Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI
INDONESIA OLEH
NAMA : MUHAMMAD IZHAR ARIEF
NIM : 060503083
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
MEDAN 2 0 1 0
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per
Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data
dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,
Muhammad Izhar Arief NIM: 060503083
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara.
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail,
MM, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama
proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Wahidin, Msi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu
Risanti, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas
(4)
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Mashurdin Situmorang, MSi, Ak
dan Ibunda Hj. Azneini Lubis, Mpd terima kasih atas semua kasih sayang,
do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga
penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca
untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,
Muhammad Izhar Arief NIM: 060503083
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per
share dan dividend per share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 397 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26
sampel dengan 78 amatan. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi).
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai adjusted R2 adalah sebesar 6%. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel earning
per share dan dividend per share terhadap harga saham adalah sebesar 6%.
Sedangkan sisanya sebesar 94% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan variabel earning per share dan dividend per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh variabel earning per
share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan variabel dividend per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
(6)
ABSTRACT
This research has a purpose to see that there is an effect between earning per share and dividend per share to stock price neither parsial nor simultant ratio to the company in listed in Indonesia Stock Exchange. The independend variable are earning per share and dividend per share and the dependend variable is stock price. The population that is used in this research is all company that listed in Indonesia Stock Exchange since 2006-2008.
The sample was selected by purposive sampling method. The sample that was obtained amount 26 sampel with 78 observations. Analyze model that we use is multiple regression. Classic asumtion tests that we use are normality test, multicolinerity test, autocorrelation test and heteroscedastisity test. Hipothesist test that is used are F-test, t-test and Adjusted R square.
The Result of coefficient determination test show that adjusted R Square is 6%. It is show that the effect of earning per share and dividend per share is 6% to stock price. While the orther 94 % is explained by the other . earning per share and dividend per share as simultant have no effect to stock price . earning per share as partial have no significant effect to stock price . dividend per share as partial have no significan effect to stock price.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6
1. ... S aham ... 6
a. ... P engertian Saham ... 6
(8)
b... J
enis-Jenis Saham ... 7
2. ... E arning Per Share ... 8
3. Dividend Per Share ... 10
4. Harga Saham . ...11
B. Tinjauan Penelitian terdahulu ... 15
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 16
1. Kerangka Konseptual ... 16
2. Hipotesis Penelitian... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
C. Jenis dan Sumber Data ... 21
D. Metode Pengumpulan Data ... 22
E. Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 22
F. Metode Analisis Data ... 24
1. ... Uji Asumsi Klasik ... 24
2. ... Uji Hipotesis... 27
(9)
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Statistik Deskriptif ... 31
B. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 32
1. ... H
asil Uji Normalitas Data ... 32
2. ... H
asil Uji Heteroskedastisitas... 37
3. ... H
asil Uji Autokorelasi ... 39
4. ... H
asil Uji Multikolinearitas ... 40
C. ... H
asil Pengujian Hipotesis... 41
1. ... U
ji Koefisien Determinasi ... 41
2. ... H
asil Pengujian Simultan (uji F) ... 42
3. ... H
asil Pengujian Parsial (uji t) ... 43
D. ... P
(10)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 47
B. Keterbatasan ... 47
C. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 20
Tabel 3.2 Daftar Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 23
Tabel 4.1 Statitstik Deskriptif ... 31
Tabel 4.2 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Sebelum Tranformasi) ... 36
Tabel 4.3 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Setelah Transformasi) ... 37
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 38
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 40
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi ... 42
Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 43
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17
Gambar 4.1 Grafik Histogram (sebelum Tranformasi) ... 33
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot (sebelum Tranformasi) ... 33
Gambar 4.3 Grafik Histogram (setelah Tranformasi) ... 34
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot (setelah Tranformasi) ... 35
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Populasi Penelitian...51
Lampiran ii Sampel Penelitian ... 70
Lampiran iii Data Penelitian ... 71
Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 72
Lampiran v Uji Normalitas ( Sebelum Transformasi) ... 73
Lampiran vi Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ... 75
Lampiran vii Uji Normalitas ( Setelah Transformasi) ... 77
Lampiran viii Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79
Lampiran ix Hasil Uji Autokorelasi ... 80
Lampiran x Hasil Uji Multikolinearitas ... 81
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per
share dan dividend per share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 397 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26
sampel dengan 78 amatan. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi).
