Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Belawan

(1)

PERANAN RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT KOMANG

MAKES DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

DI BELAWAN

O

L E H

Nama

:Rapmaria Sianturi

NIM

:080903073

Departemen

:Administrasi Negara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA

MEDAN 2011


(2)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Rapmaria Sianturi

Nim : 080903073

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Belawan.

Medan,

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

NIP. 195908161986111001 NIP.196401081991021001 Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si

Dekan,

FISIP USU MEDAN

NIP.196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M,si


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa untuk kasih dan anugerahNya yang selalu memelihara tiap-tiap hari penulis dalam menjalani studi ini, khususnya pada saat pengerjaan skripsi ini dari proses memandang masalah hingga akhirnya penyelesaian penulisan skripsi ini. ADAPUN JUDUL DARI SKRIPSI INI ADALAH “PERANAN RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT KOMANG MAKES DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI BELAWAN ”.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si, selaku Ketua Depatemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M. Sp, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar sampai selesainya skripsi ini.


(4)

iii 5. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah banyak memberi motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu Administrasi Negara.

6. Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

7. Bapak LETTU Janri Manullang selaku Kasubbag Farmasi, yang telah banyak membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang penulis butuhkan, dr. HAPOSAN selaku KARUMKIT, Ibu Maryati sebagai perawat, beserta seluruh staf dan pegawainya Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di rumah sakit tersebut.

8. Secara special buat “Mama dan Bapak” tersayang… Bapak A. Sianturi dan Ibu B. Siburian yang telah menjaga dan memotifasi ku dengan penuh kesabaran dan kasih. Sangat beruntung aku berada di dalam kasih mama dan bapak. Tidak ada kata yang bisa terucap, tidak cukup emas dan berlian menunjukkan kebanggan ku kepada kalian. Hanya bisa menunjukkan kesungguhanku dalam study ini.. Mohon doa restu dan nasehat kalian buat setiap langkah yang akan kutempuh..Makasih ya mama dan bapak ku... you are always in my heart. 

9. Buat saudara-saudara ku, ka’ Yefta, Ka’ Intan, Ka Devy, Bg Ganda, makasih buat semua yang pernah kita lalui bersama di DOLOK TOLONG tercinta,,aku merindukan masa kecil kita bersama opung, uda dan namboru, itu menjadi motifasi tersendiri buatku untuk menjadi sukses seperti kalian.. buat


(5)

iv adek ku Yohannes dan Charles, rajin belajar ya agar bisa membahagiakan orangtua kita. Aku sayang kalian semua..

10.Buat Almarhum Oppung ku tersayang dan Almarhum Uda ku terimakasih telah membesarkanku..Opung dan uda menjadi “motifator tak terlihat” buatku..semoga kalian tenang disisiNya..Aku sangat merindukan kalian..Aku sedih kalian pergi tanpa menyaksikanku sukses. Aku benar-benar tidak bisa membalas semua yang kalian berikan. Masa kecilku indah bersama kalian… 11.Terkhusus buat Kekasih Hatiku “EDWARD SINAGA”, makasih sudah

menemaniku selama penelitianku berlangsung dan membantuku menyelesaikan skripsi ini, abang selalu memberiku semangat dan menghadapiku dengan penuh kesabaran..Kehadiranmu membuat hari-hariku lebih bermakna..Makasih buat semua yang pernah kita lalui..Don’t stop loving me..

12.Buat teman-teman magang di Kelurahan Kisaran Naga (Desy, Lidia, Grace, Jesi, Lolo, Sabet, Vina, Lita, Cecyl, Teguh, Dermawan, Leo, dan Tomo). Makasih yah frenz... atas kenagan2 yang kita jalin bersama selama lebih dari 1 bulan. Kangen lah diskusi bareng lagi di KPS, tidur bareng di rumah tomo, naik kereta api bareng.. makan mie bacok...  , belanja ke tanjung balai, kusuk2an, marah-marahan, games, nginap lagi di kos putri, begadang, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan. Terkhusus Buat Desy n Lidya, makasih uda menjadi teman terbaikku slama ini dan selalu mendengar keluh kesah ku,, semoga lidya tetap langgeng dengan si doi n semoga Desy cepat dapat pacar,,hahahaha….Intinya Semoga kita sukses.. Amin..


(6)

v 13.Seluruh teman-teman AN’08 yang namanya tak bisa disebut satu persatu.

Banyak cerita 08 yang udah dilalui mulai dari kita inisiasi di Sibolangit, melewati tiap2 semester, terima kasih buat kebersamaan yang pernah ada, buat kerja samanya, kalian akan selalu ada di hatiku..semoga kita semua jadi orang-orang sukses nantinya...^_^ (AN Satuuu, AN JAYA yang lain... NOTHING !! hahaha... motto waktu di inisiasi). AN’08 selalu Solid. 

14.Buat MARIATI dan ASRI, makasih atas kebersamaan kita terkhususnya di selama di Mandolin..n Seluruh teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu,, makasih yah atas dukungan dan doanya.. 

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna untuk menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2012 Penulis

NIM. 080903073


(7)

vi

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 ... Latar Belakang ... 1

1.2 ... Perumus an Masalah ... 4

1.3 ... Tujuan Penelitian ... 4

1.4 ... Manfaat Penelitian ... 5

1.5 ... Kerangk a Teori ... 5

1.5.1 Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 6

1.5.1.1 Pelayanan Publik ... 6

1.5.1.2 Pelayanan Kesehatan ... 12

1.5.1.3 Masyarakat ... 16

1.5.2 Konsep Rumah Sakit ... 19

1.6 Defenisi Konsep ... 25

1.7 Sistematika Penulisan……… ... 26

BAB 2 METODE PENELITIAN... 27

2.1 Bentuk Penelitian……… ... 27

2.2 Informan Penelitian ... 28


(8)

vii

2.4 Metode analisa data ... 30

2.5 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ... 30

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 31

III.1 Sejarah Rumah Sakit ... 31

III.2 Visi, Misi dan Motto ... 32

III.3 Keuangan/Tarif ... 34

III.4 Pelayanan ... 37

III.5 Sekilas Tentang Pemanfaatan Fasilitas Rumah Sakit ... 39

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 41

IV.1 Karakteristik Informan Utama ... 42

IV.1.1 Data Tentang Jenis Kelamin Informan ... 42

IV.1.2 Data Tentang Usia Informan ... 42

IV.1.3 Data Tentang Jenis Pekerjaan Informan ... 43

IV.2 Informasii Responden ... 44

BAB V ANALISIS DATA ... 70

V.I Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di belawan ... 70

V.1.1 Realisasi Pelayanan RUMKITAL dalam Melaksanakan PelayananKesehatan... 71


(9)

viii V.1.2 Faktor yang Mempengaruhi RUMKITAL dalam

Memberikan Pelayanan Kesehatan ... 73

V.1.2.1 Tangibility ... 75

V.1.2.2 Reliability ... 76

V.1.2.3 Responsivenes ... 77

V.1.2.4 Assurance ... 78

V.1.2.5 Emphaty ... 79

BAB VI PENUTUP ... 80

V.1 Kesimpulan ... 80

V.II Saran……… ... 81


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin………..42 Tabel 2: Distribusi Informan Berdasarkan Usia………..….43 Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………..43 Tabel 4: Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Masyarakat

Bahwa Rumkital Melayani Masyarakat Umum………..44 Tabel 5: Distribusi Jawaban Responden Apakah Pernah Mendengar Pihak

Rumkital Melakukan Sosialisasi Di Lingkungan Mereka……..…….45 Tabel 6: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Keikut Sertaan Dalam

Sosialisasi Yang Dilakukan Pihak RUMKITAL………..46 Tabel 7: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Prosedur Administrasi

Untuk Dapat Berobat Ke RUMKITAL……….47 Tabel 8: Distribusi Jawaban Informan Apakah Ada Hal Yang Menggangu

Kelancaran Berobat Di RUMKITAL……….…....48 Tabel 9: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Biaya Pengobatan….…...49 Tabel 10: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kualitas Pelayanan Yang

