2.3.4 Teori Pembentukan Modal a. Teori Investasi Keynes
Jhon Maynard Keynes mendasarkan teori tenteng permintaan investasi atas konsep efisiensi marjinal kapital Marginal Efficiency of Capital atau MEC.
MEC dapat didefinisikan sebagai tingkat perolehan bersih yang diharapkan atas pengeluaran kapital tambahan. Tepatnya MEC adalah tingkatan diskonto yang
menyamakan aliran perolehan yang diharapkan di masa yang akan datang dengan biaya sekarang dari kapital tambahan. Investasi akan dilakukan jika tingkat
perolehan bersih yang diharapkan lebh besar daripada biaya peminjaman dana atau tingkat bunga atau jika MEC i. sedangkan hubungan antara permintaan
investasi dan tingkat bunga oleh Keynes dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut:
I = fi
Secara grafik, hubungan antara investasi dan tingkat bunga dapat digambarkan di halaman selanjutnya
Gambar 3 Kurva permintaan investasi
Tingkat bunga i
Investasi I i
1
i
2
I
1
I
2
Universitas Sumatera Utara
Dalam gambar di atas terlihat bahwa apabila tingkat bunga turun misalnya dari i1 ke i2 akan menyebabkan permintaan investasi meningkat dari i1 ke i2, dan hal
yang sebaliknya akan berlaku kalau tingkat bunga mengalami kenaikan. b. Teori Akselerator
Teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara permintaan akan barang modal capital goods dan permintaan akan produk akhir final
produk, dimana permintan akan barang modal dilihat sebagai permintaan turunan dari permintaan akan barang atau produk akhir.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori tersebut mulai dengan mengasumsikan adanya capital-output ratio COR yang tertentu, yang ditentukan
oleh kondisi teknis produksi. c. Teori neo klasik
Menurut teori ini, stok kapital yang diinginkan ditentukan oleh output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga jasa kapital bergantung
pada harga barang-barang modal, tingkat bunga dan perlakuan pajak atas pendapatan perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan
faktor penentu dari stok kapital yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN