Pengembangan Potensi Wisata Pulau Poncan Gadang Di Kota Sibolga

(1)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA PULAU PONCAN GADANG DI KOTA SIBOLGA

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

SITI WIDYA RAMADHANI 072204012

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN


(2)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA PULAU PONCAN GADANG DI KOTA SIBOLGA

Dikerjakan

O L E H

SITI WIDYA RAMADHANI NIM. 072204012

Pembimbing

DRS. RIDWAN AZHAR M.Hum NIP. 19550923 198203 1 001

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN


(3)

Disetujui oleh:

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Juni 2010

PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA,

Drs. Ridwan Azhar M.Hum NIP. 19550923 198203 1 001


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh:

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

Pada : Tanggal :

Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D NIP. 19650909 199403 1 004

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar M.Hum (……….)

2. Mukhtar Madjid, S.Sos., S.Par., M.A (……….)


(5)

ABSTRAKSI

Pulau Poncan Gadang merupakan suatu obek wisata kebanggaan Kota Sibolga. Objek wisata ini sangat baik pengaruhnya bagi kepariwisataan Kota Sibolga apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pulau Poncan Gadang juga kaya akan sumber daya alam. Apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik dapat memberikan devisa yang tidak sedikit bagi pendapatan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat di sekitar objek wisata.

Pulau Poncan Gadang mempunyai potensi besar yang dapat dijual, dan dapat memberikan harapan bagi perkembangan wisata di Kota Sibolga pada saat proses memperkenalkan dan perancanaan pemasaran. Eksplorasi terhadap potensi wisata Pulau Poncan Gadang. Harus segera dilakukan untuk menciptakan daerah tujuan wisata yang indah. Dan tentu saja dengan melibatkan semua pihak yang berkompeten terhadap terciptanya objek wisata Pulau Poncan Gadang ini.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis masih diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dan tak lupa pula Shalawat beriring salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Ahlimadya Pariwisata pada Program Studi Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari kertas karya ini adalah : “ Pengembangan Potensi Wisata Pulau

Poncan Gadang di Kota Sibolga ”.

Dalam menyusun kertas karya ini penulis telah banyak menerima dorongan semangat, motivasi atau bimbingan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga terwujudnya kertas karya ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait. Adapun ucapan tersebut ditujukan kepada:

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar M.Hum, selaku Ketua Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sekaligus menjadi dosen pembimbing.

3. Bapak Mukhtar Madjid, S.Sos., S.Par., M.A, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara .


(7)

5. Seluruh dosen, staf administrasi di Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumareta Utara.

6. Kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pridarma Hardyanto, S.E dan Ibunda Isnaeni yang telah mengasuh, memberikan curahan kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat dan perjuangan tanpa batas kepada Penulis.

7. Kepada adinda tercinta, Siti Alawiyah Hardyanto dan Siti Hutami atas doa dan dukungan hingga selesainya penulisan kertas karya ini.

8. Teman-teman terbaik penulis, Habibie, Tari, Usman, Gunawan, Poppy, Ilda, Ega, Permana dan teman-teman di UW 07 & Hotel 07 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

9. Sahabat-sahabat penulis tersayang di Ten Nina: Sakti, Cik Ninda, Ita Angbun, Retno, Refelino, Alpendi dan Koko yang telah memberikan banyak dorongan, bantuan kepada penulis, dan terimakasih telah bersama-sama berbagi kisah dan pengalaman kepada penulis hingga saat ini.

10. Sahabat spesial penulis Aidil Akbar Syaputra, Andri Arifin Lubna, Dyea Ananda, Rizky Agusriani, Pawendip Kaur, dan Putri Bulan, yang telah memberikan kasih sayang dan nasehat serta motivasi yang kuat kepada penulis dan terimakasih karena kalian selalu ada untuk penulis selama ini.

11. Rekan-rekan di Alfa Tata Laksana, khususnya Bang Okto dan Kak Lidya. Terimakasih atas dukungan semangat, ilmu dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

12. Kepada semua pihak yang telah mendukung penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.


(8)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kertas karya ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan kertas karya ini. Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kepariwisataan di Kota Sibolga.

Medan, Juni 2010 Penulis

Siti Widya Ramadhani 072204012


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 2

1.3 Tujan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN ... 6

2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata ... 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.1.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 9

2.2 Pengertian Objek dan Atraksi Wisata ... 11

2.3 Motivasi Berwisata ... 13

2.4 Pengertian Prasarana dan Sarana Kepariwisataan ... 16

2.4.1 Prasarana Kepariwisataan ... 16

2.4.2 Sarana Kepaariwisataan ... 18

BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI KOTA SIBOLGA ... 20

3.1 Tinjauan Umum Kota Sibolga ... 20

3.2 Sejarah Kota Sibolga ... 21

3.3 Letak Geografis Kota Sibolga ... 27

3.4 Objek Wisata di Kota Sibolga ... 29

3.5 Prasarana dan Sarana Kepariwisataan di Kota Sibolga ... 32

BAB IV PENGEMBANGAN POTENSI WISATA PULAU PONCAN GADANG DI KOTA SIBOLGA ... 36

4.1 Gambaran Umum Pulau Poncan Gadang ... 36


(10)

4.3 Peranan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat Lokal Dalam

Pengembangan Objek Wisata Pulau Poncan Gadang ... 42

4.4 Prospek Pulau Poncan ... 45

4.5 Keadaan Pulau Poncan Gadang Masa Sekarang ... 47

BAB V PENUTUP ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(11)

ABSTRAKSI

Pulau Poncan Gadang merupakan suatu obek wisata kebanggaan Kota Sibolga. Objek wisata ini sangat baik pengaruhnya bagi kepariwisataan Kota Sibolga apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pulau Poncan Gadang juga kaya akan sumber daya alam. Apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik dapat memberikan devisa yang tidak sedikit bagi pendapatan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat di sekitar objek wisata.

Pulau Poncan Gadang mempunyai potensi besar yang dapat dijual, dan dapat memberikan harapan bagi perkembangan wisata di Kota Sibolga pada saat proses memperkenalkan dan perancanaan pemasaran. Eksplorasi terhadap potensi wisata Pulau Poncan Gadang. Harus segera dilakukan untuk menciptakan daerah tujuan wisata yang indah. Dan tentu saja dengan melibatkan semua pihak yang berkompeten terhadap terciptanya objek wisata Pulau Poncan Gadang ini.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul

Secara umum pariwisata sangat potensial dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan devisa negara. Indonesia dengan keanekaragaman flora dan fauna, hutan alam, dan bahari berpotensi sebagai daerah tujuan wisata baik nasional ataupun sebagai jaringan pasar pariwisata internasional.

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, sebagian besar sumber daya alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Maka dari itu masing-masing daerah di Indonesia yang memiliki potensi di bidang kepariwisataan semakin berbenah diri untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor pariwisatanya, begitu juga Kota Sibolga.

Pulau Poncan Gadang merupakan salah satu daerah tujuan wisata diantara sekian banyak daerah tujuan wisata di Kota Sibolga. Pulau Poncan Gadang memiliki keindahan alam yang mempesona dan sangat tinggi nilainya untuk dijadikan salah satu produk wisata. Namun disamping memiliki potensi yang sangat besar yang perlu dikelola dengan baik dan dikembangkan sebagai objek wisata di Kota Sibolga, Pulau Poncan Gadang juga kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan pihak swasta.

Hal ini menumbuhkan rasa ketertarikan penulis untuk memutuskan memilih judul yang membahas mengenai potensi yang dimiliki Pulau Poncan Gadang. Adapun judul tersebut adalah “Pengembangan Potensi Wisata Pulau Poncan Gadang di Kota


(13)

Sibolga”. Hal ini juga didasarkan karena penulis berdomisili di Kota Sibolga- Sumatera

Utara.

Betapa pentingnya sebuah potensi wisata dalam perkembangan dunia pariwisata. Dimana potensi wisata sebagai daya tarik wisata merupakan aplikasi dari kedatangan para wisatawan dari luar Kota Sibolga. Sehingga pada kesempatan ini penulis menyadari pentingnya mengangkat judul ini sebagai perwujudan dari ilmu yang diperoleh selama menjadi mahasiswa pada Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.2 Batasan Masalah

Pada dasarnya untuk setiap karya tulis terutama dalam pembuatan kertas karya perlu diadakan pembatasan masalah agar tujuannya tetap terarah dan tidak menyimpang dari sasaran semula. Pembatasan masalah ini sangat penting karena hal-hal yang menyangkut potensi wisata di Kota Sibolga sangat banyak. Disini penulis tidak mungkin membicarakannya secara menyeluruh. Karena itu penulis membuat batasan-batasan yang akan dibicarakan yaitu mengenai potensi wisata yang ada di Pulau Poncan Gadang.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan keras karya ini adalah:

1. Sebagai tugas akhir dan salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan program D III Pariwisata bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara pada semester akhir. Kegiatan ini telah menjadi bagian dari


(14)

kurikulum akademis yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya.

2. Memperkenalkan Pulau Poncan Gadang yang ada di Kota Sibolga sebagai salah satu objek wisata yang tidak kalah menarik dengan objek wisata lainnya.

3. Untuk mengetahui permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan dan pengembangan Pulau Poncan Gadang.

4. Dari penulisan ini diharapkan kepada pemerintah setempat agar dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pengembangan objek wisata Pulau Poncan mengingat objek wisata Pulau Poncan Gadang tersebut mempunyai potensi yang besar untuk dapat menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara.

