Defenisi Stres Kerja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

akan masa depannya, emosi dan tidak stabil. Pada perilaku, hal ini meliputi sulit bekerja sama, tidak mampu rileks, menangis tanpa alasan yang jelas, bertindak menurut kata hati, mudah terkejut, penggunaan obat-obatan dan alkohol meningkat, kehilangan nafsu atau selera makan. Pada tubuh, hal ini meliputi berkeringat, serangan jantung meningkat, menggigil atau gemetar, gelisah, mulut dan kerongkongan kering, sering buang air kecil, sakit kepala, tekanan darah tinggi, rentan terhadap penyakit, dan sulit tidur.

2. Stres Kerja

2.1. Defenisi Stres Kerja

Rini 2004 mengatakan stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu.Istinjo 2006 mengatakan bahwa stres pekerjaan dapat diartikan tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas- tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu melawan apa yang menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas, tidak ada dukungan fasilitas untuk menjalankan pekerjaan, tugas-tugas pekerjaan yang saling bertentangan, merupakan contoh pemicu stres. Ilmi 2003 mengatakan bahwa stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja seperti faktor lingkungan , organisasi dan individu.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Griffin 2004 mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi stres kerja antara lain tuntutan fisik, tuntutan peran, dan tuntutan interpersonal. Tuntutan fisik yang terkait dengan lingkungan kerja misalnya bekerja diluar ruangan dalam suhu yang sangat dingin atau panas,atau bahkan didalam ruangan yang tidak mempunyai AC, cahaya ruangan yang buruk, lingkungan kerja yang bising dan ruangan kerja yang sempit desain rua ngan yang buruk yang membuat pegawai kurang memiliki privasi atau menghambat interaksi sosial yang bisa menimbulkan stres. Tuntutan peran, tuntutan peran bisa terkait dengan ketidakjelasan peran atau konflik peran yang mungkin dialami individu dalam kelompok misalnya seorang pegawai yang merasa ditekan atasannya unt uk bekerja lebih panjang. Tuntut an interpersonal, merupakan stresor yang dikaitkan dengan hubungan dalam organisasi, walaupun dalam beberapa kasus hubungan interpersonal dapat mengurangi stres, hal ini juga dapat menjadi sumber stres ketika kelompok menekan individu atau ketika terjadi konflik. Konflik interpersonal terjadi ketika dua atau lebih individu merasakan bahwa sikap atau tujuan berbeda, kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk juga dapat menimbulkan stres yang cukup besar. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dewe 1989, dikutip dalam Abraham, 1997 menyatakan bahwa penyebab stres kerja perawat terdiri dari beban kerja yang berlebihan seperti merawat terlalu banyak pasien, mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman dalam bekerja dan menghadapi masalah keterbatasan tenaga. Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain seperti mengalami konflik dengan teman sejawat, mengetahui orang lain tidak menghargai sumbangsih yang dilakukan dan gagal membentuk tim kerja dengan staf. Kesulitan terlibat dalam merawat pasien kritis seperti menjalankan peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru dan bekerja dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan cepat. Kemudian dalam hal berurusan dengan pengobatanperawatan pasien, misalnya bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional pasien, terlibat dalam ketidaksepakatan pada program tindakan, merasa tidak pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien atau keluarga dan merawat pasien sulit atau tidak kerjasama. Serta merawat pasien yang gagal untuk membaik, misalnya pasien lansia, pasien nyeri kronis atau mereka yang meninggal selama dirawat. Menurut National Safety Council 2004, penyebab atau sumber stres kerja dikelompokkan dalam tiga kategori. Penyebab organisasional, penyebab individual dan penyebab dari lingkungan. Faktor penyebab organisasional antara lain disebabkan karena kurangnya otonomi dan kreativitas, harapan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tenggat waktu dan kuota yang tidak logis, relokasi pekerjaan, kurangnya pelatihan, karier yang melelahkan, hubungan dengan majikan penyelia yang buruk, selalu mengikuti perkembangan teknologi mesin faks,voice mail,dll, Downsizing bertambahnya tanggung jawab tanpa penambahan gaji, pekerjaan dikorbankan penurunan laba yang didapat. Penyebab Individual, antara lain pertentangan antara karier dan tanggung jawab keluarga, ketidakpastian ekonomi, kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja, kejenuhan, ketidakpuasan kerja, kebosanan, perawatan anak yang tidak adekuat, konflik dengan rekan kerja. Penyebab dari lingkungan yang bisa menjadi penyebab stres karena adanya kondisi lingkungan kerja yang buruk pencahayaan, kebisingan, ventilasi, suhu, dll, diskriminasi ras, pelecehan seksual, kekerasan di tempat kerja, serta kemacetan saat berangkat dan pulang kerja.

2.3. Dampak Stres Kerja