karena DPS menghitung sebagai besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimilikinya, harga saham yang digunakan adalah
harga penutupan mengingat bentuk pasar modal di indonesia yang termasuk kategori lemah weak form dimana semua informasi dimasa lalu akan tercermin
pada harga saham sekarang. Penelitian mengenai harga saham telah dilakukan oleh Denny 2008 yang
menguji pengaruh DPS dn ROE terhadap harga saham, pada lima perusahaan sektor pertambangan periode 2002-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DPS dan ROE, berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian lain dilakukan oleh Reyna 2008 yang
menguji pengaruh ROE dan EPS terhadap harga saham industri barang konsumsi periode 2002-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, ROE dan EPS berpengaruh secara signifikan
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia?.”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh antara antara earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan
dengan teori yang ada. 2.
Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
dalam melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas.
Husnan 2002:303, menyebutkan bahwa “sekuritas saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.” Sedangkan, menurut Tandelilin 2001:18 “saham merupakan surat bukti
bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.” Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT, dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham
tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis-jenis saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1 Saham atas unjuk bearer stock
Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus
berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2 Saham atas nama registered stock
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta
gantinya. Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham
juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1
Saham biasa Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada
pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie,
Universitas Sumatera Utara
Kane, Markus 2002:97 menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan
diumumkan kepada masyarakat. Pemilik berhak menentukan apakah akan menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan”.
2 Saham preferen
Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa.
Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham
preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin 2001:12 “saham preferen merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga dan obligasi, tetapi
juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.”
2. Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share EPS.
Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen untuk menentukan jumlah yang akan dibagikan
kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen, maka earning per share dihitung dengan membagi laba bersih setelah
Universitas Sumatera Utara
dikurangi pajak dan saham preferen dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi
perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap
lembar sahamnya. Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji 2005:62, “Earning per share
adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham
yang beredar.” EPS dirumuskan sebagai berikut: x 100
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi
perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila
terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar. Earning
per share memiliki arti sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut.
Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar
Universitas Sumatera Utara
investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahan lain.
3. Dividend Per Share
Menurut Warren 1999:122. “dividend per share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham”.
Sedangkan menurut Riyanto 1995:269, “dividend per share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham
dari keuntungan tiap lembar saham”. Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor
untuk menilai keuangan suatu perusahaan. Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share DPS dapat dirumuskan sebagai berikut:
x 100
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena
investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan earning antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan untuk digunakan dalam perusahaan
yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
4. Harga saham
a. Pengertian harga saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih
baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto
2002:12, yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono 2001:70, “harga pasar saham terbentuk
melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”. Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke
waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Apabila suatu
saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga
Universitas Sumatera Utara
saham cenderung turun. Sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
b. Analisis terhadap harga saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
analisis teknikal technical analysis dan analisis fundamental fundamental analysis.
1 Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan
ditentukan oleh penawaran supply dan permintaan demand terhadap saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo 2005:77, “analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan
harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya”. Analisis teknikal
Universitas Sumatera Utara
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan
harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis
dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan
harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
keluar pasar. 2 Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo
2007:263 menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas
laporan keuangan.” Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:189, “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai
suatu saham. Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
masa yang akan dengan 1 mengestimasi nilai faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan 2 menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :
pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya
sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Dalam analisis fundamental terdapat dua model penilaian terhadap nilai saham yang sering digunakan para analisis sekuritas menurut
Kamaruddin 2004:81, yaitu: •
Pendekatan nilai sekarang present value Pendekatan nilai sekarang atau disebut juga dengan kapitalisasi
laba capitalization of income method, melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
Jika investor percaya bahwa nilai perusahaan bergantung pada prospek perusahaan di masa datang dan prospek ini merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas masa depan, maka nilai perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskotokan nilai-
nilai arus kas cash flow di masa depan menjadi nilai sekarang.
• Pendekatan Price Earning Ratio PER
Alternatif lain selain menggunakan arus kas atau dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah
dengan menggunakan nilai laba perusahaan earnings. Salah satu pendekatan yang populer adalah dengan menggunakan nilai
pendapatan untuk memperkirakan nilai intrinsik, yaitu dengan pendekatan Price Earnings Ratio PER, atau disebut juga dengan
earnings multiplier.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis
industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga
faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi penelitian yang dilakukan oleh Raymond 2007 , Nurmala 2006, Denny 2008, Liestyana
2008 dan Silvana 2009. Tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
N ama
Judul Vari
abel Beba
s Uraian
R aymond
2007 Pengaruh
Dividend Per Share dan Eearning Per
Share terhadap
Harga Saham pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk periode 2002-2006
Divi dend per
share dan
earning per share.
Raymond meneliti dividend per share dan earning per share
terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
periode 2002-2006. Berdasarkan analisis
yang telah
dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut
mempunyai hubungan yang kuat.
N urmala
2006 Pengaruh
kebijakan dividen terhadap harga
saham perusahaan otomotif di BEI
Earn ing Per
Share dan
Dividend Per Share.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis
dapat diketahui bahwa kebijakan dividen Earning per share dan
dividend per share yang ditetapkan oleh ketiga perusahaan otomotif
yang menjadi sampel penelitian tidak mempengaruhi harga saham
perusahaan.
D enny
2008 Pengaruh
dividend per share dan return on equity
Divi dend per
share dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPS dan ROE
berpengaruh signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
terhadap Harga Saham pada lima
perusahaan pertambangan.
return on equity.
harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
Li estyana
2008 Pengaruh
Return On Equity ROE dan Earning
Per Share EPS terhadap Harga
Saham pada Industri Barang Konsumsi
Earn ing per share
dan return on equity.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan
EPS secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, Return On
Equity dan Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan.
Si lvana
2009 Pengaruh
Dividend per share terhadap harga
saham pada perusahaan barang
konsumsi yang Go Public
Divi dend per
share. Hasil penilitian
menunjukkan variabel independen yaitu dividend per share mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham
pada perusahaan barang konsumsi yang go public.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual