1 Menyenangkan, yaitu metode dirancang secara khusus dalam
suasana yang mengembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik.
2 Menarik, pemahaman terhadap istilah menarik diartikan dengan
metode yang hidup, artinya dibawakan dalam suasana serius tetapi santai, artinya siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasakan
beban atas apa yang dipelajarinya, karena siswa sudah menyenangi pelajaran tersebut.
3 Efektif, yaitu metode harus dapat membangun proses pembelajaran
yang diarahkan kepada Sasaran akhir ketercapaian tujuan pengajaran dengan baik dan berhasil.
4 Efisien, yaitu metode hendaknya diarahkan kepada Sasaran akhir
ketercapaian tujuan pengajaran dengan cepat dan tepat dalam kurun waktu tertentu.
5 Fleksibel, metode yang digunakan hendaklah terbuka terhadap
perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu peserta didik dalam
memperoleh hasil yang diinginkan. 6
Keseimbangan, metode hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi
sekolah.
b. Aspek-aspek Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran mencakup 8 delapan aspek, yaitu Peragaan, Minat dan perhatian, Motivasi, Apersepsi, Korelasi dan
konsentrasi, Kooperasi, Individualisasi, Evaluasi.
35
1 Peragaan
Salah satu kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam keseluruhan proses pembelajaran adalah peragaan. Substansi
35
M. Basyaruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam..., h. 7
peragaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang
disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa.
36
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
dengan menekankan penerapan konsep belajar sambil melakukan. Terdapat dua peragaan yang dapat diterapkan guru dalam
proses pembelajaran, yaitu: a
Peragaan langsung; dengan menunjukkan benda aslinya atau mengadakan percobaan-percobaan yang bisa diamati oleh
siswa; b
Peragaan tidak langsung; dngan menunjukkan benda tiruan atau suatu model. Sebagai contoh: gambargambar, boneka,
foto, film, dan sebagainya.
37
2 Minat dan perhatian
Pada prinsipnya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan atau dapat
dikatakan suatu rasa lebih suka dan merasa terikat pada suatu kegiatan tanpa adanya suatu perintah atau paksaan dari pihak luar.
Dalam pengertian ini, minat menghasilkan kecenderungan yang tetap untuk perhatian penuh terhadap kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang diminati akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan tidak mudah bosan karena kegiatan
tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan keinginan. Artinya siswa dapat mengikuti pelajaran tanpa merasakan beban
atas apa yang dipelajarinya, karena siswa sudah menyenangi pelajaran tersebut.
3 Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan yang menjadi sebab timbulnya segala suatu tingkah laku. Alisuf Sabri membagi motivasi
36
M. Basyaruddin Usman; Metodologi Pembelajaran Agama Islam..., h. 7
37
M. Basyaruddin Usman; Metodologi Pembelajaran Agama Islam..., h. 8
menjadi dua macam yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
38
Dalam pengertian kegiatan pembelajaran, motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang yang
erat hubungannya dengan tujuan belajar. Sementara motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri individu dan
tidak berkaitan dengan tujuan belajar. 4
Apersepsi Yaitu bersatunya memori lama dengan baru pada saat
tertentu. Apersepsi itu penting dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah
diketahui. Tujuannya agar anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru, sekaligus untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. 5
Korelasi dan konsentrasi Yang dimaksud korelasi ialah konsep belajar yang membuat
hubungan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan mata pelajaran lain untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu
mata pelajaran. Dengan konsep ini, konsentrasi siswa akan terbentuk dan hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Sehubungan dengan itu, guru dituntut menerapkan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
c. Aspek-aspek Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an