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai adjusted R2 adalah sebesar 6%. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel earning
per share dan dividend per share terhadap harga saham adalah sebesar 6%.
Sedangkan sisanya sebesar 94% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan variabel earning per share dan dividend per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh variabel earning per
share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan variabel dividend per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
(15)
ABSTRACT
This research has a purpose to see that there is an effect between earning per share and dividend per share to stock price neither parsial nor simultant ratio to the company in listed in Indonesia Stock Exchange. The independend variable are earning per share and dividend per share and the dependend variable is stock price. The population that is used in this research is all company that listed in Indonesia Stock Exchange since 2006-2008.
The sample was selected by purposive sampling method. The sample that was obtained amount 26 sampel with 78 observations. Analyze model that we use is multiple regression. Classic asumtion tests that we use are normality test, multicolinerity test, autocorrelation test and heteroscedastisity test. Hipothesist test that is used are F-test, t-test and Adjusted R square.
The Result of coefficient determination test show that adjusted R Square is 6%. It is show that the effect of earning per share and dividend per share is 6% to stock price. While the orther 94 % is explained by the other . earning per share and dividend per share as simultant have no effect to stock price . earning per share as partial have no significant effect to stock price . dividend per share as partial have no significan effect to stock price.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan yang pesat pada pasar modal saat ini sangat menarik perhatian
investor/para pemilik modal untuk berinvestasi di pasar modal. Para
investor/pemilik modal dapat membeli dan menjual saham melalui bursa efek.
Ketidakpastian berinvestasi dalam instrumen saham mendorong para investor
untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap jenis saham yang akan
dibeli. Setiap keputusan investor akan didasarkan pada analisis yang baik.
Analisis tersebut memerlukan informasi, salah satunya informasi yang diperoleh
investor adalah laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Analisis
laporan keuangan tersebut didasarkan oleh hasil kinerja perusahaan yang
digambarkan ukuran tertentu, ukuran yang umum digunakan adalah rasio
keuangan.
Rasio keuangan banyak macamnya, diantaranya yang digunakan investor
adalah Earning Per Share dan Dividend Per Share. Analisis yang menggunakan
Dividen Per Share merupakan salah satu analisis yang digunakan investor dalam
menentukan harga saham suatu perusahaan, karena semakin besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi
harga saham, demikian pula sebaliknya. Penelitian ini mengenai Pengaruh
Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham
(17)
Return yang dapat dinikmati investor yang berinvestasi dalam istrumen
saham ada dua, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain akan diperoleh
setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya,
sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada investor
berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang
akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih yang menjadi laba yang
ditahan.
Untuk memperoleh pendapatan (return) yang diinginkan, seorang investor
perlu melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahaan sebelum membuat
keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis
penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis
mengenai penilaian yang akan dibahas dalam penilitian ini adalah analisis
fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis
laporan keuangan dalam bentuk rasio – rasio keuangan. Banyak terdapat rasio
keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, diantaranya
adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).
Perhitungan Earning Per Share menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu
gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap
jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui Earning
Per Share suatu perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang
(18)
Dengan demikian, EPS dapat mencerminkan pendapatan di masa yang akan
datang, EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham,
karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian investor
akan keadaan perusahaan. Dimana apabila EPS meningkat, investor menganggap
perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga
akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba
yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
Dividend Per Share dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan dividen per lembar saham
bagi pemilik, maka akan memberikan korelasi yang positif terhadap harga saham
perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi
investor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Ini sesuai dengan Signally Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu
perusahaan dimasa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa
bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga
saham, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau
menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga
saham. Teori ini dikenal sebagai Teori informasi dari dividen (information
Content of Dividend Theory).
Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari besarnya penerimaan
pembagian dividen. Pendapatan dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah
(19)
karena DPS menghitung sebagai besar dividen yang akan diterima oleh investor
pada setiap lembar saham yang dimilikinya, harga saham yang digunakan adalah
harga penutupan mengingat bentuk pasar modal di indonesia yang termasuk
kategori lemah (weak form) dimana semua informasi dimasa lalu akan tercermin
pada harga saham sekarang.
