriksa dat responden serta memastikan bahwa semua data telah terisi. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan. Setelah itu, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Data akan dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(48)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada 30 responden. Penyajian data meliputi karakteristik data demografi pasien, dan deskripsi pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke.

5.1.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, yaitu keluarga penderita stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu kecamatan Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 orang (66,7%) dan berada pada kelompok usia 46-60 tahun (dewasa akhir) sebanyak 13 orang (43,3%). Tingkat pendidikan terakhir, SMP sebanyak 13 orang (43,3%). Hampir seluruh responden beragama Islam sebanyak 29 orang (96,7%)). Anggota keluarga yang mayoritas merawat pasien adalah istri sebanyak 13 orang (43,3%), dan seluruh responden pernah merawat pasien sebelumnya. Berikut disajikan karakteristik demografi responden.


(49)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik data demografi keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Labuhan Batu Selatan (n=30)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

- Perempuan - Laki- laki -20 10 66.7 33.3 Usia - 17-20 - 21-35 - 36-45 - 46-60 6 6 5 13 20.0 20.0 16.7 43.3 Pendidikan terakhir - SD - SMP - SMA 8 13 9 26.7 43.3 30.0 Hubungan dengan pasien

- Istri - Anak - Suami 13 12 5 43.3 40.0 16.7 Pengalaman merawat pasien sebelumnya - Pernah - Tidak pernah

30 0.0

30.0 0.0 Kejadian Stroke Pertama

- 2010 - 2011 - 2012 - 2013 - 2014 3 5 8 13 1 10.0 16.7 26.7 43.3 3.3


(50)

5.1.2 Pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke (n=30)

Hasil penelitian pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden memiliki pengetahuan baik (90%), dan sebanyak 3 responden memiliki pengetahuan tidak baik (10%).

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba, Labuhan Batu Selatan (n=30)

Variabel pengetahuan Frekuensi Presentase

Baik (8-15) 27 90,0

Tidak Baik (0-7)

(Mean = 9.5, Med=10, SD=2.240, Min=6 Max=14

3 10,0

5.1.3. Pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pencegahan kekambuhan stroke n=30

Hasil penelitian pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pencegahan kekambuhan stroke dapat dilihat pada table 5.3. Pernyataan dengan nilai tertinggi adalah pernyataan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke (M=4.07, SD= 1.155). pernyataan dengan nilai terendah adalah pernyataan mengenai pencegahan kekambuhan stroke (M= 2.33, SD= 0.802).


(51)

 Tabel  5.3.  Distribusi nilai mean, median standar deviasi, minimal dan maksimal komponen pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke (n=30)

Pengetahuan tentang kekambuhan stroke

Mean Median SD Min Max

Tanda dan gejala 3.1 3.0 1.155 1 5

Faktor- faktor yang mempengaruhi 4.07 4 1.202 0 6

Pencegahan 2.33 2.0 0.802 1 4

5.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai data demografi dan pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke yang meliputi tanda dan gejala kekambuhan stroke, faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke, serta pencegahan kekambuhan stroke.

Responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 13 orang (43,3%) dan SMA sebanyak 9 orang (30%). Hal ini sejalan dengan teori Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan, dan sosial ekonomi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan diperoleh pengetahuan yang semakin baik dan sebaliknya pendidikan yang rendah maka pengetahuan akan rendah juga.

Jika dilihat dari kelompok umur, ternyata yang paling banyak memiliki pengetahuan baik adalah kelompok umur 46-60 tahun (43,3%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmodjo, (2003) bahwa pengetahuan seseorang bertambah sesuai pertambahan usia.


