akan keluar dalam jumlah yang sama rasio beratnya 1,3:1,0. Campurkan bahan dengan spatula selama 20 detik sampai warna merata terbentuk, hindari terbentuknya
rongga udara. Kavitas yang akan direstorasi sebelumnya diberikan conditioner berupa nano primer dan disinari dengan light cure selama 15 detik. Pengerasan SIK
modifikasi resin nano membutuhkan sinar light cure, kedalaman maksimum bahan untuk penyinaran tidak boleh lebih dari 2 mm. Sinari SIK modifikasi resin nano ini
selama kira-kira 20-30 detik dan kemudianbahan restorasi dapat dipolis.
11,26
a b
c d
e f
g h
Gambar 7. Manipulasi pengunaan SIK modifikasi resin nano. a dan b. membuka penutup pasta, c dan
d. penempatan pasta pada mixing pad selama 2 detik penekanan , e. campurkan secara merata selama 20 detik, f. kedalaman restorasi kurang dari 2mm, g dan h. rapikan kemudian dilight cured
selama 20-30 detik.
11
2.2.4 Perkembangan Penelitian SIK Modifikasi Resin Nano
Waleed et al 2007 menyatakan bahwa penambahan nano filler kedalam SIK
modifikasi resin hanya meningkatkan ikatannya ke dentin, akan tetapi flexural dan compressive strength tidak meningkat jika dibandingkan dengan SIK konvensional.
13
Pada penelitian Coutinho et al 2009 dengan menggunakan SIK modifikasi resin nano, dikatakan bahwa ikatan SIK modifikasi resin nano ke enamel dan dentin sebaik
ikatan SIK konvensional, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan SIK modifikasi
resin konvensional, oleh karena itu diperlukan penggunaan primer nano. Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan gambaran TEM Transmission Electron
Microscopy dari SIK modifikasi resin nano dengan dentin, menunjukkan adanya interaksi yang kuat, namun tidak ada demineralisasi nyata yang terlihat pada
permukaan intertubular dentin dan juga tidak ada indikasi pembentukkan lapisan hibridisasi.
30
Penelitian Wadenya
et al 2010 dengan menggunakan gigi molar desidui menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan leakage pada enamel dan dentin antara SIK
konvensional dan SIK modifikasi resin nano.
28
El-Askary et al 2011 menyatakan bahwa diperlukan tindakan pre-conditioning yaitu penggunaan nano primer pada
pemakaian SIK modifikasi resin nano karena ia tidak dapat membuktikan adanya shear bond strength dari SIK modifikasi resin nano itu sendiri jika tidak
menggunakan primer. Hasil Scanning Elektron Microscope SEM dari penelitiannya
menunjukkan adanya lapisan smear layer diatas permukaan dentin dan kurangnya pembentukan jaringan hibridisasi dalam pengunaan SIK modifikasi resin nano sesuai
dengan anjuran pabriknya. Hal ini dapat dijelaskan dengan ketidakmampuan nano- primer untuk dekalsifikasi dasar dentin, yang mungkin berhubungan dengan
tingginya pH nano primer 3.
14
Deepali et al 2010 melakukan preparasi kavitas intra orifisi, kemudian
dilakukan pengaplikasian primer dan pengeringan dengan udara, untuk kemudian direstorasi dengan Ketac N100, menyatakan penggunaan SIK modifikasi resin nano
sebagai perintang intra orifisi menunjukkan hasil yang lebih baik pada coronal seal
dibandingkan restorasi komposit, dengan perbedaan yang tidak signifikan terhadap celah mahkota coronal leakage antara SIK viskositas tinggi dengan SIK modifikasi
resin nano.
31
Penelitian El-Rouby 2010 yang melakukan restorasi pada jaringan ikat subkutan dari tikus dengan bahan Ketac N100, menyatakan adanya infiltrasi
peradangan yang parah, baik akut maupun kronis, setelah pemakaian Ketac N100 setelah satu minggu, terjadi proliferasi sel angioblast dan fibroblast, disertai hiperemi
pembuluh darah dan penebalan jaringan granulasi disekitar jaringan yang direstorasi. Namun setelah 8 minggu pemakaian tidak dijumpai adanya sel yang nekrosis. Ia juga
melaporkan adanya kemampuan remineralisasi pada bahan yang melepaskan fluor ini.
12
Sharathchandra 2010 juga telah meneliti efek bleaching terhadap SIK modifikasi resin nano, hasil penelitiannya menyatakan bahwa tidak ada efek
bleaching terhadap tekstur permukaan dan warna dari SIK modifikasi resin nano secara Scanning Elektron Microscopic SEM.
32
SIK modifikasi resin nano ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan SIK konvensional maupun SIK modifikasi resin tanpa partikel nano. SIK modifikasi
resin nano memiliki compressive strength yang lebih tinggi dibandingkan dengan SIK konvensional Fuji IX dan Ionofil Molar dan beberapa SIK modifikasi resin
konvensional Vitremer, Photac Fill, dan Fuji Filling LC, hampir sama dengan Fuji II LC SIK modifikasi resin konvensional. Flexural strength SIK modifikasi resin
nano lebih tinggi dari Fuji IX, Ionofil Molar, dan Fuji Filling LC; hampir sama dengan Vitremer; namun lebih rendah dari Fuji II LC.
11
Pada pengujian celah mikro antara SIK modifikasi resin nano Ketac Nano dengan SIK modifikasi resin
konvensional Fuji II LC menunjukkan bahwa pada enamel SIK modifikasi resin nano memiliki celah mikro lebih tinggi dari SIK modifikasi resin konvensional,
namun sebaliknya pada dentin SIK modifikasi resin nano memiliki celah mikro jauh lebih rendah dari SIK modifikasi resin konvensional.
11,31
Pada perbandingan SIK modifikasi resin nano dengan SIK konvensional tidak terlihat adanya perbedaan celah
mikro antara kedua bahan tersebut.
28
Pelepasan fluor pada SIK modifikasi resin nano juga lebih tinggi dibandingkan SIK modifikasi resin konvensional.
15
2.3 Kitosan