1.4Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis memperoleh data-data dan informasi dengan menggunakan dua metode penulisan, yaitu:

1. Library Reseach : yaitu mengumpulkan data dan informasi berdasarkan pada buku-buku, brosur yang berkaitan dengan judul yang diambil penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

2. Field Reseach : yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan observasi langsung ke Pulau Poncan dan melakukan Wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan materi ini.


(15)

Untuk mempermudah pemahaman dalam menyusun kertas karya ini, maka penulis membaginya dalam beberapa sub-bab yang dirangkaikan dan disusun secara sistematis sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Meliputi uraian secara garis besar tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Uraian Teoritis Kepariwisataan

Pembahasan tentang kepariwisataan secara garis besar yaitu : pengertian pariwisata, industri pariwisata, objek dan atraksi wisata, motivasi berwisata, serta prasarana dan sarana kepariwisataan.

BAB III Gambaran Umum Pariwisata di Kota Sibolga

Pembahasan mengenai tinjauan umum Kota Sibolga, sejarah dan letak geografis Kota Sibolga, objek wisata di Kota Sibolga, sarana dan prasarana kepariwisataan Kota Sibolga.

BAB IV Pengembangan Potensi Wisata Pulau Poncan Gadang di Kota Sibolga

Membahas tentang potensi wisata yang dimiliki Pulau Poncan Gadang dalam meningkatkan kepariwisataan di Kota Sibolga yaitu: gambaran umum Pulau Poncan Gadang, potensi wisata Pulau Poncan Gadang, , Peranan pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengembangan objek wisata Pulau Poncan Gadang, Keadaan Pulau Poncan Gadang Pada Masa Sekarang, prospek Pulau Poncan Gadang

BAB V Penutup


(16)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, bukan untuk bekerja atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan (rekreasi) untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan “wisata” yang berarti perjalanan dan bepergian. Maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata atau lebih dikenal dengan istilah “tourism”.

Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu: 1. Hermann V. Schulalard dari Austria (Yoeti, 1983: 105)

Pada tahun 1910 beliau telah memberikan batasan pariwisata yang ditekankan pada aspek-aspek ekonomi. Bahwa kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung behubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.


(18)

Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada pekembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.

3. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (Yoeti, 1983: 106)

Pada tahun 1942 beliau telah memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis dan diterima secara ofisial oleh The Association Internationale des ERestoranperts

Scientifique du Tourisme (AIEST). Bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan daripada

gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanaan dan pendiaman orang-orang asing, serta penyediaan tempat tinggal sementara, selama pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktiviatas yang bersifat sementara.

4. Prof. Salah Wahab dari Mesir (Yoeti, 1983: 106)

Dalam bukunya yang berjudul “An Introduction on Tourism Theory” mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala dari tiga unsur, yaitu: manusia (man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata; ruang (space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan: dan waktu

(time), yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan

wisata.


(19)

Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang diinginkan untuk maksud tersebut.

6. Prof. Kurt Morgenroth (Yoeti, 1983: 107)

Kepariwistaaan dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atu keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.

7. Dr. R Gluckmann (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan diartikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

8. Dr. Hubert Gulden (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, di mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaaan.

9. Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960 (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa


(20)

waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri).

Berdasarkan keterangan di atas secara umum tampak bahwa pada prinsipnya kepariwisataan dapat mencakup semua macam-macam perjalanan dan berkaitan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

2.1.2 Pengertian Industri Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta sector produktivitas lainnya. Dalam literature kepariwisataan, kata industri pariwsiata disebut dengan istilah Tourist Industry. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Travel Industry.

Bila mendengar kata industri gambaran umum yang dipikirkan kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala kelengkapannya yang mempunyai cerobong asap dan menggunakan mesin dalam proses produksinya. Namun tidak demikian halnya dengan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah kumpulan daari bermacam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and

services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama

melakukan perjalanan.

R. S Damarjadi mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/ layanan-layanan atau services yang nantinya baik langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanan (Yoeti, 1996:153)


(21)

Beberapa ahli kepariwisataan memberikan batasan-batasan yang bevariasi tentang industri pariwisata. Walaupun demikian terdapat suatu kesamaan bahwa perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa itu sendiri terdiri berbagai macam perusahaan. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya perbedaan itu tidak hanya dari jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, tempat kedudukan, lokasi letak geografis , fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan bentuk pemasarannya.

Pengertian industri pariwisata apabila dipelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan dalam melakukan perjalanan akan lebih jelas. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap dimana wisatawan sebagai konsumen memerlukan pelayanan tertentu. Banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata dari berangkat sampai kembali kerumah. Jasa yang dibutuhkan tidak hanya dihasilkan oleh satu perusahaan, melainkan oleh banyak perusahaan yang berbeda fungsi dan proses pelayanannya.

Bila dilihat dari sudut ekonomi mikro, yang di maksud dengan industri pariwisata adalah setiap unit produksi yang menghasilkan produk atau jasa tertentu. Tetapi apabila dilihat dari sudut ekonomi makro, industri pariwisata adalah keseluruhan unit-unit produksi yaitu travel agent, tourist transportation, hotel, catering trade, tour operator, tourist

attraction, tourist object dan souvenir shop baik yang kedudukannya di daerah, dalam

negeri maupun luar negeri yang kaitannya dengan perjalanan wisata.


(22)

Unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Kedua unsur ini merupakan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan. Atau dalam arti lain objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan. Di luar negeri tidak mengenal terminologi objek wisata, dan objek wisata dikenal dengan sebutan tourist attraction (atraksi wisata).

Secara pintas produk wisata memiliki arti yang sama, namun sebenarnya berbeda secara prinsipil. Objek wisata adalah semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam, sedangkan atraksi wisata adalah sesuati yang menarik untuk dilihat, dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang dibuat oleh manusia yang memerlukan persiapan terlebih dahulu. Dalam pengertian secara lengkap, objek wisata dan atraksi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat di Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang merupakan daya tarik agar orang datang ke tempat tersebut.

Daya tarik wisata disebut juga sebagai objek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata. Karena kedudukannya yang sangat menentukan, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional dan sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Atraksi wisata diidentifikasikan dalam suatu penelitian, dan telah dikembangkan menjadi atraksi wisata yang berkualitas baik. Beberapa hal yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata adalah:


(23)

1. Benda-benda yang terdapat di alam semesta (Natural Amenities), seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, flora dan fauna, serta pusat-pusat kesehatan.

2. Hasil ciptaan manusia (Man-made supply), seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan keagamaan.

3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life), seperti pembakaran mayat (ngaben) di Bali, upacara pemakaman mayat di Tana Toraja, upacara sekaten di Yogyakarta, dan sebagainya.

Ketiga hal di atas hendaknya sejalan dengan pola tujuan pemasaran pariwisata, yaitu dengan promosi yang dilakukan untuk mencapai sasaran wisatawan yang lebih banyak berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata untuk lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang mereka kunjungi.

2.3 Motivasi Berwisata

Motivasi berwisata bila diartikan sama halnya dengan dorongan untuk melakukan perjalanan. Sebelum penulis melanjutkan uraian tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan yang seperti ini: hal-hal apa saja yang mendorong manusia untuk melakukan perjalanan? Atau mengapa manusia melakukan perjalanan?

Berikut beberapa motivasi mengapa orang-orang melakukan perjalanan (yoeti, 2006, dalam Pengantar Ilmu Kepariwisataan):

1. Pendidikan dan kebudayaan.

a) Ingin melihat bagaimana rakyat lain bekerja dan bagaimana cara hidupnya. b) Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh negara lain.


(24)

c) Ingin menyaksikan tempa-tempat bersejarah, peninggalan kuno, monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, keindahan alam, dan lain-lain.

d) Untuk berpatisipasi dalam suatu festival kebudayaan kesenian, dan lain sebagainya.

2. Santai, kesenangan, petualangan.

a) Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin.

b) Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing dan untuk mendapatkan pengalaman.

c) Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada untuk memperoleh kegembiraan.

d) Untuk mendapatkan suasana romantik dan berkesan terutama bagi pasangan-pasangan yang sedang melakukan bulan madu.

3. Kesehatan, olah raga dan rekreasi.

a) Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras dan menghilangkan ketegangan pikiran.

b) Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olah raga tertentu. c) Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.

d) Melakukan rekreasi dan menghabiskan masa libur. 4. Keluarga, negeri asal dan tempat bermukim.

a) Untuk mengunjungi tempat dimana kita dilahirhan.

b) Untuk mengunjungi tempat dimana kita pernah tinggal pada masa lalu. c) Untuk mengunjungi keluarga dan kawan-kawan.


(25)

5. Bisnis, sosial, politik dan konperensi.

a) Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, atau karya wisata. b) Menghadiri seminar, symposium dan pertemuan ilmiah lainnya.

c) Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan negara lain yang berhubungan dengan negara lain.

d) Untuk ikut dalam suatu kegiatan sosial. 6. Persaingan dan hadiah.

a) Untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa yang bersangkutan mampu untuk melakukan perjalanan jauh.

b) Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang negeri lain pada kesempatan tertentu.

c) Agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.

d) Merealisasi hadiah yang diperoleh dalam suatu sayembara tertentu. e) Merealisasi hadiah yang diberi seseorang.

Pengelompokan Motivasi perjalanan wisata menurut Mac Intos, sebagai berikut: 1. Physical motivations, yaitu hal yang banyak berhubungan dengan hasrat

mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, olahraga atau pemeliharaan kesehatan.

