Analisi Peramalan Kecepatan Angin Bulanan Di Kota Medan Dengan Metode Box-Jenkins

3.2 Analisi

Langkah p membuat p membuat p apakah pol pola tertent Gam is Plot Data ertama yan plot dat terh plot data me a data men tu. bar 3.2.1 P a Awal ng perlu dil hadap waktu entah, yaitu ngandung un Plot Kecepa lakukan unt u dan mela data yang a nsure trend, atan Angin tuk mengan akukan inter akan diolah , siklik, mu Kota Med nilisis data rpretasi sec dan dianali usiman atau an Tahun 2 time series cara visual. isis, dapat d u tidak meng 2005-2009 s adalah Dengan dideteksi gandung Universitas Sumatera Utara Gam Tabe mbar 3.2.2 el 3.2.1 Nila Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 Autokore ai Autokor Autokor elasi Kecep 2 relasi Kecep relasi 0.382 0.355 0.061 -0.001 -0.055 -0.002 -0.079 0.057 atan angin 2009 patan Angi Lag 9 10 11 12 13 14 15 16 Kota Med in Kota Me Autokore dan Tahun edan 2005 - elasi 0.03 0.112 0.059 0.139 0.106 -0.057 -0.06 -0.221 2005 - -2009 Universitas Sumatera Utara Gam T mbar 3.2.3 Tabel 3.2.2 N Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 Autokorel Nilai Autok Autokorelasi lasi Parsial 200 korelasi Pa Tahun Parsial 0.382 0.245 -0.169 -0.078 0.009 0.065 -0.098 0.101 l Kecepatan 5-2009 arsial Kecep 2005-2009 Lag 9 10 11 12 13 14 15 16 n Angin Ko patan Angi Autokorelasi P ota Medan in Kota Me Parsial 0.045 0.047 -0.022 0.102 0.065 -0.237 -0.01 -0.121 Tahun edan Universitas Sumatera Utara Plot data diatas memperlihatkan deret data yang tidak stasioner, maka perlu diadakan pembedaan pertama dengan persamaan : = - t W = 2 X - 1 2  X Tabel 3.2.3 Nilai –nilai Pembedaan Pertama No. Wt No. Wt No. Wt 1 21 -1 41 1 2 0 22 42 -1 3 0 23 43 4 -3 24 44 -1 5 3 25 45 6 0 26 1 46 -1 7 1 27 47 1 8 0 28 48 -1 9 -1 29 49 2 10 0 30 50 11 0 31 -1 51 1 12 0 32 1 52 -1 13 0 33 53 14 0 34 -1 54 15 1 35 55 16 0 36 56 17 -1 37 57 0 18 1 38 1 58 19 -1 39 59 0 20 1 40 -1 60 -1 Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Gamb 3.2.4 Plot K bar 3.2.5 Au Kecepatan A utokorelasi Angin deng i Kecepatan Perta gan menggu n Angin M ma unakan pem enggunaka mbedaan p an Pembed pertama aan Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Gambar 3 3.2.4 Nilai A Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 .2.6 Autok Autokorela Autokor korelasi Par asi Dari Ke Perta relasi -0.467 0.222 -0.199 -0.089 0.111 -0.178 0.133 rsial Kecep Perta ecepatan A ma Lag 9 10 11 12 13 14 15 16 patan Angi ma ngin Denga Autokore n Menggun an Pembed elasi -0.066 0.089 -0.111 0.044 0.133 -0.157 0.155 -0.223 nakan Pem daan mbedaan Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2.5 Nilai Autokorelasi Parsial Kecepatan Angin Dengan Menggunakan Pembedaan Pertama Lag Autokorelasi Parsial Lag Autokorelasi Parsial 1 -0.466848888 9 -0.057608547 2 0.005556275 10 -0.014874132 3 -0.119138319 11 -0.151491636 4 -0.177478957 12 -0.144490426 5 -0.185771529 13 0.187522728 6 -0.006678315 14 -0.098579516 7 -0.199644791 15 0.002943912 8 -0.113287977 16 -0.146922417 Dari plot korelasi diatas terlihat bahwa ada satu koefisien korelasi diri berbeda nyata dari nol sehingga diduga ordo dari proses MA adalah 1 q = 1. Dari plot fungsi korelasi diri parsial, ditentukan ordo dari regresi diri. Dari plot tersebut dilihat bahwa ada satu koefisien korelasinya Berbeda nyata dari nol, sehingga diduga bahwa ordo dari AR adalah 1 p =1. Sesuai dengan keterangan model diatas sementara data yang dibedakan adalah ARIMA 1,1,1. Plot data diatas masih memperlihatkan deret data yang tidak stasioner, maka perlu diadakan pembedaan kedua dengan persamaan : = - t W = 2 X - 1 2  X = 0-0 = 0 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2.6 Nilai-Nilai Pembedaan Kedua No. Wt No. Wt No. Wt 1 21 -2 41 2 2 22 1 42 -2 3 0 23 43 1 4 -3 24 44 -1 5 6 25 45 1 6 -3 26 1 46 -1 7 1 27 -1 47 2 8 -1 28 48 -2 9 -1 29 49 3 10 1 30 50 -2 11 0 31 -1 51 1 12 0 32 2 52 -2 13 0 33 -1 53 1 14 0 34 -1 54 15 1 35 1 55 16 -1 36 56 17 -1 37 57 18 2 38 1 58 19 -2 39 -1 59 20 2 40 -1 60 -1 Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Gambar 3. 3.2.7 Plot K .2.8 Autoko Kecepatan orelasi Kec Angin den cepatan An gan Meng ngin Mengg gunakan P gunakan Pe Pembedaan embedaan K Kedua Kedua Universitas Sumatera Utara Tabel Gambar 3 l 3.2.7 Nila .2.9 Autok Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 i Autokore P korelasi Par Autoko elasi Kecep Pembedaan rsial Kecep Kedu orelasi -0.733 0.382 -0.214 0.099 -0.099 0.168 -0.206 0.168 atan Angin n Kedua patan Angi ua Lag 9 10 11 12 13 14 15 16 n Dengan m n Menggun Autokor menggunak nakan Pem relasi -0.107 0.114 -0.107 0.145 -0.222 0.244 -0.252 kan mbedaan Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2.8 Nilai Autokorelasi Parsial Kecepatan Angin Dengan Menggunakan Pembedaan Kedua Lag Autokorelasi Parsial Lag Autokorelasi Parsial 1 -0.733 9 -0.132 2 -0.335 10 0.047 3 -0.209 11 0.051 4 -0.184 12 -0.21 5 -0.289 13 0.15 6 -0.05 14 0.026 7 -0.138 15 0.116 8 -0.169 16 -0.058 Dari plot korelasi diatas terlihat bahwa ada satu koefisien korelasi diri berbeda nyata dari nol sehingga diduga ordo dari proses MA adalah 1 Q = 1. Dari plot fungsi korelasi diri parsial, ditentukan ordo dari regresi diri. Dari plot tersebut dilihat bahwa ada satu koefisien korelasinya berbeda nyata dari nol, sehingga diduga bahwa ordo dari AR adalah 1 P = 1. Sesuai dengan keterangan diatas model sementara data yang dibedakan adalah ARIMA 1,1,1. Pendugaan parameter-parameter model ARIMA dari Box-Jenkins untuk model ARIMA 1,1,1 adalah : Parameter Taksiran Standart Error Nilai – t  -0,464 0,255 -1,822  -0,07 0,289 0,023 Universitas Sumatera Utara

3.3 Pengecekan Model