Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
16
Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC 2013
Gambar 14: Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta
Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta Meningkat
Nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by original maturity adalah utang yang dihitung mulai dari timbulnya kewajiban utang
sampai dengan jatuh tempo. Pada September 2013, nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by original maturity sebesar USD 40,128
miliar, meningkat sebesar USD 1,58 miliar dari bulan Agustus 2013 dan meningkat sebesar USD 3,54 miliar dari bulan September tahun 2012.
Nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by remaining maturity adalah posisi utang yang dihitung dengan menjumlahkan posisi utang
jangka pendek berdasarkan original maturity dan posisi utang jangka panjang yang akan dibayar dalam jangka waktu maksimal satu tahun
ke depan dari posisi bulan pelaporan. Pada September 2013, utang swasta jangka pendek by remaining maturity sebesar USD 43,12 miliar,
meningkat sebesar USD 4,18 miliar dari bulan Agustus 2013 dan meningkat sebesar USD 4,9 miliar dari bulan September tahun 2012.
IV. Perkembangan Internasional
Kinerja neraca perdagangan Indonesia membaik pada bulan Oktober 2013. Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang pada September 2013
turun menjadi defisit USD 0,8 miliar, kembali meningkat menjadi surplus USD 0,04 miliar pada Oktober 2013. Membaiknya kinerja neraca
perdagangan ini ditopang oleh nilai ekspor yang meningkat sebesar
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
17
6,9 dari bulan September 2013, disaat impor hanya naik sebesar 1,06 pada periode yang sama.
Dilihat dari sisi neraca perdagangan migas dan nonmigas, perbaikan kinerja neraca perdagangan pada Oktober 2013 didukung oleh
menurunnya defisit neraca perdagangan migas dan meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan
nonmigas meningkat dari surplus USD 0,5 miliar pada September 2013 menjadi surplus USD 0,79 miliar pada Oktober 2013, sedangkan pada
periode yang sama defisit neraca perdagangan migas turun dari defisit USD 1,3 miliar menjadi defisit USD 0,7 miliar. Penurunan defisit neraca
perdagangan migas pada Oktober 2013 disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 12,8 pada saat impor migas turun 6,5 dari
September 2013. Penurunan impor migas terutama terjadi pada impor migas jenis premium atau RON 88. Penurunan impor migas jenis
premium ini menunjukkan konsumsi migas dalam negeri yang mulai menurun. Sedangkan dari sisi neraca perdagangan nonmigas,
peningkatan nilai ekspor nonmigas sebesar 5,7 merupakan faktor utama yang menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas
meningkat.
Secara kumulatif dari bulan Januari-Oktober 2013 neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit USD 6,4 miliar. Jumlah ini
meningkat drastis dari defisit neraca perdangan Indonesia pada Januari-Oktober 2012 yang hanya USD 0,85 miliar.
Gambar 15: Neraca Perdagangan, 2011-2013
Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Oktober 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013 = Oktober 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
18
Kinerja neraca perdagangan migas mengalami perbaikan pada Oktober 2013. Neraca perdagangan migas yang semula defisit USD 1,3
miliar pada September 2013, menurun menjadi defisit USD 0,7 miliar pada Oktober 2013. Penurunan defisit neraca perdagangan ini ditopang
oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 12,8 m-t-m, pada saat impor migas menurun sebesar 5,7 m-t-m.
Ekspor migas yang meningkat pada Oktober 2013 ditopang oleh peningkatan ekspor hasil minyak dan gas. Pada Oktober 2013, ekspor
hasil minyak meningkat sebesar 27,2 dan ekspor gas meningkat sebesar 43,4 dari September 2013. Sementara itu, pada periode yang
sama ekspor minyak mentah sebaliknya tercatat menurun 26,6. Peningkatan juga terjadi pada sisi volume ekspor migas yang meningkat
sebesar 2,8 dari bulan September 2013. Meskipun volume ekspor meningkat pada Oktober 2013, namun dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir, produksi minyak Indonesia terus menurun hingga 30. Lebih buruk lagi, situasi di lapangan menunjukkan bahwa produksi migas
lebih gencar dilakukan daripada penemuan cadangan minyak baru, hal ini menyebabkan semakin berkurangnya cadangan minyak dan gas
Indonesia. Dari sisi harga, harga minyak mentah Indonesia ICP mengalami penurunan dari yang sebelumnya USD 109,69 barel pada
bulan September 2013 menjadi USD 106,39 barel pada Oktober 2013. Penurunan harga ICP ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain melemahnya perekonomian dunia yang diindikasikan
Gambar 16: Neraca Perdagangan Migas, 2011- 2013 Defisit neraca perdagangan migas kembali menurun.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013 = Oktober 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
19
dengan penurunan perkiraan angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, belum membaiknya tingkat pertumbuhan ekonomi negara-
negara zona Eropa, dan meningkatnya produksi minyak mentah OPEC yang disebabkan situasi politik negara Timur Tengah yang mulai stabil.
Dari sisi impor migas, penurunan nilai impor migas menyebabkan kinerja neraca perdagangan migas membaik. Penurunan impor migas
pada Oktober 2013 terutama disebabkan oleh menurunnya impor gas sebesar 24,8 yang diikuti penurunan impor minyak mentah sebesar
6,6 dan impor hasil minyak sebesar 4,2 dari bulan September 2013.
Secara keseluruhan dari Januari-Oktober 2013 neraca perdagangan migas Indonesia tercatat defisit USD 10,6 miliar. Nilai ini memburuk
jika dibandingkan dengan neraca perdagangan migas pada Januari- Oktober 2012 yang defisit USD 3,5 miliar. Memburuknya neraca
perdagangan pada periode ini disebabkan oleh penurunan nilai ekspor migas dan meningkatnya nilai impor migas.
Kinerja neraca perdagangan nonmigas meningkat pada Oktober 2013. Neraca perdagangan nonmigas yang semula surplus USD 0,5 miliar
pada September 2013, meningkat menjadi surplus USD 0,79 miliar pada Oktober 2013. Peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas pada
Oktober 2013 ini disebabkan oleh nilai ekspor migas yang meningkat sebesar 5,7 m-t-m, lebih besar dari peningkatan impor nonmigas
yang hanya meningkat sebesar 3,4 m-t-m. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar pada Oktober 2013 terjadi
pada komoditas bahan bakar mineral yang meningkat sebesar USD 107,5 juta m-t-m, komoditas bijih, kerak, dan abu logam sebesar
USD 86,8 jutam-t-m, dan karet dan barang dari karet sebesar USD 70,9 juta m-t-m. Tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia pada
Oktober 2013 masih diduduki oleh negara Cina, Jepang, dan Amerika Serikat. Dari sisi impor nonmigas, peningkatan impor nonmigas pada
Oktober 2013 terbesar terjadi pada golongan serealia yang meningkat sebesar 85,5 m-t-m. Masyarakat yang saat ini gemar mengkonsumsi
gandum menyebabkan impor serealia ikut terdongkrak. Pertahunnya, nilai impor gandum Indonesia mencapai USD 5 miliar. Nilai impor
nonmigas terbesar selanjutnya diikuti oleh golongan sisa industri makanan yang meningkat sebesar 67,6 m-t-m, bahan kimia organik
sebesar 13,74 m-t-m, dan kendaraan bermotor dan bagiannya 9,36 m-t-m.
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
20
Secara kumulatif dari Januari-Oktober 2013, kinerja neraca perdagangan nonmigas meningkat jika dibandingkan dengan
kinerja neraca perdagangan nonmigas pada Januari-Oktober 2012. Neraca perdagangan nonmigas meningkat dari surplus USD 2,6 miliar
pada Januari-Oktober 2012 menjadi surplus USD 4,3 miliar pada Januari-Oktober 2013. Sementara itu, besarnya impor nonmigas pada
Januari-Oktober 2013 terutama disumbang oleh golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar 18,92 y-o-y serta mesin dan peralatan
listrik sebesar 12,98 y-o-y. Meski laju pertumbuhan sektor industri menurun namun komponen impor pada sektor industri Indonesia pada
periode Januari-Oktober 2013 masih cukup besar.
