Pengertian Airfoil Geometri airfoil Airfoil NACA 4 digit

σ = ����� ����� �������� ���� ����� ����� ���� = �.�.� 2. �.�.� = � .� 2 . � .� dimana : σ = solidity turbin angin N = jumlah sudu c = panjang sudu m R = jari jari turbin angin m Semakin kecil nilai solidity dari suatu turbin angin, maka putaran dari turbin angin tersebut akan semakin tinggi namun torsi yang dimilikinya rendah. Hal sebaliknya berlaku semakin besar nilai solidity maka putaran turbin akan semakin rendah namun memiliki torsi yang besar.

2.6 Airfoil

2.6.1 Pengertian Airfoil

Airfoil merupakan penampang sayap pesawat terbang. Airfoil digunakan untuk mendapatkan gaya lift yang besar sehingga pesawat mampu untuk terbang[4]. Airfoil sangat penting dalam keberhasilan Wright bersaudara dalam menerbangkan pesawat mereka yang pertama dan menjadi keberhasilan pertama kali di dunia dalam hal pesawat terbang. Ada beberapa lembaga di dunia yang mempublikasikan airfoil yang mereka hasilkan dimana variasi dari airfoil ini mencapai ribuan jumlahnya. Namun, sebuah lembaga yang melakukan penelitian tentang airfoil secara lebih baik dan lebih sitematis adalah NACA. NACA merupakan singkatan National Advisory Committee for Aeronautics yang dibentuk sekitar tahun 1930 an. NACA merupakan cikal bakal dari lembaga NASA milik Amerika Serikat yang ada sekarang ini. NACA telah mengeluarkan beberapa variasi dari airfoil yang dikelompokkan berdasarkan NACA 4 digit, NACA 5 digit, NACA 6 seri, NACA 7 seri, NACA 8 seri dan NACA 16 seri. Airfoil yang dihasilkan oleh NACA ini telah dikembangkan dan digunakan di seluruh dunia. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Geometri airfoil

Geometri dari airfoil ditunjukkan oleh gambar berikut: Gambar 2.21 Geometri airfoil Sumber : Eric Hau, 2006

2.6.3 Airfoil NACA 4 digit

Airfoil jenis ini merupakan keluaran pertama dari seri seri lain yang telah dihasilkan oleh NACA. Angka yang terdapat pada seri ini mewakili dari komponen dari pembentuk airfoil itu sendiri. Penulis menggunakan airfoil NACA 4415 dan penjelasan dari angka ini ditampilkan oleh gambar berikut: Gambar 2.22 Penjelasan NACA 4 digit Secara teoritis, penentuan koordinat airfoil dapat dilakukan dengan melakukan langkah langkah berikut ini: 1. menentukan panjang chordc, ketebalan maksimumcamber = m, posisi camber maksimum dari sisi bagian depan p dan ketebalan maksimum t 4 4 15 Camber maksimum dari airfoil tersebut dalam persen dari panjang chord = 4 x panjang chord Posisi camber dari ‘kepala’ airfoil tersebut dalam persepuluh dari panjang chord = 4 10 x panjang chord Ketebalan maksimum airfoil dari panjang chord dalam persen = 15 x panjang chord Sisi depan Sisi belakang Garis chord Ketebalan Garis bagi sisi atas dan sisi bawah Kelengkungan,camber Universitas Sumatera Utara 2. mentukan nilai dari x = 0 sampai x = c. 3. menentukan koordinat garis bagi antara sisi atas dan sisi bawah dengan menggunakan persamaan berikut ini: � � = � � 2 2. �. � − � 2 2.16 ������ � = 0 ������ � = � � � = � 1 −� 2 [ 1 − 2� + 2. �. � − � 2 ] 2.17 ������ � = � ������ � = � 4. menghitung distribusi ketebalan diatas garis bagi antara sisi atas dan sisi bawah dengan memasukkan kooerdinat sepanjang sumbu x dengan rumus berikut ini: ± � � = � 0.2 0.2969 √� − 0.126 � − 0.3516 � 2 + 0.2843 � 3 − 0.1015 � 4 2.18 5. langkah terakhir adalah menentukan koordinat airfoil dengan sisi atasx a ,y a dan sisi bawah x b ,y b ddengan rumus berikut: � � = � − � � . sin � 2.19 � � = � � + � � . cos � 2.20 � � = � + � � . cos � 2.21 � � = � � − � � . cos � 2.22 dimana � = arctan � �� � � � � 2.23 Selain cara diatas , untuk mendapatkan koordinat airfoil yang lebih praktis dapat langsung diunduh di situs pendidikan milik Universitas Illinois yang menyediakan berbagai macam koordinat airfoil . Universitas Sumatera Utara Gambar 2.23 Tampilan situs pendidikan milik Universitas Illinois Sumber : http:aerospace.illinois.edum-seligadscoord_database.html

2.6.4 Gaya aerodinamis yang terjadi pada turbin angin

Dokumen yang terkait

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

4 48 106

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut PITCW

11 83 99

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0012 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

2 86 108

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

5 59 106

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut

0 0 24

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

1 2 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 18

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0018 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 14

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 13