persamaan yang umum, mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu Depkes RI, 1994.
Ada beban yang dirasa optimal bagi seseorang. Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Atau pemilihan tenaga
kerja tersehat untuk pekerjaan yang tersehat pula. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman, keterampilan, motivasi dan lain-lain. Dalam usaha
menetukan beban kerja maksimal, beban fisik lebih mudah dirumuskan yaitu 50 kg sebagai beban kerja tertinggi yang diperkenankan berdasarkan rekomendasi ILO.
Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kerja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75, pekerjaan ringan
diantara 75-100, agak berat 100-125, berat 125-150, sangat berat 150-175 dan luar biasa berat lebih dari 175menit. Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang
dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan atau gangguan Suma’mur, 1996.
2.1.3. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi,
yang berakibat beban tambahan terhadap jasmani dan rohani tenaga kerja. Beban tambahan berasal dari lingkungan pekerjaan seperti suhu udara dingin atau panas,
kebisingan, hujan serta keserasian pekerjaan dengan alat-alat yang digunakan Depkes RI, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Fisiologi Faal Kerja
Ilmu tentang faal yang dikhususkan untuk manusia yang bekerja disebut ilmu faal kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerja-sama dalam koordinasi yang sebaik-
baiknya dari dria mata, telinga, peraba, perasa, dan lain-lain, otak dan susunan syaraf-syaraf di pusat dan di perifer serta otot-ototnya. Selanjutnya, untuk pertukaran
zat yang diperlukan dan yang harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ke dan dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru, hati, usus, dan lain-lainnya
menunjang kelancaran proses pekerjaan. Mula-mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot, dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-
upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan menjadi suatu refleks, sehingga
bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah
keterampilan seseorang Suma’mur, 1996. Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan
fisik. Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-seratnya, daya kontraksi, dan cepatnya berkontraksi.
Sebelum kontraksi mengerut, darah di antara serat-serat otot atau di luar pembuluh- pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat
terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi
bekerjanya otot-otot. Pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar roda, memukul lonceng, mencangkul, dan lain-lain. Kerja terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
dari suatu otot, sekalipun bersifat dinamik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja
atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat- zat sisa metabolisme seperti asam laktat, Co2, dan sebagainya. Namun kelelahan,
sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar
pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu laten kontraksi dan waktu melemas,
berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar tremor. Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran
tubuh, ukuran ini menetukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-
besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh baik dalam keadaan statis ataupun dinamis.
Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran : 1. Berdiri : tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depa dan
panjang lengan. 2. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan,
tinggi lutut, jarak lekuk-lutut garis punggung, jarak lekuk-lutut telapak kaki.
Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran. Semakin berat pekerjaan, semakin besar tenaga yang diperlukan. Dalam hubungan ini jumlah kalori juga
merupakan petunjuk besarnya beban pekerjaan. Selain faktor beban kerja dan
Universitas Sumatera Utara
peralatan didalam tubuh, faktor waktu dan lingkungan juga berpengaruh kepada faalfisiologi kerja Suma’mur, 1996.
2.2. Waktu Jam kerja