10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak
Rodoni, 2006:21.
Adapun pengertian bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah
Rodoni, 2006:31
Jadi yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang dalam kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan
kepada masyarakat dengan prinsip yang sesuai dengan syariah. Berdasarkan pengertian tersebut, bank syariah berarti bank yang
tata cara operasionalnya berdasarkan tata cara bermuamalat secara Islam, yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan dalam Al-qur’an
dan Al-hadis. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuan- ketentuan yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia,
11
baik hubungan individu dengan individu maupun antara individu dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual beli,
utang piutang, gadai, bagi hasil dalam perdagangan, jaminan,
persekutuan, persewaan dan perburuhan. 2.
Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah
Di awal abad ke-20 bank syariah hanya menjadi bahan diskusi ilmiah semata, belum ada gerakan yang memungkinkan untuk
merealisasi gagasan tersebut. Padahal saat itu sudah lahir kesadaran bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk dapat
menciptakan keadilan dan kesejahteraan di negara islam. Bahan diskusi tersebut seperti tenggelam di tengah besar dan kuatnya sistem
operasional bank-bank konvensional. Seolah diskusi tersebut menjadi sia-sia belaka, seakan-akan tidak terdapat ruang yang memungkinkan
lagi untuk mewujudkan sistem perbankan yang berbasis syariah. Meskipun berjalan lambat, namun diskusi tersebut masih terus
menerus berkembang. Awalnya dalam bentuk proyek-proyek kecil, kemudian berkembang terus menerus hingga terjalin kerjasama besar
antar para pemrakarsa sampai terwujudlah infrastruktur sistem perbankan tanpa bunga.
Bank yang menggunakan sistem syariah yang pertama kali didirikan di Mesir yaitu Mit Ghamr bank di tahun 1960 di bawah
binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar. Bank Syariah ini bergerak sebagai rural-sosial bank semacam lembaga keuangan unit desa yang hanya
12
beroperasi di daerah pedesaan Mesir di sepanjang delta sungai Nil. Namun, institusi syariah tersebut mampu menjadi pembangkit yang
sangat berarti bagi perkembangan sistem keuangan dan ekonomi islam.
Dalam sidang Menteri Luar Negeri Negara–Negara Organisasi Konferensi Islam OKI di Karachi – Pakistan pada tahun 1970, Mesir
mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Proposal tersebut berisi tetang pendirian Bank Islam Internasional untuk
Perdagangan dan Pembangunan International Islamic Bank for Trade and Development
dan pendirian Federasi Bank Islam Federation of Islamic Banks
dikaji oleh ahli dari 18 negara Islam. Selain itu diusulkan juga pembentukan badan–badan khusus yang berfungsi
sebagai pengawas pembangunan di negara Islam disebut sebagai Badan Investasi dan Pembangunan Negara-Negara Islam Investment
and Development Body of Islamic Countries .
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya, bulan Maret 1973, memutuskan agar OKI mempunyai bidang yang khusus
menangani masalah ekonomi dan keuangan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara–negara Islam penghasil minyak bertemu di
Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam. Sidang Menteri OKI di Jeddah 1975, menyetujui rancangan pendirian Bank
pembangunan Islami Islamic Development Bank dengan modal awal
13
2 milyar dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR Special Drawing Right
. Pada awal beroperasinya, IDB mengalami banyak hambatan
karena masalah politik. Namun, jumlah anggotanya makin meningkat dari 22 negara menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu
memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan negara Islam untuk pembangunan. Bank ini memberikan pinjaman bebas bunga
untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negara anggota berdasarkan partisipasi modal negara tersebut. Dana yang tidak
dibutuhkan dengan segera digunakan untuk perdagangan luar negeri jangka panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan ijarah.
Berdirinya IDB memotivasi negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Komite ahli IDB juga bekerja keras menyiapkan
panduan pendirian, peraturan dan pengawasan bank syariah. Pada akhir 1970an dan awal 1980an, bank – bank syariah bermunculan di
Mesir, Sudan, negara – negara Teluk, Pakistan, Malaysia, Bangladesh dan Turki Antonio, 2001:21
3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia