d. Kegiatan wisata ditujukan pula untuk mengumpulkan dana yang akan
digunakan bagi pelestarian objek dan daya tarik wisata dan membantu pengembangan masyarakat setempat secara berkelanjutan
e. Perjalanan wisata menggunakan alat transportasi dan akomodasi lokal
f. Berupa wisata berskala kecil, dalam arti jumlah wisatawan maupun
usaha jasa yang dikelola
D. Penawaran Supply dan Permintaan Demand Pariwisata
Kotler dan Armstrong 2008 mengemukakan definisi penawaran supply dan permintaan demand secara umum. Supply diartikan sebagai sejumlah
barang, produk atau komoditas yang tersedia dalam pasar untuk dijual kepada orang yang membutuhkannya. Demand permintaan diartikan sebagai keinginan
seseorang terhadap produk atau barang tertentu. Penawara meliputi semua produk yang dihasilkan oleh kelompok perusahaan termasuk kelompok industri
pariwisata yang akan ditawarkan kepada pengunjung, sedangkan demand lebih menunjukkan kepada permintaan atas barang atau produk yang ingin dibeli
dengan harga tertentu yang diikuti dengan kekuatan untuk membeli purcashing power.
Modal atraksi wisata yang menarik kedatangan wisatawan secara garis besar ada tiga, yaitu atraksi alam, atraksi kebudayaan, dan atraksi manusia itu
sendiri. Modal tersebut dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata, baik in situ maupun ex situ, yaitu di luar tempatnya yang asli, misalnya dijadikan kebun raya
di lain tempat dan sebagainya. Atraksi alam yang dimaksudkan adalah alam fisik, flora dan faunanya. Ada beberapa alasan mengapa alam itu menarik bagi
wisatawan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Banyak wisatawan yang tertarik oleh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
di alam terbuka seperti pegunungan, pantai dan hutan. b.
Sering dijumpai orang mengadakan perjalanan hanya sekedar untuk menikmati suasana pedesaan atau kehidupan di luar kota.
c. Wisatawan ada yang menyukai tempat-tempat tertentu yang mungkin
mengandung kenangan dan kesenangan tersendiri, sehingga setiap kali ada kesempatan untuk pergi, mereka akan kembali ke tempat-tempat tersebut.
d. Alam juga sering menjadi bahan studi kasus untuk penelitian, khususnya
dalam widya wisata. Untuk keperluan ini yang penting ialah daerah dengan jenis flora dan fauna yang khas dan langka Nugraha, 2008.
Dalam industri pariwisata, pada umumnya penawaran pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan oleh tempat wisata kepada pengunjung
aktual maupun pengunjung potensial. Avenzora 2003 dalam Ma’mur 2011 menyatakan bahwa berbicara tentang recreation supply adalah berbicara tentang
1 apa dan berapa banyak dapat diberikan, 2 kapan dapat diberikan dan 3 kepada siapa dapat diberikan. Penawaran dalam pariwisata menunjukkan
khasanah atraksi wisata alami dan buatan manusia, jasa-jasa maupun barang- barang yang kira-kira akan menarik orang-orang untuk mengunjungi suatu negara
tertentu. Atraksi budaya adalah kebudayaan dalam arti luas tidak hanya meliputi
kebudayaan tinggi seperti kesenian atau perikehidupan kraton dan sebagainya. Akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup di tengah-
tengah suatu masyarakat; cara berpakaiannya, cara berbicaranya, kegiatannya dan sebagainya, serta semua tingkah laku dan hasil karya act and artefact suatu
Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Tidak hanya kebudayaan yang masih hidup, akan tetapi juga kebudayaan yang berupa peninggalan-peninggalan atau tempat-tempat bersejarah
Nugraha, 2008. Damanik dan Weber 2006 menyatakan bahwa elemen penawaran
pariwisata sering disebut dengan triple A’s yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Secara singkat atraksi dapat diartikan sebagai objek wisata baik
yang bersifat tangible maupun intangible yang memberikan kenikmatan terhadap wisatawan. Atraksi dapat dibagi menjadi tiga, yakni alam, budaya,dan buatan,
aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dari, ke, dan selama di daerah tujuan wisata.