2. Cultural motivations, yaitu keinginan pribadi seseorang untuk melakukan

perjalanan wisata agar dapat melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu bangsa baik di masa lalu atau ataupun di masa sekarang, tata cara hidup, serta adat istiadatnya.


(26)

3. Interpersonal motivations, yaitu motivasi yang didorong oleh keinginan seseorang

untuk mengunjungi sanak keluarga, kawan-kawan, dan ingin mencari teman yang sudah lama tidak bertemu.

4. Status dan prestige motivations, yaitu motivasi yang didorong oleh keinginan

seseorang untuk memperlihatkan kedudukan atau statusnya dalam masyarakat tertentu demi prestise pribadinya.

2.4 Pengertian Prasarana dan Sarana Kepariwisataan

2.4.1 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

Prasarana dalam kepariwisataan sama seperti prasarana dalam perekonomian pada umumnya, karena kegiatan kepariwisataan pada hakekatnya tidak lain adalah kegiatan sektor ekonomi juga. Prasarana atau infrastruktur merupakan semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi, fungsi prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

Prof. Salah Wahab membagi prasarana atas tiga bagian penting. Ketiga prasarana yang dimaksudkan adalah (Yoeti, 1983: 178) :

1. Prasarana umum, yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:


(27)

a) Sistem penyediaan air bersih a) Pembangkit tenaga listrik

b) Jaringan jalan raya dan jembatan c) Airport, seaport, dan terminal

d) Alat pengangkutan seperti pesawat terbang, bus, dan e) Telekomunikasi

2. Kebutuhan masyarakat banyak, yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak dan termasuk dalam kelompok ini adalah rumah sakit, apotik, bank, pompa bensin, dan administration office (kantor pemerintahan umum, polisi, dll). Tanpa adanya prasarana tersebut maka sulit bagi sarana-sarana kepariwisataan untuk dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan dan

travelers lainnya.

3. Prasarana kepaiwisataan, yaitu prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan, dan dapat dibagi dalam kelompok sebagai berikut:

a) Receipttive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha yang mengurus

kedatangan wisatawan, seperti Biro Perjalanan Umum dan Travel Agent.

b) Recidential Plant, yaitu semua fasilitas yang dipersiapkan untuk menampung

kedatangan wisatawan, seperti hotel, restoran dan sejenisnya.

c) Recreative and Supportive Plant, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan

untuk kegiatan olahraga seperti lapangan golf, kolam renang, dan lain sebagainya.


(28)

Sarana wisata merupakan suatu kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalan wisata. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupu kualitatif. Sarana wisata secara kuantitatif meunjuk jumlah sarana wisata yang harus disediakan sedangkan secara kuantitatif lebih menunjukkan pada mutu pelayananan yang diberikan dan dicerminkan pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

a) Travel agent dan tour operator.

b) Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata. c) Hotel dan jenis akomodasi lainnya.

d) Bar dan restoran, serta rumah makan lainnya. e) Objek wisata dan atraksi wisata.

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau daerah wisata yang dikunjunginya. Dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk olah raga dan sebagainya.

Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan, yang tidak hanya berfungsi melayani kebutuhan pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat


(29)

yang dikunjungi. Dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah night club, steambath,


(30)

BAB III

GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI KOTA SIBOLGA 3.1 Tinjauan Umum Kota Sibolga

Kota Sibolga adalah salah satu kota di Sumatera Utara. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang. Sungai-sungai yang dimiliki, yakni Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon dan Aek Horsik. Wilayah administrasi pemerintahan terdiri dari empat kecamatan dan 17 kelurahan. Keempat kecamatan itu yakni Kecamatan Sibolga Utara dengan lima kelurahan, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan, dan Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan, dan Kecamatan Sibolga Sambas dengan empat kelurahan.

Kota Sibolga sudah sejak lama dikenal sebagai pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor berbagai komoditas. Sejak dijadikan daerah otonom tahun 1956, Kota Sibolga mengandalkan Pelabuhan Laut Sibolga dan potensi perairannya sebagai sumber kehidupan penduduk. Namun akhir-akhir ini kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Sibolga seakan tenggelam. Penyebabnya tidak lain adalah fasilitas sandar kapal yang kurang memadai.

Letak Kota Sibolga yang sepi di tepi pantai merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Keindahan alam tepi pantai, dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, Kota Sibolga sangat berpotensi untuk mengembangkan paket wisata bahari. Pulau-pulau yang berpotensi mengembangkan wisata bahari adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Panjang dan Pulau Sarudik, Pulau Mursala. Selain wisata bahari,


(31)

keindahan alam Kota Sibolga juga cocok untuk dikembangkan menjadi wisata alam bagi yang menyukai petualangan. Lokasi wisata yang menjadi tujuan para wisatawan adalah Tor Simarbarimbing, Puncak Gunung Santeong dan Puncak Pemancar TVRI.

Potensi wisata lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah wisata sejarah dan budaya. Kota Sibolga banyak meninggalkan catatan sejarah masa lampau yang penuh romantika perjuangan. Dan sejumlah peninggalan sejarah masa lalu, yang paling banyak adalah peninggalan masa penjajahan Jepang berupa benteng dan gua-gua buatan. Objek wisata peninggalan sejarah diantaranya adalah Gua Sikaje-Kaje, Gua Tangga Seratus, Benteng Sihopo-hopo, Benteng di Simaremare, Benteng di Bukit Ketapang dan Pulau Poncan Gadang yang menjadi basis tentara Jepang.

3.2 Sejarah Kota Sibolga

Pantai Barat Sumatera, mempunyai kaitan panjang dalam lintasan sejarah. Sejak dulu daerah ini telah dikunjungi para pelaut yang datang dari dalam dan luar negeri dengan tujuan berdagang. Masyarakat pedalaman di dataran sumatera bagian barat sangat membutuhkan hasil laut dan garam yang diproduksi di sekitara pantai barat Sumatera, sebaliknya masyarakat pesisir pantai memerlukan hasil pertanian dan hasil hutan. Pada waktu itu orang-orang Batak Toba membeli garam dari penduduk yang mengolah garam di Pulau Mursala, namun ada juga sebagian yang pergi ke Pantai Timur Sumatera.

Rute perjalanan dari Batak Toba ke Pantai Barat yaitu: Silindung, Aek Raisan, Bonan Dolok, Simaninggir, Mela, Pulau Mursala (Pulau di depan daratan Sibolga). Pengangkutan dilakukan oleh orang-orag yang memikul garam. Peristiwa ini berjalan lancar dalam waktu yang cukup lama. Sebelum sibolga berdiri, pemukiman penduduk berada di sekitar Tapian Nauli, Pergadungan dan Poriaha. Sedangkan wilayah Sibolga pada


(32)

saat itu masih kosong/belum berpenghuni. Menurut Tom Fires dalam bukunya SUMA

ORIENTAL, sekitar tahun 1515 telah berdiri kerajaan yang dipimpin oleh Raja-raja Pantai

Barat Sumatera.

Tahun 1523 terjadi pertikaian antara orang Batak Timur dengan Aceh. Orang Batak meminta perolongan kepada Portugis di Malaka, namun mereka tetap kalah. Menghadapi kekalahan dan untuk menghadapi pertikaian yang baru, orang-orang Batak melakukan perjalanan ke Pantai Barat. Ini megakibatkan rute perjalanan semakin ramai.

Melihat kondisi alam Teluk Tapian Nauli yang Sangat strategis untuk berlabuh, didukung oleh keindahan alam dan laut yang tenang menjadikan hubungan antara masyarakat pesisir dan pedalaman tetap terjalin. Belanda yang juga melihat kelebihan daerah Teluk Tapian Nauli yang saat itu telah mulai lintasan perdagangan. Juga diramaikan oleh para pedagang dari Eropa, Arab, India dan Cina.

Saat perdagangan semakin ramai, VOC mulai ikut berperan dan berusaha merebut jalur perdagangan yang ada dengan cara penyediaan pengawalan perdagangan oleh kapal perang, persaingan pun tidak dapat dihindari. Belanda yang kontra dengan Ingris memicu pertikaian yang menjurus pada peperangan.

Pada saat ini Ompu Datu Hurinjom Hutagalung yang berasal dari Silindung, membuat pemukiman di Simaninggir, sebuah kawasan yang dekat dengan Bonan Dolok, 10 km sebelah utara Sibolga. Tempat tersebut berada dalam ketinggian dan dapat langsung memantau ke Teluk Tapian Nauli. Akirnya melakukan perjalanan dari Silindung (Batak Toba) ke daerah pantai untuk melakukan perdagangan.

Perawakan Ompu Datu Hurinjom yang tinggi besar, dalam bahasa batak disebut BALGA. Para pedagang pribumi sering berkata “Beta Singga tu inganan si Balga i”,


(33)

karena tabu bagi orang batak menyebut nama orang yang disegani, nama julukan itu tetap disebut orang sampai kepada cucunya.

Ketika Ompu Datu Hurinjom Hutagalung menetap di Simaningir. Situasi di Teluk Tapian Nauli masih tenang, akan tetapi dengan masuknya orang-orang Eropa ke daerah teluk untuk melakukan perdagangan, mengakibatkan keadaan menjadi kacau. Melihat kondisi ini, Datu Hurinjom melakukan konsolidasi dengan penduduk pribumi untuk mencari cara menghadapi Si Bottar Mata (julukan pada orang Eropa Si Putih Mata). Kemudian Datu Hurinjom mulai memindahkan tempat tinggal ke daerah pantai yakni Mela Dolok. Kemudian berpindah lagi ke Simare-mare (bukit kecil dekat RRI sekarang). Perpindahan ini dilanjutkan oleh anaknya Ompu Datu Timbo dan keturunannya bernama Raja Luka.