Diterima………....50 Tabel 11: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Ketersediaan Obat-Obatan Di Apotik RUMKITAL……….51


(11)

xi ABSTRAK

PERANAN RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT KOMANG MAKES DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI BELAWAN Nama : Rapmaria Sianturi

Nim : 080903073

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Dengan demikian Rumah sakit merupakan ujung tombak dalam pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam penelitian ini terdapat masalah dalam hal kinerja/prestasi kerja, dimana masih banyak keluhan-keluhan masyarakat yang menyatakan tidak maksimalnya peranan rumah sakit dalam pemberian pelayanan bagi masyarakat.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan . Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat, apa kendala yang dihadapi rumah sakit dan apa saja harapan-harapan masyarakat kedepannya.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif bermaksud membuat penyandaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat polpulasi tertentu. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 orang informan, dan wawancara kepada 3 orang informan kunci. Setelah data dari lapangan terkumpul kemudian diolah berdasarkan model pengolahan yang sesuai dengan karakteristik data.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan masih kurang berperan dalam kesehatan masyarakat di Belawan karena kurangnya tenaga ahli medis . Hal ini dapat diketahui dari data-data yang dikumpul oleh penulis dilapangan.

Adapun saran dalam penelitian ini adalah Perlunya penambahan tenaga ahli medis seperti dokter spesialis dan perawat sehingga mampu melayani seluruh


(12)

xii komponen masyarakat, bukan hanya prajurit saja. Pihak RUMKITAL perlu mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut sebaiknya dilakukan per lingkungan agar memungkinkan seluruh penduduk dapat terjangkau sehingga masyarakat dapat menyampaikan keinginannya secara leluasa dan terbuka, bukan sosialisasi massal seperti yang dilakukan selama ini


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai bagi kehidupan manusia. Setiap manusia ingin selalu dapat hidup sehat agar dapat menjalankan aktifitasnya masing-masing. Berbagai macam upaya dilakukan untuk dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit..

Di Indonesia, Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2011.

Dalam mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Rumah Sakit Pemerintah (salah satunya RUMKITAL LANTAMAL) merupakan tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat secara umum dan anggota TNI secara khusus, sesuai dengan fungsi rumah sakit sebagai pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan yang sekaligus merupakan pos operasi terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.


(14)

2 Rumah sakit merupakan ujung tombak dalam pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok, merupakan tempat terjadinya proses pelayanan kesehatan bagi masyarakat mulai dari diagnosa, perawatan sampai rehabilitasi, sehingga rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan penderita sampai tingkat optimal.

Fungsi rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 199b/Menkes/Per/11/1988 tentang rumah sakit Bab II Pasal 9 menyatakan bahwa Rumah Sakit memiliki berbagai fungsi diantaranya menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik bagi masyarakat.

Seperti halnya rumah sakit secara umum, rumah sakit TNI juga berorientasi kepada pelanggannya. Pelanggan disini dapat diartikan sebagai pengguna yakni para prajurit dan keluarganya, pasien swasta/umum maupun keluarganya. Salah satu aspek pencapaian kesejahteraan prajurit adalah pelayanan terhadap kesehatan prajurit dan keluarganya. Pelayanan kesehatan kepada prajurit dan keluarganya menjadi salah satu tugas pokok pimpinan yang tidak bisa dianggap sebagai tugas tidak penting, karena hal ini sangat mempengaruhi mental dan motivasi prajurit di medan penugasan. Pelayanan kesehatan yang nyata dan sangat dibutuhkan, adalah keberadaan rumah sakit-rumah sakit TNI yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Seperti halnya rumah sakit pada umumnya.


(15)

3 Rumah sakit TNI angkatan Laut Komang Makes Belawan merupakan salah satu rumah sakit yang terdapat di kota Medan yang melaksanakan berbagai upaya dan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan prajurit secara khusus dan masyarakat kota Medan secara umum sebagai wujud pelayan publik. Dalam hal ini, RUMKITAL melaksanakan bakti sosial dan sosialisasi terhadap masyarakat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.

Kondisi yang selama ini sering terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan adalah masih banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat menyangkut berbagai bentuk pelayanan kesehatan yang mereka terima, masalah tersebut antara lain:

• Berupa layanan yang kurang ramah dan sopan

• Fasilitas yang buruk,

• Akses pelayanan yang sulit

• Sistem pelayanan yang rumit dan birokratis dan juga dalam hal pembiayaan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan ketidak mengertian masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Realitas yang terjadi selama ini terutama ditingkat masyarakat kelas menengah ke bawah yang merupakan pelanggan terbanyak dalam sistem pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah buruknya sistem pelayanan kesehatan yang ada baik fisik maupun non fisik. Image yang buruk tersebut tentunya berbahaya terhadap kemungkinan timbulnya apatisme masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan intinya akan melahirkan


(16)

4 kekecewaan terhadap pemerintah sebagai penanggung jawab utama kebutuhan masyarakatnya.

Dengan demikian, penulis tertarik untuk membahas topik dengan judul penelitian “Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Terhadap Pelayanan Kesehatan masyarakat”

1.2 Perumusah Masalah

Menurut Sanapiah Faisal (1992:28), dalam rancangan usulan penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Rumusannya perlu jelas dan tegas, sehingga keseluruhan proses penelitian benar-benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Dalam Pelayanan Kesehatan masyarakat?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Peranan RUMKITAL dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum dan anggota TNI AL secara khusus.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi Rumah Sakit Komang Makes dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.


(17)

5 3. Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai wujud pelayanan terhadap publik.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan pelayanan.

2. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan sebagai penerapan teori yang didapat selama masa perkuliahan.

3. Sebagai bahan referensi penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.

1.5 Kerangka teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian menyoroti masalah yang dipilih. Sugiono menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. (Sugiono, 2005:55)

Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk melakukan penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Teori diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstruksi,


(18)

6 defenisi dan proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. (Singarimbun 1989;37).

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah sebagai berikut:

1.5.1Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1.5.1.1 Pelayanan Publik

Menurut pendapat syahrir (1991:154), pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh pemerintah dan tujuannya untuk melayani kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan.

Pelayanan umum menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) nomor 26 tahun 2004 tentang pedoman Tata Laksana pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat maupun di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-undang No 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah kagiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Sedangkan yang dimaksud dengan hakekat pelayanan publik adalah:

1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah dibidang pelayanan umum.


(19)

7 2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan,

sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

4. Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dna terjangkau.

Penyelenggaraan pelayanan publik adalah setiap institusi Penyelenggaraan Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan bada hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayan publik.

Yang terkandung dalam unsur pelayanan publik yaitu:

1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta.

2. Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik berdasarkan kebutuhannya.

3. Adalah aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaannya. 4. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa.

Dilihat dari sisi efisiensi dan efektifitas, responsifitas, kesamaan perlakuan (tidak diskriminatif) masih jauh dari yang diharapkan dan masih memiliki berbagai kelemahan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, memang sangat disadari bahwa pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan, antara lain:


(20)

8 1. Kurang responsif, kondisi terjadi hampir sama tingakatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) samapai dengan tingkatn penanggung jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat bahkan diabaikan sama sekali.

2. Kurang informatif, berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat. 3. Kurang accessible, berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari

jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.

4. Kurang koordinasi, berbagai unit pelaksanaan yang terkait satu dengan yang lainnya sangat kurang koordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih maupun bertentangan dengan kebijakan antara satu instansi dengan instansi pelayanan terkait.

5. Birokratis, pelayanan (khususnya pelayanan Kesehatan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.


(21)

9 7. Inefisien, berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam

pelayanan kesehatan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan dan bisa sesuai dengan keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. (Tjandra, 2005:3). Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dna keinginan masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 62 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik setidaknya mengandung sendi-sendi:

a. Kesederhanaan, dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan yang mencakup

- Rincian biaya atau tarif pelayanan kesehatan

- Prosedur/tata cara umum, baik teknis maupun administratif.

c. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang sewajarnya.

d. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi.

e. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yakni memberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.


(22)

10 f. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.

Ada beberapa dimensi yang sangat penting diperhatikan dalam mengukur pelayanan yang berkualitas (Zeithami, 2000:45) yaitu:

1. Tangibility

Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pemeberi layanan dengan orang lain.

2. Reability

Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan. Hal ini penting karena mempengaruhi perencanaan usaha dan kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.


(23)

11 3. Responsiveness

Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Assurance

Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.

5. Emphaty

Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dalam proses pelayanan dapat dimengerti.

Masalah kesehatan merupakan contoh paling mudah buruknya manajemen pelayanan publik di Indonesia. Kesehatan adalah faktor paling utama dalam kehidupan manusia. Namun demikian pelayanan publik yang dikembangkan oleh instansi kesehatan (rumah sakit) justru sering mempraktikkan ciri utama birokrsi yang konyol. Kekonyolan birokrasi berikut aparatnya sering berpegang pada ajaran, “Kalau urusan bisa diperumit mengapa dipermudah?”. Itulah cerminan berbagai unit pelayanan, termasuk juga sebagian menjangkiti pelayanan kesehatan. Akibatnya apatisme masyarakat bersentuhan dengan pelayanan birokrasi semakin tinggi. Buruknya pelayanan pemerintah selama ini sudah amat mengkhawatirkan. (Rohman, 2008:73).

Masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan


(24)

12 diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. (Pohan,2007:13)

1.5.1.2 Pelayanan Kesehatan

Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hannya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hannya mencapai tiga aspek, yakni: fisik, mental dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No.23/1992, kesehatan it mencakup empat aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.(Notoadmojo, 2007:3)

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hannya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum memasukiusia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok,


(25)

13 atau masyarakat. Itulah sebabnya maka kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh. Wujud atau indikator dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu anatara lain sebagai berikut.

a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.

b. Kesehatan mental(jiwa) mencakup tiga komponen, yakni:pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis (masuk akal) atau berfikir secara runtut. Emosional yang sehat tercermin dari kemapuan seseorang untuk mengekspresikanemosinya, misalnya takut, gembira, kawatir, sedih dan sebagainya. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang Maha Kuasa). Secara mudah dan spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang seseuai dengan norma-norma masyarakat.

c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik san sebagainya, saling menghargai dan toleransi.

d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktifitas seseorang (dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Bagi anak, remaja dan usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi mereka, produktif disini


(26)

14 diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah ataupun kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi para usila.

Berdasarkan undang-undang kesehatan tersebut, untuk mewjududkan kesehatan maka pemerintah melakukan berbagai upaya.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dialakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini, baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompk, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM).

Dilihat dari sifat, upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yakni: kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacad). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek juga, yakni:preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatn promotif mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal.

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health services). Jadi, pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan


(27)

15 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga yakni:

a. Sarana pelayanan kesehatan primer (primary care):

Adalah sarana atau pelayanan kesehatan bgi kasus-kasus atau penyakit-penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah yang paling dekat bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan yang paling pertama menyetuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya: Puskesmas, Poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.

b. Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua (secondary care):

Adalah sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari kesehatan pelayanan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer, karena peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya, Puskesmas dengan rawat inap (Pus-Kesma RI), Rumah sakit kabupaten, Rumah sakit tipe D dan C, Rumah Bersalin.

c. Sarana Pelayanan kesehatan tingkat tiga (tertiary care)

Adalah sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus –kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer seperti disebutkan diatas. Misalnya, Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit tipe B atau A.

Sarana pelayanan kesehatan primer seperti telah diuraikan diatas, di samping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan prmotif. Oleh sebab itu, Puskesmas khususnya melakukan pelayanan kesehatan yang lengkap atau komperehensif (preventif, promotif,


(28)

16 kuratif dan rehabilitatif). Dilihat dari empat dimensi kesehatan seperti diuraikan diatas, yakni, fisik, mental, sosial, dan ekonomi, maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Dalam realita sosial memang keempat aspek tersebut sulit dipisahkan. Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan yang baik harus bersifat holistik, artinya mencakup sekurang-kurangnya pelayanan kesehatan fisik dan mental.

Pemberian layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara yang paling efektif meneyelenggarakan layanan kesehatan. Masyarakat tidak akan mampu menilai dimensi kompetensi teknis dan tidak mengetahui layanan kesehatan apa yang dibutuhkannya. Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut, perlu dibangun suatu hubungan yang saling percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan masyarakat. (Pohan,2007:13)

1.5.1.3 Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas

Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,


(29)

17 tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Menurut Ralph Linton, Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

(http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia)

Pemerintah sangat berperan dalam menjalankan UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat. salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah pemberdayaan di bidang kesehatan. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Peran pemerintah kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat:

• Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.


(30)

18

• Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut.

• Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.

Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM). (zaidin ali, 2010:132)


(31)

19 1.5.2 Konsep Rumah Sakit

Menurut UU RI No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terjadi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorang secara paripurna yang menyediakan ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang gawat darurat.

Disamping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, Rumah Sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. Boekitwetan (1997) dalam Muluk (2001, 34). Organisasi Rumah Sakit memiliki beberapa sifat dan secara umum tidak dimiliki organisasi umumnya. Beberapa karakteristik dari Rumah Sakit antara Lain:

1. Sebagian besar tenaga kerja Rumah Sakit adalah tenaga professional

2. Wewenang kepala Rumah Sakit berbeda dengan wewenan ng pimpinan perusahaan.

3. Tugas-tugas kelompok professional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok managerial.

4. Beban kerjanya tidak bisa diatur

5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam. 6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgen.


(32)

20 7. Pelayanan Rumah Sakit bersifat indifidualistik, setiap pasien harus

dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosio cultural dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh.

8. Tugas memberikan pelayanannya bersifat pribadi, pelayanan ini harus cepat tepat, kesalahan tidak bisa ditolerir.

9. Pelayanan berjalan terus menerus 24 jam dalam sehari. (Djojodibroto, 1997:29)

Untuk menunjang keberhasilan pelayanan perawatan pasien, maka Rumah Sakit menyediakan berbagai jenis fasilitas, baik fasilitas yang berhubungan langsung dengan pasien, juga fasilitas yang akan digunakan keluarga pasien dna pengunjung Rumah Sakit lainnya. Secara umum Rumah Sakit akan dilengkapi dengan ruang Unit Gawat Darurat, ruang periksa umum, ruang inap, ruang ICU, ruang administrasi/keuangan, ruang dapur, ruang Dokter, ruang tamu, ruang tunggu, kamar mandi, ruang bersalin, ruang keamana/satpam, gudang, apotik. (Aditama, 2003;78)

Menurut Depkes (2002) Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya penembuhan dan pemulihan dan dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Pelayanan jasa Rumah Sakit dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

1. Pelayanan medis, adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan ilmu kedokteran mutakhir, kemampuan serta fasilitas Rumah Sakit. Dapat dilaksanakan di unit rawat jalan, unit gawat darurat, unit rawat inap, kamar bedah, kamar bersalin sehingga diperlukan kebijakan,


(33)

21 prosedur kerja dan uraian tugas yang jelas di unit tersebut. Pelayanan medis di sebuah Rumah sakit tergantung dari jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, jenis peralatan medis dan ahli yang tersedia.

2. Pelayanan penunjang medis adalah merupakan tugas pokok dari kegiatan rumah sakit yang lebih bersifat structural sehingga pengontrolan oleh pihak manajemen rumah sakit lebih mudah karena ada prosedur khusus. Pelayanan penunjang medis terdiri dari pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan anastesi, pelayanan gizi, pelayanan farmasi, dan pelayanan rehabilitasi medis. Jenis pelayanan yang bisa diberikan kepada pasien darin setiap rumah sakit tergantung dari tipe rumah sakit, jenis perawatan yang tersedia, dan jenis tenaga yang ada.

