Kelebihan Metode FAST : Kelemahan Metode FAST

b. Cenderung saling tindih pada fase dan aktifitas pengembangan sistem Whitten Bentley, 2004:82. c. Bagi proyek berskala besar, FAST memerlukan sumber daya yang memadai untuk menciptakan jumlah tim FAST yang baik. Pressman, 2002:39 d. Proyek bisa gagal jika waktu yang disepakati tidak terpenuhi Sudarmawan, 2007:160. Berikut ini merupakan perbandingan antara model-model proses yang telah dijabarkan dari berbagai sumber : Tabel 3.3. Perbandingan metode pengembangan sistem Metodologi Kelebihan Kekurangan FAST Framework for the Applications of Sytems Thinking Whitten Bentley, 2007:76  Mendukung teknik-teknik pengembangan aplikasi dalam waktu yang singkat.Whitten, 2004:76  Metode ini juga memiliki kelebihan yakni lebih fleksibel, dapat disesuaikan dengan standar kita dan dapat dikembangkan dengan metode lain seperti object oriented .  Merupakan metodologi terbaru yang merupakan pengembangan dari metodologi sebelumnya.  Lebih aktif melibatkan pengguna sistem dalam dalam setiap tahapan pengembangan sistem. Whitten, 2007:76  Metode FAST ini merupakan gabungan praktik-praktik terbaik dari  Penekanan pada kecepatan dapat berdampak buruk terhadap kualitas yang disebabkan jalan pintas yang disarankan dengan buruk melalui metode ini. Whitten, 2004:106  Bagi proyek berskala besar, FAST memerlukan sumber daya yang memadai untuk menciptakan jumlah tim FAST yang baik. Pressman, 2002:39  Cenderung saling tindih pada fase dan aktifitas pengembangan sistem Whitten Bentley, 2004:82  Proyek bisa gagal jika waktu yang disepakati tidak terpenuhi Sudarmawan, metodologi referensi dan komesial.  Metode ini bisa lebih cepat dari Waterfall jika kebutuhan dan batasan proyek sudah diketahui dengan baik. Dan bisa untuk dimodularisasi. James Martin, 1991  Model ini cocok untuk proyek yang resiko teknisnya rendah Sudarmawan, 2007:160 2007:160. Rapid Application Development RAD James Martin, 1991  Sederhana dan mudah untuk diterapkan  Sebagai salah satu alternatif dari SDLC maka RAD dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang unggul dalam hal kecepatan, ketepatan dan biaya yang lebih rendah.  Model ini cocok untuk proyek skala rendah.  RAD cocok untuk aplikasi yang tidak mempunyai resiko teknis yang tinggi.  RAD cocok untuk proyek yang memiliki SDM yang baik dan sudah berpengalaman. Sequence Linier Waterfall  Metode ini merupakan metode yang sudah digunakan secara luas sehingga telah terbukti kehandalannya dalam pengembangan suatu sistem. Pressman 2002:30  Jarang sekali proyek nyata mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan oleh model. Pressman, 2002:39  Kesulitan untuk mengakomodasi kebutuhan yang ada pada bagian awal proyek. Pressman, 2002:39  Fase sebelumnya harus sudah lengkap dan selesai dikerjakan sebelum menginjak ke fase berikutnya Sudarmawan, 2007. Prototype  Metode ini cukup efektif dengan mendapatkan  Pengembang kadang- kadang membuat kebutuhan dan aturan yang jelas dan pelanggan bisa langsung melihat sistem yang sebenarnya. implementasi sembarang, karena ingin working version selesai dengan cepat. Incremental  Mampu mengakomodasi perubaha secara fleksibel Sudarmawan, 2007:156..  Hasil proses berupa produk yang semakin lama semakin lengkap hingga versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir Sudarmawan, 2007:155  Semua kebutuhan tidak dikumpulkan pada tahap awal sehingga menimbulkan masalah serta sulit untuk mengukur progress karena tidak ada milestone .  Memungkinkan terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna kedalam rencana spesifikasi masing-masing hasil incrementasi Sudarmawan, 2007:157. Iterative  Fase desain, pengkodean, dan pengujian lebih cepat.  Butuh waktu yang banyak untuk menganalisis dan terlalu banyak langkah yang dibutuhkan model. Spiral  Model ini digunakan untuk sistem skala besar.  Membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar.  Resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian. Sehingga membutuhkan kemampuan manajemen dan perkiraan resiko risk assesment yang cukup tinggi.  Membutuhkan waktu yang cukup panjang Sudarmawan, 2007:159.

3.4. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka berpikir penelitian ini. Pemilihan Awal Penelitian Merumuskan Masalah dan Judul Penelitian Studi Lapangan, Studi Pustaka dan Studi Literatur Scope Definition Analisis Sistem Berjalan Analisis Sistem yang diusulkan Perancangan Data Flow Diagram Problem Analysis Requirement Analysis Logical Design Decision Analysis Physical Design anf Integration Construction and Testing Installation and Delivery Perancangan Entity Relationship Diagram Perancangan State Transition Diagram Spesifikasi Database Perancangan Antarmuka Kesimpulan dan Saran Identifikasi Masalah Pemecahan Masalah Normalisasi Sistem Yang Di Gunakan Kepemilikan Perangkat Lunak Teknologi yang dihasilkan Desain Sistem Teknologi yang dihasilkan Konstruksi Perangkat Lunak Hardware Pengujian Penerimaan Pengujian Gambar 3.1. Kerangka Berpkir