Belanda mulai mendapat perlawanan dari penduduk pribumi. Namun penduduk pribumi sangat lemah tanpa perlengkapan apapun mengadapi tekanan orang Eropa yang telah berpengalaman dalam berperang. Untuk itu, saat melakukan koordinasi dengan para penduduk, Datu Hurinjom menawarkan siasat menghadapi musuh dengan filosofi lunak, yaitu: “Pergunakan tenaga musuh untuk memenangkan cita-citamu”. Siasat ini berhasil hampir satu dekade (1681-1690). Perang bergejolak dengan sistem gerilya di Tapian Nauli, Sorkam, dan Barus.

Salah satu keturunan Datu Hurinjom yang bernama Raja Luka, menilai kondisi semakin kacau dan merasa perlu memindahkan pemukiman masyarakat dari daerah Simare-mare ke daerah pantai(saat ini adalah Daerah antara Gedung Nasional Kota Sibolga hingga sekitar Kantor Pos). Karena jasanya dalam mendorong perpindahan masyarakat mendekati pantai walau kondisi sarat dengan konflik, Raja Luka Hutagalung digelari Tuanku


(34)

Tuanku Dorong memulai penataan pemukiman sejak tanggal 2 April 1700 kemudian melengkapi pemukiman Raja dan penduduk tersebut sesuai dengan syarat-syarat sebagaimana orang Batak saat mendirikan pemukiman, dengan kelengkapan antara lain sebagai berikut:

a) Raja

b) Panglima c) Datu

Nama pemukiman tersebut memakai gelar pendahulunya: Suta ni Si Balga (Kampung si Balga). Dalam pemakaiannya terjadi sedikit perbedaan ucapan karena faktor dialek bahasa. Seperti dalam dialek batak: Si-Balga, Si Bolga, Sibolga; dialek pesisir, Sibolga dibaca menjadi Siboga; dialek Belanda dan Inggris, Sibougah; dalam dialek jepang

Sibaruga karena sulit mengucapkan L.

Setelah Sibolga didirikan, terjadilah pemberontakan besar terhadap Belanda. Awal pemberontakan terjadi di Sorkam, kemudian disusul daerah Kolang, Sibolga dan Barus. Dengan bantuan anak yang Dipertuan Pagaruyung (1734) penduduk melakukan penyerangan. Belanda yang panik melakukan pembakaran terhadap 200 rumah penduduk di Tapian Nauli dan menghancurkan tempat pembuatan garam di Pulan Poncan Ketek.

Huru-hara yang terjadi di lautan menyebabkan kepindahan para penduduk Pulau Poncan menuju daratan Sibolga. Kondisi ini juga menyebabkan Residen Inggris (pemegang kekuasaan) Jhon Prince menyetujui kebijaksanaan bersama Raja-raja di Teluk Tapian Nauli dalam bentuk Perjanjian Batigo Badusanak (Perjanjian tiga bersaudara) dengan pengertian


(35)

jika terdapat perselisihan antara dua raja, maka penyelesaian konflik akan diselesaikan pihak ketiga. Jika tidak dapat terselaikan maka akan dialihkan pada Residen Tapanuli.

Sesuai dengan Traktat London pada tahun 1824, pada tahun selanjutnya, 1825 pihak Inggis menyerahkan kekuasaan atas Pantai Barat Sumatera termasuk Pulau Poncan Ketek pada Belanda di bawah kekuasaan Gubernur Van Soematera’s Westkust. Situasi di Pulau Poncan bertambah kacau karena pada tanggal 14 Desember 1829, panglima Marah Sidi melakukan penyergapan ke Pulau Poncan dan berhasil menghancurkan pertahanan dan persenjataan Belanda. Penduduk mulai mengosongkan pulau dan pindah untuk mencari perlindungan kepada Raja Sibolga. Kepindahan ini menyebabkan pertambahan penduduk dan corak ragam budaya di Sibolga.

Pada tahun 1824, oleh Gubernur Jendral Sibolga ditetapkan sebagai ibukota Residen Tapanuli. Karena lahan pemukiman yang semakin sempit maka pemerintah mulai mengadakan penataan pemukiman melalui penimbunan daerah rawa-rawa ke sebelah timur dan selatan daratan Sibolga.

Untuk menjaga kerukunan antara masyarakat pribumi dan pendatang, maka dilakukan penetapan adat yang berlaku di Sibolga dan sekitarnya oleh Raja Sibolga di hadapan Residen Tapanuli Comperus (Belanda). Peraturan ini ditetapkan pada tanggal 1 Maret 1851, ini menjadi cikal bakal kerukunan Umat di Negeri Berbilang Kaum dan menjadi patokan anak negeri yang bermukim di Sibolga.

Berikut Jabatan yang ada di Sibolga beserta rincian tugasnya:

1. Raja : penguasa wilayah dengan sistem pemerintahan

tradisional.


(36)

membawahi kepala kampung. 3. Koeriahoofd : kepala kuria

4. Demang : membawahi kepala kuria.

5. Controller : mengatur onderaafdeeling dalam kurung kecamatan. 6. Asisistent Resident : wakil residen untuk urusan afdeeling.

7. Resident : kepala pemerintahan dibawah kuria. 8. Kepala Kampung : mewakili pemerintahan di bawah kuria.

9. Datuk : menangani urusan pasar dan pungutan pajak/blasting

dan urusan etnis dan suku.

10. Bunsyu : (Bahasa Jepang) memimpin afdeeling.

11. Sityotyo : (Bahasa Jepang) pemerintah kota.

3.3 Letak Geografis Kota Sibolga

Secara georafis letak Kota Sibolga cukup unik, terletak di tepi Teluk Tapian Nauli, diapit hamparan Pegunungan Bukit Barisan dan garis pantai yang menghadap kearah Samudera Hindia, menjadikan kota ini memiliki keanekaragaman objek pariwisata yang potensial dan mempesona.

Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara yaitu di Teluk Tapian Nauli, ±350 km Selatan Kota Medan ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara Geografis Kota Sibolga terletak di antara Koordinat Wilayah: 144° – 146° LU dan 98,44° –


(37)

98,48°BT, dengan Utara, Timur, Selatan dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Luas wilayah Kota Sibolga 536,60 ha, terdiri dari 2.171,6 ha lautan dan 1.364,99 ha daratan, yaitu 1.126,9 ha daratan Sumatera dan 644,53 ha wilayah kota (urban growth), 238,32 ha daratan kepulauan,.

Secara administrasi Kota Sibolga terdiri empat kecamatan yakni Kecamatan Sibolga Utara 2,883 km² (26,27%), Sibolga Kota 2,310 km² (21,45%), Sibolga Selatan 3,216 km² (29,86%), dan Kecamatan Sibolga Sambas 2,361 km² (21,92%). Ke-empat kecamatan tersebut dibagi menjadi 17 (tujuh belas) kelurahan,

Kota Sibolga dipengaruhi oleh letaknya yaitu berada pada daratan pantai, lereng, dan pegunungan. Terletak pada ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 1 – 150 meter, kemiringan (lereng) lahan bervariasi antara 0-2 % sampai lebih dari 40 % dengan rincian; kemiringan 0-2 % mencapai kawasan seluas 3,12 km² atau 29,10 % meliputi daratan Sumatera seluas 2,17 km² dan kepulauan 0,95 km²; kemiringan 2-15 % mencapai lahan seluas 0,91 km² atau 8,49 % yang meliputi daratan Sumatera seluas 0,73 km² dan kepulauan seluas 0,18 km²; kemiringan 15-40 % meliputi lahan seluas 0,31 km² atau 2,89 % terdiri dari 0,10 km² wilayah daratan Sumatera dan kepulauan 0,21 km²; sementara kemiringan lebih dari 40 % meliputi lahan seluas 6,31 km² atau 59,51 % terdiri dari lahan di daratan Sumatera seluas 5,90 km² dan kepulauan seluas 0,53 km².

Berdasarkan kemiringan lahan tersebut di atas, maka yang paling dominan adalah kemiringan lebih dari 40 %. Karena hanya berada beberapa meter di atas permukaan laut, iklim Kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32° C dan minimum 21,6° C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.


(38)

Konsentrasi penduduk umumnya terdapat pada kawasan pesisir pantai terutama di Kecamatan Sibolga Kota, Sibolga Sambas dan Sibolga Selatan, ini disebabkan karena mata pencaharian utama penduduk kota dalam sektor perikanan. Tingginya tingkat kepadatan penduduk Kota Sibolga lebih disebabkan besarnya tingkat migrasi yang masuk ke kota serta didukung dengan tingginya keinginan masyarakat untuk tinggal di wilayah perkotaan dibanding dengan di luar perkotaan. Dengan tingkat kepadatan tersebut berakibat kepada meningkatnya kebutuhan masyarakat akan lahan sehingga perkembangan pemukiman penduduk cenderung mengarah ke wilayah pegunungan dan tepian pantai.

3.4 Objek Wisata di Kota Sibolga

Kota Sibolga memiliki keanekaragaman objek wisata yang potensial dan mempesona. Tidak hanya keindahan pantai dan pulau-pulau kecil yang berada di teluk Tapian Nauli, daerah perbukitan di Kota Sibolga pun memiliki keindahan tersendiri. Beberapa objek wisata yang terdapat di Kota Sibolga adalah:

1. Pantai Ujung Sibolga

Merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Kota Sibolga. Hamparan Pantai dengan pasir putih menjadikan lokasi ini menjadi tempat yang sesuai bagi keluarga untuk bersantai sejenak menyaksikan matahari tenggelam.