(52)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengah responden (43,3%) memiliki hubungan responden dengan pasien yaitu sebagai istri. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Peranan keluarga sangat penting dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan anggota keluarga serta berperan penting dalam keberhasilan pengobatan (Fitra, 2004). Meiner dan Lueckonette (2006) mengemukakan bahwa 75% pemberi perawatan terhadap lansia dengan stroke dalam keluarga adalah perempuan. Menurut Stuart & Sundenn (dalam Patriyani, 2009) merawat pasien tidak dapat diturunkan secara genetik, tetapi ditentukan oleh aspek waktu, energi, keterampilan dan dapat ditingkatkan melalui budaya, serta dengan mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas hubungan interpersonal melalui peningkatan kemampuan dan keterbukaan. Dengan demikian merawat anggota keluarga yang mengalami stroke sebenarnya dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan, karena hal tersebut dapat dipelajari. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa perempuan lebih banyak merawat karena kebanyakan perempuan tidak bekerja dan mencari nafkah. Sehingga perempuan lebih banyak merawat anggota keluarga dirumah (Shyle, 2009). Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa perawatan lebih banyak dilakukan pasangan. Menurut Stuart & Sundenn (dalam Patriyani, 2009), pasangan lebih mengerti terhadap pasangannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak karena anak cenderung masih memiliki urusan dengan anggota keluarga lainnya.


(53)

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa mayoritas (90%) dari responden yang merupakan keluarga dari pasien stroke memiliki pengetahuan yang baik tentang kekambuhan stroke yang meliputi tanda dan gejala, faktor risiko yang mempengaruhi serta pencegahan kekambuhan stroke yaitu. Hasil penelitian ini didukung oleh Setyowati (2007), orang yang pernah terkena stroke memiliki risiko tinggi untuk mengalaminya kembali terutama dalam tahun pertama setelah stroke. Peranan keluarga adalah hal yang sangat penting, karena keluarga merupakan sumber bantuan terpenting bagi anggota keluarganya yang dapat mempengaruhi gaya hidup anggota keluarganya menjadi berorientasi pada kesehatan. Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sudah pernah terkena serangan stroke, mengubah pola hidup, melakukan perawatan pasien stroke, dan dukungan psikis dari orang terdekat haruslah jadi pilihan agar tidak terjadi serangan stroke berulang.

Dalam penelitian ini, keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda dan gejala kelambuhan stroke. Menurut Junaidi (2010), gejala kekambuhan stroke sama dengan gejala awal stroke yaitu adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi tubuh, hilangnya kesadaran,atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai serta mati rasa atau baal pada bagian sebelah badan. Peningkatan tekanan dalam kepala akan menyebabkan terangsangnya reseptor mual menyebabkan penderita stroke mengalami keluhan mual hebat dan muntah (Nursalim,2014).

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke. Hal ini


(54)

tidak sejalan dengan penelitian hasil penelitian yang dilakukan oleh Haghighi et al  (2009)  menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap keluarga terhadap faktor  resiko  stroke  merupakan  hal    yang  paling  penting.  Dalam  penelitiannya,  dikemukakan  bahwa  keluarga  pasien  stroke  masih  lalai  dalam  melakukan  pengontrolan  hipertensi  dan  kebiasaan  merokok  yang  dapat  menimbulkan  terjadinya serangan stroke ulang. 

 Serangan stroke ulang pada umumnya berakibat lebih fatal dibandingkan dengan serangan yang pertama. Menurut penelitian Xu et al (2006), serangan stroke ulang pada satu tahun pertama pascastroke dijumpai sebanyak 11,2% Pada penelitian Xu ini, serangan ulang disebabkan oleh kegagalan dalam mengontrol faktor resiko, khususnya pengendalian terhadap hipertensi dan kebiasaan merokok. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leira et al (2004), menyatakan bahwa gangguan pada irama jantung dan tekanan darah tinggi berhubungan dengan kejadian serangan ulang pada stroke.

Dalam penelitiani ini, keluarga memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan kekambuhan stroke. pencegahan kekambuhan stroke salah satunya dengan berolahraga secara teratur. Mencegah adalah cara terbaik karena stroke berulang dapat mengakibatkan angka kematian dan kecacatan yang lebih tinggi dari stroke yang pertama. Hal ini disebabkan bagian otak yang rusak akibat serangan stroke yang pertama belum pulih secara sempurna (Sustrani, 2004).

Untuk mencegah kejadian stroke berulang, maka seseorang dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat misalnya dengan berolahraga secara teratur dan


(55)

hindari makanan berkolesterol tinggi, membatasi minuman beralkohol dan menghindari stress (Tobing 2002).. Rasmun (2004) mendefinisikan stress adalah sebuah respon tubuh terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu yang tidak spesifik. Stress juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan berakibat pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut menuju pembuluh darah halus di otak untuk memasok oksigen ke otak dan pembuluh darah tidak lentur dan tersumbat maka hal ini dapat mengakibatkan resiko terkena serangan stroke (Farida & Amalia, 2009).