Penelitian mengenai harga saham telah dilakukan oleh Denny (2008) yang
menguji pengaruh DPS dn ROE terhadap harga saham, pada lima perusahaan
sektor pertambangan periode 2002-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DPS dan ROE, berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial
maupun secara simultan. Penelitian lain dilakukan oleh Reyna (2008) yang
menguji pengaruh ROE dan EPS terhadap harga saham industri barang konsumsi
periode 2002-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara
simultan kedua variabel tersebut, ROE dan EPS berpengaruh secara signifikan
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
(20)
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh antara antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga
dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan
dengan teori yang ada.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang
sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi
likuiditas.
Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa “sekuritas (saham)
merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak
yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.”
Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti
bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”
Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham
(22)
b. Jenis-jenis saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1) Saham atas unjuk (bearer stock)
Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya.
Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain
karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus
berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut
hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2) Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara
peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama
pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta
gantinya.
Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham
juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Saham biasa
Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada
(23)
Kane, Markus (2002:97) menjelaskan pengertian saham biasa adalah
“kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan
diumumkan kepada masyarakat. Pemilik berhak menentukan apakah
akan menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan”.
2) Saham preferen
Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian
laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa.
Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang
memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham
preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin
(2001:12) “saham preferen merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi
juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.”
2. Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat
investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan
kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share (EPS).
Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa.
Pada saat saham preferen untuk menentukan jumlah yang akan dibagikan
kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen,
(24)
dikurangi pajak dan saham preferen dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi
perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan
bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap
lembar sahamnya.
Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang
bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:62), “Earning per share
adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.
Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham
yang beredar.” EPS dirumuskan sebagai berikut:
x 100%
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan
bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi
perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan
tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila
terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham maka jumlah saham biasa
sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar. Earning
per share memiliki arti sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut
laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam perusahaan tersebut.
Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share pada halaman depan
(25)
investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan
tersebut tidak berpindah ke perusahan lain.
3. Dividend Per Share
Menurut Warren (1999:122). “dividend per share merupakan ukuran untuk
menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham”.
Sedangkan menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan untuk
mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham
dari keuntungan tiap lembar saham”. Dividend Per Share merupakan bagian
dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor
untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar
pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap
lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share (DPS)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
x 100%
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena
investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil
(26)
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu
menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen dan untuk digunakan dalam perusahaan
yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
4. Harga saham
a. Pengertian harga saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan
memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih
baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk
mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto
(2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.”
Sedangkan, menurut Sartono (2001:70), “harga pasar saham terbentuk
melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”.
Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke
waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan
permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila
kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Apabila suatu
saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan
(27)
saham cenderung turun. Sehingga perubahan harga saham mempunyai
pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
b. Analisis terhadap harga saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi
tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua
analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental
(fundamental analysis).
1) Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan
perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham,
seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan
ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap
saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan
salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan
harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi
(28)
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang
ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan
harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis
dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan
mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan
harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan,
serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
keluar pasar.
2) Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo
(2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya
merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas
laporan keuangan.” Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:189),
“analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang
berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai
suatu saham.
Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
(29)
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator
yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :
pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau
pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya
sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Dalam analisis fundamental terdapat dua model penilaian terhadap
nilai saham yang sering digunakan para analisis sekuritas menurut
Kamaruddin (2004:81), yaitu:
• Pendekatan nilai sekarang (present value)
Pendekatan nilai sekarang atau disebut juga dengan kapitalisasi laba (capitalization of income method), melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai perusahaan bergantung pada prospek perusahaan di masa datang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas masa depan, maka nilai perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskotokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi nilai-nilai sekarang.
• Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Alternatif lain selain menggunakan arus kas atau dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Salah satu pendekatan yang populer adalah dengan menggunakan nilai pendapatan untuk memperkirakan nilai intrinsik, yaitu dengan pendekatan Price Earnings Ratio (PER), atau disebut juga dengan
earnings multiplier.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan
melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis
(30)
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa
kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga
faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi penelitian yang
dilakukan oleh Raymond (2007) , Nurmala (2006), Denny (2008), Liestyana
(2008) dan Silvana (2009). Tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini
dapat dijelaskan pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu N
ama
Judul Vari
abel Beba s Uraian R aymond (2007) Pengaruh Dividend Per Share dan Eearning Per Share terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2002-2006
Divi dend per share dan earning per share.
Raymond meneliti dividend per share dan earning per share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang kuat.
N urmala (2006) Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan otomotif di BEI
Earn ing Per Share dan Dividend Per Share.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (Earning per share dan dividend per share) yang ditetapkan oleh ketiga perusahaan otomotif yang menjadi sampel penelitian tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.
D enny (2008)
Pengaruh dividend per share dan return on equity
Divi dend per share dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPS dan ROE
(31)
terhadap Harga Saham pada lima perusahaan
pertambangan.
return on equity.
harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
Li estyana (2008)
Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi
Earn ing per share dan return on equity.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, Return On Equity dan Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan. Si
lvana (2009)
Pengaruh Dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang Go Public
Divi dend per share.
Hasil penilitian menunjukkan variabel independen
yaitu dividend per share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu
variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel
independen adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).
Sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Adapun kerangka
(32)
Earning Per Share (EPS) menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar
saham biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi
pajak (Earning After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah
saham beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai
kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan,
menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar
untuk tiap lembar sahamnya, keuntungan yang besar per lembar saham akan
mengakibatkan permintaan terhadap saham perusahaan meningkat karena EPS
yang besar akan menarik minat para investor, dengan meningkatnya
permintaan maka harga saham juga akan meningkat.
Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan
jumlah saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan
investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu
memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka
meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk
kepemilikan saham, jika pembagian dividen perusahaan cukup besar maka Harga
Saham (Y)
Earning per Share
(X1)
Dividend per Share
(X2)
H1
H2
(33)
akan menarik minat investor sehingga meningkatkan permintaan, dan pada
akhirnya akan meningkatkan harga saham.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris (Erlina, 2007:41). Hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1 : earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
H2 : dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
H3 : earning per share dan dividend per share berpengaruh secara
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
segala seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public pada tahun 2006-2008.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2006-2008.
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama
periode 2006-2008.
3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) selama periode
2006-2008.
4. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas selama periode
(35)
5. Perusahaan tidak pernah ter-delisting selama periode 2006-2008. Tabel 3.1 Sampel Perusahaan N o. K
ode Nama Perusahaan Sampel
.
A DM
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
2 .
U NSP
PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk
.
B NBA
PT. Bank Bumi Artha Tbk
4 .
B DMN
PT. Bank Danamon Tbk
.
B NII
PT. Bank International Indonesia Tbk
.
B MRI
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
.
B LTA
PT. Berlian Laju Tanker Tbk
.
B FIN
PT. BFI Finance Indonesia Tbk
.
C LPI
PT. Colorpak Indonesia
0.
F AST
PT. Fast Food Indonesia Tbk
1.
G GRM
PT. Gudang Garam Tbk
2.
B RAM
PT. Indo Kordsa Tbk
3.
K REN
PT. Kresna Graha Sekurindo Tbk
4.
M FIN
PT. Mandala Multifinance Tbk
5.
M YOR
PT. Mayora Indah Tbk
6.
M ERK
PT. Merck Tbk
7.
M TDL
PT. Metrodata Electronics Tbk
8.
M LBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
(36)
9. UIS 2 0.
B ATA
PT. Sepatu Bata Tbk
2 1.
S MAR
PT. Smart Tbk
2 2.
IK BI
PT. Sumi Indo Kabel Tbk
2 3.
S MRA
PT. Summarecon Agung Tbk
2 4.
T SPC
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
2 5.
T URI
PT. Tunas Ridean Tbk
2 6.
U NTR
PT. United Tractor Tbk
Sumber: Peneliti 2010
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, dari 397 populasi perusahaan
go public yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 perusahaan
yang terdaftar di BEI pada periode 2006-2008.
C. Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk
tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain. (Umar, 2003:60). Penulis mengumpulkan data
penelitian melalui situs Bursa Efek Indonesia, yaitu softcopy Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) 2008. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah:
(37)
2. Informasi mengenai dividen yang dibagikan perusahaan selama periode
2006-2008.
3. Informasi mengenai harga saham penutupan (closing price) perusahaan
pada akhir tahun periode 2006-2008.
4. Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Data dalam penelitian ini adalah kombinasi antara data time series dengan data
cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan
sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa
interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.
Sedangkan, data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan
sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu (Umar,
2003:70).
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi,
dimana peneliti mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder
berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel selama periode penelitian
(tahun 2006 dan tahun 2008). Sumber data adalah softcopy Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) 2008
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(38)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah harga saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga penutupan
saham (closing price) pada setiap akhir periode.
2. Variabel independen
Menurut Erlina (2008:43) variabel independen adalah variabel yang dapat
mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan
positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel indikator, yaitu:
a. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar
saham pemilik. Laba yang digunakan adalah laba bagi pemilik, yaitu EAT
(Earning After Tax). Earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Dividend Per Share (DPS)
Dividend per share atau dividen per lembar saham merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang
ditanamkannya, yaitu berupa dividen. Dividen merupakan distribusi laba
kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan
(39)
Dari pejelasan di atas, maka variabel-variabel yang akan diteliti dapat
dioperasionalisasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variab el
Defenisi
Operasional Pengukuran kala
Variabe l Independen (X1)
Earnin g Per Share (EPS)
Rasio yang menunjukkan
kemampuan laba perusahaan untuk menghasilkan laba per lembar saham pemilik.
asio
Variabe l Independen (X2) Dividend Per Share (DPS)
Nilai yang menunjukkan jumlah uang yang dibayarkan kepada pemegang saham.
asio
Variabe l Dependen (Y) Harga saham
Harga saham pada saat closing price.
Closing Price
asio
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 16.0.
1. Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis
regresi sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows
version.16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis,
(40)
tidak. Uji asumsi Klasik terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolineritas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Gozali (2005: 110),”Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi
normal”. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analsis grafik dan uji statistik.
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
(41)
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residua l adalah uji statistik non-parametrik. Kolmogorov-smirnov(K-S).
Uji KS dibuat dengan membuat hipotesis :
Ho : data residua l berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan
nol. Multikolineritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi ( karena VIF=1/
tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolineritas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF>
10.
(42)
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut dengan heteroskedastisitas. Untuk
melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan
residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola
yang jelas serta titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data runtut waktu (times series) karena ”ganguan” pada seorang individu/
kelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu/ kelompok
yang sama pada periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif
(43)
individu. Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang
berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam
autokorelasi di antaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku
stastistik relevan. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan
ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi
positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi
negatif.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
= Harga saham
(44)
= koefisien regresi
= Earning Per Share
= Dividend Per Share
= error (kesalahan pengganggu)
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji
F dan uji t.
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen,. Secara umum
koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah
karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (Time series) biasanya mempunyai
nilai koefisien determinasi yang tinggi. Koefisien determinan berkisar
antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan
semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
(45)
semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
b. Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama –
sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya :
Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha: b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima,
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak.
c. Uji t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho:b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
(46)
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05 maka Ha diterima
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak.
G. Jadwal penelitian Tahapan
Penelitian Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Pengajuan Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Bimbingan dan Penulisan Skripsi
Penyelesaian Skripsi
(47)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan standart deviasi untuk data yang digunakan dalam
penelitian:
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Earning_Per_Share 78 7 12120 774.18 1992.382
Dividen_Per_Share 78 1 15000 556.78 1977.047
Harga_Saham 78 60 55000 6171.14 12968.154
Valid N (listwise) 78
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
a. variabel earning per share (EPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 7, nilai maksimum (terbesar) 12120, mean (nilai rata-rata) 774.18 dan Standart
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1992.383,
b. variabel deviden per share (DPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 1, nilai maksimum (terbesar) 15000, mean (nilai rata-rata) 556.78 dan Standart
(48)
c. variabel harga saham (HS) memiliki nilai minimum (terkecil) 60 nilai maksimum (terbesar) 55000, mean (nilai rata-rata) 6171.14 dan Standart
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 12968.154,
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak,
dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
Ho : data residual terdistribusi normal,
Ha : data residual terdistribusi tidak normal.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.
a) Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik
histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki
pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau
mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng.
Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila
titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan
(49)
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Dengan melihat tampilan grafik histogram, penulis melihat bahwa
(50)
yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada
grafik P-P Plot terlihat titik-titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal
dan jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa
model regresi menyalahi asumsi normalitas.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data
untuk menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali (2005:32), “data
yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar
menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah
dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau LN.