2. Tanggo Saratus

Kota Sibolga memiliki banyak tempat bersejarah dan gambaran dari masa lampau yang penuh dengan perjuangan. Banyak peninggalan-peninggalan bersejarah disamping


(39)

diandalkan dari sejumlah peninggalan masa lalu. Yang paling menonjol adalah peninggalan sejarah dari masa penjajahan Belanda.

Objek ini dikenal dengan nama tanggo saratus. Walaupun disebut Tanggo Saratus (Tangga Seratus) sebenarnya jumlah anak tangga pada objek wisata ini berjumlah 293 anak tangga. Dari puncak Tanggo Saratus, kita dapat melihat pemandangan indah Kota Sibolga dari ketinggian.

3. Puncak Tor Simarbarimbing

Merupakan salah satu lokasi wisata yang tepat untuk kegiatan hiking. Sejuknya udara pegunungan, pemandangan Teluk Tapian Nauli yang indah, menjadi kombinasi yang tepat sebagai tempat bersantai. Disini juga tersedia gajebo-gajebo untuk tempat beristirahat/ bersantai.

4. Puncak Pemancar TVRI

Bukit ini merupakan bukit dimana perusahaan Televisi Indonesia (TVRI) membangun menaranya. Pemandangan Kota Sibolga dan pantainya yang indah dapat dilihat dari puncak bukit ini terutama pada saat malam hari dengan kelap kelip lampu dan mercusuar.

5. Benteng Ketapang

Benteng Ketapang merupakan salah satu peninggalan bersejarah sejak Rumah Makanaman penjajahan. Benteng ini dulunya menjadi tempat untuk pengintaian dan pos jaga. Dari semua benteng, sebagian diantaranya berada di bukit sedangkan yang lainnya


(40)

dianggap sebagai pondasi dan berada di puncak. Menghadap langsung ke arah Teluk Tapian Nauli, dan dari tempat ini kita dapat melihat gugusan pulau-pulau kecil yang indah.

6. Pulau Poncan Gadang

Bagi pencinta wisata bahari, lokasi ini sangat tepat untuk dijadikan tujuan wisata, terkenal dengan keindahan pantainya, airnya yang jernih, pasir yang putih, memiliki daya tarik tersendiri bagi pulau ini. Di lokasi ini terdapat fasilitas hotel berbintang tiga yang asri dengan konsep back to nature yang menyatu dengan alam. Tersedia berbagai paket olahraga air, memancing, menyelam, dan tour ke pulau-pulau lain di sekitarnya.

7. Pulau Poncan Ketek

Kondisi Pulau Poncan Ketek tidak jauh berbeda dengan Pulau Poncan Gadang. Hanya saja areal Pulau Poncan Ketek lebih kecil (ketek=kecil). Teletak di samping Pulau Poncan Gadang. Disamping keindahan lokasi dan pemandangannya, Pulau ini juga kaya akan sejarah dimana pada zaman dahulu, sebelum Kota Sibolga dihuni oleh penduduk, Pulau Poncan Ketek merupakan pusat perdagangan di Teluk Tapian Nauli.

8. Pulau Sarudik

Pulau Sarudik hanya berjarak 300 meter dari Kota Sibolga. Pulau ini sangat cocok untuk memancing atau untuk melihat bagaimana kapal-kapal boat diperbaiki dan direkonstruksi.


(41)

Baik prasarana maupun sarana kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist

supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila hendak mengembangkan industri

pariwisata. Dibawah ini adalah bentuk prasarana dan sarana pariwisata di kota Sibolga, yaitu:

a) Transportasi

Transportasi merupakan aspek penting pariwisata. Berjalan-jalan mengelilingi Kota Sibolga bukanlah hal yang sulit karena tersedia rental mobil, angkutan kota/mini bus, becak dayung, dan becak motor. Ada tiga jalur transportasi untuk mencapai kota sibolga, yaitu:

1. Jalur udara, bahwa Kota Sibolga mudah dicapai dengan penerbangan dari Bandara Polonia (Medan) ke Bandara Pinang Sori (Sibolga). Perusahaan penerbangan yang berpotensi adalah Merpati Airlines, SMAC, dan NBA.

2. Jalur darat, bahwa Kota Sibolga juga dapat dicapai melalui jalur darat atau dengan menggunakan minibus dari berbagai kota, dengan jarak antara Medan-Sibolga 350 km, Pematang Siantar-Medan-Sibolga 269 km, Brastagi-Medan-Sibolga 299 km, Padang Sidempuan-Sibolga 87 km, dan Padang-Sibolga 425 km.

3. Jalur laut, bahwa Kota Sibolga dapat dicapai melalui jalur laut karena sebagian daerah Kota Sibolga merupakan laut. Dengan jalur Sibolga- Padang- Jakarta.

b) Pusat Perbelanjaan.

Di Kota Sibolga terdapat Pasar tradisional di beberapa penjuru Sibolga. Pasar tradisional terbesar di Sibolga dikenal dengan Pasar Swadaya Sibolga Nauli.


(42)

Populasi Sibolga yang multi etnis mencerminkan berbagai macam makanan khas Kota Sibolga, dengan rasa yang berbeda hingga layak untuk dicicipi. Contoh makanan sehari-hari yang paling banyak diminati adalah Ikan Sambam, Panggang Paccak, Pangang Geleng, dan lain-lain. Dan restoran-restoran yang tersedai di Kota Sibolga adalah: restoran Pak Nas, Restoran A1, Restoran restu, Restoran WI, Rumah Makan Tangga Seratus, Fukong, Sibolga Square, Bakso Pakmin, dan lain-lain.

d) Akomodasi

Kelengkapan akomodasi Kota Sibolga telah dapat menunjang kepariwisataan Sibolga. Berbagai hotel dan losmen telah mnenyediakan pelayanan bagi yang ingin berkunjung ke Sibolga. Dan beberapa akomodasi di Sibolga adalah: Hotel Wisata Indah, Hotel Poncan Marine, Hotel Bumi Asih, Hotel Prima Indah, Hotel Pasar Baru, Hotel Dainang, Hotel Indah Sari, Hotel Mutiara Indah, dan lain-lain.

e) Pelabuhan Laut

Pelabuhan Sibolga terletak diteluk Tapian Nauli pantai barat pulau Sumatera dan merupakan pelabuhan alam. Secara administratif berada di daerah tingkat II Kabupaten Tapanuli Tengah. Kegiatan utama pelabuhan ini selain melayani angkutan barang juga menghubungkan jalur ferry ke daerah kunjungan wisata pulau Nias. Komoditi

dominannya adalah karet, kopra, plywood serta bungkil. Status Pelabuhan ini adalah merupakan Pelabuhan Umum yang diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar negeri, Status tidak wajib pandu, Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas III.


(43)

lebar 250 m dan kedalaman 9 M LWS. Kedalaman di muka dermaga dan sekitarnya hanya 3 m LWS, sehingga kapal-kapal besar harus berlabuh lebih kurang 450 m dari dermaga pada kedalaman laut 30 m LWS.

Arus yang berpengaruh di daerah tersebut adalah sesuai dengan sifat pasutnya yaitu arus pasut harian ganda yang beraturan. Di daerah Sibolga dan sekitarnya hampir tidak ada musim kering. Jumlah hari kering rata-rata hanya 12 hari perbulan, dengan jumlah hari hujan mencapai 21 hari. Jumlah curah hujan rata-rata pertahun berkisar antara 4.000 mm – 5000 mm. Curah hujan terbesar berada pada periode Maret – Mei serta periode Nopember – Desember dengan curah hujan rata - rata 250 mm – 550 mm perbulan.

Umumnya penglihatan adalah 10 – 20 km, kecuali bila terjadi hujan, penglihatan bisa 4 – 8 km. Pada Bulan Desember – Mei pada waktu hujan dan kabut pagi kadang-kadang jarak penglihatan kurang dari 0,5 km.


(44)

BAB IV

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA PULAU PONCAN GADANG di KOTA SIBOLGA

4.1 Gambaran Umum Pulau Poncan Gadang

Pulau Poncan Gadang merupakan salah satu objek wisata laut kebanggaan Kota Sibolga. Meskipun hanya sebuah pulau berukuran sedang, tetapi Pulau Poncan Gadang dilengkapi dengan satu hutan tropis kecil yang rimbun. Hutan itu tumbuh di sebuah bukit kecil yang menyimpan situs sejarah Gua Jepang, sisa peninggalan Perang Dunia II.

Pulau Poncan Gadang, sebuah pulau yang berada di sisi timur Sibolga. Keunikan pulau bersejarah ini yang memiliki panorama pantai indah dan landai. Pulau Poncan Gadang merupakan objek wisata yang berada di tengah laut, sekitar lima mil dari Kota Sibolga. Pulau Poncan Gadang ini dulunya tempat persembunyian bagi tentera Jepang. Pulau Poncan Gadang terkenal dengan keindahan pantainya, kejernihan airnya, pasir putih, dan juga dikelilingi oleh taman laut yang indah dengan beragam jenis ikan hias dan terumbu karang.