Defisit transaksi berjalan masih berlangsung pada kuartal III-2013. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kinerja neraca transaksi berjalan yang
tidak jauh berbeda dari kuartal sebelumnya, meskipun terjadi sedikit perbaikan pada kuartal III-2013. Defisit transaksi berjalan menurun dari
USD 9,9 miliar pada kuartal II-2013 menjadi USD 8,4 miliar pada kuartal III-2013. Menurunnya defisit transaksi berjalan disebabkan oleh
menurunnya defisit neraca perdagangan barang, neraca perdagangan jasa, dan neraca pendapatan.
Defisit neraca perdagangan barang mengalami penurunan pada kuartal III-2013. Defisit neraca perdagangan barang menurun dari USD
0,7 miliar pada kuartal II-2013 menjadi USD 7 juta pada kuartal III-2013. Begitupun defisit neraca perdagangan jasa yang menurun dari USD 3,1
miliar menjadi USD 2,6 miliar. Penurunan defisit neraca perdagangan
Gambar 17: Neraca Perdagangan Non Migas Indonesia, 2011 – 2013 Surplus neraca perdagangan non migas kembali meningkat.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC 2013 = Oktober 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
21
barang terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan yang disebabkan oleh melambatnya impor nonmigas.
Sedangkan penurunan defisit pada neraca perdagangan jasa disebabkan oleh berkurangnya pembayaran jasa freight yang sejalan
dengan penurunan impor nonmigas. Selama ini diketahui bahwa dalam melakukan ekspor-impor, Indonesia menggunakan kapal
berbendera asing. Perbaikan defisit neraca jasa juga sejalan dengan penurunan defisit neraca pendapatan. Neraca pendapatan kuartal
III-2013 tercatat defisit USD 6,7 miliar lebih rendah dari defisit neraca pendapatan kuartal sebelumnya yaitu USD 7,1 miliar. Penurunan
defisit neraca pendapatan didukung oleh penurunan pembayaran bunga dan deviden atas kepemilikan surat berharga oleh asing.
Secara umum, meskipun terjadi perbaikan pada neraca transaksi berjalan, namun situasi ketidakpastiaan masih membayangi
transaksi berjalan Indonesia. Ketidakpastiaan perekonomian global memperlambat kinerja neraca perdagangan Indonesia yang
memiliki korelasi dengan komponen neraca transaksi berjalan yang lain. Hal ini menyebabkan tingginya defisit neraca transaksi
berjalan belum dapat dihindari.
Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, kinerja transaksi berjalan Indonesia pada kurtal III-2013
memburuk. Pada kuartal III-2012 transaksi berjalan Indonesia defisit USD 5,3 miliar, lebih rendah dari defisit transaksi berjalan
pada kuartal III-2013.
Transaksi modal dan finansial juga tercatat memburuk pada kuartal-III 2013. Terjadi penurunan surplus transaksi modal dan
finansial yang semula USD 8,4 miliar pada kuartal II-2013 menjadi USD 4,9 miliar pada kuartal III-2013. Penurunan kinerja transaksi
modal dan finansial ini disebakan oleh penurunan surplus investasi portfolio dan menurunnya kinerja investasi lainnya yang semula
surplus menjadi defisit, meskipun pada periode yang sama investasi langsung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Investasi
langsung yang masih tinggi ini didukung oleh tingginya optimisme pebisnis yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks tendensi bisnis
yaitu 106,12 pada kuartal III-2013, setelah pada kuartal sebelumnya sebesar 103,88.
Investasi portfolio menurun dari USD 3,4 miliar pada kuartal II- 2013 menjadi USD 1,9 miliar pada kuartal III-2013. Penurunan
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
22
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013 = kuartal 3 tahun 2013
Gambar 18: Transaksi Berjalan Indonesia, 2009 - 2013
Meskipun masih tercatat defisit, namun terjadi sedikit perbaikan pada neraca transaksi berjalan Indonesia.