3. Pelayanan administrasi, adalah merupakan kegiatan penunjang yang memberikan dukungan untuk melaksanakan jasa propesional, terdiri dari administrasi umum yang mengelola informasi yang tepat, teliti dalam bidang ketata usahaan, keuagan, kepegawaian, sesuai dengan pelayanan yang ada.( Soedjadi,1999:58)

Rumah sakit sesuai dengan acuan, adalah suatu lembaga/institusi/organ yang sebagai unsur Sistem Kesehatan Nasional menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat. (Penjelasan pasal 56 ayat (1) UU 1992/23). Untuk itu setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Undang-Undang no 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa Rumah sakit merupakan “sarana kesehatan” yaitu tempat yang digunakan


(34)

22 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, pasal 1.2 UU 1992/23.

Rumah sakit merupakan salah satu unsur dari suatu sistem pelayanan kesehatan sehingga memerlukan kerja sama yang terkoordinasi dan integrasi dari tenaga kesehatan yang ada berdasarkan akhlak (mores) dan kesopanan (ethos) yang tinggi. Oleh karena itu, perilaku dokter dan tenaga kesehatan lainnya perlu tetap dijaga dalam mempertahankan etik pada umumnya, baik etik rumah sakit maupun etik profesi pada khususnya. Dalam pada itu perlu dijaga agar para tenaga kesehatan di rumah sakit mendapat perlindungan hukum dalam menghadapi tututan penderita atau keluarganya bahkan masyarakat yang kadang-kadang bersifat kurang wajar dan melampaui batas kemampuan pelayanan kesehatan itu sendiri. (Soeparto,2006:35).

Dasar hukum dari rumah sakit ini pertama-tama kita temukan dalam pasal 49 UU 1992/23 tentang kesehatan yang mengatur tentang sumberdaya kesehatan, salah satu diantaranya adalah sarana kesehatan (pasal 49 b). Pasal 56 ayat 1 menyatakan bahwa salah satu sarana Kesehatan menurut pasal 49 b tersebut adalah Rumah Sakit (RS). Yang dapat terdiri dari RS umum dan RS khusus. Kewajiban Umum Rumah Sakit:

1. Rumah sakit harus menaati KODERSI

2. Rumah sakit mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua kejadian di Rumah Sakit.

3. Rumah sakit mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu dan tidak mendahulukan urusan biaya.


(35)

23 4. Rumah Sakit memelihara semua catatan/arsip baik medis maupun non

medis secara baik, dalam arti melindungi kerahasiaan catatan dan rekaman medis.

5. Rumah sakit mengikuti perkembangan dunia perumah sakitan.

Selain kewajiban umum, ada beberapa kewajiban Rumah Sakit yang lain:

1. Rumah sakit wajib mematuhi peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga legislatif.

2. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan suku, ras, agama, seks dan status sosial pasien.

3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan (duty of care).

4. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan (Quality of care).

5. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu.

6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan umum yang dibutuhkan.

7. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan medis (medical Equipment) sesuai dengan standar yang berlaku.


(36)

24 Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat:

1. Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dankritik masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau keluar rumah sakit.

2. Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan pelayanan pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat. (Soeparto, 2006:35)

Hak Rumah sakit:

1. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakitnya sesuai dengan kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit tersebut (Kep.Men.kes RI No.772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit {hospital by law}).

2. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala peraturan rumah sakit.

3. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya.

4. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui panitia kredensial.

5. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihakyang telah melakukan wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).


(37)

25 1.7 Defenisi Konsep

1. Pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh pemerintah dan tujuannya untuk melayani kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan.

2. Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

3. Mutu Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Baik tidaknya mutu tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.


(38)

26 1.8 Sitematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II: Metode penelitian

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III: Deskripsi lokasi penelitian

Bab ini berisikan data/karakteristik objek penelitian yang relevan dengan topik.

BAB IV: Penyajian data

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

BAB V: Analisa data

Bab ini berisikan analisa data yang diperoleh dari penelitian dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang akan diteliti.


(39)

27

BAB 2

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditekankan memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki serta dilakukan juga pemberian interpretasi-interpretasi yang kuat.

Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah:

• Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

• Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan interpretasi rasional.

Penelitian kualitatif menurut Husein Umar (2008:4) yaitu penelitian yang bersifat luwes, baik strategi maupun bentuknya sehingga ciri-cirinya tidak bersifat defenitif. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian baik seorang, lembaga, amupun masyarakat lainnya pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.


(40)

28 2.2 Informan penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu pada penelitan kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Informan penelitian ini meliputi dua macam yaitu:

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Kasubbag Farmasi RUMKITAL.

2. Informan tambahan, yaitu mereka yang memberikan informasi langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. (Suyanto, 2005:171). Yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah Dokter tetap RUMKITAL dan Masyarakat .

2.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data penulis memperolehnya melalui data primer dan data sekunder dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengumpulan data primer

yaitu perolehan data melalui kegiatan penulis langsung untuk mendaptakan data yang lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan dengan cara:


(41)

29 a. wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan sebuah

percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaanya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab (Danim, 2002:130). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan key informan yaitu kabag rumkital komang makes.

b. Kuisioner, yaitu suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan, serta informasi yang dibutuhkan dapat dibutuhkan serentak (Narbuko dan achmadi, 2004:76-77).

2. Pengumpulan data sekunder

yaitu data yang diperoleh baik belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka atu uraian. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antaralain literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis lainnya dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan makalah yang diteliti. Data sekunder yang di peroleh melalui Studi Kepustakaan (library Research) yaitu data yang mendukung penelitian, yang mendukung, melengkapi data primer dan pengumpulan data di lakukan dengan cara menpelajari sejumlah buku, tulisan dan karangan ilmiah yng berkaitan dengan penelitian ini.


(42)

30 2.4. Metode Analisa Data

Berdasarkan data kualitatif ini maka metode penganalisasiannya adalah analisa deskriptif, interpretasi penelitian atas hasil wawancara.yaitu data yg telah dikumpulkan diklasifikasikan sehingga di peroleh gambaran yng jelas tentang objek yang diteliti. Kemudian penarikan kesimpulan yng berhubungan dengan pemecahan masalah yang dihadapi.

2.5. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan dan masyarakat di Sekitar Rumah Sakit Komang Makes. Penilitian ini dilakukan kurang lebih 3 Bulan dalam rangka memenuhi tugas akhir perkuliahan.


(43)

31

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Sejarah Rumah Sakit

Di era tahun 1950 di daerah Belawan terdapat satuan TNI AL yang disebut Komando Daerah Maritim (KMD). Seiring dengan terbentuknya KMD di Belawan tersebut, maka dalam mendukung operational tersebut didirikan poliklinik berupa Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang diresmikan pada Tahun 1952 oleh Letkol dr. Oepomo. Poliklinik tersebut pertaman kali oleh Mayor dr. Komang Makes dan dibantu oleh dr. Chasmir dan sersan Wat sa’an. Lokasi dari TPS belawan pada awalnya berada di komplek Penampungan Uni Kampung Belawan kemudian pindah ke jalan Rokan Belawan (sekarang jadi mess perawat) dan selanjutnya pindah ke Jalan Bengkalis No 1 Belawan sampai sekarang.

Sejalan dengan berkembangnya Pangkalan TNI AL Belawan maka poliklinik Belawan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit TNI AL tingkat IV dengan nama Rumah Sakit TNI AL Belawan (Rumkital Belawan). Pada tanggal 12 Agustus 1996 melalui SKEP KASAL No Skep 7107/VIII/1996 tanggal 12 Agustus 1996 tentang penyempurnaan klasifikasi, standardisasi dan dislokasi fasilitas kesehatan di lingkungan TNI AL Rumkital Belawan tingkat IV ditingkatkan statusnya menjadi Rumkital Belawan tingkat III.