Pulau Poncan Gadang Dapat dicapai dengan mengunakan speed boat ± 20 menit dari Kota Sibolga. Dalam perjalanan menuju Pulau Poncan Gadang banyak dijumpai bagan-bagan pancang di tengah laut. Ini merupakan gambaran kebesaran nyali dan salah satu sumber mata pencaharian nelayan-nelayan pesisir barat. Gugusan pulau yang tersebar di sekitar teluk, tampak kontras dengan birunya lautan. Hamparan pulau batu tersebar di mana-mana. Pohon-pohon kelapa tumbuh subur di pesisir pulau, posisinya seperti cincin pulau.


(45)

Di Pulau Poncan Gadang terdapat sebuah resort/hotel yang dikelola oleh pihak swasta, yaitu Sibolga Marina Poncan. Resort yang berusia ± 15 tahun ini sejak 1995 merupakan satu-satunya pihak yang mengelola Pulau Poncan Gadang. Dan hanya sekitar 3 hektar dari luas wilayah Pulau Poncan Gadang yang mereka kelola. Sedangkan selebihnya merupakan wewenang pemerintah Kota Sibolga.

4.2 Potensi Wisata Pulau Poncan Gadang

Potensi wisata adalah daya tarik yang terkandung pada suatu daerah untuk dikembangkan menjadi suatu objek wisata yang menarik yang mampu menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke daerah tersebut, dan biasanya belum tergarap atau belum dikelola secara baik, sehingga masih perlu untuk ditingkatkan atau dikembangkan. Potensi wisata merupakan prospek bagus suatu daerah atau benda yang dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan dalam bidang pariwisata. Contohnya ialah pantai yang bagus namun belum digarap dan benda-benda bersejarah yang belum banyak dikenal oleh wisatawan.

Keindahan alam Pulau Poncan Gadang sebagai objek wisata merupakan sesuatu yang diberikan sebagai karunia Allah SWT. Pulau Poncan Gadang memiliki kawasan dan kondisi geografis yang sangat indah. Karena keindahannya tersebut, maka tidak terlalu banyak membutuhkan intervensi manusia untuk menjadikannya sebagai tempat tujuan wisata. Yang terpenting dalam hal ini adalah transportasi, kebersihan objek alamnya, fasilitas umum, sanitasi dan penataan tata ruang, serta ketersediaan food and lodging. Potensi wisata Pulau Poncan Gadang harus dikembangkan dengan manajemen dan konsep yang baik. Bagaimanapun juga, Pulau Poncan Gadang sebaiknya direfleksikan apa yang harus dilakukan dengan potensi yang dimiliki saat ini.


(46)

Pulau Poncan adalah salah satu pulau dari ratusan pulau lain di sekitar perairan Sibolga. Pulau ini terbentang puluhan hektar, memiliki bukit dan hutan kecil yang masih asli. Bibir pulau sebagian berpasir dan sebagian lagi berbatu. dengan keindahan pantainya, airnya yang jernih, pasir yang putih dan lembut, serta berpagarkan pohon kelapa disekelilingnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pulau ini.

Pemandangan alam di Pulau Poncan Gadang dilengkapi dengan batu-batu karang yang unik dan khas serta banyaknya gua-gua kecil yang terbentuk akibat terjangan ombak menjadikan suatu keunikan tersendiri pada Pulau Poncan Gadang, selain berpasir putih dan sangat lembut, di pantainya juga banyak dijumpai karang-karang laut yang kecil.

Kurang gencarnya promosi membuat belum banyak orang yang tahu bahwa Poncan telah berkembang menjadi tempat kunjungan wisata bahari yang berfasilitas memadai. Lokasi ini memiliki fasilitas hotel berbintang tiga. Resort Sibolga Marina Poncan di Pulau Poncan Gadang dengan konsep back to nature yang menyatu dengan alam, merupakan satu-satunya resort bahari di Sumatera Utara. Suasananya sangat asri dan ditata mirip perkampungan lokal.

Sibolga Marina Poncan dilengkapi 70 kamar berisi berbagai fasilitas. Untuk kelas standard berjumlah 20 kamar dengan tarif Rp 315.000, superior berjumlah 46 kamar dengan tarif Rp 360.000, dan deluxe berjumlah 4 kamar dengan tarif Rp 595.000. Resort ini juga menyediakan penyewaan alat-alat memancing, snorkeling maupun diving. Selain itu, tersedia pula fasilitas permainan air seperti jet sky dan banana boat. Wisatawan juga bisa melakukan berbagai aktivitas seperti water sport shop, video game room, billiard room,

children playground, dan boat charter, serta lapangan bola volley.


(47)

kursi-kursi santai pinggir pantai. Disini juga menyediakan tempat barbeque yang tersedia di dekat pantai.

Pulau Poncan bukan hanya tempat menikmati laut. Para wisatawan juga bisa melakukan aktivitas treking melewati hutan dan bukit yang cukup curam. Pihak pengelola pulau sudah membuat jalan rintisan dan tali sebagai alat bantu menuju puncak Poncan. Hutan kecil Poncan masih menyimpan kekayaan berbagai jenis flora dan fauna. Di sana-sini masih terdapat pohon besar dan tua, parasit-parasit yang unik, kantung semar, dan tumbuhan-tumbuhan yang menjalar liar bagaikan tempat berayun.

Di Pulau Poncan Gadang ini terdapat lobang-lobang bekas bunker tentara Jepang. Ada lima bunker yang ditemukan, yang satu sama lain tampak saling terhubung lewat terowongan-terowongan sempit. Hanya cocok untuk ukuran badan orang Jepang zaman dahulu. Bunker-bunker berdiameter ± 3 sampai 5 meter yang terdiri dari tempat pengintaian, perbekalan, dan lobang-lobang yang saling menghubungkan kelimanya. Namun lobang-lobang itu tampaknya belum direkonstruksi sehingga tidak bisa dimasuki sebagaimana lobang buatan Jepang di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Menikmati pemandangan lepas dari puncak Poncan ke berbagai penjuru mata angin. Maka yang akan terlihat adalah pulau-pulau yang berlapis, gugusan perbukitan, mulai dari yang hijau sampai yang membayang di Di sekeliling pulau, kapal-kapal besar dan kecil lalu lalang. Nelayan mencari nafkah dengan berbagai jenis alat tangkap, baik yang statis maupun bergerak dapat disaksikan dengan jelas.

Di kawasan Pantai Barat Sumatera Utara, kondisi terumbu karang masih baik, khususnya di Pulau Poncan Gadang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim

Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) pada tahun 2009,


(48)

dengan persentase tutupan karang hidup 41,56% yang terdiri dari karang Non-Acropora 40,83% dan Acropora 0,73%. Untuk kategori lain yang cukup tinggi persentase tutupannya ialah karang mati beralge (DCA) sebesar 29,80%, kemudian diikuti oleh patahan karang (R) sebesar 25,93%. Kategori pasir (Sand) 2,3% diikuti “soft coral” (SC) sebesar 0,4%, sedangkan karang mati (DC), fleshy seaweed, batuan keras (Rock), lumpur (Silt) tidak ditemukan di lokasi ini. Sedangkan di Pulau Poncan Gadang bagian timur, tumbuhan pantai didominasi oleh pohon kelapa. Dari laut terlihat talud yang dibuat sebagai penahan pantai dari gempuran ombak (abrasi). Kondisi perairan pada saat pengamatan relatif tenang, walau memiliki kecerahan yang rendah dengan jarak pandang ± 5 m.

Substrat dasar perairan terdiri dari patahan karang, karang mati dan pasir agak berlumpur. Pertumbuhan karang batu dimulai dari kedalaman 0,5 m sampai kedalaman 10 m. Zona dasar perairan dimulai dengan lamun, alga bercampur karang batu dan terumbu karang. Lokasi pengamatan dilakukan pada kedalaman 5 m. Areal pengamatan dekat dengan tempat budidaya rumput laut. Jenis karang batu dominan yaitu Porites lobata, Leptastrea sp. Symphyllia sp. dan Favites sp. Hasil pengamatan di stasiun ini menunjukkan kondisi karang masuk dalam kategori “sedang”, dengan persentase tutupan karang hidup sebesar 29,90% yang terdiri dari karang Non-Acropora 29,57% dan Acropora 0,33%. Untuk kategori lain yang cukup tinggi persentase tutupannya ialah pasir (S) sebesar 37,53% diikuti karang mati beralga (DCA) sebesar 31,47%, kemudian rubble (R) sebesar 1,10%. Kategori lain seperti soft coral (SC), karang mati (DC), fleshy seaweed, batuan keras (rock) serta lumpur (SI) tidak ditemukan di lokasi ini.

Di Pulau Poncan Gadang ini, terdapat sebuah pulau kecil yang disebut dengan Pulau Bangke, penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangke (Pulau Bangkai).


(49)

lain dari yang besar sampai yang kecil. Para wisatawan yang ingin datang ke pulau ini cukup menyebrang dengan berjalan kaki saja. Pada sore hari berkisar antara pukul 4 – 5 sore, air laut yang menggenangi pulau ini akan surut dengan sendirinya dan para wisatawan dapat dengan mudahnya berjalan menuju ke pulau ini. Dari sini dapat dilihat keindahan pulau Pulau Poncan Gadang.

4.3 Peranan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Pulau Poncan Gadang

Peningkatan devisa negara menjadi salah satu alasan optimalisasi pemanfaatan suatu daerah tujuan wisata. Dalam pariwisata, keberadaan daerah tujuan wisata akan ditentukan oleh kemampuan kita dalam memberikan pelayanan secara kompetitif atas komponen-komponen pariwisata yaitu atraksi, transportasi, akomodasi, informasi, dan promosi.

