Adapun yang membatalkan shalat yaitu: “Berhadats, hadats besar atau hadats kecil, terkena najis, berkata-kata
dengan sengaja, terbuka ‘aurat, mengubah niat seperti ingin memutuskan atau menghentikan shalat, makan atau minum meskipun sedikit, bergerak berturut-
turut 3tiga kali, membelakangi qiblat, tertawa terbahak-bahak, mendahului imam sebanyak dua rukun dan murtad”.
32
3. Dasar Hukum, Tujuan serta Hikmah Shalat
a. Dasar Hukum Shalat
Islam adalah agama yang mengatur secara menyeluruh tentang hubungan manusia dengan khaliknya, meletakkan dasar aqidah, dasar ibadah,
termasuk shalat dan landasan pelaksanaannya yang benar. Shalat memiliki landasan yang kuat baik dalam Al-Qur’an maupun
Hadits Rasulullah saw. Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang secara jelas memerintahkan ibadah shalat, di antaranya firman Allah swt yang berbunyi:
☺ ⌧
⌧ ةﺮ ا
: Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang
orang ruku”. QS. Al-Baqarah: 43
33
ةﺮ ا :
32
Ibid., h. 65
33
Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, op.cit., h. 16
Artinya: “Peliharalah semua shalatmu. Dan peliharalah shalat wustha. Berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu”.
QS. Al-Baqarah : 238.
34
ﻃ :
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku , maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Ku”
QS. Thaha: 14.
35
Sedangkan dalam hadits Rasulullah saw banyak hadits yang mewajibkan perintah shalat kepada orang Islam diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh
bukhari yang berbunyi: لﺎ ﺎ ﻬ ﷲا
ر ﺮ ا ﺪ ﺎ ﺔ ﺮﻜ :
ﱠ و ﷲا ﻰﱠ ﷲا لﻮ ر لﺎ
: ﺎ ﺎ ا
م نﺎ ر مﻮ و ﱢﺞﺤ او ةﺎآﱠﺰ ا ءﺎ او ةﺎ ﱠ ا مﺎ إو ﷲا لﻮ ﱠر اًﺪﱠ ﺤ ﱠنأو ﷲا ﺎﱠإ إ ﺎ نأ ةدﺎﻬﺷ
ﻰ ىرﺎ ا اور
Artinya : “Dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar ra berkata: bersabda Rasulullah saw Islam itu dibangun atas lima azas, bersaksi bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah dan mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat dan berhaji ke baitullah dan
puasa di bulan ramadhan”.
HR. Bukhari.
36
بﺎ ﺪ ﻓ تﺪ ﻓ نإ و ﺢﺠ أو ﺢ ﻓأ ﺪ ﻓ ﺤ نﺈﻓ ﺎ ﺔ ﺎ ا مﻮ ﺪ ا ﺎﺤ ﺎ لﱠوأ ﱠنإ
ﺮ و ىﺬ ﺮ ا اور
Artinya: “Sesungguhnya yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka
dia beruntung dan sukses dan jika shalatnya buruk, maka dia kecewa dan merugi”.
HR. At-turmudzi.
37
34
Ibid., h. 58
35
Departemen Agama, op.cit., h. 635
36
Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhariy, Shahih al-Bukhariy, Beirut: Daarul Fikr, 1997, Juz. 1, cet. ke-1, h. 9
37
Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa Al-Turmudziy, Sunan al- Turmudziy wa Huwa al-Jami’ al- Shahih
, Beirut: Daarul Fikr, 1994, Juz. 1, h. 422.
b. Hikmah Shalat