Kemudian pada Tahun 2002 diadakan renovasi dan penambahan bangunan serta pembangunan kantor Dinas Kesehatan Lantamal I Belawan di lantai 2 yang semula berada di lingkungan kantor Satuan Patroli Armabar. Pada tanggal 15 Maret 2002 maka renovasi dna penambahan bangunan tersebut diresmikan oleh


(44)

32 panglima armada Barat yaitu Laksamana Muda TNI Sumarjono di Belawan. Pada tanggal 21 september 2005 melalui Skep Kasal No. Skep 4832/IX/2005 tentang pemberian nama fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, maka nama Rumkital Belawan secara sah diganti namanya menjadi Rumkital Dr.Komang Makes.

Pada tanggal 18 Januari 2006 pelaksanaan peresmian nama Rumkital dr. Komang Makes ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung nama rumkital dr. Komang Makes oleh komandan Pangkalan Utama TNI AL I yaitu Brigadir Jenderal TNI Halim A Hermanto, SH. Sekarang setelah dilaksanakan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung maka Rumkital dr. Komang Makes yang mempunyai tingkat IIIB berkembang dalam hal peningkatan mutu pelayanan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas pelayanan di bidang kesehatan bagi anggota TNI AL di wilayah LANTAMAL I dan keluarganya maupun masyarakat umum. Rumkital dr. Komang Makes mampu memberikan fasilitas pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, spesialis, penunjang medis dan sarana prasarana pendukung lainnya. Saat ini Rumkital dr. Komang Makes berupaya untuk mendapatkan penetapan kelas rumah sakit dari pemerintah Indonesia.

III.2 Visi, Msi Dan Motto. Visi

Menjadi Rumah Sakit Angkatan Laut yang berkualitas dan mampu melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang professional.


(45)

33 Misi

1. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksanya dukungan kesehatan bagi satuan operasi serta pelayanan kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarganya di wilayah Lantamal I serta masyarakat umum yang memerlukan.

2. Melaksanakan fungsi sebagai pusat rujukan kesehatan TNI Angkatan Laut di Lantamal I.

3. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program secara berhasil guna dan berdaya guna.

Motto

Kami Ada di sini dan siap melayani. Nilai-Nilai

1. Senyum 2. Salam 3. Sapa 4. Sentuh 5. Sembuh Tujuan

Melakasanakan dukungan kesehatan kepada satuan operasional serta pelayanan kesehatan bagi anggota TNI AL beserta keluarga di wilayah Lantamal 1.


(46)

34 III.3 Keuangan/Tarif

Tarif Rumah Sakit TNI AL Dr. Komang Makes diatur dalam surat edaran Karumkital Dr. Komang Makes Nomor : SE/03/XII/2009 tentang ketentuan dan penetapan tariff pelayanan kesehatan Rumkital Dr. Komang Makes Tahun 2010.

1. Untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumkital Dr. Komang Makes Lantamal 1, maka diperlukan adanya penyesuaian tarif terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.

2. Tujuan penyusunan tarif ini adalah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan biaya operasional pelayanan kesehatan sehingga pelayanan tersebut dapat diselenggarakan dengan lancar dan berkualitas.

3. Tarif baru pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum ini sesuai lampiran surat edaran ini dan mulai berlaku terhitung mulai tanggal 01 januari 2010 sampai dengan adanya perubahan.

4. Demikian ketentuan dan penetapan tariff pelayanan Kesehatan Rumkital Dr. Komang Makes ini untuk dilaksanakan di Rumkital Dr. Komang Makes.


(47)

35 Tarif Pelayanan Poliklinik

NO URAIAN KODE TARIF

PEMERIKSAAN (RP)

1 Poliklinik umum JP01 15.000

2 Poliklinik

Gigi-Mulut

JP01 20.000

3 Poliklinik

spesialis

JP01 35.000

4 Poliklinik

KIA-KB oleh bidan

JP01 5.000

5 Poliklinik

fisioterapi


(48)

36 Tarif Ruang Rawat Inap

NO URAIAN KODE TARIF (Rp)

1 ICU RRI04 300.000/hari

2 VIP RRI04 125.000/hari

3 KELAS I RRI04 80.000/hari

4 KELAS II RRI04 65.000/hari

5 KELAS III RRI04 35.000/hari

6 ISOLASI RRI04 50.000/hari

7 Ruang Bersalin RRI04 45.000/hari

8 Ruang

Bayi/Neonatus

RRI04 35.000/hari

9 Ruang Anak RRI04 35.000/hari

10 Servis Rawat Inap RRI04 15% dari jumlah total biaya ruangan

11 Lain-Lain:

a. Biaya administrasi

RRI04 5% dari total


(49)

37 b. Materai RRI04

15.000 dan maksimal

500.000 Rp 6.000

III.4 Pelayanan

Kemampuan pelayanan yang ada di Rumah Sakit TNI AL Dr. Komang Makes

a. Pelayanan Rawat Jalan Sebagai Berikut 1. UGD

2. Poli Umum 3. Poli Spesialis

a) Penyakit dalam b) Penyakit anak

c) Kebidanan dan kandungan d) Bedah

e) Mata f) Neurologi 4. Poli Gigi dan Mulut

a) Umum b) VIP 5. KIA – KB 6. Fisioterapi


(50)

38 7. Radiologi

b. Pelayanan Rawat Inap Sebagai Berikut : Terdiri dari 18 kamar, 84 Tempat tidur:

1) Paviliun Anggrek:

a) Ruang wanita : 6 tempat tidur b) Ruang Anak : 6 Tempat tidur c) Ruangan Laki-laki : 14 Tempat tidur 2) Paviliun Bougenville;

a) VIP A : 1 Tempat tidur b) VIP B : 1 Tempat tidur c) Kelas I A : 1 Tempat tidur

d) Kelas I B : 1 Tempat tidur e) Kelas II A : 2 Tempat tidur f) Kelas II B :2 Tempat tidur g) Kelas III :6 Tempat Tidur 3) Paviliun Cempaka

a) Kebidanan : 8 Tempat tidur b) Ruangan Wanita : 6 Tempat tidur c) Ruangan Laki-laki (IIIA) : 8 Tempat tidur d) Ruangan Laki-laki (IIIB) : 6 Tempat tidur e) Ruangan Isolasi I : 6 Tempat tidur f) Ruang Isolasi II : 3 Tempat tidur 4) Ruang Kulit : 5 Tempat Tidur 5) Ruang ICU : 2 Tempat Tidur


(51)

39 c. Pelayanan Pendukung

1) Apotek : 2 Unit (Anggota dan Umum) 2) Ruang Operasi : 2 Ruang (2 Meja operasi) 3) Kamar Bersalin : 1 unit (1 Tempat tidur) d. Sarana dan Prasarana

1) Ambulance : 3 Buah 2) Kerta Merta : 1 Buah

3) Mobil Operasional : 2 Buah 4) Lapangan parkir

5) Mushollah

6) Gardu Telepon 24 jam 7) Lapangan Olah Raga

III.5 Sekilas Tentang Pemanfaatan Fasilitas Rumah Sakit

Rumah sakit Dr. Komang Makes sebagai salah satu fasilitas kesehatan memiliki andil besar dalam fungsinya sebagai tempat rujukan kasus-kasus yang tidak dapat ditangani baik ditingkat balai pengobatan maupun rumah sakit di lanal-lanal. Oleh karenanya, diperlukan keberadaan rumah skait dengan kelengkapan sumberdaya manusia, fasilitas dan sarana lainnya yang memadai.

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara lain dengan melihat fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan tempat tidurnya, yaitu dengan membandingkan jumlah tempat tidur RS per 100.000 penduduk. Secara umum, ratio ideal adalah sebesar 75 tampat tidur per 100.000 penduduk.


(52)

40 a) Bed Ocupation Rate (BOR)

Yaitu presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tingi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

b) Length Of Stay (LOS)

Yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indicator ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan memberikan gambaran mutu pelayanan rumah sakit.

c) Bed Turn Over (BTO)

Yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu waktu tertentu tempat tidur rumah sakit terpakai.

d) Turn Over Interval (TOI)

Yaitu interval pengunaan tempat tidur dari saat kosong samapai terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur.

e) Net Death Rate (NDR) dab Gross death Rate (GDR)

NDR yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat untuk setiap 1000 penderita keluar, sedangkan GDR adalah angka kematian umum untuk tiap 1000 penderita keluar.


