Sejarah berdirinya Kota Tangerang Selatan

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

A. Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah berdirinya Kota Tangerang Selatan

Pada masa penjajahan Belanda, Tangerang adalah wilayah yang masuk ke dalam Batavia sekarang Jakarta. Wilayah yang mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu Suku Sunda, Suku Betawi, dan Suku Tionghoa. Awal mula nama Tangerang adalah Tangeran yang berasal dari bahasa sunda yang berarti “tanda”. Karena dahulu didirikan sebuah tugu dibagian barat sungai Cisadane. Tugu yang didirikan untuk mempertahankan wilayah timur Cisadane dan menjaga tanah kaum Parahyang. Tugu tersebut didirikan oleh Pangeran Soegri salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa, dari kesultanan Banten. Seiring waktu berjalan Tangerang pun berdiri mandiri dan menjadi wilayah industri yang modern. Selain itu, pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tangerang sebagai daerah lintasan dan berdekatan dengan Ibukota Negara Jakarta melesat pesat. Apalagi setelah diterbitkannya Inpres Nomor.13 Tahun 1976 tentang pengembangan Jabotabek Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, di mana Kabupaten Tangerang menjadi wilayah penyanggah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 1 Pada tahun 1993 terbit Undang-undang Nomor. 2 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan undang-undang ini wilayah Kota Administratif Tangerang dibentuk menjadi daerah otonomi Kota Tangerang, yang lepas dari Kabupaten Tangerang. Berkaitan itu terbit pula Peraturan Pemerintah Nomor. 14 1 www.tangerangkab.go.id, diakses pada tanggal 18 Mei 2010, jam 14:15:53. 37 Tahun 1995 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang ke Kecamatan Tigaraksa. Pada tahun 2000 beberapa tokoh masyarakat dari kecamatan Ciputat, Serpong, Pamulang, dan Pondok Aren berkumpul untuk membentuk kota baru, yang disebut Cipasera Ciputat, Cisauk, Pamulang, Serpong, dan Pondok Aren. Hal ini dilakukan untuk memisahkan diri dari kabupaten Tangerang. Rencana ini muncul karena warga di wilayah selatan Kabupaten Tangerang merasa kurang diperhatikan, baik dari pusat pemerintahan yang begitu jauh, maupun banyaknya fasilitas yang terabaikan. Oleh karena itu, warga berkeinginan membentuk wilayah otonomi, yang pusat pemerintahannya tak begitu jauh dan diperhatikan oleh pemerintah. Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang Selatan, yakni dibatasi dengan sungai Cisadane. Demikian pula dengan pusat pemerintahan kota yang baru terbentuk. Pengambilan keputusan mengenai kecamatan mana saja yang masuk Tangerang Selatan juga ditetapkan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menggelar rapat di masing- masing fraksi yang diadakan sebelum rapat paripurna digelar. Ada dua pilihan yang dihasilkan dalam rapat tersebut yakni, alternatif pertama sebagai calon kecamatan-kecamatan yang masuk kedalam Kota Tangerang Selatan, lima kecamatan, yakni Ciputat, Cisauk, Pondok Aren, Serpong dan Pamulang. yang disetujui fraksi besar seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar. Sedangkan fraksi Partai Kebangkitan Bangsa memilih alternatif kedua, yakni enam kecamatan yakni Ciputat, Cisauk, Pondok Aren, Pamulang, Serpong, dan Pagedangan. Berdasarkan hasil voting, 21 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memilih alternatif pertama sedang 14 orang memilih alternatif kedua. Hasil rapat paripurna kemudian dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Banten dan Menteri Dalam Negeri sebelum dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta ditetapkan dalam undang-undang. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Tangerang Selatan. Pelaksana Tugas Ketua Panitia Khusus Kajian Rencana Pemekaran Wilayah, R Dahyat Tunggara menjelaskan bahwa daerah Ciputat memiliki nilai strategis dan memenuhi syarat menjadi ibukota. Presidium Pembentukan Tangerang Selatan dan pemerintah induk Kabupaten Tangerang sudah sepakat dengan keputusan ini. Lokasi persis Ibukota itu adalah Kelurahan Maruga yang merupakan bekas Kantor Kawedanan Ciputat dan saat ini dipakai sebagai kantor Kecataman Ciputat. 2 Pada rapat paripurna lanjutan, seluruh fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah juga menyetujui pemekaran tiga kecamatan baru di wilayah Tangerang bagian selatan. Kecamatan baru itu adalah Kecamatan Ciputat Timur pemekaran dari Kecamatan Ciputat, Kecamatan Setu pemekaran dari Kecamatan Cisauk, 2 Sumber: Dokumen Kantor walikota Tangerang Selatan dan Kecamatan Serpong Utara pemekaran dari Kecamatan Serpong. Sedang Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Pamulang tidak ada pemekaran wilayah. Dengan demikian, jumlah kecamatan di Kota Tangerang Selatan bertambah dari lima menjadi tujuh kecamatan. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 yang membahas soal pemekaran daerah menyebutkan keputusan akhir rencana itu ada di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Usulan berdirinya kota Tangerang Selatan disampaikan melalui Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri, kemudian dikaji oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Setelah disetujui, Menteri Dalam Negeri mengajukan kepada Presiden. Kemudian, diajukan dalam bentuk rancangan undang-undang ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk diputuskan. Jumlah penduduk di wilayah ini lebih dari satu juta jiwa. Pamulang dihuni 236.000 jiwa, sedang Ciputat dihuni 260.187 jiwa. Dari dua kecamatan ini, jumlah penduduk 500.000 jiwa. Jika ditambah dengan penduduk Serpong, Pondok Aren, dan Cisauk akan berjumlah lebih dari satu juta jiwa. Sehingga, memenuhi syarat untuk suatu daerah otonom. Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten mulai membahas berkas usulan pembentukan Kota Tangerang Selatan mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ke Dewan pada 22 Maret 2007. Pada tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri. Kota Tangerang Selatan terbentuk setelah Dewan Perwakilan Rakyat bersama pemerintah menyetujuinya dalam rapat paripurna DPR. Tangerang Selatan disetujui bersamaan dengan persetujuan pembentukan 11 daerah otonom baru lainnya. 3 Terbentuknya kota baru itu disambut gembira warga yang tinggal di wilayah Tangerang bagian selatan. Warga Tangerang Selatan memperjuangkan berdirinya kota baru tersebut sejak tahun 2000. Berbagai cara mereka tempuh agar pemerintah mengabulkan keinginan mereka memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008, Kota Tangerang Selatan terdiri atas 7 tujuh kecamatan: Tabel 1 Kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah Kota Tangerang Selatan No Kecamatan Luas Wilayah 1 Ciputat 1.838 Ha 2 Ciputat Timur 1.543 Ha 3 Pamulang 2.682 Ha 4 Pondok Aren 2.988 Ha 5 Serpong 2.404 Ha 6 Serpong Utara 1.784 Ha 7 Setu 1.480 Ha Sumber: Dokumen Kantor Walikota Tangerang Selatan 3 Sumber: Dokumen Kantor Walikota Tangerang Selatan

2. Visi, Misi dan Motto Kota Tangerang Selatan