Fungsi Tata Niaga Margin Tata Niaga

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ternyata sebagian besar pemasaran bawang merah adalah ke kota – kota di luar Kabupaten Samosir, antara lain Kota Siantar, Kota Medan, dan lain sebagainya. Dengan adanya perbedaan saluran dan panjang pendeknya saluran tata niaga ini akan mempengaruhi tingkat harga, bagian keuntungan dan biaya, serta margin pemasaran yang diterima setiap pelaku tata niaga bawang merah. Di tingkat petani, sebagian petani mencari informasi harga kepada petani lain yang telah melakukan penjualan atau kepada pedagang pengumpul lainnya yang bukan menjadi langganannya. Tetapi sebagian besar petani hanya menerima informasi harga dari pedagang langganannya karena adanya faktor kepercayaan. Kondisi tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi petani karena pedagang pada umumnya memberikan informasi harga yang memberikan keuntungan baginya.

5.2 Fungsi Tata Niaga

Fungsi tata niaga adalah serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga – lembaga tata niaga, baik aktivitas proses fisik maupun aktivitas jasa yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Fungsi tata niaga dilakukan oleh masing – masing pelaku tata niaga untuk memperlancar penyampaian hasil usahatani dari produsen hingga ke konsumen akhir. Akan tetapi, konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tata niaga ini adalah semakin besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pedagang perantara akibatnya harga Universitas Sumatera Utara komoditi akan menjadi lebih tinggi. Fungsi tata niaga bawang merah yang dilakukan masing – masing lembaga tata niaga dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Fungsi Tata Niaga yang Dilakukan oleh Lembaga Tata Niaga Bawang Merah di Daerah Penelitian No Fungsi Tata Niaga Produsen Pengumpul Pedagang Besar Pengecer 1 Fungsi Pertukaran : - Pembelian √ √ √ √ - Penjualan √ √ √ √ 2 Fungsi Fisik : - Transportasi √ √ √ √ - Penyimpanan √ √ √ √ - Pendistribusian √ √ √ √ 3 Fungsi Fasilitas : - Resiko √ √ √ √ - Sortasi - - - - - Penyediaan dana √ √ √ √ - Informasi pasar √ √ √ √ Sumber : Diolah dari Analisis Data Primer Tabel 18 menunjukkan bahwa pelaku pasar melakukan fungsi pemasaran yang sama, tidak ada pelaku tata niaga yang melakukan keseluruhan fungsi tata niaga. Dari tabel dapat dilihat bahwa para pelaku tata niaga tidak melakukan fungsi sortasi. Fungsi informasi pasar dilakukan oleh petani dengan cara sebagian petani mencari informasi harga kepada petani lain yang telah melakukan penjualan atau kepada pedagang pengumpul lainnya yang bukan menjadi langganannya dan sebagian besar petani hanya menerima informasi harga dari pedagang langganannya karena adanya faktor kepercayaan. Fungsi pertukaran meliputi pembelian dan penjualan merupakan fungsi dominan yang dilaksanakan oleh seluruh pelaku pasar. Universitas Sumatera Utara