(53)

41

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, kuisioner/angket sehingga dapat menjawab permasalahan utama yang ingin peneliti deskripsikan.

Dalam bab ini disajikan juga data-data mengenai Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut bagi kesehatan masyarakat di Belawan, akses berupa buku-buku dan jurnal mengenai Rumah Sakit dan sumber-sumber lain yang relevan seperti dari internet.

Sedangkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan kunci akan penulis sajikan dalam bentuk wawancara tertulis. Ada pun hasil wawancara tertulis ini merupakan salinan atau wawancara yang pernah penulis lakukan di lokasi penelitian mengenai Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut bagi kesehatan masyarakat di Belawan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan merupakan pertanyaan yang berasal dari panduan wawancara yang telah penulis susun sebelumnya, namun dalam pelaksanaan wawancara yang penulis lakukan, pertanyaan tersebut mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

Kemudian hasil penyebaran kuisioner akan penulis sajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi disertai keterangan-keterangan yang diberikan oleh informan utama.


(54)

42 IV.1 Karakteristik Informan Utama

Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data mengenai identitas informan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pekerjaan di lokasi penelitian.

IV.1.1 Data Tentang Jenis Kelamin Informan

Pada tabel ini menunjukkan bahwa informan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada jenis kelamin laki-laki. Jumlah perempuan sebanyak 13 orang (65%) dan laki-laki sebanyak 7 orang (35%).

Untuk lebih jelas untuk melihat sebaran informan berdasarkan jenis kelamin maka dilihat pada table berikut:

Tabel 1: Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 7 35%

2 Perempuan 13 65%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012 IV.1.2 Data Tentang Usia Informan

Usia informan dalam penelitian ini berkisaran antara 30 tahun hingga 70 tahun. Sebenarnya penulis tidak membuat batasan usia tetapi pada kenyataan penulis lebih banyak menjumpai informan dilapangan yang berkisaran usia seperti yang disebutkan diatas yang telah merasakan pelayanan Rumah Sakit Angkatan


(55)

43 Laut tersebut. Jika dilihat dalam table, persentase yang terbesar yaitu pada usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 50%.

Tabel 2: Distribusi Informan Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 30 – 40 Tahun 10 50%

2 40 – 50 Tahun 3 25%

3 50 – 60 Tahun 6 30%

4 60 Tahun Keatas 1 5%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

IV.1.3 Data Tentang Jenis Pekerjaan Informan

Kategori pekerjaan terdiri dari pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta dan lain-lain yang akan disajikan pada table berikut:

Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Pegawai Negeri 3 15%

2 Pegawai Swasta 3 15%

3 Lain-lain 14 70%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa informan terbanyak bekerja sebagai nelayan, penjaga warung dan ibu rumah tangga yakni


(56)

44 sebanyak 70%, Pegawai Swasta sebanyak 15% dan Pegawai Negeri sebanyak 15%.

IV.2 Informasi Responden

Pada bagian ini disajikan jawaban-jawaban yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada 20 orang informan. Distribusi jawaban ini meliputi tanggapan informan mengenai keberadaan Rumah Sakit Angkatan Laut sebagai Rumah Sakit pemerintah serta perannya bagi masyarakat sekitar.

Tabel 4: Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Masyarakat Bahwa Rumkital Melayani Masyarakat Umum

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tahu 20 100%

2 Tidak Tahu - -

3 Ragu-Ragu - -

4 Sangat Tahu - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Data ini penulis ambil untuk mengetahui sejauh mana informan mengetahui tentang keberadaan dan peranan Rumah Sakit Angkatan Laut bagi masyarakat umum. Adapun hasil distribusi jawaban informan yang ditampilkan yaitu bahwa responden 100% mengetahui.


(57)

45 Tabel 5: Distribusi Jawaban Responden Apakah Pernah Mendengar Pihak Rumkital Melakukan Sosialisasi Di Lingkungan Mereka

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak pernah 18 90%

2 Pernah 2 10%

3 Sering - -

4 Sangat sering - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Kemudian pada pertanyaan mengenai sosialisasi yang dilakukan pihak RUMKITAL, Sebanyak 18 orang (90%) masyarakat tidak pernah mendengar sedangkan yang pernah mendengar sebanyak 2 orang (10%). Kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa RUMKITAL melayani masyarakat umum dari tetangga yang pernah berobat disana (dari mulut ke mulut), bukan karena sosialisasi yang dilakukan pihak RUMKITAL.


(58)

46 Tabel 6: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Keikut Sertaan

Dalam Sosialisasi Yang Dilakukan Pihak RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Pernah 2 10%

2 Tidak Pernah 18 90%

3 Sering - -

4 Sangat sering - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan berikutnya mengenai keikut sertaan masyarakat dalam sosialisasi yang dilakukan pihak RUMKITAL, sebanyak 2 orang (10%) yang pernah mengikuti sosialisasi, sedangkan 18 orang (90%) tidak pernah mengikuti sosialisasi karena mereka tidak tahu tentang informasi sosialisasi tersebut. Menurut penulis, kesalahan terletak pada kepala lingkungan masing-masing karena menurut pihak RUMKITAL tugas untuk menginformasikan adanya sosialisasi tersebut adalah tugas kepala lingkungan yang telah diajak untuk bekerja sama.


(59)

47 Tabel 7: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Prosedur Administrasi Untuk Dapat Berobat Ke RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat mudah 1 5%

2 Mudah 12 60%

3 Sulit 7 35%

4 Sangat sulit - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa prosedur administrasi untuk dapat berobat ke RUMKITAL Sebanyak 1 orang (5%) menjawab sangat mudah, sebanyak 12 orang (60%) menjawab mudah dan 7 orang(35%) menjawab susah. Mereka yang mengaku sulit mengatakan bahwa berobat ke RUMKITAL memiliki syarat-syarat tertentu, misalnya harus memiliki orang yang menjamin semua pembayaran sebelum ditangani walau mereka sudah dalam kondisi parah.


(60)

48 Tabel 8: Distribusi Jawaban Informan Apakah Ada Hal Yang

Menggangu Kelancaran Berobat Di RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Ada 7 35%

2 Tidak ada 10 50%

Tidak Menjawab 3 15

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan penulis selanjutnya adalah apakah ada hal yang mengganggu kelancaran para informan ketika ingin berobat ke RUMKITAl, sebanyak 7 orang (35%) menjawab ada. Sebagian besar mengatakan kesulitan dari segi dana dan yang lain mengatakan kesulitan di bidang transportasi. Sebanyak 10 orang (50%) mengatakan tidak ada dan 3 orang (15%) tidak member komentar. Mereka tidak memberi komentar karena tidak pernah berniat untuk berobat ke RUMKITAL, jadi mereka tidak bias member jawaban kesulitan atau tidak.


(61)

49 Tabel 9: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Biaya Pengobatan

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Murah 7 35%

2 Sangat murah 11 55%

3 Mahal - -

4 Sangat mahal 1 5%

Tidak menjawab 1 5%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 7 orang (35%) menjawab murah, 11 orang (55%) menjawab sangat murah, 1 orang (5%) menjawab sangat mahal dan 1 orang (5%) tidak menjawab. Kebanyakan informan tersebut merasa biaya tersebut murah karena mereka dulunya masih bisa menggunakan jamkesmas, menurut informasi terkini pihak RUMKITAL sudah tidak melayani masyarakat yang memakai jamsostek lagi, untuk itu mereka tidak berniat lagi untuk berobat di RUMKITAL. Yang menjawab sangat mahal tersebut adalah informan yang berobat dengan tidak menggunakan jamkesmas. Sedangkan yang tidak menjawab tersebut adalah informan yang tidak pernah berobat ke RUMKITAL.


