Pembagian macam-macam Jual-Beli Jual Beli

4. Pembagian macam-macam Jual-Beli

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum dan batal menurut hukum, dari segi objek jual beli dan segi pelaku jual beli 10 Dari aspek objeknya jual-beli dibedakan menjadi empat macam: 11 a. Bai’ al-Muqayadhah, atau bai’ al-ain bil’ain, yakni jual-beli barang dengan barang yang lazim disebut jual beli barter, seperti menjual hewan dengan gandum b. Bai’ al-Muthlaq, atau bai’al-‘ain bil-dain, yakni jual beli barang dengan barang lain secara tangguh atau menjual barang dengan tsaman secara mutlaq, seperti dirham, rupiah, atau dolar. c. Bai’ al-sharf atau bai’ al-dain bil dain, yakni menjual belikan tsaman alat pembayaran dengan tsaman lainnya, seperti dinar, dirham, dolar, atau alat- alat pembayaran lainnya yang berlaku secara umum. d. Bai’al-salam, atau bai’ al-dain bil-‘ain. Dalam hal ini barang yang diakadkan bukan berfungsi sebagai mabi’ melainkan berupa dain tanggungan sedangkan uang yang dibayarkan sebagai tsaman, bisa jadi berupa ‘ain dan 10 Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2007, hlm.75 11 Gufron ,A.Mas’adi .Fiqh Muamalah Konstektual, .Jakarta: PT.Grafindo Persada,2002Ed.1.,Cet.1,hlm.141 bisa jadi berupa dain namun harus diserahkan sebelum keduanya berpisah.oleh karena itu tsaman dalam akad salam berlaku sebagai ‘ain.

C. Tentang Pegadaian Syariah

1. Pengertian Gadai

Gadai menurut kamus istilah fiqih adalah suatu akad perjanjian utang piutang uang dengan jaminan suatu barang sebagai penguat jaminan kepercayaan utang piutang tersebut. Nilai barang yang digadaikan lebih rendah dari yang semestinya, sehingga apabila hutamg itu tidak terbayar, maka barangnya bisa dijadikan sebagai tebusannya 12 Gadai dalam bahasa arab disebut Ar-rahn. Secara etimologi, Ar-rahn adalah tetap dan lestari, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: Penahanan. Seperti juga dikatakan Ni’matun Rahinah, artinya: karunia yang tetap dan lestari. Secara etimologi, kata al-rahn berarti tetap, kekal, dan jaminan.Akad al-rahn dalam istilah hukum positif disebut dengan barang jaminanagunan. 13 Ulama mandefinisikannya dengan: Harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat. Adapun yang dijadikan barang agunan bukan saja bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat. Benda yang dijadikan barang 12 M.Abdul Mujieb Mabruri Tholhah Syafi’ah AM. Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: PT.Pustaka Firdaus,1994 Cet.1 13 AH Azharudin Lathief,fiqh muamalat, UIN Jakarta press,Jakarta 2005, hlm.154