A. ANALISA INTERNAL KOPERASI SAMPEL
Diatas telah disebutkan bahwa Kopkar PT Pura Group disarankan untuk menjadi pusat perkulakan dari koperasi-koperasi konsumen yang ada di
Kabupaten Kudus. Saran tim peneliti tersebut didasari atas pertimbangan antara lain bahwa omset pembelian barang-barang konsumsi di toko tersebut jauh lebih
besar dari pada omset pembelian toko-toko koperasi sampel lainnya. Pada Tabel 4 telihat bahwa omset pembelian per tahun Kopkar Pura Group sebesar Rp.
1.611.000.000,- sedangkan koperasi-koperasi sampel lainnya omsetnya relative kecil yaitu berkisar antara Rp. 937.000,- sampai dengan Rp. 450.000.000,-.
Sedangkan nilai tengah omzet per tahun koperasi sampel tersebut adalah Rp. 70.000.000,-. Dengan kondiasi volume usaha yang sangat bervariasi seperti ini
yang artinya bahwa kondisi keuangan yang dimiliki oleh koperasi-koperasi tersebut sangat bervariasi, maka akan sulit terlaksana apabila mereka
mendirikan pusat pembelian bersama, karena salah satu factor sukses dari pendirian pusat tersebut adalah bahwa masing-masing anggota harus
mempunyai komitmen untuk membayar iuran dan besarnya iuran tersebut sebaiknya sama. Oleh karena itu menjadikan Kopkar Pura Group sebagai pusat
perkulakan bagi koperasi-koperasi kecil lainnya akan lebih cocok dari pada membentuk pusat pembelian bersama.
Pusat perkulakan yang ada diharapkan dapat bersaing ataupun memberikan penawaran harga yang lebih murah dari pada dengan para
distributor disekitar lokasi. Untuk koperasi-koperasi yang telah melakukan perdagangan langsung dengan distributor lihat Tabel 4, tentunya diperlukan
adanya komitmen agar koperasi tersebut mau membeli barang-barangnya ke Kopkar Pura Group sebagai sentral perkulakannya. Dipihak lain, Kopkar Pura
Group juga harus memberikan fasilitas dan pelayanan lebih dibandingkan dengan distributor yang ada. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan karena
hampir semua koperasi sampel telah berhubungan langsung dengan distributor utama, artinya koperasi-koperasi tersebut akan membandingkannya. Namun
demikian, perlu juga diingat bahwa pusat perkulakan akan berjalan dengan baik
dan mempunyai omzet besar apabila didukungoleh koperasi-koperasi kecil disekitarnya. Kita semua tahu bahwa untuk menjadi distributor utama dan agar
dapat berhubungan langsung dengan pabrikan maka biasanya ada batas pembelian minimal.
Agar terjadi jaringan kerjasama dan terbentuk aliansi strategis diantara koperasi-koperasi di Kabupaten Kudus, maka pelu dibuat perjanjian kerjasama
antara koperasi dengan pusat perkulakan. Perjanjian tersebut dapat berupa perjanjian seperti halnya antara frachisor dengan franchiseenya system
waralaba.
Tabel 4. Omzet Pembelian Toko Koperasi Sampel Per Tahun dan Prosentase Pembelian Barang Yang Dilakukan Melalui Distributor di Kabupaten
Kudus, 1999.
No Nama Koperasi
Nama Pembelian Toko Rp
Pembelian Melalui
Distributor
1. Kopkar PT Noyorono 450.000.000,-
- 2. KUD Muria
12.544.000,- 20
3. KPRI Karya Sejahtera 100.000.000,-
50 4. Koppas Kliwon
375.000.000,- 45,8
5. KPRI Kudus 1 15.000.000,-
50 6. KPRI Bintara, Gebog
135.000.000,- 75
7. PKPRI Kab. Kudus 35.000.000,-
8. KUD makmur Jaya 24.000.000,-
na 9. KUD Undaan
120.000.000,- 65
10. KUD Budi Karya 937.000,-
na 11. KUD Rukun Agawe Santoso
5.350.000,- na
12. KUD Sendang Jaya 39.993.315,-
9 13. KUD Bae
116.000.000,- 60
14. Kopkar Pura Group 1.611.000.000,-
50
Tabel 5. Prosentase Penjualan Sepuluh Produk Terlaris Terhadap Seluruh Produk Yang Dijual Toko Koperasi Sampel di Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah, 1999
No Nama Koperasi
Nama Pembelian Toko Rp
Pembelian Melalui
Distributor
1. Kopkar PT Noyorono 477,000,000
20 2. KUD Muria
13,798,400 925
3. KPRI Karya Sejahtera 110,000,000
275 4. Koppas Kliwon
389,250,000 na
5. KPRI Kudus 1 15,600,000
na 6. KPRI Bintara, Gebog
148,500,000 na
7. PKPRI Kab. Kudus 38,500,000
907 8. KUD makmur Jaya
25,200,000 952
9. KUD Undaan 128,400,000
841 10. KUD Budi Karya
103,070,000 612
11. KUD Rukun Agawe Santoso 5,885,000
na 12. KUD Sendang Jaya
41,993,315 249
13. KUD Bae 124,700,000
221 14. Kopkar Pura Group
1,707,660,000 456
Total Volume UsahaTh 3,327,556,715
Rata-Rata Prosentase Penjualan 10 Produk Terlaris 56,41
Dari data pada tabel 5 terlihat bahwa jumlah omzet penjualan per tahun pada 14 koperasi sampel adalah mencapai 3,3 milyar. Hal ini merupakan
peluang usaha bagi koperasi-koperasi tersebut apabila mereka berkeinginan untuk beraliansi. Apabila koperasi-koperasi primer tersebut bersedia membeli
barang-barang dagangannya dari Pusat Perkulakan Kopkar Pura Group, diharapkan hal ini akan terjadi sinergi yang baik. Mengingat pada Tabel 6 terlihat
bahwa pada umumnya koperasi-koperasi sampel tersebut mempunyai banyak kesamaan terhadap produk yang dijual. Sebagai contoh, dari sejumlah koperasi
sampel tersebut, pada waktu ditanyakan mengenai sepuluh produ terlarisnya maka ada 64,3 koperasi yang menjual keperluan dapur dan merupakan salah
satu dari sepuluh produk terlarisnya. Dan 64,3 koperasi sampel juga menjual produk kecantikan yang sama dan juga merupakan produk terlarisnya.
Disamping itu ada 50 koperasi sampel yang menjual alat-alat tulis kantor. Perlu disimak bahwa prosentase penjualan sepuluh produk terlaris
terhadap seluruh produk yang dijual toko sangat besar lihat Tabel 5. Rata-rata omset penjualan sebesar 56,41 merupakan omset dari sepuluh produk terlaris
yang dijual koperasi-koperasi tersebut.
2. Provinsi Lampung