Sikap yang selama ini belum seluruhnya dipahami oleh semua pelaku pariwisata dan perlu ditumbuhkan dalam pengembangan daerah tujuan wisata adalah untuk melindungi dan memelihara aset yang sangat berharga dan potensial sebagai atraksi wisata. Diperlukan kesiapan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola daerah tujan wisata. Sumber daya pariwisata harus meliputi peran pelaku pariwisata, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, baik secara fisik, sosial, dan budaya kawasan yang bersangkutan.

Diperlukannya hubungan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakatdalam proses pengembangan pariwisata, begitupun di Pulau Poncan Gadang. Dimana pemerintah dalam hal ini berperan sangat penting terhadap berhasil tidaknya pembangunan dan pengembangan wisata. Pemerintah yang berperan untuk melegalitaskan (sebagai pemberi izin), sebagai pimpinan yang bertugas untuk membuat dan melaksanakan


(50)

peraturan tentang pengembangan wisata, menciptakan iklim dan kondisi yang sehatdalam pengadaan prasarana, sementara pihak swasta bertugas sebagai pemilik modal, dan masyarakat sebagai pelaksana.

Pemerintah Kota Sibolga beserta Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga malakukan upaya meningkatkan kepariwisataan Kota Sibolga dengan membuat event-event tahunan seperti jalan santai hari pariwisata, lomba lari lintas wisata alam, lomba memancing tagak-tagak, lomba dayung perahu, lomba melukis panorama, lomba foto objek wisata, lomba vokal group lagu daerah, lomba karnaval budaya, lomba renang, dan festival band. Namun tidak demi kemajuan objek-objek wisata di Kota Sibolga, dan Pulau Poncan Gadang khususnya.

Di Pulau Poncan Gadang tidak ada usaha pemerintah untuk memajukan dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan. Baik mengontrol maupun mengadakan event-event tahunan yang menarik di Pulau Poncan Gadang. Sepertinya Pemerintah Kota Sibolga hanya mengandalkan pihak swasta yang telah mengelola Pulau Poncan Gadang tanpa memikirkan bagaimana perkembangannya dan pengaruhnya kedepan bagi kepariwisataan Kota Sibolga itu sendiri.

Peranan pihak swasta sebagai pemilik modal di Pulau Poncan Gadang, sudah cukup baik. Sudah berinvestasi, dan mengelola Pulau Poncan Gadang dengan menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan wisatawan dan kondisi setempat, seperti akomodasi, transportasi, dan fasilitas pendukung lainnya. Namun sejak kasus yang menimpa si pemilik modal, maka semakin berkurang perhatian dari pemilik modal terhadap Pulau Poncan Gadang ini. Hal ini berimbas pada kurangnya pengelolahan dan perawatan aset-aset yang ada di Resort Sibolga Marina Poncan ini menjadi semakin tidak terawat. Dan


(51)

Peranan masyarakat dalam proses pengembangan pariwisata di Pulau Poncan Gadang masih sangat kurang. Dalam hal ini, masyarakat setempat hanya berperan sebagai pengunjung saja. Tidak terlibat secara langsung dalam proses pengembangan wisata Pulau Poncan Gadang. Dengan adanya objek wisata ini, seharusnya membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat keuntungan dan berperan aktif dalam kegiatan wisatanya. Masyarakat juga perlu melakukan pengawasan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh wisatawan.

Kunjungan wisata banyak dilatarbelakangi oleh perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Keinginan ini beragam dari hanya sekedar berjalan-jalan sampai memperoleh pengalaman yang berbeda dari kehidupan kesehariannya. Namun kegiatan ini juga harus dilatarbelakangi pula dengan sikap ikut melindungi dan memelihara daerah yang dikunjungi.

Pemerintah juga seharusnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia setempat. Dengan memanfaatkan peran masyarakat lokal, agar dapat memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung. Para pengelola dan pelaku juga harus memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional serta mengembangkan pola kemitraan diantara ketiga pihak.

4.4 Keadaan Pulau Poncan Gadang Pada Masa Sekarang

Keadaan Pulau Poncan Gadang pada masa sekarang tidak banyak berbeda dengan keadaan masa lalu. Dan ini jika dijintau dari segi sumber daya alamnya. Sejak didirikannya resort di Pulau Poncan Gadang ± 15 tahun yang lalu, pulau ini banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.


(52)

Namun sejak tragedi tsunami pada tahun 2004 yang lalu, tingkat kedatangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara turun drastis. Ditambah lagi kasus yang menimpa pemilik resort, menjadikan semakin kurangnya perhatian pemilik terhadap Sibolga Marina Poncan. Walaupun demikian, hanya wilayah sebatas resort saja yang terlihat terawat cukup baik, sedangkan wilayah milik pemerintah Kota Sibolga sama sekali tidak terawat.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Manager Hotel Sibolga Marina Poncan (Bapak Elpi Sahrin), peran pemerintah setempat bahkan tidak ada sama sekali. Baik dari segi kerjasama antara pihak resort dengan pemerintah, maupun pihak pemerintah mengelola sendiri dengan berinvestasi dan mengelola bagian wilayah milik mereka di Pulau Poncan Gadang.

Dari wilayah milik pemerintah ini apabila dilihat dari segi kebersihan dan perawatan, jauh lebih bersih dan terawat pada masa lalu dibandingkan dengan masa sekarang. Ini terlihat dari banyaknya tanaman liar yang menutupi sebagian wilayah pantai. Sehingga tidak ada tempat bagi wisatawan yang ingin bersantai untuk sekedar duduk dan menikmati keindahan panorama Pulau Poncan Gadang. Melainkan hanya dapat memanfaatkan bibir pantai sebagai tempat wisatawan melakukan segala aktifitasnya.

Dan dermaga yang ada saat ini dapat dikatakan sudah tidak layak pakai lagi. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, membuat para wisatawan sangat sulit untuk melewati dermaga ini dan harus berhati-hati karena kondisi material bangunan dermaga sudah lapuk dan hampir ambruk. Kelalaian pererintah dalam hal ini merupakan suatu kerugian yang sangat berpengaruh bagi kepariwisataan Kota Sibolga, khususnya di Pulau Poncan Gadang.


(53)

Sejak terjadinya tragedi tsunami tahun 2004, tingkat kunjungan wisatawan di Sibolga Marina Poncan menjadi tidak stabil. Namun wisatawan yang berkunjung ke Sibolga Marina Poncan didominasi oleh wisatawan domestik (Indonesia), selebihnya adalah wisatawan mancanegara yang berasal dari Belanda, Amerika, Cina, Taiwan, Malaysia, Republik Cheko, Belgia, Jerman, Swiss, Rusia, Philipina, Prancis, Australia, Jepang, dan Paris; didominasi oleh wisatawan dari Belanda, Rusia, dan Republik Cheko.


(54)

4.5 Prospek Pulau Poncan Gadang

Untuk mengelola sumberdaya pesisir dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai bidangnya, karena pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut membutuhkan teknologi sederhana sampai teknologi yang tinggi. Seperti Pulau Poncan Gadang yang seharusnya ditangani oleh orang-orang yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya.

Di Pulau Poncan Gadang ini tidak ada ketetapan mengenai entrance fee, yang sangat berguna untuk memperbaiki atau menambah fasilitas yang ada demi kenyamanan dan keamanan wisatawan itu sendiri. Karena sesungguhnya keamanan dan kenyamanan merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi proses berwisata seseorang. Baik itu di wilayah resort maupun di wilayah milik pemerintah sama sekali tidak ada ketetapan mengenai entrance fee ini. Seperti di wilayah resort sendiri, wisatawan yang ingin berkunjung ke wilayah ini dikenakan entrance fee sebesar Rp. 10.000, dan kita dapat menggunakan fasilitas pendukung seperti barbeque, bermain di arena permainan anak, toilet, dan lain-lain. sedangkan di wilayah pemerintah tidak dikenakan biaya sedikitpun. Dan hal ini juga sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan di dalamnya.

Dalam hal ini sangat jelas terlihat tidak adanya kerjasama antara pemerintah dengan pemilik resort. Seandainya saja hubungan kerjasama ini terwujud, telah ditetapkannya entrance fee kepada para wisatawan, baik yang hanya sekedar berkunjung ataupun menginap, maka para wisatawan ini memiliki kebebasan untuk dapat berjalan mengelilingi Pulau Poncan Gadang dengan berjalan kaki dan merasakan keindahan panorama alam Pulau Poncan Gadang.


(55)

Menjadikan Resort Sibolga Marina Poncan sebagai pintu masuk dan keluar para wisatawan, otomatis juga hanya membutuhkan satu dermaga saja. Membuat tarif transportasi yang terjangkau bagi para wisatawan sesuai dengan kapasitas yg dimiliki oleh

speed boat itu sendiri, bukan dengan harga yang melambung tinggi seperti selama ini. Jika

ada yang menggunakan transportasi diluar dari fasilitas yang disediakan, hendaknya dikenakan biaya parkir/biaya bersandar dengan tarif yang telah ditentukan pula. Jika hal ini terlaksana, mungkin akan semakin banyak wisatawan yang datang ke Pulau Poncan Gadang. Dengan berbagai kemudahan dan keseimbangan antara yang dibayar dengan yang didapatkan di daerah tujuan wisata, semoga saja keamanan dan kenyamanan yang diharapkan wisatawan bisa dapat dijumpai disini.