(62)

50 Tabel 10: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kualitas Pelayanan

Yang Diterima

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Memuaskan - -

2 Memuaskan 13 65%

3 Kurang memuaskan 1 5%

4 Tidak memuaskan sama

sekali

- -

Tidak menjawab 6 30%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Selanjutnya mengenai kualitas pelayanan RUMKITAL yang diterima informan, sebanyak 13 orang (65%) menjawab memuaskan, sebanyak 1 orang (5%) menjawab kurang memuaskna sedangkan 6 orang (30%) tidak berkomentar karena tidak pernah merasakan pelayanan tersebut.


(63)

51 Tabel 11: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Ketersediaan

Obat-Obatan Di Apotik RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat lengkap - -

2 Lengkap 11 55%

3 Kurang lengkap 3 15%

4 Tidak lengkap 1 5%

Tidak menjawab 5 25%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai ketersediaan obat-obatan di apotik RUMKITAL. Sebanyak 11 orang (55%) informan mengatakan bahwa apotik tersebut lengkap, sebanyak 3 orang (15%) mengatakan kurang lengkap karena mereka harus membeli obat ke luar. Sebanyak 1 orang (5%) mengatakan tidak lengkap dan 5 orang (25%) tidak berkomentar karena tidak tahu dan tidak pernah membeli obat disana.


(64)

52 Tabel 12: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Peralatan Medis

Yang Tersedia

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat lengkap 1 5%

2 Lengkap 12 60%

3 Kurang lengkap 1 5%

4 Tidak lengkap 1 5%

Tidak menjawab 5 25%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa peralatan medis yang tersedia di RUMKITAL sudah lengkap, terbukti dengan jawaban informan sebanyak 12 orang(60%) mengatakn lengkap selama mereka mendapat perawatan disana. Sebanyak 1 orang (5%) mengatakan sangat lengkap sedangkan yang menjawab tidak lengkp hanya1 orang (5%). Sebanyak 5 orang (5%) tidak berkomentar. Mereka adalah kelompok informan yang belum pernah berobat ke RUMKITAL.


(65)

53 Tabel 13: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kejelasan

Informasi Yang Diterima

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak memuaskan - -

2 Memuaskan 13 65%

3 Kurang memuaskan 1 5%

4 Sangat memuaskan - -

Tidak menjawab 6 30%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel 13 diatas, penulis menyimpulkan bahwa kejelasan informasi dari pihak RUMKITAL cukup memuaskan. Sebanyak 13 orang (65%) informan menjawab memuaskan karena pihak RUMKITAL terbuka dan selalu menjelaskan kepada keluarga pasien secara detail. Sebanyak 1 orang (5%) mengatakan kurang memuaskan dan sebanyak 6 orang (30%) tidak berkomentar.


(66)

54 Tabel 14: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kecepatan

Pelayanan Yang Diberikan Pihak RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak cepat 1 5%

2 Kurang cepat 1 5%

3 Cepat 11 55%

4 Sangat cepat - -

Tidak menjawab 7 35%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa sebanyak 11 orang (55%) menjawab bahwa penanganan RUMKITAL termasuk cepat, sebanyak 1 orang (5%) menjawab tidak cepat dan kurang cepat sedangkan sebanyak 7 orang (35%) tidak member komentar karena belum pernah merasakan pelayanan tersebut.


(67)

55 Tabel 15: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Sikap Para Dokter

Yang Melayani

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 1 5%

2 Baik 11 55%

3 Kurang baik - -

4 Tidak baik 1 5%

Tidak menjawab 7 35%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai sikap para dokter yang melayani, sebanyak 11 orang (55%) menjawab baik, menurut mereka, sikap para dokter ramah-ramah terhadap pasien, sebanyak 1 orang (5%) menjawab sangat baik dan 1 orang (5%) menjawab tidak baik. Sebanyak 7 orang (35%) tidak menjawab. Mereka adalah informan yang belum pernah mendapat pelayanan di RUMKITAL.


(68)

56 Tabel 16: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Sikap Para

Perawat Yang Melayani

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat baik 1 5%

2 Baik 11 55%

3 Kurang baik - -

4 Tidak baik 1 5%

Tidak menjawab 7 35%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai sikap para perawat yang melayani, sebanyak 11 orang (55%) menjawab baik, menurut mereka, sikap para perawat ramah-ramah terhadap pasien, sebanyak 1 orang (5%) menjawab sangat baik dan 1 orang (5%) menjawab tidak baik. Sebanyak 7 orang (35%) tidak menjawab. Mereka adalah informan yang belum pernah mendapat pelayanan di RUMKITAL.


(69)

57 Tabel 17: Distribusi Jawaban Informan Kedisiplinan Perawat Yang

Melayani

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak disiplin 1 5%

2 Kurang disiplin - -

3 Disiplin 11 55%

4 Sangat disiplin 1 5%

Tidak menjawab 7 35%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel diatas bisa kita lihat mengenai kedisiplinan perawat yang melayani cukup baik dalam melayani, sebanyak 11 orang (55%) menjawab disiplin, mereka menjawab “disiplin” karena para perawat selalu datang tepat waktu. 1 orang(5%) menjawab tidak disiplin, 1 orang (5%) menjawab sangat disiplin dan 7 orang tidak member komentar karena belum pernah merasakan pelayanan kesehatan di RUMKITAL.


(70)

58 Tabel 18: Distribusi Jawaban Informan Kedisiplinan Dokter Yang

Melayani

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak disiplin 2 10%

2 Kurang disiplin - -

3 Disiplin 10 50%

4 Sangat disiplin 1 5%

Tidak menjawab 7 35%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel diatas bisa kita lihat mengenai kedisiplinan dokter yang melayani cukup baik dalam melayani, sebanyak 11 orang (55%) menjawab disiplin, mereka menjawab “disiplin” karena para dokter selalu datang tepat waktu. 1 orang(5%) menjawab tidak disiplin, 1 orang (5%) menjawab sangat disiplin dan 7 orang tidak member komentar karena belum pernah merasakan pelayanan kesehatan di RUMKITAL.


(71)

59 Tabel 19: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Keamanan

RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat memuaskan - -

2 Memuaskan 11 55%

3 Kurang memuaskan - -

4 Tidak memuaskan - -

Tidak menjawab 9 45%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Selanjutnya pertanyaan mengenai keamanan di RUMKITAL, sebanyak 11 orang (55%) menjawab memuaskan, karena menurut mereka RUMKITAL selalu dijaga oleh TNI AL yang menjamin keamanan, bahkan untuk masuk ke lobi pasien pun harus dijaga ketat demi keamanan. Sebanyak 9 orang (45%) tidak berkomentar.


(72)

60 Tabel 20: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kenyamanan

RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat memuaskan - -

2 Memuaskan 14 70%

3 Kurang memuaskan - -

4 Tidak memuaskan - -

Tidak menjawab 6 30%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Selanjutnya pertanyaan mengenai kenyamanan di RUMKITAL, sebanyak 14 orang (70%) menjawab memuaskan, karena menurut mereka RUMKITAL jauh dari kebisingan-kebisingan, bersih dan tentram. Sebanyak 6 orang (30%) tidak berkomentar.


(73)

61 Tabel 21: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kondisi Ruangan

Pasien

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat memuaskan - -

2 Memuaskan 10 50%

3 Kurang memuaskan 4 20%

4 Tidak memuaskan - -

Tidak menjawab 6 30%

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Selanjutnya adalah mengenai kondisi ruangan pasien, sebanyak 10 0rang (50%) menjawab memuaskan mereka mengatakan bahwa ruangan selalu dalam kondisi bersih, sebanyak 4 orang (20%) menjawab kurang memuaskan karena ruangan tersebut tidak dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Sebanyak 6 orang tidak berkomentar Karena mereka sama sekali tidak pernah melihat ruangan pasien di RUMKITAL.