5.3 Margin Tata Niaga

Analisis margin tata niaga dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin pemasaran yang terdiri dari biaya dan keuntungan dari setiap aktivitas lembaga tata niaga yang berperan aktif, serta untuk mengetahui bagian harga farmer share yang diterima petani. Adapun distribusi margin tata niaga pada saluran I dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Distribusi Margin Tata Niaga pada Saluran Tata Niaga I No Uraian Rp kg 1 Harga jual petani 9.200 75,41 Biaya Produksi 5.257,18 Margin Keuntungan 3.942,82 Nisbah margin keuntungan 0,75 2 Harga beli pedagang pengumpul 9.200 3 Harga jual pedagang pengumpul 12.200 Biaya : 320,01 - Bongkar muat 68,42 0,56 - Transportasi 210,53 1,73 - Kemasan 36,85 0,30 - Retribusi 4,21 0,03 Margin Keuntungan 2.679,99 21,97 Nisbah Margin Keuntungan 8,37 4 Harga Beli Pedagang Propinsi 12.200 100 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 13 Saluran tata niaga 1 merupakan saluran yang paling banyak diminati oleh para petani yaitu sebesar 64,90 produksi bawang merah melalui saluran tata niaga 1. Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa nilai tunai yang diperoleh petani adalah sebesar Rp 9.200,00 75,41 . Biaya produksi rata – rata yang dikeluarkan petani adalah Rp 5.257,18 dengan demikian share petani adalah sebesar Rp 3.942,82kg. Margin yang terjadi antara petani dengan pedagang pengumpul adalah sebesar Rp 3.000,00 yang mana sebesar Rp 320,01 teralokasikan untuk biaya tata niaga pedagang pengumpul. Biaya transportasi sebesar Rp 210,53 Universitas Sumatera Utara merupakan biaya terbesar yang harus ditanggung oleh pedagang pengumpul karena menempuh jarak yang jauh di luar kabupaten. Dengan demikian sebesar Rp 2.679,99 21,97 merupakan keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul tersebut. Adapun sebaran harga pada saluran tata niaga 2 dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Distribusi Margin Tata Niaga pada Saluran Tata Niaga II No Uraian Rp kg 1 Harga jual petani 10.800 65,45 Biaya produksi 5.257,18 Biaya : 256,03 - Transportasi 58,46 - Upah Timbang 10,08 - Retribusi 6,04 - Penyusutan 181,45 Margin Keuntungan 5.286,79 Nisbah Margin Keuntungan 0,95 2 Harga beli pedagang besar 10.800 Harga jual pedagang besar 13.400 Biaya : 559,81 - Bongkar muat 106,55 0,64 - Transportasi 278,68 1,69 - Kemasan 37,70 0,23 - Retribusi 2,46 0,02 - Penyusutan 134,42 0,82 Margin Keuntungan 2.040,19 12,36 Nisbah margin keuntungan 3,64 3 Harga beli pengecer 13.400 Harga jual pengecer 16.500 Biaya : 1.177,75 - Penyusutan 1.029,62 6,24 - Transportasi 88,88 0,54 - Kemasan 59,25 0,36 Margin Keuntungan 1.922,25 11,65 Nisbah margin keuntungan 1,63 4 Harga beli konsumen 16.500 100 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 14 - 16 Pada saluran tata niaga 2, nilai tunai rata – rata yang diterima oleh petani adalah Rp 10.800,00kg, lebih besar dibandingkan dengan nilai tunai yang diterima oleh Universitas Sumatera Utara petani pada saluran tata niaga 1 yang hanya sebesar Rp 9.200,00kg. Namun pada saluran tata niaga 2, petani menjumpai pedagang besar yang berada di pasar kabupaten, hal ini mengakibatkan petani harus mengeluarkan biaya tambahan di luar biaya produksi. Pada saluran tata niaga 2, margin tata niaga yang terbentuk adalah sebesar Rp 5.700,00kg dimana harga bawang merah di tingkat petani adalah sebesar Rp 10.800,00kg sedangkan harga jual di tingkat pengecer sebesar Rp 16.500,00kg. Sudiyono 2004 menyatakan bahwa margin pemasaran yang tinggi tidak selalu mengindikasikan keuntungan yang tinggi, tergantung berapa besar biaya – biaya yang harus dikeluarkan lembaga – lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi – fungsi pemasaran. Biaya produksi rata – rata yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp 5.257,18kg namun petani juga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 256,03kg untuk menyampaikan komoditi mereka ke pedagang besar sehingga total biaya yang dikeluarkan petani pada saluran 2 adalah Rp 5.513,21 dengan demikian share petani adalah sebesar Rp 5.286,79kg atau sebesar 32,04 dari harga konsumen. Total share seluruh pedagang adalah sebesar Rp 3.962,44 atau sebesar 24,01 dari harga konsumen akhir. Pedagang besar memperoleh share yang lebih tinggi yaitu Rp 2.040,19kg 12,36 sedangkan pengecer hanya memperoleh share sebesar Rp 1.922,25kg 11,65 . Universitas Sumatera Utara Biaya tata niaga terbesar ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp 1.177,75kg dengan biaya penyusutan sebesar Rp 1.029,62 kg dan merupakan biaya terbesar yang harus ditanggung oleh pengecer. Sedangkan biaya tata niaga yang harus ditanggung oleh pedagang besar adalah sebesar Rp 559,81 kg dimana biaya transportasi merupakan komponen terbesar yang harus ditanggung oleh pedagang besar yaitu sebesar Rp 278,68 kg. Pada saluran tata niaga 3, petani sekaligus berperan sebagai pedagang dimana petani berhubungan langsung kepada konsumen. Adapun distribusi margin tata niaga pada saluran tata niaga pola 3 dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Distribusi Margin Tata Niaga pada Saluran Tata Niaga III No Uraian Rp kg 1 Harga Jual Petani 15.700 Biaya Poduksi 5.257,18 33,49 Biaya : 2.518,49 16,04 - Transportasi 817,89 5,21 - Kemasan 32,85 0,21 - Retribusi 174,75 1,11 - Penyusutan 1493 9,51 Margin Keuntungan 7.924,33 50,47 Nisbah Margin Keuntungan 1,019 2 Harga Beli Konsumen 15.700 100 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 17 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa nilai tunai yang diterima petani adalah sebesar Rp 15.700kg dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp 7.775,67kg 49,53 sedangkan share yang diterima oleh petani adalah sebesar Rp 7.924,33kg atau sebesar 50,47 dari harga konsumen akhir. Nilai yang diterima petani pada saluran tata niaga 3 lebih tinggi daripada nilai yang diterima petani pada saluran tata niaga 1 dan 2. Biaya penyusutan merupakan biaya yang paling banyak ditanggung oleh petani dalam memasarkan komoditi Universitas Sumatera Utara bawang merah tersebut yaitu mencapai Rp 1.493,00kg atau sebesar 9,51 dari harga konsumen akhir.

5.4 Elastisitas Transmisi Harga