6. Upah dari biaya oleh karena penurunan output dari pekerja yang cedera setelah kembali bekerja.
7. Biaya selama pelatihan pekerja baru. 8. Biaya pengobatan yang harus ditanggung oleh perusahaan.
9. Biaya dari waktu yang dikeluarkan oleh pengawas dan rekan kerja lainnya dalam melakukan investigasi kecelakaan.
10. Biaya-biaya lain.
2.3.3 Rasio Kecelakaan
Dalam penelitiannya, Birds mengemukaan bahwa setiap satu kecelakaan berat disertai oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30 kejadian kecelakaan yang
menimbulkan kerusakan harta benda, dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja dengan membandingkan
biaya langsung dengan biaya tidak langsung adalah 1 : 5-50, dan digambarkan sebagai gunung es Suardi, 2005.
Du Pont’s memperkenalkan hirarki yang umumnya direpresentasikan dengan segitiga keselamatan the safety triangle. Menurut model ini banyak tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman muncul sebelum kecelakaan terjadi. Frekuensi kejadian ini merefleksikan kemungkinan pada setiap tingkatan segitiga McSween dalam
Saputra, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Penyebab kecelakaan
Dalam studi penelitian yang dilakukan oleh Heinrich terhadap 75 kasus kecelakaan dan menyebutkan ratio 88:20:2 nya yang terkenal. Hal ini berarti bahwa
88 dari semua kecelakaan tersebut disebabkan tindakan yang tidak aman. 10 karena kondisi yang tidak aman, dan 2 karena kondisi yang tidak dapat dicegah
McSween dalam Saputra, 2008. Studi Du Pont’s terhadap kasus kehilangan hari kerja yang dialaminya selama
periode 10 tahun menyimpulkan bahwa 96 kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman McSween dalam Saputra, 2008.
2.3.5 Teori penyebab kecelakaan
Heinrich dalam risetnya menemukan sebuah teori yang dinamainya teori domino. Teori ini menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan
cedera, terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar, yaitu kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan, dan kondisi
tidak aman hazard, kecelakaan, serta cedera. Heinrich mengemukakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kuncinya adalah dengan memutuskan rangkaian
sebab akibat. Misalnya dengan membuang hazard, satu domino diantaranya Suardi, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Teori Domino Heinrich Sumber: Heinrich, 1980
Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan merupakan akibat dari peristiwa berurutan, kiasan seperti domino jatuh. Jika salah satu domino jatuh, itu akan memicu
domino berikutnya jatuh sampai pada domino terakhir. Menghapus faktor kunci membantu mencegah terjadinya reaksi berantai. Heinrich menyoroti domino ketiga
sebagai kunci domino. Ini adalah faktor diwakili domino secara berurutan. Faktor- faktor yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan kerja antara lain:
1. Situasi kerja Situasi kerja berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi
produktivitas pekerja. Situasi kerja yang dimaksud meliputi: a. Pengendalian manajemen yang kurang
b. Standar kerja yang minim c. Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar
d. Peralatan kerja yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi
Universitas Sumatera Utara
2. Kesalahan orang Kesalahan orang meliputi:
a. Keterampilan dan pengetahuan pekerja yang minim b. Masalah fisik dan mental
c. Motivasi yang minim atau salah penempatan d. Perhatian yang kurang
3. Tindakan tidak aman Kesepakatan domino ketiga heinrich dengan penyebab langsung terjadinya
kecelakaan. Heinrich merasa bahwa tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman merupakan faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Kondisi lingkungan
kerja yang dimaksud seperti: a. Tidak mengikut i metode kerja yang telah disetujui
b. Mengambil jalan pintas c. Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja
4. Kecelakaan Heinrich mendefinisikan kecelakaan sebagai kejadian yang sudah umum
terjadi di lingkungan kerja. a. Kejadian yang tidak terduga
b. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya c. Terjatuh
d. Terhantam mesin atau material yang jatuh, dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
5. Cederakerusakan Cedera atau kerusakan terhadap pekerja dibedakan menjadi:
a. Terhadap pekerja yang meliputi sakit dan penderitaan, kehilangan pendapatan, kehilangan kualitas hidup
b. Terhadap majikan meliputi kerusakan pabrik, pembayaran kompensasi, kerugian produksi, dan kemungkinan proses pengadilan Ridley, 2006
2.4 Tindakan Tidak Aman