Hasil pengidentifikasian potensi sumber daya terkait dengan sektor unggulan diharapkan dapat mendorong terciptanya peluang-peluang usaha baru
dan meningkatkan jumlah investasi sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu pengidentifikasian tersebut dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan strategi pembangunan ekonomi yang sesuai dengan kondisi,
potensi dan peluang yang tersedia, sebab dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat dan mampu menciptakan iklim usaha
yang sehat dan kondusif untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor ekonomi produktif, baik untuk perluasan usaha
maupun pembukaan usaha baru.
2.1.1 Teori Basis Ekonomi Economic Base Theory
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan
permintaan barang dan jasa dari luar daerah Arsyad, 2002:116. Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor
basis merupakan sektor yang melakukan aktifitas berorientasi ekspor keluar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan.
Sektor basis memiliki peran penggerak utama primer mover dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju
pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian bersangkutan. Luas
lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.
Strategi pembangunan daerah berdasarkan potensi ekonomi yang muncul berdasarkan teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan aid kepada
dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatanbatasan terhadap
perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.
Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah terdapat beberapa analisis yang digunakan, antara lain:
Metode Langsung
Metode langsung dapat digunakan dengan survey langsung kepada pelaku usaha ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana
mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. Dari jawaban yang diberikan, dapat ditentukan berapa persen
produk yang dijual ke luar wilayah dan berapa persen yang dipasarkan di dalam wilayah. Hal yang sama juga dilakukan untuk bahan baku yang
mereka gunakan. Untuk kepentingan analisis, perlu diketahui jumlah orang yang bekerja dan berapa nilai tambah yang diciptakan oleh kegiatan usaha
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi atau disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi wilayah
tersebut berdasarkan data sekuder, ada kegiatan tertentu yang diasumsikan sebagai kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan nonbasis.
Kegiatan yang mayoritas produknya dijual ke luar wilayah atau mayoritas uang masuknya berasal dari luar wilayah langsung dianggap basis,
sedangkan yang mayoritas produknya dipasarkan lokal dianggap nonbasis.
Metode Campuran
Suatu wilayah yang sudah berkembang, cukup banyak usaha yang tercampur antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Penggunaan metode
asumsi murni akan memberikan kesalahan yang besar. Akan tetapi, penggunaan metode langsusng yang murni juga cukup berat, yang sering
dilakukan adalah gabungan antara metode asumsi dengan metode langsung yang disebut metode campuran. Dalam metode campuran diadakan survey
pendahuluan, yaitu pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi pemerintah atau lembaga pengumpul data seperti BPS. Dari data sekunder
berdasarkan analisis ditentukan kegiatan mana yang dianggap basis dan yang nonbasis. Asumsi apabila 70 atau lebih produknya diperkirakan
dijual ke luar wilayah maka kegiatan itu langsung dianggap basis. Sebaliknya, apabila 70 atau lebih produknya dipasarkan di tingkat lokal
maka langsung dianggap nonbasis. Untuk menentukan porsi tersebut, harus dilakukan survey dan harus ditentukan sektor mana yang surveinya cukup
Universitas Sumatera Utara
dengan pengumpulan data sekunder dan sektor mana yang mungkin membutuhkan sampling pengumpulan data langsung dari pelaku usaha.
Jadi, untuk suatu wilayah yang ekonominya terbuka dan kegiatannya cukup beragam, tidak mungkin hanya menggunakan metode asumsi saja tetapi
haruslah gabungan antara metode asumsi dan metode langsung.
Metode Location Quotients
Metode Location Quotients merupakan suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan tepat. Karena sederhanaannya, teknik Location
Quotient dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubahan acuan dan periode waktu. Analisis Location Quotient
dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergesaran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan Produk
Domestik Regional Bruto PDRB sebagai indikator pertumbuhan wilayah Adisasmita, 2005.
Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi golongan, yaitu :
1. Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu
sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan. 2.
Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri.
Metode LQ digunakan untuk mengidentifikasikan sektor unggulan diakomodasi dari Miller dan Wright 1991, Isserman 1997, dan Hood
1998.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hood 1998, Location Quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya. Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan
dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi
relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan.
Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh eksport wilayah. Eksport itu
sendiri tidak terbatas pada bentuk barang-barang dan jasa, akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di wilayah tersebut
terhadap barang-barang tidak bergerak Budiharsono,2001. Teknik LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian
mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi untuk mendapatkan
gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sektor suatu kegiatan ekonomi industri. Dasar pembahasannya sering difokuskan pada
aspek tenaga kerja dan pendapatan. Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi basis, teknik LQ relevan digunakan sebagai metode dalam
menentukan sektor unggulan. Khususnya dari sisi penawaran produksi atau populasi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk sektor yang berbasis lahan seperti tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan, perhitungannya didasarkan pada lahan pertanian area
tanam atau area panen, produksi atau produktivitas. Sedangkan untuk sektor pertanian yang tidak berbasis lahan seperti
usaha ternak, dasar perhitungannya digunakan jumlah populasi ekor. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan demikian
halnya dengan menggunakan metode LQ Hendayana, 2003 : a Kelebihan metode LQ dalam mengidentifikasikan sektor unggulan
antara lain penerapannya sederhana tidak memerlukan program pengolahan datayang rumit. Penyelesaian analisis cukup dengan spreed
sheet dari excel atau program lotus serta alat perhtungan lainnya. b Keterbatasannya adalah karena sederhananya perhitungan LQ ini, maka
yang dituntut adalah akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidakakan banyak memanfaatkannya jika data yang digunakannnya tidak
valid. Oleh karena itu sebelum memutuskan menggunakan alat analisis ini maka validitas data sangat diperlukan. Disamping itu untuk
menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan bila rata-rata kurang dari 5 tahun. Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang
panjang ini sering mengalami hambatan. Keterbatasan lainnya dalam mendefinisikan wilayah kajian. Untuk
menetapkan batasan wilayah yang dikaji dalam ruang lingkup aktivitas, acuannya sering tidak jelas. Akibatnya hasil hitungan LQ terkadang aneh,
tidak sama dengan apa yang kita duga.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya suatu wilayah provinsi yang diduga memiliki keunggulan disektor non pangan, yang muncul malah pangan dan sebalikya. Oleh karena
itu data yang dijadikan sumber bahasan sebelum digunakan perlu diklarifikasikan terlebih dahulu dengan sumber data lainnya, sehingga
mendapat gambaran tingkat konsistensi data yang mantap dan akurat. Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang intinya
adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah yang bersangkutan, maka
penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut.
Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada
gilirannya akan menaikkan pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan
terhadap sektor basis, tetapi juga menaikan permintaan akan sektor non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada
sektor yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor non basis merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari kenaikan sektor
basis.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Potensi Relatif Perekonomian Wilayah