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 30 orang keluarga pasien stroke yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan dapat disimpulkan bahwa mayoritas (90%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kekambuhan stroke, sebagian kecil (10%) memiliki pengetahuan tidak baik tentang kekambuhan stroke.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk praktik keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga mempunyai pengetahuan yang baik tentang kekambuhan stroke. walaupun begitu sebaiknya petugas kesehatan tetap meningkatkan atau mempertahankan untuk memberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat khususnya pada anggota keluarga penderita stroke dalam pemberian informasi tentang tanda gejala kekambuhan stroke serta upaya pencegahan nya agar meminimalisir angka kejadian kekambuhan stroke.

6.2.2 Saran untuk masyarakat

Anggota keluarga yang merawat penderita stroke diharapkan bekerja sama dengan baik dengan petugas kesehatan. Hal ini akan mempermudah


(57)

anggota keluarga dalam hal melakukan perawatan pada pasien stroke sehingga dapat mengurangi kejadian kekambuhan stroke.

6.3.3 Saran untuk penelitian selanjutnya

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini belum sepenuhnya mewakili pengetahuan tentang kekambuhan stroke karena keterbatasan peneliti dalm pembuatan kuisioner. Selain itu keterbatasan jumlah sampel pada penelitian ini hanya 30 responden maka hasil penelitian ini belum dapat mewakili pengetahuan keluarga.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ade, F. S. (2010). Pengaruh pola hidup terhadap penyakit stroke pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2009 diakses pada tanggal 2 Oktober 2013 dari repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16806/7/

Ali, Z. (2009). Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC

Anderson, JW (2009). Health benefits of dietary fiber, di akses pada tanggal 21 Juni 2014 dari

http://www.nationalfibercouncil.org/pdfs/Fiber_Review.pdf

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Farida, I & Amalia, N (2009). Mengantisipasi stroke.Jogjakarta: Buku Biru

Fisher, B. D (2003). Heart attack and stroke: Signs & symptoms. New York: Winter.

Friedman, M. (1986). Keperawatan keluarga, teori dan praktik. Jakarta : EGC. Haghighi, et al.(2009). Knowledge and attitude towards stroke risk factors,

warning symptoms and treatment in an iranian population diakses tanggal 20 Juni 2014 dari http://www.karger.com/mpp.

Indarwati. (2009). Tingkat pengetahuan keluarga dan kesiapan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke di Desa Kebakkramat Karanganyar. Surakarta: Gaster Vol.7.

Junaidi, I. (2011). Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Leira, EC et al. (2004). Can we predict early recurrence in acute stroke? diakses

tanggal 21 Juni 2014 Available at US National Library of Medicine National Institutes of Health

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15218280

Lewis, Dirksen, Heitkemper. (2000). Medical surgical nursing, assessment and management clinical problems. St Louis, Missouri: Mosby,Inc.

Lueckenotte, A.G. (2006). Gerontology Nursing.Philadelphia : Mosby

Lumbantobing, S. M (1994). Stroke bencana darah di otak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Martuti, A. (2009). Merawat dan menyembuhkan hipertensi: Penyakit tekanan darah tinggi. Bantul: Kreasi Wacana.

Notoadmodjo. (2003). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


(59)

. (2010). Promosi kesehatan. teori & aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarata: Salemba Medika.

Nursalim, A. (2014). 5 gejala stroke diakses tanggal 21 Juni 2014 dari http:// www. Klikdokter.com>health topics

Patriyani, R.E.H. (2009). Perbedaan Karakteristik Lansia dan Dukungan

Keluarga terhadap Tipe Demensia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.FIK.Universitas Indonesia. Depok

Pinzon, R & Asanti, L. (2010). Awas stroke. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Polit & Beck. (1998). Nursing research;Principals and methods. Philadelpia: Lippincott Company.

Rasmun. (2004). Stres, koping dan adaptasi : teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta: Sagung Seto

Tamaroh. (2009). Kendalikan stroke dengan makanan probiotik diakses tanggal 15 november 2013 dari http://www.kr.co.id .

Satiti, P. K Gambaran lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami stroke tahap rehabilitasi di Kabupaten Brebes Bagian Utara diakses pada tanggal 16 oktober 2013 dari http:// eprints.undip.ac.id/17209/8/.pdf .

Setyowati, Sri, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan apilkasi kasus. Jogjakarta : Mitra cendikia

Shyle, Samuel. (2009). The Motivation Volunter: A Systemic Quality Of Life Theory. Journal of Psychology.

Siswanto,Y. (2005). Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke berulang. di akses tanggal 9 Oktober 2013 dari http://eprints.undip.ac.id/4942/.

Smeltzer, S.C. & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner and Suddart, edisi 8. Jakarta: EGC.

Sonatha, B. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap keluarga dalam pemberian perawatan pasien pasca stroke. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Sustrani, Lanny, et al.(2003). Stroke. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Van Exel, N. J. A et al. (2005). Burden of informal cargiving for stroke patients: Identifications of caregivers at risk of adverse health effect


(60)

Wardhana, W.A. (2011). Strategi mengatasi & bangkit dari stroke. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Xu, Gelin et al. 2006. Recurrence After Ischemic Stroke In Chinese Patients: Impacts of Unconrolled Modifiable Risk Factors. Avaliable at www.karger.com/ced diakses pada tanggal 10 Juni 2014

Yusuf, R. (2013). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke berulang pada pasien stroke di RSUD dr. H. Chasan Bosoerie Ternate, diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 dari http:// digilib.unimus.ac.id. Zen, M. (2006). Peran keluarga dalam upaya pencegahan stroke berulang.


(61)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Fitriani

NIM : 101101023 No. HP : 081264331736

Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan

Adalah mahasiswa tingkat akhir Program Reguler 2010 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (FKEP USU) yang sedang melakukan penelitian sebagai syarat penyelesaian Skripsi. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah “Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang kekambuhan stroke di wilayah kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Saya bersedia ditanya jika ada prosedur penelitian yang tidak dimengerti. Saudara berhak memilih untuk ikut atau tidak dalam penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Saudara dimintai untuk mengisi biodata dan memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan atau pengalaman sendiri. Semua jawaban saudara adalah BENAR. Kerahasian identitas dan jawaban saudara saya jamin sesuai dengan kode etik dalam penelitian. Selamat mengerjakan dan terima kasih atas ketersedian dan kesungguhan saudara dalam mengisi kuisioner ini.

Medan, Maret 2014 Hormat saya,


(62)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Fitriani

Judul Penelitian : Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

Saya mengetahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuisioner yang harus saya isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner tersebut. Saya telah mendapatkan informasi dari penelitian bahwa penelitian ini tidak merugikan dan tidak menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya. Saya mengerti bahwa penelitian ini bersifat sukarela dan identitas saya akan dirahasiakan oleh peneliti. Informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Dengan demikian saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikianlah surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Medan, Maret 2014 Mengetahui


(63)

KUISIONER PENELITIAN

Petunjuk umum penelitian :

 Responden diharapkan mengisi seluruh pertanyaan sesuai dengan petunjuk pengisian dan dengan jawaban yang sebenar-benarnya.

 Baca petunjuk pengisian dengan teliti.

 Isilah setiap pengisian dengan satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia.

 Apabila Anda ingin mengganti jawaban, coretlah jawaban yang ingin diganti dengan tanda sama dengan (=) kemudian checklist (√) kembali jawaban lain.

 Responden diperbolehkan bertanya langsung kepada peneliti jika ada hal-hal yang tidak dimengerti terkait dengan pengisiaan kuisioner.

 Isilah data demografi terlebih dahulu dilajutkan dengan pertanyaan dan pernyataan kuisioner berikutnya.

 Semua jawab saudara adalah BENAR karena berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari yang saudara jalani. Oleh karena itu, diharapkan responden dapan mengisi seluruh pertanyaan dalam kuisioner dengan jawaban sebenar-benarnya.