Amenitas adalah infrastruktur yang sebenarnya tidak langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan, seperti Bank,
penukaran uang, telekomunikasi, dan lain-lain Menurut Wahab 1992 penawaran pariwisata ditandai oleh tiga ciri khas
utama. Pertama, pariwisata merupakan penawaran jasa-jasa, sehingga produk yang ditawarkan tidak mungkin ditimbun dan harus dimanfaatkan di tempat
produk tersebut berada. Konsumen harus mendatangi produk yang ditawarkan tersebut. Kedua, produk yang ditawarkan bersifat kaku rigid sehingga sulit
sekali untuk mengubah sasaran penggunaannya di luar pariwisata. Ketiga, penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-barang dan
jasa-jasa yang lain karena pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok manusia. Permintaan sebagai aspek yang penting dalam pengembangan obyek
wisata dikuatkan oleh pendapat Seymor Gold 1980 yang menyatakan bahwa salah satu unsur terpenting dan harus dimengerti dalam perencanaan rekreasi
Universitas Sumatera Utara
adalah konsep permintaan, karena berkembangnya sikap skeptis terhadap ketentuan-ketentuan teknik kuantitatif permintaan sama dengan refleksi berarti
dari ketertarikan atau partisipasi dalam rekreasi Nugraha, 2008. Unsur-unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan
penduduk lokal yang menggunakan sumber daya produk dan jasa wisata. Basis utamanya adalah ketersediaan waktu dan uang pada kelompok tersebut.
Ketersediaan sumberdaya hanya sebagai pemicu perjalanan. Faktor lain yang ikut berperan adalah aksesibilitas yang semakin mudah pada produk dan objek wisata.
Distribusi pendapatan yang lebih merata dan penghasilan yang lebih meningkat akan mendorong semakin banyaknya permintaan perjalanan wisata. Pendidikan
yang semakin meningkat membuat wawasan seseorang semakin luas. Keingintahuan dan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru ikut meningkat,
selain itu apresiasi terhadap tempat dan budaya yang berbeda semakin tinggi. Semua ini menjadi pendorong yang kuat bagi orang untuk berwisata
Damanik dan Weber, 2006. Faktor permintaan pariwisata adalah pasar wisatawan domestik maupun
internasional dan masyarakat lokal yang melihat atraksi-atraksi wisata, menggunakan fasilitas-fasilitas dan menikmati pelayanan wisata. Morley 1990
diacu dalam Ross 1998 menyatakan bahwa permintaan pariwisata tergantung pada karakteristik pengunjung, kondisi tempat wisata dan kondisi masyarakat
sekitar tempat wisata. Selain itu, permintaan pariwisata sangat erat kaitannya dengan masalah iklim dan kondisi lingkungan hidup tempat tinggal seseorang
Damanik dan Weber, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nugraha 2008 ada 3 jenis permintaan yang didasarkan pada penggunaan, desain dan manajemen dari suatu tempat rekreasi, yaitu:
a. Latent demand, adalah permintaan rekreasi yang sudah melekat dan ada di
masyarakat, tetapi tidak terefleksikan pada penggunaan fasilitas eksisting. Tipe permintaan ini berdasar pada model pemilihan waktu luang leisure
time. Jenis permintaan ini berdasar pada pendapat ahli bahwa penawaran supply menciptakan permintaan demand, orang akan menggunakan
kesempatanyang ada jika mereka disediakan, dan menjadi tugas perencana untuk menyediakan berbagai macam alternatif pilihan yang berbeda.
b. Induced demand, adalah latent demand yang dapat distimulasi atau
dirangsang dari kondisi masyarakat umum public dengan melalui alat media massa dan proses pendidikan. Induced demand mempengaruhi seseorang
untuk mengubah kebiasaan rekreasinya dengan alat yang dirasa efektif. c.
Expressed demand, adalah pemakaian atau partisipasi yang berkenaan dengan pilihan rekreasi eksisting. Disini akan digambarkan apa yang orang kerjakan
berdasarkan apa yang mereka suka lakukan latent demand atau dikondisikan untuk dilakukan induced demand.
Sifat dan karakterisitik permintaan wisata berbeda dengan permintaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur tangible goods. Sifat dan
karakteristik dari demand pariwisata meliputi: 1 elastis terhadap besarnya pendapatan dan biaya perjalanan elasticity, 2 sangat peka dan sensitif terhadap
keadaan sosial, politik dan keamanan tempat yang dikunjungi sensitivity, 3 bersifat ekspansi dengan adanya peningkatan yang terjadi terus menerus setiap
tahun expansion dan 4 tergantung terhadap musim seasonality Yoeti, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Analisis pengembangan atraksi wisata hakekatnya menekankan pada analisis terhadap kondisi pemuasan satisfying antara penyediaan penawaran
supply dengan kebutuhan permintaan demand. Oleh karena itu pendekatan pengembangan tidak bisa hanya berangkat dari sisi produk atau sisi penawaran
saja product driven, sehingga dengan pendekatan ini produk yang dikembalikan akan dapat diterima dan diapresiasi oleh pasar wisatawan Nugraha, 2008.
E. Penilaian Potensi Ekowisata