BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
globalisasi seperti saat ini, dunia usaha semakin berkembang pesat yang ditandai dengan banyaknya muncul perusahaan-perusahaan yang baru.
Semakin ketatnya persaingan tersebut dan ditambah dengan situasi perekonomian negara yang tidak menentu mendorong manajemen perusahaan
untuk bekerja lebih efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas operasi perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Persaingan usaha
yang semakin ketat ini, menuntut perusahaan untuk lebih meningkatkan nilai perusahaannya firm value. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena
dengan memaksimalkan nilai perusahaan sama halnya dengan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti dengan tingginya kemakmuran pemegang saham Brigham, 2006. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera
pemilik perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan secara
maksimal. Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor karena merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang
saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan maka akan semakin tinggi kemakmuran
pemegang saham. Entreprise Value EV atau dikenal juga sebagai firm value nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor karena
merupakan indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan Nurlela, 2008. Menurut Nurlela 2008 menyebutkan bahwa nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan adalah cerminan dari
penambahan jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Dalam mengembangkan skala usaha, perusahaan membutuhkan
investor. Investor memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan. Tujuan dari investor menginvestasikan
dananya di pasar modal yaitu untuk memperoleh deviden, kepemilikan atas perusahaan tersebut dan berdagang atau jual beli.
Menurut Fama 1978 nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya atas kinerja perusahaan di masa sekarang dan juga prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dari suatu perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, pendanaan financing dan manajemen
asset. Menurut Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus
diperhatikan tetapi juga semua klaim faktor keuangan seperti jumlah aset, kewajiban dan profitabilitasnya.
Selain nilai perusahaan, hal penting lainnya yang diperhatikan investor dalam menanamkan sahamnya di pasar modal yaitu kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Bagi perusahaan sendiri, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu keharusan agar saham yang dimiliki dapat menarik minat
investor. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu
periode tertentu, di mana informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi kinerja
keuangan dan posisi keuangan di masa depan. Salah satu cara yang biasa digunakan dalam menilai perusahaan adalah
melalui pendekatan fundamental. Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan perusahaan di
antaranya adalah melalui rasio-rasio keuangan. Kinerja keuangan perusahaan dari sisi manajemen mengharapkan sisa laba bersih sebelum pajak yang tinggi
karena hal ini membuat semakin fleksibel perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Sehingga laba bersih sebelum pajak akan
meningkat bila kinerja perusahaan meningkat. Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil akhir kinerja operasi usaha selalu
mengarah pada laba bersih perusahaan sebelum pajak. Permasalahan muncul
karena laba bersih sebelum pajak tidak bisa menunjukkan kinerja laba sehingga perlu digunakan indikator lain yang dalam penelitian ini digunakan
rasio Net Profit Margin NPM. Profitabilitas adalah hasil akhir dari setiap kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaan Brigham, 2006. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari aktivitas perusahaan yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas yang dalam penelitian ini diproksikan dengan
Net Profit Margin NPM merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan penjualan bersih. Semakin besar net profit margin
maka kinerja perusahaan akan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio net profit margin menunjukkan seberapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Hubungan antara
laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang tidak menyediakan modalnya untuk suatu resiko Darsono, 2005. Net
profit margin merupakan sebuah alat analisis yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapakan laba. Selain sebagai bagian dari rasio
profitabilitas perusahaan, net profit margin juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan
meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Dari
kedua fungsi di atas, Net Profit Margin NPM dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham pada perusahaan tersebut.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham pemilik perusahaan.
Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang sering disebut agency conflict. Hal
tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari
manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan
dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan. Manajer sebagai pengelola perusahaan seringkali mempunyai
tujuan yang berbeda, terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima, yang akan menyebabkan jatuhnya harapan
investor tentang return atas dana yang mereka tanam. Oleh karena itu, perlu adanya sistem yang menjembatani adanya pemisahan kepentingan antara
pemilik dan pengelola di dalam suatu perusahaan sehingga diharapkan dapat mensejajarkan kepentingan pemilik pemegang saham dengan manajer.
Sistem itu disebut dengan pengelolaan perusahaan yang baik atau good corporate governance. Good corporate governance berfokus pada konflik
ketidakselarasan yang terjadi diantara para stakeholders seperti pemilik, karyawan dan manajer. Penerapan good corporate governance menjadi
sangat penting bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan potensi konflik kepentingan tersebut.
Berdasarkan teori keagenan agency theory, good corporate governance memiliki mekanisme dan kontrol yang berbeda-beda untuk
mengawasi biaya keagenan agency cost. Teori keagenan agency theory digunakan untuk menganalisis hubungan antara principal dan agents. Perlu
ada pemahaman yang lebih untuk memahami konflik setiap principal. Terdapat beberapa proksi yang dapat digunakan untuk mengukur good
corporate governance dalam suatu perusahaan yaitu struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris
independen. Harapan dari penerapan sistem good corporate governance adalah tercapainya nilai perusahaan. Jadi, jika perusahaan menerapkan sistem
good corporate governance diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja perusahaan
diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan sehingga nilai perusahaan akan tercapai. Lebih
lanjut, penerapan good corporate governance dimungkinkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan terhadap net profit margin yang menjadi
sinyal yang direspon para investor mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Alasannya karena perusahaan manufaktur lebih mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan
memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap setiap kejadian baik internal maupun eksternal perusahaan.
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dimana penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan sendiri
telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian menemukan bahwa struktur risiko keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Suranta dan Pratana, 2004. Invesment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan Andri dan Hanung, 2007. Serta Luga
2004 mengungkapkan bahwa arus kas berih dan struktur modal secara signifikan dan positif mempengaruhi nilai perusahaan.
Sedangkan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini Net Profit Margin NPM terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil
yang tidak konsisten. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aryono 2002 menyimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Return saham merupakan indikator dari nilai perusahaan yang dilihat oleh investor. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Ardiani 2007 menunjukkan bahwa net profit margin tidak berpengaruh siginifikan terhadap return saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Bethseba 2010
dengan judul “
Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan Value of Firm dengan Good Coorporate Governance sebagai
Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2013”.
1.2 Rumusan Masalah