 Sebelum menyerahkan kuisioner ini kepada peneliti, periksa kembali setiap pertanyaan, jangan sampai ada yang belum terjawab.

 Setelah kuisioner terisi lengkap, serahkan kembali kuisioner kepada peneliti.


(64)

Lembar Kuisioner Nomor Responden :

Judul penelitian : Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Penderita Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

Petunjuk umum pengisian :

1. Isilah pertanyaan pada data demografi di bawah ini dengan benar

2. Berilah tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya

A. DATA DEMOGRAFI

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : Tahun

Agama :

Pendidikan terakhir : SD SMP

SMU Perg. Tinggi

Hubungan dengan pasien : Suami Istri

Anak Menantu

Pengalaman merawat pasien sebelumnya :

Pernah Tidak Pernah Kejadian stroke pertama sekali pada tahun : ……


(65)

B. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKAMBUHAN STROKE Petunjuk umum :

1. Bacalah pertanyaan berikut ini dengan seksama.

2. Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pengetahuan anda.

3. Berikan tanda checklist () pada jawaban yang sesuai.

4. Periksa kembali jawaban anda, dan pastikan tidak ada jawaban yang kosong.

No Pertanyaan Jawaban

YA TIDAK 1 Mati rasa mendadak, kelemahan pada salah satu bagian tubuh

merupakan tanda kekambuhan stroke.

2 Kekambuhan stroke dapat ditandai dengan mual dan muntah. 3 Kejang merupakan salah satu gejala kekambuhan stroke.

4 Sakit kepala bagian belakang merupakan gejala kekambuhan stroke. 5 Gejala kekambuhan stroke adalah kesulitan melihat pada salah satu

mata.

6 Tekanan darah tinggi merupakan faktor yang mempengaruhi kekambuhan stroke

7 Tingginya asam urat menyebabkan kekambuhan stroke 8 Kekambuhan stroke dapat disebabkan oleh kencing manis

9 Mengonsumsi obat tidak teratur dapat mempengaruhi kejadian kekambuhan stroke

10 Faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan stroke adalah penyakit jantung

11 Suku dan agama dapat mempengaruhi kejadian kekambuhan stroke 12 Kekambuhan stroke dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan

instant (cepat saji)

13 Berolahraga secara teratur dapat mencegah kekambuhan stroke 14 Upaya untuk mencegah kekambuhan stroke yaitu dengan tidak

merokok dan mengonsumsi alkohol

15 Menghimdari stress merupakan upaya pencegahan kekambuhan stroke


(66)

  GET 

  FILE='D:\DATA DEMOGRAFI.sav'. 

DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT. 

FREQUENCIES VARIABLES=JENIS_KELAMIN UMUR AGAMA PENDIDIKAN_TERAKHIR HUBUNGAN_DENGAN_P ASIEN PENGALAMAN_MERAWAT_PASIEN_SEBELUMNYA KEJAD 

   IAN_STROKE_PERTAMA    /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

 

[DataSet1] D:\DATA DEMOGRAFI.sav

Frequency Table

DATA DEMOGRAFI

Statistics

JENIS

KELAMIN UMUR AGAMA

PENDIDIKAN TERAKHIR HUBUNGAN DENGAN PASIEN PENGALAMAN MERAWAT PASIEN SEBELUMNYA KEJADIAN STROKE PERTAMA

N Valid 30 30 30 30 30 30 30


(67)

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 10 33.3 33.3 33.3

PEREMPUAN 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-20 6 20.0 20.0 20.0

21-35 6 20.0 20.0 40.0

36-45 5 16.7 16.7 56.7

46-60 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

AGAMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(68)

Valid ISLAM 29 96.7 96.7 96.7

KRISTEN 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN_TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 8 26.7 26.7 26.7

SMA 13 43.3 43.3 70.0

SMP 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

HUBUNGAN_DENGAN_PASIEN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ANAK 12 40.0 40.0 40.0

ISTRI 13 43.3 43.3 83.3

SUAMI 5 16.7 16.7 100.0


(69)

PENGALAMAN_MERAWAT_PASIEN_SEBELUMNYA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PERNAH 30 100.0 100.0 100.0

KEJADIAN_STROKE_PERTAMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2010 3 10.0 10.0 10.0