Pulau Poncan Gadang bukan hanya sekedar objek wisata biasa, melainkan objek wisata yang memiliki potensi wisata yang besar. Untuk itu, pengelolaan yang baik, promosi wisata yang berskala dan baik pula, dapat menjual objek wisata ini dan diperkenalkan sebagai objek wisata bahari di Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Selain keindahan-keindahan alam dan panoramanya, Pulau Poncan ini adalah pulau penghubung untuk mengunjungi pulau-pulau lain di Teluk Sibolga seperti Pulau Mursala dan Pulau Putih.


(56)

BAB III PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah disampaikan dalam pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpuan bahwa pariwisata sangat potensial dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan devisa negara. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, sebagian besar sumber daya alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, bukan untuk bekerja atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan (rekreasi) untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Daya tarik wisata disebut juga sebagai objek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata. Karena kedudukannya yang sangat menentukan, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional dan sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Kota Sibolga adalah salah satu kota di Sumatera Utara. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang. Letak Kota Sibolga di tepi pantai merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Keindahan alam tepi pantai, dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, Kota Sibolga sangat berpotensi untuk mengembangkan paket wisata bahari.


(57)

Objek wisata Pulau Poncan Gadang memiliki pesona alam yang sangat indah. Pulau Poncan Gadang terletak di Kota Sibolga, sekitar 5 mil dan dapat ditempuh dalam waktu ± 20 menit dengan menggunakan speed boat.

Pulau Poncan Gadang ini kaya akan keindahan alam dan keindahan bawah laut. Selain airnya yang jernih dan pasir putih yag lembut, disini para wisatawan dapat melakukan aktifitas seperti berenang, snorkeling, diving, dan tersedia pula permainan air seperti banana boat dan jet sky. Di Pulau Poncan Gadang terdapat sebuah resort/hotel yang dikelola oleh pihak swasta, yaitu Sibolga Marina Poncan. Resort yang berusia ± 15 tahun ini sejak 1995 merupakan satu-satunya pihak yang mengelola Pulau Poncan Gadang.

Di Pulau Poncan Gadang ini, terdapat sebuah pulau kecil yang disebut dengan Pulau Bangkai, penduduk setempat menyebutnya dengan Pulau Bangke. Di Pulau kecil ini hanya terdapat susunan-susunan batu karang yang berserakan satu sama lain dari yang besar sampai yang kecil.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang akan penulis sampaikan dalam kertas karya ini adalah: a. Pihak-pihak terkait dalam pengembangan pariwisata di Pulau Poncan Gadang harus

mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam yang dimiliki.

b. Mengubah sikap atau perilaku masyarakat menjadi peduli terhadap pelestarian lingkungan.


(58)

c. Pengembangan Pulau Poncan Gadang harus mampu memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat setempat, untuk memastikan bahwa daerah ini dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian dan kepentingan semua pihak.

d. Pemerintah seharusnya lebih tanggap dan lebih peduli terhadap objek Wisata Pulau Poncan Gadang ini. Agar dapat mengarahkan dengan merubah sikap seluruh pelaku pariwisata menjadi bagaimana seharusnya dalam mengembangkan suatu objek wisata dengan tetap mempertahankan hubungan yang berkelanjutan antara pelaku dengan sumber daya pariwisata untuk melindungi dan memelihara.

e. Membuat standar prosedur untuk pelaksanaan kegiatan, keamanan dan keselamatan di lapangan.

f. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan kondisi setempat.

g. Memprioritaskan kebersihan dalam segala bentuk pelayanan baik fasilitas maupun jasa.

h. Menyediakan petugas keamanan untuk menjaga sekaligus mengawasi aktifitas wisatawan di Pulau Poncan Gadang sebagai bentuk antisipasi untuk hal-hal buruk yang mungkin terjadi agar lebih cepat penanganan.

i. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar, dan juga memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.


(59)

j. Melakukan peninjauan langsung ke daerah tujuan wisata Pulau Poncan Gadang secara berkala untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi. Baik perubahan yang mengarah ke hal positif ataupun yang negatif.

k. Melakukan promosi wisata yang menarik ke berbagai daerah di Sumatera Utara khususnya, Indonesia dan mancanegara umumnya.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sibolga. Katalog Sejarah Sibolga. Sibolga: Prima. Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sibolga. Brosur Selamat Datang di Sibolga Nauli. Sibolga.

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yoeti, Oka A. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.


(1)

Menjadikan Resort Sibolga Marina Poncan sebagai pintu masuk dan keluar para wisatawan, otomatis juga hanya membutuhkan satu dermaga saja. Membuat tarif transportasi yang terjangkau bagi para wisatawan sesuai dengan kapasitas yg dimiliki oleh

speed boat itu sendiri, bukan dengan harga yang melambung tinggi seperti selama ini. Jika

ada yang menggunakan transportasi diluar dari fasilitas yang disediakan, hendaknya dikenakan biaya parkir/biaya bersandar dengan tarif yang telah ditentukan pula. Jika hal ini terlaksana, mungkin akan semakin banyak wisatawan yang datang ke Pulau Poncan Gadang. Dengan berbagai kemudahan dan keseimbangan antara yang dibayar dengan yang didapatkan di daerah tujuan wisata, semoga saja keamanan dan kenyamanan yang diharapkan wisatawan bisa dapat dijumpai disini.

Pulau Poncan Gadang bukan hanya sekedar objek wisata biasa, melainkan objek wisata yang memiliki potensi wisata yang besar. Untuk itu, pengelolaan yang baik, promosi wisata yang berskala dan baik pula, dapat menjual objek wisata ini dan diperkenalkan sebagai objek wisata bahari di Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Selain keindahan-keindahan alam dan panoramanya, Pulau Poncan ini adalah pulau penghubung untuk mengunjungi pulau-pulau lain di Teluk Sibolga seperti Pulau Mursala dan Pulau Putih.


(2)

BAB III PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah disampaikan dalam pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpuan bahwa pariwisata sangat potensial dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan devisa negara. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, sebagian besar sumber daya alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, bukan untuk bekerja atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan (rekreasi) untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Daya tarik wisata disebut juga sebagai objek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata. Karena kedudukannya yang sangat menentukan, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional dan sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Kota Sibolga adalah salah satu kota di Sumatera Utara. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang. Letak Kota Sibolga di tepi pantai merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki. Keindahan alam tepi pantai, dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, Kota Sibolga sangat berpotensi untuk


(3)

Objek wisata Pulau Poncan Gadang memiliki pesona alam yang sangat indah. Pulau Poncan Gadang terletak di Kota Sibolga, sekitar 5 mil dan dapat ditempuh dalam waktu ± 20 menit dengan menggunakan speed boat.

Pulau Poncan Gadang ini kaya akan keindahan alam dan keindahan bawah laut. Selain airnya yang jernih dan pasir putih yag lembut, disini para wisatawan dapat melakukan aktifitas seperti berenang, snorkeling, diving, dan tersedia pula permainan air seperti banana boat dan jet sky. Di Pulau Poncan Gadang terdapat sebuah resort/hotel yang dikelola oleh pihak swasta, yaitu Sibolga Marina Poncan. Resort yang berusia ± 15 tahun ini sejak 1995 merupakan satu-satunya pihak yang mengelola Pulau Poncan Gadang.

Di Pulau Poncan Gadang ini, terdapat sebuah pulau kecil yang disebut dengan Pulau Bangkai, penduduk setempat menyebutnya dengan Pulau Bangke. Di Pulau kecil ini hanya terdapat susunan-susunan batu karang yang berserakan satu sama lain dari yang besar sampai yang kecil.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang akan penulis sampaikan dalam kertas karya ini adalah: a. Pihak-pihak terkait dalam pengembangan pariwisata di Pulau Poncan Gadang harus

mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam yang dimiliki.

b. Mengubah sikap atau perilaku masyarakat menjadi peduli terhadap pelestarian lingkungan.


(4)

c. Pengembangan Pulau Poncan Gadang harus mampu memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat setempat, untuk memastikan bahwa daerah ini dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian dan kepentingan semua pihak.

d. Pemerintah seharusnya lebih tanggap dan lebih peduli terhadap objek Wisata Pulau Poncan Gadang ini. Agar dapat mengarahkan dengan merubah sikap seluruh pelaku pariwisata menjadi bagaimana seharusnya dalam mengembangkan suatu objek wisata dengan tetap mempertahankan hubungan yang berkelanjutan antara pelaku dengan sumber daya pariwisata untuk melindungi dan memelihara.

e. Membuat standar prosedur untuk pelaksanaan kegiatan, keamanan dan keselamatan di lapangan.

f. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan kondisi setempat.

g. Memprioritaskan kebersihan dalam segala bentuk pelayanan baik fasilitas maupun jasa.

h. Menyediakan petugas keamanan untuk menjaga sekaligus mengawasi aktifitas wisatawan di Pulau Poncan Gadang sebagai bentuk antisipasi untuk hal-hal buruk yang mungkin terjadi agar lebih cepat penanganan.

i. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar, dan juga memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.


(5)

j. Melakukan peninjauan langsung ke daerah tujuan wisata Pulau Poncan Gadang secara berkala untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi. Baik perubahan yang mengarah ke hal positif ataupun yang negatif.

k. Melakukan promosi wisata yang menarik ke berbagai daerah di Sumatera Utara khususnya, Indonesia dan mancanegara umumnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sibolga. Katalog Sejarah Sibolga. Sibolga: Prima. Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sibolga. Brosur Selamat Datang di Sibolga Nauli. Sibolga.

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yoeti, Oka A. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.