adalah observasi partisipasi karena peneliti terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti
2 Wawancara mendalam, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data dan menganalisa masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini. Jenis
wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terpimpin dimana tanya jawab dilakukan dengan terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikatagorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta
mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti Moleong, 2007: 247.
Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif, artinya untuk analisis data tidak diperlukan model uji statistik dengan memakai rumus-rumus
tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe penelitian deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan,
sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Berdirinya Lembaga Perempuan Peduli Pedila Medan
Perdagangan dalam tubuh perempuan merupakan bisnis global terlaris dan mengalami pertumbuhan yang cepat. Industri ini dapat menghasilkan lebih dari enam miliar dolar setiap
tahun. PBB memperkirakan bahwa sekitar empat juta perempuan diperdagangkan sebagai budak seks. Atman dalam bukunya Global Sex 2007 menunjukkan bagaimana hasrat dan kesenangan
atas tubuh perempuan dan anak dibingkai, dibentuk, diperdagangkan dan dikomodifikasikan melalui jejaring politik
‐ekonomi global, khususnya dikaitkan dengan turisme internasional. Memenuhi kebutuhan industri seks ini berbagai cara digunakan agar perempuan dan anak
masuk kedalamnya, antara lain melalui penipuan dan bujuk rayu, penculikan dan penyekapan yang diikuti dengan ancaman kekerasan, membujuk keluarga orang tua, suami menjual
anakisri mereka. Hal yang paling mengkhawatirkan dan berbahaya dari industri perdagangan tubuh perempuan adalah menciptakan situasi yang mendorong masyarakat mentoleransi
terhadap ‘kepentingan laki ‐laki” dengan membangun persepsi dan citra bahwa perdagangan seks
dengan melacurkan perempuan dan anak ‐anak merupakan bisnis ‘bersih’ dengan menyebutnya
sebagai pilihan karier yang sah untuk pekerja seks. Tetapi faktanya, hanya laki ‐laki yan
diuntungkan dalam bisnis ini, karena laki ‐laki yang mengatur semuanya dari hubungan
kekuasaan, membuat permintaan dan memperoleh eksploitatif seksual jasa dari perempuan. Industri seks ini juga berdampak besar pada meningkatnya kasus HIV pada kelompok
perempuan, khususnya perempuan yang terjebak dalam industri seks ini. Kondisi ini semakin
Universitas Sumatera Utara