2011 5 16.7 16.7 26.7

2012 8 26.7 26.7 53.3

2013 13 43.3 43.3 96.7

2014 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

 


(70)

PERTANYAAN PENELITIAN

FREQUENCIES VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15    /STATISTICS=STDDEV MEAN MEDIAN MODE 

  /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

 

[DataSet1] D:\PERTANYAAN.sav

Statistics

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15

N Valid 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Missin

g 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean .93 .43 .57 .57 .63 .87 .23 .83 .73 .70 .70 .47 .50 .60 .87

Median 1.00 .00 1.00 1.00 1.00 1.00 .00 1.00 1.00 1.00 1.00 .00 .50 1.00 1.00

Mode 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0a 1 1

Std. Deviation .254 .504 .504 .504 .490 .346 .430 .379 .450 .466 .466 .507 .509 .498 .346

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown


(71)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 2 6.7 6.7 6.7

BENAR 28 93.3 93.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 17 56.7 56.7 56.7

BENAR 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 13 43.3 43.3 43.3


(72)

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 13 43.3 43.3 43.3

BENAR 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 13 43.3 43.3 43.3

BENAR 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 11 36.7 36.7 36.7

BENAR 19 63.3 63.3 100.0


(73)

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 4 13.3 13.3 13.3

BENAR 26 86.7 86.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 23 76.7 76.7 76.7

BENAR 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(74)

BENAR 25 83.3 83.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 8 26.7 26.7 26.7

BENAR 22 73.3 73.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 9 30.0 30.0 30.0

BENAR 21 70.0 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


(75)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 9 30.0 30.0 30.0

BENAR 21 70.0 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 16 53.3 53.3 53.3

BENAR 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 15 50.0 50.0 50.0

BENAR 15 50.0 50.0 100.0


(76)

P14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 12 40.0 40.0 40.0

BENAR 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SALAH 4 13.3 13.3 13.3

BENAR 26 86.7 86.7 100.0


(77)

 

FREQUENCIES VARIABLES=pengetahuankekambuhanstroke    /STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN    /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

 

[DataSet1] D:\PERTANYAAN.sav

Statistics

pengetahuankekambuhanstroke

N Valid 30

Missing 0

Mean 7.20

Median 8.00

Std. Deviation 2.441

Minimum 0


(78)

pengetahuankekambuhanstroke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak baik 3 10.0 10.0 10.0

Baik 27 90.0 90.0 100.0


(79)

(80)

ANGGARAN PENELITIAN 1. Biaya Penelitian skripsi

a. Print dan jilid skripsi : Rp 150.000

b. Internet : Rp 150.000

c. Buku Tinjauan Pustaka : Rp 300.000

d. Perbanyak skripsi : Rp 100.000

2. Pengumpulan data

a. Transportasi penelitian : Rp 500.000 b. Perbanyak Kuisioner Penelitian : Rp 200.000

c. Souvenir : Rp 150.000

d. Konsumsi sidang : Rp 150.000

e. Biaya Tak Terduga : Rp 100.000


(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(1)

 

83 

 

   


(2)

 

84 


(3)

 

85 

 

   


(4)

 

86 


(5)

 

87 

 

   


(6)

 

88 

 

Daftar Riwayat Hidup

I. Identitas

Nama : Fitriani

Tempat Tanggal Lahir : Bandar Pulo, 30 Juli 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Setia Budi Pasar 1 Gang Anyelir IV

II. Riwayat Pendidikan

1. (1998-2004) : SD Swasta Widiya Darma 2. ( 2004-2007) : SMP Swasta Widiya Darma 3. (2007-2010) : SMA Negeri 1 Kisaran 4. (2010-sekarang) : Fakultas Keperawatan USU


Dokumen yang terkait

Reklasifikasi Ultisol Arboretum Usu Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

2 58 45

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 26 99

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 9

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 1

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 1 9

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 24

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt. Herfinta Farm And Plantation Aek Batu-Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Pengetahuan Keluarga tentang Kekambuhan Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Selatan

0 0 21

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh : Nama : Fitriani Judul Penelitian : Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu, Torgamba, Labuhan Batu Sel

0 0 30