LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahwa ulama merupakan komponen penting dalam membina dan membangun kehidupan umat manusia, umat Islam khususnya. Karena mereka sebagai pewaris, dan sebagai penerus ajaran Islam yang telah dibawa oleh nabi Muhammad saw. Dalam menjalankan tugas suci ini, mereka senantiasa tumbuh dan hadir untuk mengisi kebutuhan zaman. Dengan demikian dapat ditegaskan, bahwa ulama bukan saja cerdas di atas mimbar, tetapi fasih juga mengimplementasikannya di dalam segala segi kehidupan bermasyarakat. Dari sudut etimologis, istilah Ulama bersal dari kata kerja alima-ya’lamu ilman yang berarti mengetahui. 1 Orang yang memiliki ilmu disebut alim, sedangkan jamaknya menjadi ulama. Sehingga istilah ulama diartikan sebagai suatu kelompok orang pandai dalam suatu didiplin ilmu atau beberapa disiplin ilmu pengetahuan. Ulama dapat juga diterjemahkan dengan Cendikiawan. 2 Menurut Ibnu Qayim, 3 pada era awal sejarah Islam, konsep ulama ini pernah dimanifestasikan. Ulama tidak sja berarti seorang yang ahli dalam bidang ilmu agama, melainkan seseorang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan duniawi. Lebih lanjut Ibnu Qayim menambahkan, karena itu pulalah maka dunia Islam pernah dikenal sebutan 1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Yayasan Penyelenggara penterjemah pentapsiran Al Qur’an: Jakarta, 1973 h.277 2 M. Dawam Raharjo, Intelektual, Itelegensia, dan perilaku Bangsa: Risalah Cendikiawan Muslim; Mizan: Bandung, 1999. 3 Ibnu Qoyim adalah Asisten Peneliti Madya PMB_LIPI tahun 1993 ulama-u al kimiyai ilmuan kimia, ulama-u al-tarikhi sejarawan, ulama-u al ijtimari ilmuan kemasyarakatan, ulama-u alfiqhi atau fuqaha, dan sebagainya. 4 Sungguhpun demikian, istilah ulama sudah berkembang sebagai pengertian khusus, yaitu mereka yang diakui masyarakat sebagai seorang yang di satu pihak memiliki ilmu yang tinggi di bidang agama dan di lain pihak menjalankan akhlak sesuai dengan ilmu agama yang diajarkan. Sehingga dengan demikian ia sendiri dapat menjadi teladan atau panutan masyarakat. Dalam sebuah hadits dikatakan, yang artinya “ulama itu adalah pewaris Nabi”. 5 Dalam pengertian ini, ulama ditempatkan pada status social yang tinggi dalam komunitas muslim. Masyarakat Islam abad pertengahan memberikan kedudukan yang tinggi pada ulama, berkat pengetahuan keagamaan mereka. 6 Yang diwarisi oleh ulama itu bukanlah stutusnya, melainkan rislahnya. Untuk dapat menjalankan peranannya dalam meneruskan rislah Nabi, ulama mengacu kepada empat sifat Nabi 1 shiddiq jujur dan benar, 2 amanah dapat dipercaya 3 tabligh menyampaikan pesan-pesan agama kepada manusia, 4 fathanah bijaksana dalam menghadapi persoalan dan situasi yang dihadapi. Ciri-ciri di atas memang juga memiliki cirri kepemimpinan, sebab Nabi juga menjadi pemimpin masyarakat. Oleh sebab itu seorang ulama dapat berkembang menjadi seorang pemimpin masyarakat. Tetapi tugas utama ulama memang mempelajari dan mendalami ilmu agama, dan kemudian menyampaikan kepada masyarakat, baik dengan 4 Ibnu Qayim, “Ulama Di Indonesia Pada Akhir Abad XIX dan Awal Abad XX”, sejarah, Vol 3, 1993 hal.12 5 Lihat shoheh al-Bukhari, Daar wa Muthabi al-Syab, jilid I, h. 129 6 Saletore, “ulama”, dalam buku; Elie Dalam Perspektif Sejarah, disunting oleh Sartono Kartojirdjo, LP3ES: Jakarta, 1983 cara Tabligh, mengajar atau dengan merealisasikannya pada proses perkembangan masyarakat. Demikian pula pemuda-pemuda Gayo Aceh Tengah yang telah memperoleh predikat Tengku setlah menempuh pendidikan di pesantren mereka kembali ke Tanah Gayo untuk memberikan dharma baktinya dalam usaha mengangkat harkat dan martabat masyarakat Gayo. Dalam upaya tersebut mereka kelihatan berlomba-lomba untuk mendirikan lembaga pendidikan modern seperti madrasah dan pesantren selain itu mereka memelopori berdirinya tempat-tempat ibadah seperti masjid dan meunasah. Disamping itu, lewat media dakwah mereka telah berhasil menyebarluaskan ajaran Islam lewat pertemuan dan ceramah-ceramah sehingga secara bertahap, masyarakat Gayo telah dapat meninggalkan tradisi-tradisi yang berbau bid’ah, tahayul dan kurafat. Dengan demikian perlu kiranya untuk mengangkat dan memperkenalkan kegiatn ulama Tengku Gayo dalam upaya menyebarkn Islam. Hal ini dapat menjadi tolak ukur tentang kemajuan di dalam masyarakat Tanah Gayo Aceh Tengah sebagai bagian yang tidak dapat terlepaskan dari kemajuan bangsa.

B. PERUMUSAN MASALAH DAN RUANG LINGKUP MASLAH