(74)

62 Tabel 22: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Lokasi

RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Strategis 12 60%

2 Sangat strategis 4 20%

3 Tidak strategis 4 20%

4 Sangat tidak strategis - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai lokasi RUMKITAL, sebanyak 12 orang (60%) menjawab strategis karena mereka tinggal tidakjauh dari

RUMKITAL, sebanyak 4 orang (20%) menjawab sangat strategis,dan 4 orang (20%) ,menjawab tidak strategis.


(75)

63 Tabel 23: Distribusi Jawaban Informan Mengenai Tata Ruang

RUMKITAL

No Kategori Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Teratur 15 75%

2 Sangat teratur 4 20%

3 Tidak teratur 1 5%

4 Sangat tidak teratur - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2012

Dari tabel 23 diatas dapat kita lihat mengenai tata ruang RUMKITAL, sebanyak 15 orang (75%) menjawab teratur karena taman tertata dengan rapi, ruangan pasien dekat dengan ruang perawat dan dokter, dll. Sebanyak 4 rang (20%) menjawab sangat teratur. Hanya 1 orang (5%) yang menjawab tidak teratur.


(76)

64 IV.3 Hasil Wawancara Dengan Informan Kunci (Key Informan)

Wawancara dilakukan dengan 3 (tiga) narasumber yaitu Kabag Farmasi RUMKITAL (Letnan Janri Manullang), Perawat RUMKITAL (Maryati), dan Dokter tetap RUMKITAL (Dr. Sofyan).

1. Di dalam Lampiran data yang saya peroleh dari RUMKITAL, bakti social (sosialisasi) hanya dilakukan pada hari besar saja, apakah pihak RUMKITAL tidak melakukan di hari biasa secara berkala?

(LETTU Janri)

“Ya,baksos dilakukan memang pada hari tertentu saja tepatnya dihari-hari besar, seperti HUT TNI, hari kartini, Harkesal, dll, tetapi kalau ada yang memberikan dana dari pihak lain (mensponsori) untuk melakukan baksos, pihak RUMKITAL selalu siap sedia. Misalnya baksos terahir yaitu dengan MUSIMAS dan BKKBN. Sesuai dengan permintaan pihak lain yang bekerja sama dengan kita.

(Maryati)

“Slama saya ditempatkan di RUMKITAL ini, baksos yang dilakukan memang pada hari besar saja, paling kalau ada yang mensponsori dari perusahaan atau pihak luar baru diadakan, karena pihak RUMKITAL kekurangan dana dan tenaga ahli untuk melayani masyarakat.

2. Apakah peserta yang menghadiri baksos tersebut berasal dari masyarakat biasa atau kalangan tertentu saja?


(77)

65 (Lettu Janri)

“Ada juga dari keluarga prajurit tetapi yang paling banyak itu berasal dari masyarakat umum. Digabung lah, siapa yang mau ikut. Kita bekerja sama dengan lurah.

(Maryati)

“Kebanyakan peserta itu adalah masyarakat umum, tepatnya masyarakat dari kelas menengah kebawah. Saya katakan menengah kebawah karena kita kan bisa membedakan penampilannya.

3. Dari data yang saya peroleh, disana tertulis bahwa RUMKITAL hanya memiliki 9 orang dokter, apakah menurut anda jumlah tersebut terlalu minim?

(Dr. Sofyan)

“Menurut saya sih sangat minim, karena kalau hari-hari tertentu ketika jumlah pasien banyak, dokter sangat kewalahan dan jam kerjanya ditambah.

(Maryati)

“Sangat minim sekali, terkadang dokter itu harus menambah jam kerja agar bisa melayani pasien.

(lettu Janri)

“Ya, terlalu minim sebenarnya. Terkadang para dokter ditambah jam kerjanya nya. Mereka biasanya jaga itu dalam sebulan 3 kali,mereka ini sampai 5 kali. Setidaknya RUMKITAL harus memiliki 14 dokter. Tetapi walaupun demikian operasioanal tetap berjalan. Hanya saja dokternya terkadang kewalahan.


(1)

80

BAB VI

PENUTUP

VI. I Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dan pembahasan tentang Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Belawan, Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Rumah Sakit

Angkatan Laut adalah salah satu Rumah Sakit milik pemerintah yang memiliki peranan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI AL/Lantamal I dan keluarganya serta masyarakat sekitarnya. Menurut UU RI No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terjadi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Selama tahun 2011 Rumkital Dr. Komang Makes Belawan telah melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI AL dan PNS beserta keluarga Lantamal dan masyarakat sekitarnya meskipun memiliki banyak hambatan seperti kurangnya tenaga ahli medis yang mengakibatkan pelayanan yang tidak mampu menjangkau seluruh masyarakat yang berstatus ekonomi terkhususnya menengah ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa peran RUMKITAL dalam melayani


(2)

81 masyarakat sekitar masih tergolong kurang maksimal meskipun pada kenyataan pihak RUMKITAL telah berusaha memberi pelayanan sesuai kemampuan yang dimiliki.

2. Kesadaran masyarakat

Belawan akan pentingnya kesehatan masih sangat kurang. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat perekonomi masyarakat. Informasi yang peneliti dapatkan dilapangan, masyarakat Belawan di sekitar RUMKITAL tidak pernah berobat atau ke rumah sakit jika tidak benar-benar sakit parah.

VI. II Saran

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba mengajukan beberapa saran berupa alternatif-alternatif yang dapat dijadikan masukan guna meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Perlunya penambahan

tenaga ahli medis seperti dokter spesialis dan perawat sehingga mampu melayani seluruh komponen masyarakat, bukan hanya prajurit saja. Dalam artian, pihak RUMKITAL tidak perlu takut untuk mengajukan penambahan tenaga ahli medis ke DISKESAL, dengan alasan agar dapat meningkatkan peranan bagi masyarakat sekitar. Sudah saatnya RUMKITAL mengubah paradigma selaku rumah sakit pemerintah bahwa RUMKITAL tersebut dibangun bukan khusus prajurit saja tetapi juga untuk masyarakat sekitar yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan.


(3)

82

2. Pihak RUMKITAL

perlu mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut sebaiknya dilakukan per lingkungan agar memungkinkan seluruh penduduk dapat terjangkau sehingga masyarakat dapat menyampaikan keinginannya secara leluasa dan terbuka, bukan sosialisasi massal seperti yang dilakukan selama ini. RUMKITAL perlu bekerja sama dengan kepala lingkungan untuk mengarahkan penduduk di lingkungannya tersebut. Dengan demikian tidak ada lagi alasan masyarakat tidak pernah mendengar dan menghadiri sosialisasi yang dilakukan pihak RUMKITAL. Hal tersebut bisa mengubah pola pikir masyarakat akan pentingnya kesehatan.


(4)

83

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Pers: Jakarta. Husein Umar. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Rajawali

pers: Jakarta

H, Zaidin Ali. 2010. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan. Trans Info Media: Jakarta.

Narbuko, cholid, dan Abu achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara:Jakarta

Notoadmojo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Rineka Cipta: Jakarta

Notoadmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.

Poerwadarminta, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

Pohan, Imbalo. 2007. Jaminan mutu layanan kesehatan, dasr-dasar penegertian dan penerapan. EGC: Jakarta.


(5)

84 Sedarmayanti. 2004. good governance (Kepemerintahan yang baik) bagian Kedua: membangun sistem manajemen kinerja guna meningkatkan produktifitas menuju good governance . Bandar Maju: Bandung. Sokanto, Soejono. 1990. Sosiologi Sebagai Pengantar. Rajawali Pers: Jakarta

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu pengantar, jakarta:raja grafindo persada.2003)

Suyanto, bagong dan sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Kencana: Kencana Thoha, Miftah. 1990. Kepemimpinan Dan Manajemen Suatu Pendekatan

Perilaku. Sinar Baru: Bandung

UNDANG-UNDANG:

Undang-Undang no 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan yang menyatakan bahwa Rumah sakit merupakan “sarana kesehatan.

UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan UU No 23 Tahun 1992 tentang pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

UU RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit UU No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan publik Kep MENPAN No 63 Tentang Prinsip Pelayanan Publik


(6)

85

Http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia