4 kekecewaan terhadap pemerintah sebagai penanggung jawab utama kebutuhan
masyarakatnya. Dengan demikian, penulis tertarik untuk membahas topik dengan judul
penelitian “Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Terhadap Pelayanan Kesehatan masyarakat”
1.2 Perumusah Masalah
Menurut Sanapiah Faisal 1992:28, dalam rancangan usulan penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Rumusannya perlu jelas
dan tegas, sehingga keseluruhan proses penelitian benar-benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Dalam Pelayanan Kesehatan masyarakat?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui Peranan RUMKITAL dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum dan anggota TNI AL secara khusus.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi Rumah Sakit
Komang Makes dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
5 3.
Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai
wujud pelayanan terhadap publik.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai bahan masukan bagi pihak RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan pelayanan.
2. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan sebagai penerapan teori
yang didapat selama masa perkuliahan. 3.
Sebagai bahan referensi penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.
1.5 Kerangka teori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu mengemukakan teori- teori sebagai kerangka berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian
menyoroti masalah yang dipilih. Sugiono menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba. Sugiono, 2005:55 Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk melakukan penelitian
dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Teori diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstruksi,
6 defenisi dan proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran
yang sistematis tentang suatu fenomena. Singarimbun 1989;37. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah sebagai berikut:
1.5.1 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1.5.1.1 Pelayanan Publik
Menurut pendapat syahrir 1991:154, pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh pemerintah dan tujuannya untuk melayani
kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan.
Pelayanan umum menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara MENPAN nomor 26 tahun 2004 tentang pedoman Tata Laksana
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat maupun di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik NegaraDaerah dalam bentuk
barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Undang-undang No 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah kagiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan
publik. Sedangkan yang dimaksud dengan hakekat pelayanan publik adalah: 1.
Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah dibidang pelayanan umum.
7 2.
Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya
guna dan berhasil guna. 3.
Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas. 4.
Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dna
terjangkau. Penyelenggaraan pelayanan publik adalah setiap institusi Penyelenggaraan
Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang- undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan bada hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayan publik. Yang terkandung dalam unsur pelayanan publik yaitu:
1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau
lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta. 2.
Objek yang dilayani adalah masyarakat publik berdasarkan
kebutuhannya. 3.
Adalah aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaannya. 4.
Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa. Dilihat dari sisi efisiensi dan efektifitas, responsifitas, kesamaan perlakuan
tidak diskriminatif masih jauh dari yang diharapkan dan masih memiliki berbagai kelemahan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, memang sangat disadari
bahwa pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan, antara lain:
8 1.
Kurang responsif, kondisi terjadi hampir sama tingakatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan front line samapai dengan
tingkatn penanggung jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat bahkan diabaikan
sama sekali. 2.
Kurang informatif, berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
3. Kurang accessible, berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.
4. Kurang koordinasi, berbagai unit pelaksanaan yang terkait satu dengan
yang lainnya sangat kurang koordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih maupun bertentangan dengan kebijakan antara satu instansi dengan
instansi pelayanan terkait. 5.
Birokratis, pelayanan khususnya pelayanan Kesehatan pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga
menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. 6.
Kurang mau mendengar keluhansaranaspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar
keluhansaranaspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke
waktu.
9 7.
Inefisien, berbagai persyaratan yang diperlukan khususnya dalam pelayanan kesehatan seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang
diberikan. Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan dan bisa sesuai dengan
keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. Tjandra, 2005:3. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dna
keinginan masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 62 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik setidaknya
mengandung sendi-sendi: a.
Kesederhanaan, dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan. b.
Kejelasan yang mencakup -
Rincian biaya atau tarif pelayanan kesehatan -
Prosedurtata cara umum, baik teknis maupun administratif. c.
Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang sewajarnya.
d. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi.
e. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yakni memberi pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10 f.
Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika. Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada
masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakatpelanggan.
Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun
tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.
Ada beberapa dimensi yang sangat penting diperhatikan dalam mengukur pelayanan yang berkualitas Zeithami, 2000:45 yaitu:
1. Tangibility
Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa
lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pemeberi layanan dengan orang lain.
2. Reability
Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan. Hal ini penting karena mempengaruhi perencanaan usaha dan
kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
11 3.
Responsiveness Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan
harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
4. Assurance
Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.
5. Emphaty
Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat
memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dalam proses pelayanan dapat dimengerti.
Masalah kesehatan merupakan contoh paling mudah buruknya manajemen pelayanan publik di Indonesia. Kesehatan adalah faktor paling utama dalam
kehidupan manusia. Namun demikian pelayanan publik yang dikembangkan oleh instansi kesehatan rumah sakit justru sering mempraktikkan ciri utama birokrsi
yang konyol. Kekonyolan birokrasi berikut aparatnya sering berpegang pada ajaran, “Kalau urusan bisa diperumit mengapa dipermudah?”. Itulah cerminan
berbagai unit pelayanan, termasuk juga sebagian menjangkiti pelayanan kesehatan. Akibatnya apatisme masyarakat bersentuhan dengan pelayanan
birokrasi semakin tinggi. Buruknya pelayanan pemerintah selama ini sudah amat mengkhawatirkan. Rohman, 2008:73.
Masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan
12 diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan
mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pohan,2007:13
1.5.1.2 Pelayanan Kesehatan
Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang paling
baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik
fisik, mental maupun sosial, dan tidak hannya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hannya mencapai tiga aspek, yakni: fisik,
mental dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No.231992, kesehatan it mencakup empat aspek yakni fisik badan, mental jiwa, sosial, dan
ekonomi.Notoadmojo, 2007:3 Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hannya diukur dari aspek fisik,
mental dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum
memasukiusia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja pensiun atau usila usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling
mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok,
13 atau masyarakat. Itulah sebabnya maka kesehatan itu bersifat holistik atau
menyeluruh. Wujud atau indikator dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu anatara lain sebagai berikut.
a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan
memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b. Kesehatan mentaljiwa mencakup tiga komponen, yakni:pikiran,
emosional, dan spiritual. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis masuk akal atau berfikir secara runtut. Emosional
yang sehat tercermin dari kemapuan seseorang untuk mengekspresikanemosinya, misalnya takut, gembira, kawatir, sedih dan sebagainya. Spiritual yang sehat
tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya Allah Yang Maha
Kuasa. Secara mudah dan spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang seseuai dengan
norma-norma masyarakat. c.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain
tanpa membeda-bedakan ras, suku, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik san sebagainya, saling menghargai dan toleransi.
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktifitas seseorang
dewasa dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Bagi anak, remaja dan
usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi mereka, produktif disini
14 diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,
misalnya sekolah ataupun kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi para usila.
Berdasarkan undang-undang kesehatan tersebut, untuk mewjududkan kesehatan maka pemerintah melakukan berbagai upaya.Upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dialakukan oleh pemerintah danatau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan ini, baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh
individu, kelompk, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat LSM.
Dilihat dari sifat, upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yakni: kuratif pengobatan penyakit, rehabilitatif pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau
cacad. Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek juga, yakni:preventif pencegahan penyakit dan promotif peningkatan kesehatan itu sendiri.
Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatn promotif
mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan health
services. Jadi, pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan
15 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga yakni:
a. Sarana pelayanan kesehatan primer primary care:
Adalah sarana atau pelayanan kesehatan bgi kasus-kasus atau penyakit-penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah yang paling dekat bagi masyarakat,
artinya pelayanan kesehatan yang paling pertama menyetuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya: Puskesmas, Poliklinik, dokter praktik swasta, dan
sebagainya. b.
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua secondary care: Adalah sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-
penyakit dari kesehatan pelayanan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana
kesehatan primer, karena peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya, Puskesmas dengan rawat inap Pus-Kesma RI, Rumah sakit kabupaten, Rumah
sakit tipe D dan C, Rumah Bersalin. c.
Sarana Pelayanan kesehatan tingkat tiga tertiary care Adalah sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus –kasus yang tidak dapat
ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer seperti disebutkan diatas. Misalnya, Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit tipe B atau A.
Sarana pelayanan kesehatan primer seperti telah diuraikan diatas, di samping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan rehabilitatif,
preventif, dan prmotif. Oleh sebab itu, Puskesmas khususnya melakukan pelayanan kesehatan yang lengkap atau komperehensif preventif, promotif,
16 kuratif dan rehabilitatif. Dilihat dari empat dimensi kesehatan seperti diuraikan
diatas, yakni, fisik, mental, sosial, dan ekonomi, maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan fisik, mental, sosial, dan
ekonomi. Dalam realita sosial memang keempat aspek tersebut sulit dipisahkan. Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan yang baik harus bersifat holistik, artinya
mencakup sekurang-kurangnya pelayanan kesehatan fisik dan mental. Pemberian layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan
kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam
menentukan bagaimana cara yang paling efektif meneyelenggarakan layanan kesehatan. Masyarakat tidak akan mampu menilai dimensi kompetensi teknis dan
tidak mengetahui layanan kesehatan apa yang dibutuhkannya. Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut, perlu dibangun suatu hubungan yang saling
percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan masyarakat. Pohan,2007:13
1.5.1.3 Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka
mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas
Menurut Paul B. Horton C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
17 tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok kumpulan manusia tersebut. Menurut Ralph Linton, Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang
telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang dirumuskan dengan jelas. http:organisasi.orgpengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-
dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia Pemerintah sangat berperan dalam menjalankan UU no 23 tahun 1992
tentang kesehatan masyarakat. salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah pemberdayaan di bidang kesehatan. Pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan
pemberdayaan empowerment sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki
kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Peran pemerintah kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat: •
Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program- program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan
pengorganisasian masyarakat.
18 •
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersebut. •
Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada
masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat
memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat PPM. zaidin ali, 2010:132
19
1.5.2 Konsep Rumah Sakit
Menurut UU RI No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terjadi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorang secara paripurna yang menyediakan ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang
gawat darurat. Disamping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, Rumah
Sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. Boekitwetan 1997 dalam Muluk 2001, 34. Organisasi Rumah Sakit memiliki beberapa sifat dan
secara umum tidak dimiliki organisasi umumnya. Beberapa karakteristik dari Rumah Sakit antara Lain:
1. Sebagian besar tenaga kerja Rumah Sakit adalah tenaga professional
2. Wewenang kepala Rumah Sakit berbeda dengan wewenan ng pimpinan
perusahaan. 3.
Tugas-tugas kelompok professional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok managerial.
4. Beban kerjanya tidak bisa diatur
5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam.
6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgen.
20 7.
Pelayanan Rumah Sakit bersifat indifidualistik, setiap pasien harus dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek
sosio cultural dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh. 8.
Tugas memberikan pelayanannya bersifat pribadi, pelayanan ini harus cepat tepat, kesalahan tidak bisa ditolerir.
9. Pelayanan berjalan terus menerus 24 jam dalam sehari. Djojodibroto,
1997:29 Untuk menunjang keberhasilan pelayanan perawatan pasien, maka Rumah
Sakit menyediakan berbagai jenis fasilitas, baik fasilitas yang berhubungan langsung dengan pasien, juga fasilitas yang akan digunakan keluarga pasien dna
pengunjung Rumah Sakit lainnya. Secara umum Rumah Sakit akan dilengkapi dengan ruang Unit Gawat Darurat, ruang periksa umum, ruang inap, ruang ICU,
ruang administrasikeuangan, ruang dapur, ruang Dokter, ruang tamu, ruang tunggu, kamar mandi, ruang bersalin, ruang keamanasatpam, gudang, apotik.
Aditama, 2003;78 Menurut Depkes 2002 Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya- upaya penembuhan dan pemulihan dan dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Pelayanan jasa Rumah Sakit dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
1. Pelayanan medis, adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan ilmu kedokteran mutakhir, kemampuan serta fasilitas Rumah Sakit. Dapat dilaksanakan di unit rawat jalan, unit gawat darurat, unit
rawat inap, kamar bedah, kamar bersalin sehingga diperlukan kebijakan,
21 prosedur kerja dan uraian tugas yang jelas di unit tersebut. Pelayanan
medis di sebuah Rumah sakit tergantung dari jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, jenis peralatan medis dan ahli yang tersedia.
2. Pelayanan penunjang medis adalah merupakan tugas pokok dari kegiatan
rumah sakit yang lebih bersifat structural sehingga pengontrolan oleh pihak manajemen rumah sakit lebih mudah karena ada prosedur khusus.
Pelayanan penunjang medis terdiri dari pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan anastesi, pelayanan gizi, pelayanan farmasi, dan
pelayanan rehabilitasi medis. Jenis pelayanan yang bisa diberikan kepada pasien darin setiap rumah sakit tergantung dari tipe rumah sakit, jenis
perawatan yang tersedia, dan jenis tenaga yang ada. 3.
Pelayanan administrasi, adalah merupakan kegiatan penunjang yang memberikan dukungan untuk melaksanakan jasa propesional, terdiri dari
administrasi umum yang mengelola informasi yang tepat, teliti dalam bidang ketata usahaan, keuagan, kepegawaian, sesuai dengan pelayanan
yang ada. Soedjadi,1999:58 Rumah sakit sesuai dengan acuan, adalah suatu lembagainstitusiorgan yang
sebagai unsur Sistem Kesehatan Nasional menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat. Penjelasan pasal 56 ayat 1 UU 199223. Untuk itu
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Undang-Undang no 23 Tahun 1992 menyatakan
bahwa Rumah sakit merupakan “sarana kesehatan” yaitu tempat yang digunakan
22 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, pasal 1.2 UU 199223. Rumah sakit merupakan salah satu unsur dari suatu sistem pelayanan
kesehatan sehingga memerlukan kerja sama yang terkoordinasi dan integrasi dari tenaga kesehatan yang ada berdasarkan akhlak mores dan kesopanan ethos
yang tinggi. Oleh karena itu, perilaku dokter dan tenaga kesehatan lainnya perlu tetap dijaga dalam mempertahankan etik pada umumnya, baik etik rumah sakit
maupun etik profesi pada khususnya. Dalam pada itu perlu dijaga agar para tenaga kesehatan di rumah sakit mendapat perlindungan hukum dalam menghadapi
tututan penderita atau keluarganya bahkan masyarakat yang kadang-kadang bersifat kurang wajar dan melampaui batas kemampuan pelayanan kesehatan itu
sendiri. Soeparto,2006:35. Dasar hukum dari rumah sakit ini pertama-tama kita temukan dalam pasal
49 UU 199223 tentang kesehatan yang mengatur tentang sumberdaya kesehatan, salah satu diantaranya adalah sarana kesehatan pasal 49 b. Pasal 56 ayat 1
menyatakan bahwa salah satu sarana Kesehatan menurut pasal 49 b tersebut adalah Rumah Sakit RS. Yang dapat terdiri dari RS umum dan RS khusus.
Kewajiban Umum Rumah Sakit: 1.
Rumah sakit harus menaati KODERSI 2.
Rumah sakit mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua kejadian di Rumah Sakit.
3. Rumah sakit mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu dan tidak
mendahulukan urusan biaya.
23 4.
Rumah Sakit memelihara semua catatanarsip baik medis maupun non medis secara baik, dalam arti melindungi kerahasiaan catatan dan rekaman
medis. 5.
Rumah sakit mengikuti perkembangan dunia perumah sakitan.
Selain kewajiban umum, ada beberapa kewajiban Rumah Sakit yang lain: 1.
Rumah sakit wajib mematuhi peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga legislatif.
2. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa
membedakan suku, ras, agama, seks dan status sosial pasien. 3.
Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan duty of care.
4. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan
kelas perawatan Quality of care. 5.
Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu.
6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan umum yang
dibutuhkan. 7.
Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan medis medical Equipment sesuai dengan standar yang berlaku.
24 Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat:
1. Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dankritik
masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau keluar rumah sakit.
2. Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan pelayanan pada harapan dan
kebutuhan masyarakat setempat. Soeparto, 2006:35
Hak Rumah sakit: 1.
Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakitnya sesuai dengan kondisikeadaan yang ada di rumah sakit tersebut
Kep.Men.kes RI No.772MENKESSKVI2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit {hospital by law}.
2. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala
peraturan rumah sakit. 3.
Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya.
4. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah
sakit melalui panitia kredensial. 5.
Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihakyang telah melakukan wanprestasi termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain.
6. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum.
25
1.7 Defenisi Konsep
1. Pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh
pemerintah dan tujuannya untuk melayani kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek
keuntungan. 2.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. 3.
Mutu Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Baik tidaknya mutu tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
26
1.8 Sitematika Penulisan