Hasil transformasi data dapat dilihat pada lampiran vi. Setelah dilakukan
transformasi, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas
untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal
atau tidak. Berikut hasil uji normalitas data setelah transformasi:
Gambar 4.3 Histogram
(51)
Gambar 4.4 P-Plot
Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan
gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data ke
logaritma natural (Ln) terlihat bahwa grafik histogram memperlihatkan
pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik
menyebar di sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola
distribusi normal.
b) Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat
menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu
melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih
meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal
berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample
KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau
tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
(52)
distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan
probabilitas = 0,000. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak
berdistribusi normal karena probabilitas < 0.05. Hasil transformasi data
dapat dilihat pada lampiran vi. Setelah dilakukan transformasi, penulis
melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali
apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.3. Pada penelitian ini
menujukkan probabilitas = 0,917. Dengan demikian, data pada penelitian
ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan
Uji-F karena 0,917> 0,05 (H0 diterima). Berikut hasil uji normalitas data
setelah transformasi:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 8.14219001E3
Most Extreme Differences Absolute .323
Positive .323
Negative -.308
Kolmogorov-Smirnov Z 2.852
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
(53)
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .76614200
Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .045
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .555
Asymp. Sig. (2-tailed) .917
a. Test distribution is Normal.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:105), “Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan
data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,sedang,dan besar)”.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan
melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada
(54)
dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya.
Perumusan hipotesis adalah :
H0 : tidak ada heteroskedastisitas,
Ha : ada heteroskedastisitas.
Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika
signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas (scatterplot) Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Share .067 .078 .281 .860 .392
(55)
Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik
menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi
layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi
untuk variabel ln earning per share adalah 0,392 (>0.05). nilai signifikansi
untuk variabel ln deviden per share adalah 0,265 (>0.05). Dari hasil ini maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena
variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05
3. Hasil Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode
t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang
datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson. secara umum panduan mengenai
angka Durbin-Watson dapat diambil patokan sebagai berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
(56)
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .143a .020 -.006 .42891 1.303
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share
b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.303 Angka ini
terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian
ini.
4. Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005:91), “Uji multikolinearitas dilakukan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen)”. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance
value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau
VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF <
10 = tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas
(57)
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolineritas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Share .067 .078 .281 .860 .392 .123 8.146E0
LN_Deviden_Pershare -.074 .066 -.366 -1.123 .265 .123 8.146E0
a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun
variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang
memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1.Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat
nilai VIF untuk variabel earning per share adalah 8.146 (<10) dan nilai
tolerance sebesar 0.123 (>0,1), nilai VIF untuk variabel deviden per share
adalah 8.146 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.123 (>0.1). Hasil ini maka
dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian
ini lolos uji gejala multikolinearitas.
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi
Besarnya kontribusi antara sumbangan yang diberikan oleh variabel
earning per share dan dividen per share terhadap harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diketahui dari nilai
koefisien determinasi ganda atau R2. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran dengan adjusted R2. Menurut Ghozali
(58)
(2005:83),”oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti nilai
R2 ,nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”. Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengukuran
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .143a .020 .006 .42891
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share
b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0,006. Dengan demikian besarnya pengaruh yang
diberikan oleh variabel deviden per share dan earning per share terhadap
harga saham adalah sebesar 6%. Sedangkan sisanya sebesar 94 % adalah
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Hasil pengujian Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F dapat dicaridengan
(59)
jugamembandingkan hasil dari probabilitas value. Jika probabilitas value >
0,05maka Ho ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima.
berdasarkan tabel 4.8 dibawah ini terlihat bahwa:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .287 2 .143 .779 .462a
Residual 13.798 75 .184
Total 14.084 77
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share
b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Pada tabel Anova dapat diketahui nilai dengan nilai probabilitas value dalam penelitian ini adalah 0,25 yang berarti angka ini berada diatas 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah variabel dividen per share dan earning per share
secara simultan (bersama) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Hasil Pengujian Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara dividen per share dan earning per share terhadap harga
saham dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu
dengan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16 for windows yang dapat dilihat pada tabel 4.9, dapat diketahui nilai probabilitas value masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas value > 0.05 maka Ho ditolak dan dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima.
