Harta Peninggalan dan Warisan

Irwan Dwi Harjo Pasca Dinanta Purba : Perbandingan Pengalihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Secara Pewarisan Menurut Kuhperdata Dan Menurut Undang-Undang Hak Cipta, 2007. USU Repository © 2009 sampai di mana harus ada tali kekeluargaan antara peninggal warisan dan ahli waris agar kekayaan peninggal warisan dapat beralih kepada ahli waris. c. Harta warisan nalatenschap yaitu wujud kekayaan yang ditinggalkan dan beralih kepada ahli waris itu menimbulkan persoalan, bagaimana dan sampai di mana wujud kekayaan yang beralih itu, dipengaruhi oleh sifat lingkungan kekeluargaan, di mana peninggal warisan dan ahli waris bersama-sama berada. Ini adalah unsur pewarisan yang menjadi tolok ukur dalam proses pembagian warisan dari pewaris kepada ahli waris.

C. Harta Peninggalan dan Warisan

Peraturan hukum waris tidak hanya mengalami pengaruh perubahan- perubahan sosial dan semakin eratnya pertalian keluarga yang berakibat semakin longgarnya pertalian klan dan suku saja, melainkan juga mengalami pengaruh sistem- sistem hukum asing yang mendapatkan kekuasaan berdasarkan atas agama karena ada hubungannya lahirnya yang tertentu dengan agama itu dan kekuasaan tadi misalnya dipraktekkan atas soal-soal yang konkrit oleh hakim-hakim agama, walaupun poengaruhnya itu atas hukum waris tidak begitu ketara seperti atas hukum perkawinan yaitu tergantung dari kekuatan bentuk-bentuknya hukum waris sendiri. Pertama-tama di sini akan dibicarakan hal harta peninggalan yang tetap tidak dibagi-bagi, sesudah itu hal perbuatan-perbuatan hukum yang mengakibatkan atau mempengaruhi pembagiannya, selanjutnya hal ahli waris di mana tiada wasiat Irwan Dwi Harjo Pasca Dinanta Purba : Perbandingan Pengalihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Secara Pewarisan Menurut Kuhperdata Dan Menurut Undang-Undang Hak Cipta, 2007. USU Repository © 2009 abintsetaad dan kemudian hal diwarisinya bagian-bagian yang tertentu daripada harta peninggalan dan hutang-hutang. Adanya harta peninggalan tetap tinggal tak dibagi-bagi itu dalam bentuk beberapa lingkungan hukum ada hubungannya dengan aturan bahwa harta benda yang ditinggalkan oleh kakek-kakek dan nenek-nenek itu tidak mungkin dimiliki, melainkan secara milik bersama beserta waris lainnya yang satu dengan lainnya merupakan suatu kebulatan yang tak dapat terbagi-bagi. 12 Seseorang sewaktu hidupnya telah memperoleh harta benda atas usahanya sendiri harta pencarian maka bila ia mati barang-barang itu jatuh ke tangan anak cucunya yang berhak atasnya sebagai warisan yang bulat dan tak terbagi-bagi, anak cucu mana sewaktu hidupnya selalu juga sudah ada hubungannya terhadap barang- barang tadi sebagai waris. Bilamana misalnya di Minangkabau seorang perempuan mati yang mempunyai sawah sebagai milik perseorangan, maka sawah itu menjadi Harta kerabat di Minangkabau ialah harta pusaka dan tanah-tanah kerabat Dati di Jazirah Hitu di pulau Ambon, kesemuanya itu dapat dipakai, sebagai contoh masing-masing anak memiliki barang-barang kerabat, tanah-tanah pertanian, pekarangan dengan rumah dan ternaknya, keris-keris dan perhiasan-perhiasan emas, intan, masing-masing perempuan atau laki-laki yang meninggal dunia meninggalkan gabungan perseorangan-perseorangan personen-complex tadi untuk berlangsung terus dengan tiada gangguannya. 12 Ibid, hlm. 134. Irwan Dwi Harjo Pasca Dinanta Purba : Perbandingan Pengalihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Secara Pewarisan Menurut Kuhperdata Dan Menurut Undang-Undang Hak Cipta, 2007. USU Repository © 2009 milik bersama yang tak terbagi-bagi daripada anak-anaknya dan itu disebut harta pusaka. 