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013 = kuartal 3 tahun 2013
Gambar 19: Transaksi Modal dan Finansial, 2009 - 2013
Penurunan nilai investasi portfolio dan investasi lainnya berkontribusi terhadap penurunan kinerja transaksi modal dan finansial.
Gambar 20: Neraca Pembayaran Indonesia, 2009 - 2013 Defisit neraca pembayaran masih berlangsung.
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2013 = kuartal 3 tahun 2013
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
23
investasi portfolio ini disebabkan ketidakpastiaan perekonomian global antara lain Government Shutdown, Debt Ceiling, maupun
kebijakan Tapering Off yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan ini membuat para investor mulai menarik dananya
dari Indonesia dan menunggu hingga situasi menjadi lebih stabil. Secara internal, tingginya inflasi akibat kenaikan tarif listrik dan BBM
membuat investor enggan masuk ke Indonesia. Masalah infrastruktur dan ketidakstabilan upah buruh membuat investasi berjalan lambat.
Selain itu kondisi transaksi berjalan Indonesia yang memburuk juga menjadi faktor yang menyebabkan para investor ragu menanamkan
modalnya di Indonesia.
Kinerja yang memburuk juga dialami investasi lainnya. Terjadi penurunan kinerja investasi lainnya yang menurun dari surplus
USD 1,2 miliar pada kuartal II-2013 menjadi defisit USD 2,1 miliar pada kuartal III-2013. Penurunan kinerja ini disebabkan meningkatnya
simpanan swasta di perbankan luar negeri yang semula surplus USD 4,6 miliar pada kuartal II-2013 menjadi defisit USD 2,1 miliar pada
kuartal III-2013.
Dibandingkan dengan kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2012, kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal
III-2013 mengalami penurunan. Transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2013 adalah sebesar surplus USD 5,9 miliar sedangkan nilai
neraca transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2012 sebesar surplus USD 4,9 miliar.
Secara umum tidak terjadi perubahan yang signifikan atas kinerja neraca pembayaran Indonesia. Meskipun begitu, kinerja neraca
pembayaran Indonesia pada kuartal III-2013 mengalami sedikit penurunan. Defisit neraca pembayaran meningkat dari USD 2,4 miliar
pada kuartal II-2013 menjadi USD 2,6 miliar pada kuartal III-2013.
Menurunnya kinerja neraca pembayaran disebabkan oleh penurunan surplus transaksi modal dan finansial sebesar 41,5 q-
to-q. Penurunan surplus transaksi modal dan finansial ini masih jauh lebih besar daripada penurunan defisit transaksi berjalan yang
menurun sebesar 15,11 q-to-q. Meskipun terjadi perbaikan pada transaksi berjalan tetapi besarnya penurunan surplus transaksi modal
dan finansial menyebabkan neraca pembayaran kuartal III-2013 masih defisit dan relatif sama dengan kuartal sebelumnya. Defisit transaksi
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
24
berjalan yang masih cukup besar disebabkan oleh masih lebarnya defisit neraca pendapatan, neraca perdagangan jasa, dan neraca
perdagangan barang meskipun pada kuartal ini defisit neraca perdagangan barang tercatat paling kecil dibandingkan defisit neraca
perdagangan jasa maupun neraca pendapatan. Sedangkan pada transaksi modal dan finansial, menurunnya surplus transaksi modal
dan finansial disebabkan menurunnya kinerja investasi portofolio dan investasi lainnya pada kuartal III-2013 sebagai dampak dari
ketidakpastian ekonomi global.
Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, kinerja neraca pembayaran pada kuartal III-2013 dinilai lebih buruk
daripada kuartal III-2012. Neraca pembayaran tercatat surplus USD 0,8 miliar pada kuartal III-2012. Nilai ini menurun drastis dan berubah
menjadi defisit USD 2,6 miliar pada kuartal III-2013.
V. GAMA Leading Economic Indicator