limfosit T ke epidermis.
7,8
Beberapa obat penyebab FDE adalah sulfonamid, tetrasiklin, barbiturat, fenazon,
t
funitoin, trimetoprin,
7,15
dan analgesik.
7,12,15
4. Erythema multiforme EM, sindroma Stevens-Jhonson SSJ, nekrolisis
epidermal toksik NET
EM, SSJ; dan NET merupakan EOA yang paling berat. Kriteria diagnostik spesifik untuk penyakit-penyakit ini masih kontroversial. Banyak klinisi menyatakan
bahwa SSJ dan NET merupakan spektrum EM dengan berat penyakit yang berbeda. Bastuju-Garin mengklasifikasikan kedua penyakit ini memiliki keterlibatan mukosa,
lesi bulosa, dan epidermolisis. Epidermolisis pada SSJ biasanya dibawah 10 luas permukaan badan LPB, sedangkan pada NET lebih besar dari 30 LPB. NET
berturnpang-tindih dengan SSJ bila epidermolisis mencapai 10 – 30 LPB.
6,12
Gambaran klinis lain yang dapat dipakai untuk membedakan penyakit ini adalah karakteristik dan distribusi lesi kulit serta gejala dan tanda yang berhubungan.
7
EM merupakan erupsi polimorfik eritematosa, sesuai dengan namanya. Lesi klasik berupa lesi target iris yang dominan di ekstremitas,
4,7,23
lesi tipe lain berupa makula, papul, vesikel, dan bula.
7,23
Letak lesi simetris dan membran mukosa dapat terlibat, dapat pula tidak.
7
Obat merupakan penyebab EM pada 10 – 20 kasus,
4,7
sisanya disebabkan oleh infeksi dan penyakit lain.
7
Delapan puluh persen EM diklasifikasikan sebagai “minor”, karena kebanyakan kasus EM ringan, swasirna, dan
melibatkan permukaan mukosa tidak lebih dari satu. Selebihnya sebanyak 20 lebih luas dan lebih berat.
7
SSJ merupakan EM mayor, dengan gambaran khas berupa stomatitis erosif, keterlibatan okular berat, serta erupsi kulit yang luas berupa makula merah tua
seringkali nekrotik.
7
Roujeau dan Stem menyatakan bahwa EM mayor dan SSJ merupakan penyakit yang berbeda dengan beberapa alasan. Kira - kira 50 kasus
SSJ diinduksi obat, sedangkan EM mayor berupa lesi target dengan sedikit bula, sementara pada SSJ terdapat bula yang tersebar luas dan terjadi diatas makula
keunguan atau pada target datar atipik. Lesi EM mayor terutama pada ekstremitas, sedangkan lesi SSJ terutama meliputi badan dan wajah.
7,13
Imam Budi Putra : Erupsi Obat Alergik, 2008 USU e-Repository © 2008
Jika SSJ berlanjut, dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih berat yaitu NET. Terdapat banyak tumpang tindih antara kedua sindrom ini, dan obat yang sama
dapat menginduksi keduanya. Lebih dari 80 NET diinduksi oleh obat. NET disertai periode prodromal berupa demam, rhinitis, konjungtivitis, yang bertahan beberapa
hari hingga minggu, selanjutnya lesi kulit berkembang cepat, biasanya dalam 3 hari. Awalnya, pasien merasakan seperti terbakar atau nyeri pada lesi makulopapular,
urtikaria, atau erupsi seperti EM yang dengan cepat berkonfluensi. Bula dan pengelupasan kulit pada area yang luas mengakibatkan tanda Nikolsky positif.
SSJ merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap makromolekul obat atau virus. Sistem imun mengenali kompleks obat- sel sebagai benda asing dan menolak
kompleks tersebut. Jadi SSJ dianggap sebagai reaksi host-versus-host melibatkan kulit, rnembran, mukosa, dan visera.
23
Paul dkk menemukan adanya keratinosit yang mengalami apoptosis di epidermis lima pasien NET atau NET yang tumpang tindih dengan SSJ. Mereka
menyatakan belum dapat menentukan stimulus yang bertanggung jawab atas terjadinya apoptosis yang luas, namun mereka memberikan hipotesis bahwa
mekanisme imun terlibat dengan beberapa alasan ; yaitu ditemukannya dominasi limfosit T CD8+ dan makrofag di epidermis serta jumlah TNF yang berlebihan di
epidermis pasien NET. TNF dan limfosit T sitotoksik diketahui menginduksi apoptosis pada sel target.
7,12
Peneliti lain menyebutkan bahwa protein like FAS antigen CD 95 dan p55 TNF-
α reseptor menginduksi apoptosis keratinosit.
15
Beberapa obat lebih banyak menyebabkan SSJ, dan obat yang lainnya menyebabkan NET, seringkali jenis obat yang sama menginduksi kedua reaksi
tersebut.
7
Lebih dari 80 kasus NET diinduksi oleh obat yang juga dapat menginduksi SSJ. Banyak obat yang menjadi penyebab sindrom ini, yang tersering
adalah sulfonamid, antikonvulsan aromatik, beberapa NSAID dan alopurinol yang bertaggung jawab pada 23 kasus SSJ.
4,7
Aminopenisillin dan klormenazon juga dilaporkan sebagai penyebab tersering.
7
5. Dermatitis Kontak Alergik DKA