13 1. Mereka yang telah dihukum karena dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh si yang meninggal. Harta peninggalan menurut hukum perdata menyatakan bahwa sesungguhnya harta peninggalan yang ditinggal mati seseorang menjadi hak milik yang ditinggalkan oleh para kerabat dan ahli warisnya. Dalam pasal 832 KUH Perdata yang menyatakan bahwa “menurut Undang-Undang yang berhak untuk menjadi ahli waris adalah para keluarga sedarah, baik sah, maupun luar kawin dan si suami atau isteri yang hidup terlama, semua menurut peraturan tertera di bawah ini”. Keluarga sedarah, maupun si yang hidup terlama di antara suami isteri, tidak ada, maka segala harta peninggalan si yang meninggal, menjadi milik negara, yang mana berwajib akan melunasi segala utangnya, sekedar harga harta peninggalan mencukupi untuk itu. Sekalian ahli waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh hak milik atas segala barang, segala hak dan segala piutang si yang meninggal. Mereka yang dianggap tidak patut menjadi ahli waris dari pewarisan ialah : 2. Mereka yang dengan putusan hakim pernah dipersalahkan karena secara fitnah telah mengajukan pengaduan terhadap pada si yang meninggal ialah suatu pengaduan telah melakukan sesuatu kejahatan yang terancam dengan hukuman penjara lima tahun lamanya atau hukuman yang lebih berat. 13 K. Ng. Soebakti Poesponoto, Asas-asas dan Hukum Adat, Pradnya Paramitha, Jakarta, 2001, hlm. 90. Irwan Dwi Harjo Pasca Dinanta Purba : Perbandingan Pengalihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Secara Pewarisan Menurut Kuhperdata Dan Menurut Undang-Undang Hak Cipta, 2007. USU Repository © 2009 3. Mereka yang dengan kekerasan atau perbuatan telah mencegah si yang meninggal untuk membuat atau mencabut surat wasiatnya 4. Mereka yang telah menggelapkan, merusak atau memalsukan surat wasiat si yang meninggal. Hal-hal tentang utang-utang orang yang telah meninggal dunia menurut KUH Perdata perlu dipelajari dahulu tentang warisan yang terbuka. Jika yang terbuka suatu warisan seorang ahli waris dapat memilih apakah dia akan menerima atau menolak warisan itu atau dengan cara lain, yaitu menerima dengan ketentuan ia tidak akan diwajibkan membayar utang-utang orang yang meninggal di mana melebihi bagiannya dalam warisan itu. 14 Akan tetapi, para pihak yang berkepentingan berhak menggugat para ahli waris agar menyatakan sikapnya. Seorang ahli waris yang digugat atau dituntut untuk Penerimaan secara penuh zuiver-aan vaading, dapat dilakukan secara tegas atau secara diam-diam stillzwijgende-aanvaarding. Dengan tegas jika seseorang dengan suatu akta menerima kedudukannya sebagai ahli waris. Secara diam-diam stillzwijgende, apabila ia melakukan suatu perbuatan, misalnya mengambil atau menjual barang-barang warisan atau melunasi utang-utang orang yang meninggal dunia, dapat dianggap telah menerima warisan itu secara penuh zuivers- aanvaarding, undang-undang tidak menetapkan suatu waktu, seorang harus menentukan sikapnya menolak atau menerima warisan. 14 H.M. Idris Ramulyo, Op.cit, hlm. 123. Irwan Dwi Harjo Pasca Dinanta Purba : Perbandingan Pengalihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Secara Pewarisan Menurut Kuhperdata Dan Menurut Undang-Undang Hak Cipta, 2007. USU Repository © 2009 menentukan sikapnya mempunyai hak untuk meminta suatu waktu untuk berpikir termijn van beraard, hingga selama empat bulan. 15

D. Hak Cipta Sebagai Harta Warisan