Proses meshing turbin angin Proses simulasi

melewati turbin angin dapat terlihat. Kecepatan angin sebelum dan sesudah melewati daerah rotating region ini lah yang digunakan untuk menghitung koefisien daya dari turbin angin sesuai dengan rumus teoritis. Geometri boundary bagian luar dari turbin angin ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini: Gambar 3.17 Lingkungan di luar rotating region Setelah geometri selesai dibuat , hal selanjutnya adalah melakukan meshing.

2. Proses meshing turbin angin

Proses meshing ini dilakukan dengan bantuan Ansys Workbench . Untuk melakukan simulasi turbin angin ada tahapan yang harus dilakukan yaitu berupa pendefenisian bagian yang berputar dengan bagian yang diam pada susunan turbin angin. Turbin angin memiliki bagian yang bergerak yaitu bagian rotor yang dikenal dengan istilah rotating region pada Fluent . Istilah ini menandakan parameter yang harus dibuat adalah bagian yang berputar sehingga Fluent dapat mengenali daerah ini. Hasil akhir yang didapatkan berupa pergerakan rotor turbin angin ketika disimulasi. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.18 Geometri turbin angin 2D yang telah dibuat Geometri yang terdapat pada gambar diatas dibedakan atas 2 daerah , yaitu rotating region dan bagian di luar rotating region yang sebenarnya kedua daerah ini tidak menyatu. Agar Fluent tidak mengenali lingkaran pada rotating region ini sebagai wall, maka harus didefenisikan sebagai interface antara lingkaran rotating region dengan lingkungan di luar rotating region. Langkah pembuatannya ditunjukkan oleh gambar berikut . Gambar 3.19 Penentuan interface pada geometri dilakukan sebelum melakukan meshing Proses pemberian nama dan meshing ini dilakukan pada Ansys Icem CFD yang memunginkan pada satu meshing terdapat dua daerah yang berbeda. Setelah selesai melakukan penamaan pada geometri, selanjutnya adalah Lingkaran luar ini sebagai Interface 1 Rotating region Daerah di luar rotating region Lingkaran luar ini sebagai Interface 1 1 Rotating region Boundary luar Universitas Sumatera Utara melakukan meshing. Meshing yang dibuat berdasarkan ukuran sel. Ukuran terkecil adalah 5 mm dan terbesar adalah 5 cm. Total sel yang terbentuk sekitar 7000 sel – 10000 sel. Banyaknya sel yang terbentuk ini bertujuan agar hasil simulasi yang didapatkan lebih akurat. Meshing yang telah dibuat ditunjukkan oleh gambar berikut ini. Gambar 3.20 Boundary yang ditetapkan pada simulasi

3. Proses simulasi

Simulasi yang dilakukan terhadap susunan sudu ini dilakukan di Fluent. Simulasi tidak bisa langsung dijalankan mengingat meshing yang dibaca oleh Fluent terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar dan bagian rotating region. Pada kondisi ini, fluent membaca daerah rotating region ini sebagai wall yang terletak ditengah dan ketika dilakukan pengecekan mesh akan muncul pesan error. Velocity Pressure outlet Wall Universitas Sumatera Utara Gambar 3.21 Error yang muncul ketika dilakukan pengecekkan pada mesh Error ini muncul bukan pada kesalahan geometri yang telah dibuat melainkan harus terlebih dahulu didefenisikan daerah antara rotating region dan kotak luar. Oleh karena itu langkah selanjutnya adalah mendefenisikan interface di fluent . Langkah penyatuan kedua interface ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini. Gambar 3.22 Pembuatan mesh interface pada Fluent Keterangan : = Langkah pembuatan mesh interface Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah rotating region pada turbin angin. Penentuan ini beserta penetapan nilai kecepatan putar dari turbin angin ini sendiri. Proses ini ditunjukkan oleh gambar berikut: Gambar 3.23 Input besaran rotating region Keterangan : = Langkah input kecepatan rotasi Pada tahap ini ditentukan nilai kecepatan putar dari sudu turbin angin sesuai dengan nilai tip speed ratio yang akan diteliti. Fluent menetapkan untuk arah putar searah dengan jarum jam, maka besarnya kecepatan rotasi ini akan bernilai negative dan berlaku sebaliknya. Penentuan arah putaran dari turbin angin yang akan dianalisa tergantung kepada letak leading edge dan trailing edge.

4. Running simulasi

Dokumen yang terkait

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

4 48 106

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut PITCW

11 83 99

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0012 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

2 86 108

Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

5 59 106

Simulasi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Tip Speed Ratio Terhadap Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Menggunakan Profil Sudu Naca 0018

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 4415 dan analisa perbandingan menggunakan variasi jumlah sudu dan sudut

0 0 24

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

1 2 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Angin - Uji Performansi Turbin Angin Tipe Darrieus-H Dengan Profil Sudu Naca 0018 Dan Analisa Perbandingan Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah Sudu Dan Sudut Pitch

1 1 18

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0018 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 14

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI

0 0 13