(60)
Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Share .067 .078 .281 .860 .392
LN_Deviden_Pershare .074 .066 -.366 -1.123 .265
a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Variabel earning per share berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap terhadap harga saham. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan
0.392 diatas (lebih besar) 0.05. Variabel dividen per share berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat terlihat dari
nilai signifikan 0.265 diatas (besar) 0.05. Dari tabel 4.9 diatas dapat diperoleh
model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 0.575 +0.067X1 +0.74 X2 +e
Keterangan:
a. Nilai konstanta adalah 0.575 artinya apabila variabel earning per share dan deviden per share bernilai nol (tidak ada) maka harga saham akan
bernilai sebesar sebesar 0.575,
b. Nilai koefisien earning per share adalah 0.067 artinya Setiap kenaikan
earning per share akan meningkatkan nilai harga saham sebesar 0.067. c. Nilai koefisien deviden per share adalah 0.74 artinya setiap kenaikan
(61)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara antara
earning per share dan dividend per share terhadap harga saham baik secara
parsial maupun simultan pada perusahaan perusahaan go public di Indonesia.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per
share dan dividend per share. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008.
dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 397 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling
dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 78 (26x 3
tahun). Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik
(normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji
hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi). Berdasarkan hasil uji besarnya adjusted
R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 6%. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel earning
per share dan dividend per share terhadap harga saham adalah sebesar 6%.
Sedangkan sisanya sebesar 94% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan
variabel earning per share dan dividend per share tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh variabel earning per
share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Variabel dividend per share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
(62)
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymond
(2007), Denny (2008), Liestyana (2008) dan Silvana ( 2009). Penelitian ini sejalan
(63)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. variabel dividen per share dan earning per share secara simultan (bersama)
tidak berpengaruh terhadap harga saham,
2. variabel dividen per share secara parsial berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap harga saham,
3. variabel earning per share secara parsial berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap harga saham,
4. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymond
(2007), Denny (2008), Liestyana (2008) dan Silvana ( 2009). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmala (2006).
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan
dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya.
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Variabel
dividen per share dan earning per share yang menyebabkan terdapat
(64)
2. Periode pengamatan yang singkat yaitu tiga tahun (2006-2008)
menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga
analisis data sangat tergantung pada hasil publikasi data (laporan keuangan
perusahaan). Laporan keuangan sebagai data rasio mempunyai keterbatasan
karena perusahaan mempunyai metode dan kebijakan akuntansi yang berbeda
sehingga sulit untuk diperbandingkan.
C. Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dan para investor .
1. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti sejenis menambah jumlah
variabel dan periode yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis yang
diguinakan dalam penelitian ini menggunakan analisis fundamental, penulis
berharap penelit selanjutnya mengikutsertakan analisis teknikal dalam
variabel tambahan tersebut.
2. Bagi Investor, Dalam memprediksi harga saham para investor harus memperhatikan faktor lain yang berpengaruh baik eksternal maupun internal
(65)
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, et al, 2003. Essential of Investments, International Edition, McGrawn-Hill, New York.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin, 2006. Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.
Denny, 2008. “Pengaruh Dividend Per Share dan Return On Equity terhadap Harga Saham (Studi pada Lima Perusahaan yang Tergabung dalam Sektor Pertambangan Periode 2002-2007 (Terdaftar di BEI))”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Bandung.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Fakhruddin, M. dan M. Sopian Hadianto, 2001. Perangkat & Model Analisis
Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
Jogiyanto, H.M., 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,
Medan.
Kamaruddin, Ahmad, 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
Liestyana, Reyna Ayu, 2008. “Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning
Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi
2002-2006”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Bandung.
Nurmala, 2006. “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Mandiri Vol 9 No. 1, hal 17-24, (online).<http://www.kopertis2.org/jurnal/ekonomi.pdf>
(66)
Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat, BPFE UGM, Yogyakarta.
Raymond, Jon., 2007. “Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Periode 2002-2006”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Unika Atmajaya, Jakarta.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Internasional, BPFE UGM, Yogyakarta.
Silvana, 2009. “Pengaruh Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Go Public”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Stice, Stice dan Scousen, 2004. Intermediate Accounting, Edisi 15, Buku I, Salemba Empat, Jakarta
Susanto, Djoko dan Agus Sabardi, 2002. Analisis Teknikal di Bursa Efek, BPFE UGM, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE UGM, Yogyakarta.
Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fees, 1999. Intermediate
Accounting, Edisi 19, Jilid 2, Alih Bahasa Alfonsus Sirait dan Helda
Gunawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji, 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
(67)
LAMPIRAN
Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel
No. Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
Sampel 1 2 3 4 5
1 PT Abdi Bangsa Tbk. √ √ √ − √ −
2 PT Ace Hardware Indonesia Tbk. √ √ √ − √ −
3 PT Adaro Energy Tbk. √ √ √ − √ −
4 PT Adhi Karya (Persero) Tbk. √ √ √ − √ −
5 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. √ √ √ √ √ S1
6 PT Agis Tbk. √ √ − − √ −
7 PT Akasha Wira International Tbk. √ √ − − √ −
8 PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk. √ √ √ − √ −
9 PT AKR Corporindo Tbk. √ √ √ − √ −
10 PT Alakasa Industrindo Tbk. √ √ √ − √ −
11 PT Alam Sutera Realty Tbk. √ √ √ − √ −
12 PT Alfa Retailindo Tbk. √ √ − − √ −
13 PT Allbond Makmur Usaha Tbk. √ √ − − √ −
14 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. √ √ √ − √ −
15 PT Ancora Indonesia Resources Tbk. √ √ √ − √ −
(68)
17 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. √ √ √ − √ −
18 PT Anta Express Tour & Travel Tbk. √ √ √ − √ −
19 PT Apac Citra Centertex Tbk. √ √ − − √ −
20 PT Aqua Golden Mississippi Tbk. √ √ √ − √ −
21 PT Argha Karya Prima Industry Tbk. √ √ √ − √ −
22 PT Argo Pantes Tbk. √ √ − − √ −
23 PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. √ √ √ − √ −
24 PT Arthavest Tbk. √ √ √ − √ −
25 PT Arwana Citramulia Tbk. √ √ √ − √ −
26 PT Asahimas Flat Glass Tbk. √ √ − − √ −
27 PT Asia Kapitalindo Securities Tbk. √ √ − − √ −
28 PT Asia Natural Reseources Tbk. √ √ − − √ −
29 PT Asiaplast Industries Tbk. √ √ − − √ −
30 PT Astra Agro Lestari Tbk. √ √ √ − √ −
31 PT Astra International Tbk. √ √ √ − √ −
32 PT Astra Otoparts Tbk. √ √ √ − √ −
33 PT Astra-Graphia Tbk. √ √ √ − √ −
34 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. √ √ √ − √ −
35 PT Asuransi Bintang Tbk. √ √ − − √ −
36 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. √ √ √ − √ −
37 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. √ √ √ − √ −
(69)
39 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. √ √ √ − √ −
40 PT Asuransi Ramayana Tbk. √ √ √ − √ −
41 PT ATPK Resources Tbk √ √ − − √ −
42 PT Bakrie & Brothers Tbk. √ √ − − √ −
43 PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk. √ √ √ √ √ S2
44 PT Bakrie Telecom Tbk. √ √ √ − √ −
45 PT Bakrieland Development Tbk. √ √ √ − √ −
46 PT Bank Agroniaga Tbk. √ √ − − √ −
47 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. √ √ √ − √ −
48 PT Bank Bukopin Tbk. √ √ √ − √ −
49 PT Bank Bumi Arta Tbk. √ √ √ √ √ S3
50 PT Bank Capital Indonesia Tbk. √ √ √ − √ −
51 PT Bank Central Asia Tbk. √ √ √ − √ −
52 PT Bank CIMG Niaga Tbk. √ √ √ − √ −
53 PT Bank Danamon Tbk. √ √ √ √ √ S4
54 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. √ √ √ − √ −
55 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk. √ √ − − √ −
56 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. √ √ √ − √ −
57 PT Bank ICB Bumiputera Tbk. √ √ √ − √ −
58 PT Bank Internasional Indonesia Tbk. √ √ √ √ √ S5
59 PT Bank Kesawan Tbk. √ √ √ − √ −
(1)
Lampiran vii
(2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .76614200 Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .045
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .555
Asymp. Sig. (2-tailed) .917
(3)
Lampiran viii
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Share .067 .078 .281 .860 .392
LN_Deviden_Pershare -.074 .066 -.366 -1.123 .265
(4)
Lampiran ix
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .143a .020 -.006 .42891 2.303
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
(5)
Lampiran x
Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Sh
are .067 .078 .281 .860 .392 .123
8.146E 0 LN_Deviden_Persha
re -.074 .066 -.366 -1.123 .265 .123
8.146E 0 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
(6)
Lampiran xi
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .143a .020 -.006 .42891
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share
b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAbModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .287 2 .143 .779 .462a
Residual 13.798 75 .184
Total 14.084 77
a. Predictors: (Constant), LN_Deviden_Pershare, LN_Earning_Per_Share b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham
Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .575 .187 3.067 .003
LN_Earning_Per_Share .067 .078 .281 .860 .392
LN_Deviden_Pershare -.074 .066 -.366 -1.123 .265